• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.5. Uraian Proses Produks

2.5.6 Stasiun Pemurnian Minyak ( Clarification Station )

Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah (Crude Plam Oil/CPO) yang sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Minyak mentah yang dihasilkan dari stasiun pengempaan, dikirim ke stasiun ini untuk proses selanjutnya sehingga diperoleh minyak produksi.

Pada stasiun pemurnian/klarifikasi minyak, terjadi beberapa tahapan proses yaitu :

a. Penyaringan minyak

b. Pemisahan minyak dengan lumpur c. Pemurnian minyak

d. Pemisahan lumpur e. Pengutipan minyak

1. Penyaringan Minyak

Minyak kasar hasil dari proses pengempaan masih mengandung serat-serat halus, pasir maupun kotoran kasar lainnya. Untuk memisahkan serat-serat halus den kotoran kasar yang terikut dengan minyak, dilakukan penyaringan pada ayakan/saringan (Vibrating Screen).

Ayakan ini di desain sedemikian rupa dengan menggunakan pegas, sehingga apabila porosnya digerakkan motor listrik, maka ayakan akan bergetar. Ayakan getar terdiri dari dua tingkat (double deck) memakai kawat ayakan atas berukuran 30 mesh (30 lubang tiap inchi kuadrat) dan ayakan bawah berukuran 40 mesh. Sedangkan diameter adalah 60 inchi.

2. Pemisahan Minyak dengan Lumpur

Minyak yang dipompakan dari tangki minyak kasar ke tangki pemisah lanjut melalui tangki umpan continous setting tank (CST) masih bercampur dengan lumpur (sludge) dan air, oleh karena itu harus dipisahkan. Pemisahan minyak dari

lumpur dan air dilakukan pada tangki pemisah lanjut, prinsip pemisahan adalah berdasarkan perbedaan cairan lumpur akan turun (mengendap). Tangki pemisah lanjut ini berbentuk silinder, dimana pada bagian bawah tangki berbentuk kerucut yang berguna mengendapkan serta menampung lumpur dan pasir yang masih terdapat pada minyak.

Pengoperasian dalam tangki pemisah lanjut (CST) dilaksanakan dengan kondisi sebagai berikut :

a. Temperatur cairan (minyak dan lumpur) di dalam tangki harus berada antara 90-95%

b. Ketebalan minyak diatas permukaan di dalam tangki 60 cm. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan kemungkinan kotoran ikut terbawa dalam cairan minyak.

c. Sistem pemanasan coil pipa pemanasan yang dialiri uap (steam)

d. Pemisahan di dalam tangki pemisah lanjut akan berjalan apabila minyak yang keluar dari tangki tersebut ke tangki masakan minyak mengandung kotoran 0,3-0,4 % dan air 0,6-0,8 % sedangkan cairan lumpur (sludge) mengandung minyak 5-10 %.

e. Sistem pemasukan dilakukan dengan menggunakan pipa spiral yang dialiri uap dengan 3 kg/cm2. dan dialirkan ke Oil Purifier

3. Pemurnian Minyak

Minyak yang keluar dari tangki masakan minyak masih mengandung air dan kotoran, karena itu perlu dimurnikan, untuk proses pemurnian tersebut digunakan alat pemisah minyak yang disebut oil purifer. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada gaya sentrifugal dan perbedaan berat jenis cairan dari tangki masakan minyak (oil tank). Minyak masuk ke oil purifer secara gravitasi.

Minyak ditekan melalui sebuah distributor menuju ke celah piringan (sentrifugal) maka terjadi pemisahan minyak dengan air dan kotoran (lumpur) berdasarkan perbedaan berat jenisnya lebih besar bergerak ke bawah, kemudian melekat pada dinding mangkuk (bowl) serta air akan keluar melalui saluran buang, sedangkan minyak yang mempunyai berat jenis yang lebih ringan akan bergerak ke arah poros putaran, menuju lubang pengeluaran dan terdorong keluar dengan bantuan sudu-sudu (paring disc) kemudian dipompakan ke vakum (vacum dryer).

Minyak yang dikeluarkan dari oil purifer masih mengandung 0,4% air. Untuk mengurangi kadar airnya perlu dikeringkan dengan menggunakan vakum

(vacum dryer) minyak dipompakan masuk ke pengering vakum melalui tangki apung (floats tank) yang berfungsi untuk mengatur jumlah minyak yang masuk ke tangki hampa udara agar merata dan tetap konstan. Pengering vakum ini terdiri dari tabung hampa udara dengan tiga tingkat steam injector. Minyak akan terhisap ke dalam tabung melalui pemercik (nozzle). Akibat adanya hampa udara dan terpencar ke dalam tabung hampa. Akibatnya ada hampa udara terhisap oleh Injector-1, masuk ke dalam Condensator-1 sisa uap dari

condensator -1, terhisap oleh Injector-2, masuk ke dalam Condensator-2, sisa uap terakhir akan dihisap oleh Injector-3, dan dibuang ke udara. Air yang berbentuk dalam condensator-1 dan condesator-2 langsung ditampung pada tangki air panas (Hot Water Tank). Tekanan dalam pengering vacum diawasi antara 65-76 kg/cm2 dan temperatur 90-950C setelah dilakukan pemurnian minyak maka selanjutnya minyak dipompakan ke dalam tangki timbun.

4. Pemisahan Lumpur

Disini terjadi proses pemisahan minyak yang masih terikat di dalam lumpur. Lumpur (sludge) yang berasal dari bagian bawah tangki pemisah lanjut (CST) dialirkan ke tangki lumpur (sludge/drab tank) tangki ini digunakan untuk menampung berupa cairan lumpur yang masih banyak mengandung minyak.

Untuk mempermudah proses pemisahan minyak, dilakukan pengenceran dan pemisahan, pemanasan dalam tangki ini dilakukan dengan mengunakan pompa strainer. Saringan ini digunakan untuk menyaring ampas (pasir dan yang lain terdapat dalam lumpur) sebelum diproses di dalam pemisah lumpur (sludgeseparator). Penyaringan ini juga berfungsi untuk menghindari tersumbatnya saluran minyak pada sludge separator.

Saringan berputar ini terdiri dari tabung silinder yang mempunyai lubang-lubang dengan sikat-sikat yang berputar bersama poros di tengah-tengah

silinder tersebut. Cairan yang telah bersaring keluar dari bagian atas dan masuk kedalam pemisah lumpur (sludge separator) untuk dikutip minyaknya.

Dengan gaya sentripugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu, kemudian masuk ke dalam tangki pengumpul minyak (oil recovery tank), sedangkan cairan berupa endapan lumpur (drab) yang berat jenisnya lebih besar dan pada minyak akan terdorong ke bagian dinding mangkuk (bowl) dan keluar melalui nozzle.

Cairan lumpur tersebut dialirkan melaui parit klarifikasi menuju ke bak penampungan lumpur (fat-pit/Sludge-pit). Bak ini berfungsi untuk menampung cairan lumpur yang masih mengandung minyak yang berasal dari parit klarifikasi dan cairan berupa air kondensat rebusan yang juga mengandung minyak.

5. Pengutipan minyak

Pada bak penampung lumpur (Fat-pit) dibuat petak-petak pemisah cairan lumpur yang mengandung minyak akan masuk ke dalam petak-petak tersebut melalui lubang penghubung untuk dipisahkan. Selain penambahan air untuk pengenceran, ke dalam petak-petak tersebut diinjeksikan uap (steam) yang berfungsi untuk memanaskan cairan lumpur dan minyak. Sistem pemisahan minyak dilakukan dengan cara pengendapan gravitasi dimana cairan minyak lebih ringan berada pada bagian atas. Kemudian minyak dikutip pada bagian atasnya dengan alat pengutip minyak (oil skimmer) yang dapat disetel naik turun sesuai dengan ketebalan minyak, hasil kutipan dialirkan ke dalam tangki penampung kemudian dipompakan ke dalam tangki pengutipan minyak (sludge oil recovery tank), sedangkan cairan lumpur dialirkan ke parit pembuangan limbah.

Minyak yang telah dikutip dipompakan ke dalam sand trab untuk diproses kembali. Demikianlah proses pengutipan minyak dan lumpur yang berlangsung secara berulang-ulang (continue).

2.5.7. Stasiun Pengolahan Biji/Inti (Kernel Station)

Dokumen terkait