• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATUS ASMATIKUS

Dalam dokumen KUMPULAN RESEP (Halaman 36-40)

Definisi: Status asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang lazim diberikan. Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya hanya singkat, dengan pengamatan 1-2 jam. (Medlinux,2008)

Klasifikasi derajat asma

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Fungsi Paru

INTERMITTEN

Mingguan •Gejala <1minggu

•Tanpa gejala di luar serangan

•Serangan singkat

•Fungsi paru asimptomatik dan normal di luar serangan

≤2 kali

sebulan VEPI atau APE ≥80%

PERSISTEN RINGAN Mingguan

•Gejala > 1x/minggu tapi <1x/hari

•Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur

>2kali

seminggu VEPIAPE≥80%atau

PERSISTEN SEDANG Harian

•Gejala harian

•Menggunakan obat setiap hari

•Serangan mengganggu aktivitas dan tidur

•Serangan 2x/seminggu, bisa berhari-hari

 Sekali semingg u

VEPI atau APE >60% Tetapi ≤80% normal PERSISTEN BERAT Kontinu •Gejala terus-menerus •Aktivitas fisik terbatas •Sering serangan

Sering VEPI atau APE <80%

Normal Penatalaksanaan

Terapi :

• O2 4-6 liter/menit dan pasang infuse RL atau D5.

• Bronkodilator (salbutamol 5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi dan pemberian dapat diulang dalam 1 jam.

• Aminofilin bolus iv 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.

• Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg i.v, jika tidak ada respon segera atau pasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan berat.

• Ekspektoran : adanya mukus kental dan berlebihan (hipersekresi) di dalam saluran pernafasan menjadi salah satu pemberat serangan asma, oleh karenanya harus diencerkan dan dikeluarkan, misalnya dengan obat batuk hitam (OBH), obat batuk putih (OBP), gliseril guaiakolat (GG)

R/ Dextrosa 5% infus flab No.III Cum infus set No.I

S imm

R/ Ventolin inhaler fl No.I S prn 1 dd puff I

R/ Aminofilin inj amp No. II

Cum disposable syringe cc 10 No.II S imm

R/ Metilprednisolon 125 mg vial No.I Cum disposable syringe cc 10 No. I S imm

R/ OBH syr lag No. I S 3 dd C I

Pro Tn A (30 tahun)

Jenis obat: 1. Dextrosa 5%

Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan menambah kalori. Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein tubuh dan kehilangan nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen dan mengurangi atau mencegah ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa dimetabolisme menjadi CO2 dan air,maka larutan dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh yang hilang. Injeksi dekstrosa dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume pemberian tergantung kondisi klinis pasien

3. Ventolin

• Kandungan salbutamol sulfate, golongan beta2-mimetika

• Mekanisme kerja : bekerja spesifik pada reseptor- 2. Selain mempunyai dayaβ bronchodilatasi yang baik, juga memiliki efek yang lemah terhadap stabilisasi sel mast, sehingga sangat efektif untuk mencegah atau meniadakan asma.

• ESO : nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan. Pada overdose menimbulkan efek kardiovaskuler (takikardi, palpitasi, aritmia, hipotensi).

• Dosis : tab 2 mg, inhaler 100 mcg. Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 100mcg, pada serangan akut 2 puff dapat diulang sesudah 15 menit. Pada serangan hebat i.m atau s.c 250-500 mcg, yang dapat diulang setelah 4 jam.

Biasa digunakan dalam bentuk dosis aerosol, karena berefek pesat dan mempunyai efek samping yang ringan dibanding dengan dosis oral.

2. Aminofilin

• Merupakan garam yang dalam darah membebaskan teofilin kembali.

• Mekanisme kerja : bersifat basa dan merangsang selaput lendir. Sebagai bronkodilator untuk melancarkan pernafasan dan menghilangkan wheezing.

• ESO : gangguan lambung, nyeri.

• Dosis : oral 2-4 dd 175-350 mg dalam bentuk tablet salut, pada serangan hebat i.v 240 mg, rectal 2-3 dd 360 mg. Dosis maksimal 1,5g sehari.

3. Metilprednisolon

• Merupakan kortikosteroid, sebagai antiinflamasi, mengatasi obstruksi jalan nafas.

• Mekanisme kerja : menghalangi enzim fosfolipase yang mampu mengubah fosfolipid membran sel menjadi mediator menimbulkan bronkospasme.

ESO : gejala cushing (osteoporosis, moonface, hipertrichosis, impotensi, dll) serta penekanan fungsi anak ginjal.

• Dosis dan sediaan : Methylprednisolone 125 mg, tiap vial mengandung Metilprednisolon natrium suksinat setara dengan Metilprednisolon 125 mg. Methylprednisolone 500 mg, tiap vial mengandung Metilprednisolon natrium suksinat setara dengan Metilprednisolon 500 mg

4. OBH

• Mengandung amonium klorida, suqus liquirite, SASA.

• Sebagai ekspektoransia , memperbanyak produksi dahak dan dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk.

• Mekanisme kerja : merangsang reseptor-reseptor di mukosa lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran lambung usus dan

sebagai reflek memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di saluran nafas. • ESO : mengantuk

STOMATITIS

Definisi: Stomatitis Aphtous Reccurent atau yang di kalangan awam disebut sariawan adalah luka yang terbatas pada jaringan lunak rongga mulut. Istilah recurrent digunakan karena memang lesi ini biasanya hilang timbul. Luka ini bukan infeksi, dan biasanya timbul soliter atau di beberapa bagian di rongga mulut seperti pipi, di sekitar bibir, lidah, atau mungkin juga terjadi di tenggorokan dan langit-langit mulut.

Terapi:

R/Betadine Gargle lag No.I 3 dd garg I uc

R/ FG Trochees tab No III 1 dd tab I

R/ Becefort tab No III 1 dd tab I

Pro:Tn.K (34 th) Jenis Obat:

1. Betadine Gargle : a. Komposisi :

Mengandung Peovidone Iodine 1% dan bahan tambahan denatured alkohol. b. Indikasi :

Obat kumur antiseptik untuk mengatasi flu, radang tenggorokan, sariawan, gusi bengkak, dan bau mulut.

c. Cara pakai :

Hanya untuk dewasa dan anak-anak diatas 6 tahun. Kumurlah secukupnya pada rongga mulut sampai 4 kali sehari, penggunaan maksimal sampai 14 kali.

d. Kontra indikasi :

Yang hipersensitif terhadap Yodium, penderita penyakit tyroid, wanita hamil dan menyusui.

2. FG Trochees

a. Komposisi : Fradiomisin Sulfat 2,5 Mg, Gramisidin-s Hcl 1 Mg.

b. Indikasi: Gingivitis (radang gusi), stomatitis (radang rongga mulut), faringitis (radang faring/tekak), bronkhitis (radang bronkhus/cabang-cabang tenggorok), tonsilitis (radang tonsil/amandel), angina Vincent (radang selaput lendir mulut dengan tukak-tukak berselaput), difteria faringeal, periodontitis geraham bungsu.

3. Becefort: Isi (VitaminC mg 500, Vitamin B komplek, Vitamin E). Pemberian vitamin dimaksudkan sebagai prokolagen sehingga dapat menutup luka atau jejas yang terjadi di rongga mulut.

Dalam dokumen KUMPULAN RESEP (Halaman 36-40)

Dokumen terkait