• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karyawan merupakan tenaga kerja yang merupakan salah satu unsur dalam Perusahaan. Dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut dengan UU Ketenagakerjaan) yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kehidupan sendiri atau masyarakat.101

Hubungan antara karyawan dan perusahaan didasarkan pada alas hukum perjanjian kerja.Menurut UU Ketenagakerjaan bahwa Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.102Status hukum yang dimiliki oleh karyawan tidak lepas dari pengaturan hukum ketenagakerjaan.Secara hukum dikenal 2 (dua) macam Karyawan yaitu Karyawan Kontrak yaitu status karyawan yang didapat melalui Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu dan Karyawan Tetap yaitu status karyawan yang didapat melalui Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.103

Perjanjian kerja waktu tertentu (selanjutnya disebut dengan PKWT) adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.104

101Pasal 1 angka 2 UU Ketenagakerjaan.

102Pasal 56 UU Ketenagakerjaan.

Bila jangka waktu sudah habis maka dengan sendirinya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja

103Antonio Sri Hendarianto, Hak-hak Anda Sebagai Karyawan Kontrak,

104Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.100/Men/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Tertentu.

(selanjutnya disebut dengan PHK) dan para karyawan tidak berhak mendapat kompensasi PHK seperti uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak dan uang pisah.

Pengertian tersebut sependapat dengan pendapat Payaman Simanjutak, menurut beliau PKWT adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk melaksanakan pekerjaan yang diperkirakan sesuai dalam waktu tertentu yang relatif pendek yang jangka waktunya paling lama 2 tahun, dan hanya dapat diperpanjang satu kali untuk paling lama sama dengan waktu perjanjian kerja pertama, dengan ketentuan seluruh (masa) perjanjian tidak boleh melebihi tiga tahun lamanya.105

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu adalah perjanjian bersyarat, yaitu antara lain dipersyaratkan bahwa harus dibuat tertulis dan dibuat dalam bahasa Indonesia, dengan ancaman apabila tidak dibuat secara tertulis dan tidak dibuat dengan bahasa Indonesia maka dianggap sebagai Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (selanjutnya disebut dengan PKWTT) Pasal 57 ayat (2) UU Ketenagakerjaan. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tidak boleh diadakan masa percobaan jika dalam perjanjian terdapat masa poercobaan maka perjanjian tersebut dianggap tidak pernah ada atau dengan kata lain batal demi hukum. Dengan demikian apabila dilakukan PHK pada perjanjian kerja waktu tertentu karena alasan masa percobaan maka pengusaha dianggap memutuskan hubungan kerja sebelum berakhirnya perjanjian kerja.Oleh karena itu, pengusaha dapat dikenakan sanksi untuk membayar ganti kerugian kepada pekerja sebesar upah sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

105Payaman Simanjuntak, Undang-Undang Yang Baru Tentang Ketenagakerjaan, Jakarta: Work In Freedom, 2003, hal. 28

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap, tetapi PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 59 ayat (2) dan (3) UU Ketenagakerjaan yakni :

a. Pekerjaan (paket) yang sekali selesai atau pekerjaan yang bersifat sementara. b. Pekerjaan yang (waktu) penyelesaiannya diperkirakan dalam waktu yang tidak

terlalu lama dan paling lama 3 tahun khususnya untuk PKWT berdasarkan selesainya (paket) pekerjaan tertentu.

c. Pekerjaan yang bersifat musiman.

d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan (yang masih dalam masa percobaan atau penjajakan).

PKWT yang didasarkan pada paket pekerjaan yang sekali selesai atau pekerjaan yang bersifat sementara serta pekerjaan yang (waktu) penyelesaiannya diperkirakan dalam waktu yang tidak terlalu lama, adalah PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu.

Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu adalah suatu jenis perjanjian kerja yang umum dijumpai dalam suatu perusahaan, yang tidak memiliki jangka waktu berlakunya. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu tidak akan berakhir karena meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak atas pengusaha yang disebabkan oleh penjualan, pewarisan atau hibah.

Dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.100/ Men/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Tertentu disebutkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap.106

a. Nama dan alamat pekerja.

Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu dapat dilakukan secara tertulis atau lisan. Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis dapat berfungsi sebagai bukti awal hubungan kerja terjalin, sebagai pedoman mengenai hak dan kewajiban, dan sebagai salah satu sarana untuk menciptakan ketenangan bekerja dan berusaha, karena dengan perjanjian tertulis tersebut akan mudah untuk memahami hak dan kewajiban yang telah disepakati bersama dan sebagai pedoman untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul selama hubungan kerja.

Bilamana Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) dibuat secara lisan pengusaha berkewajiban untuk membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya memuat keterangan :

b. Tanggal mulai bekerja. c. Jenis Pekerjaan.

d. Besarnya upah.

Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu dapat dipersyaratkan masa percobaan paling lama tiga bulan dan selama masa percobaan, pengusaha dilarang membayar upah dibawah upah minimum yang berlaku.107

106Pasal 1 huruf b Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.100/Men/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Tertentu

107Ibid.

pekerja harus dicantumkan dalam perjanjian kerja dan untuk perjanjian kerja yang dilakukan secara lisan, masa percobaan harus diberitahukan kepada yang bersangkutan dan dicantumkan dalam surat pengangkatan pekerja. Apabila tidak dicantumkan dalam perjanjian kerja atau dalam surat pengangkatan, masa percobaan tersebut dianggap tidak ada.

Berdasarkan penjelasan diatas, jelas bahwa hubungan antara tenaga kerja dan pemberi kerja adalah melalui adanya perjanjian kerja antara keduanya. Dikaitkan dengan keberadaan karyawan pada Perusahaan Tbk, maka penerapannya adalah sama dengan status karyawan pada PT Tertutup. Namun demikian, pada PT Terbuka, dimungkinkan untuk karyawan diberikan kesempatan untuk memiliki saham di perusahaan atau dapat langsung membeli saham di bursa, sedangkan PT Tertutup tidak memiliki kesempatan demikian. Oleh karena itu, yang mendasari adanya hubungan kerja adalah perjanjian kerja yang dimana PT Terbuka maupun Tertutup adalah sama dalam mendasari hubungan kerjanya. Namun, dalam hubungan kerja yang timbul antara Pemberi kerja dan karyawan tersebut menyebabkan timbulnya hak dan kewajiban yang dimana ada beberapa hal dalam PT Tertutup tidak dapat dilakukan, di PT Terbuka dapat dilakukan, salah satunya adalah terkait kepemilikan saham dengan cara membeli langsung di bursa.

Dokumen terkait