• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Pekerjaan

Dalam dokumen TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF (Halaman 70-74)

£ Pada tahun 2016,

4. Status Pekerjaan

Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang sebagai pelaku pekerjaan pada suatu unit usaha. Hal tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara wirausaha/berusaha sendiri, pemberi kerja, dan pekerja yang dibayar.

Pengelompokan status pekerjaan di Sakernas merupakan penyesuaian dari International Classification of Status in Employment (ICSE-93), yang merupakan standar internasional dalam statistik terkait hubungan kerja. Pembentukan klasifikasi tersebut mengacu pada karakteristik pekerjaan menurut perjanjian kerja, baik tertulis maupun tak tertulis, antara pekerja dan tempat bekerjanya. Perjanjian kerja tersebut ditentukan oleh penanggungan risiko secara ekonomi dan tingkat kewenangan serta tanggung jawab atas usaha dan atas pekerja lain dalam suatu unit usaha.

Data status pekerjaan yang disajikan dalam publikasi ini sesuai dengan pengelompokan status pekerjaan yang digunakan dalam kuesioner Sakernas, yaitu: Berusaha sendiri, Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar; Buruh/karyawan/pegawai; Pekerja bebas di pertanian; Pekerja bebas di nonpertanian; dan Pekerja keluarga/tak dibayar. Berusaha sendiri menggambarkan pekerja yang menjadi pemberi kerja untuk dirinya sendiri, tidak menggunakan pekerja dan bekerja sendiri, serta menanggung resiko ekonomi sendiri. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar adalah pemberi kerja untuk orang lain/ bekerja dibantu buruh/pekerja tak dibayar atau buruh/pekerja tidak tetap dan mempunyai kewenangan dan kuasa atas pekerjanya, serta bertindak sebagai penanggung risiko ekonomi. Perbedaan status tersebut dengan Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah status ini mempekerjakan minimal satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar. Buruh/karyawan/pegawai merupakan pekerja yang dibayar, yang menerima upah/gaji berupa uang/barang secara berkala menurut periode waktu tertentu. Pekerja bebas juga merupakan merupakan pekerja yang dibayar, namun bekerja pada pemberi kerja yang tidak tetap/berbeda dalam sebulan terakhir. Lapangan pekerjaan dari pekerja bebas menentukan apakah pekerja tersebut termasuk ke Pekerja bebas pertanian maupun Pekerja bebas nonpertanian. Terakhir, Pekerja keluarga/tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja pada pemberi kerja, namun tidak mendapatkan upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.

Berdasarkan Tabel 3.8, sektor ekonomi kreatif pada tahun 2016 didominasi oleh Buruh/Karyawan/ Pegawai, yang mencapai 41,69 persen dari total pekerja ekonomi kreatif, diikuti dengan Berusaha Sendiri yaitu sebesar 24,13 persen. Persentase terkecil adalah pekerja bebas yaitu 2,54 persen.

Tabel 3.8. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan,

2011-2016

STATUS PEKERJAAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (NASIONAL)2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Berusaha Sendiri 22,45 20,73 22,36 24,79 23,71 24,13 16,90 Berusaha dibantu

buruh tidak tetap/

tidak dibayar 16,56 13,36 13,66 12,56 13,11 14,24 16,43 Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 4,91 5,10 4,87 5,32 5,12 5,71 3,70 Buruh/Karyawan/ Pegawai 41,98 45,83 44,39 43,39 43,44 41,69 38,70 Pekerja Bebas 3,23 3,18 2,74 2,96 3,41 2,54 10,53 Pekerja keluarga/ tidak dibayar 10,88 11,80 11,99 10,98 11,22 11,70 13,74 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016

£

Sektor Ekonomi Kreatif didominasi oleh buruh/

karyawan/pegawai baik pada periode 2011-2016

Berdasarkan perkembangan dari 2011-2016, gambaran umum pekerja ekonomi kreatif menunjukkan sebaran status pekerjaan utama yang sama dengan tahun 2016. Buruh/karyawan/pegawai merupakan status pekerjaan yang tetap dominan pada sektor ekonomi kreatif dan berada pada persentase tertinggi pada tahun 2012, yaitu mencapai 45,83 persen. Sementara itu pada 2016, sebaran status pekerjaan utama untuk keseluruhan sektor pekerjaan menunjukkan pola yang sama dengan sektor ekonomi kreatif, yaitu buruh/karyawan/pegawai merupakan pekerja dengan sebaran terbesar. Namun begitu, berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar merupakan pekerja dengan persentase terkecil pada status pekerjaan semua sektor, berbeda dengan yang ditunjukkan oleh pekerja ekonomi kreatif.

Gambar 3.16. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan Utama

dan Jenis Kelamin, 2015-2016

Sumber: BPS RI, Sakernas 2015-2016

Jika dirinci menurut jenis kelamin, pada sektor ekonomi kreatif, baik laki-laki maupun perempuan paling banyak bekerja sebagai buruh/ karyawan/pegawai. Persentase laki-laki yang bekerja sebagai buruh/ karyawan/pegawai adalah 49,62 persen pada tahun 2015 dan mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 49,08 persen. Sementara itu, persentase perempuan berstatus buruh/karyawan/pegawai sebesar 38,11 persen pada tahun 2015 dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi 41,69 persen. Hal yang menarik di sini adalah meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi kreatif yang menunjukkan peningkatan peran perempuan sebagai pekerja penerima upah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain sebagai buruh/karyawan/pegawai status pekerjaan kedua yang paling banyak ditempati laki-laki adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 19,28 persen pada tahun 2015 dan turun menjadi 18,49 persen pada tahun 2016. Hal yang sama terjadi pada perempuan, dimana status pekerjaan terbanyak kedua adalah sebagai berusaha sendiri yaitu sebesar 27,53 persen pada tahun 2015 dan meningkat menjadi 28,60 persen pada tahun 2016.

£

Tenaga kerja Ekonomi Kreatif, baik laki-laki maupun

perempuan paling banyak sebagai buruh/karya-wan/

Gambar 3.17. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016

Sumber: BPS RI, Sakernas 2016

Pada tahun 2016, selain sebagai buruh/karyawan/ pegawai status pekerjaan kedua yang paling banyak ditempati laki-laki di sektor ekonomi kreatif adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 18,49 persen. Berbeda halnya dengan kondisi nasional, dimana status pekerjaan laki-laki terbanyak kedua adalah sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap yaitu sebesar 18,93 persen. Pada tenaga kerja perempuan, status pekerjaan kedua yang paling banyak di sektor ekonomi kreatif adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 28,60 persen. Namun pada kondisi nasional, status pekerjaan tenaga kerja perempuan terbanyak kedua adalah sebagai pekerja keluarga dengan persentase sebesar 26,17 persen.

Gambar 3.18. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan Utama

dan Daerah Tempat Tinggal, 2015-2016

Sumber: BPS RI, Sakernas 2015-2016

£

Baik pada laki-laki maupun perempuan, status pekerjaan terbanyak kedua di sektor Ekonomi Kreatif adalah berusaha sendiri

Sama halnya dengan pengelompokan menurut jenis kelamin, penduduk yang bekerja pada sektor ekonomi kreatif baik di perkotaan maupun di perdesaan sebagian besar sebagai buruh/karyawan/ pegawai namun persentase perkotaan jauh lebih besar yaitu sebesar 48,07 persen pada tahun 2015 namun mengalami penurunan sebesar 2,60 persen poin di tahun 2016. Sementara itu persentase buruh/karyawan/pegawai Ekonomi Kreatif di perdesaan sebesar 31,37 persen dan mengalami peningkatan 1,38 persen poin di tahun 2016.

Penyumbang terbesar kedua di daerah perdesaan adalah mereka yang berusaha sendiri sebesar 30,89 persen pada tahun 2015 dan 29,99 persen pada tahun 2016. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah adanya perbedaan kontribusi pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar dan pekerja bebas di daerah perkotaan dan perdesaan dimana di daerah perdesaan pekerja keluarga lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan.

Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, pendudukyang bekerja di sektor ekonomi kreatif maupun secara nasional (semua sektor), baik di perkotaan dan di perdesaan sebagian besar sebagai buruh/karyawan/ pegawai. Di perkotaan, status pekerja terbanyak kedua adalah sebagai berusaha sendiri yaitu sebesar 21,64 persen, lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional yang sebesar 17,11 persen. Pada daerah perdesaan, status pekerja sebagai berusaha sendiri juga merupakan yang terbanyak kedua di sektor ekonomi kreatif. Berbeda halnya pada kondisi nasional, dimana status pekerja terbanyak kedua adalah sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap.

Gambar 3.19. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Status Pekerjaan Utama dan Daerah

Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016

Sumber: BPS RI, Sakernas 2016

£

Dalam dokumen TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF (Halaman 70-74)

Dokumen terkait