• Tidak ada hasil yang ditemukan

- Menikah 12 40 - Belum menikah 16 60 Sub Total 30 100

Karakterinsik pengunjung yang diperoleh sangat bervariasi dari kuisioner yang telah disebarkan kepada pengunjung, ini dapat dilihat dari pengunjung yang terdiri dari 60% laki-laki dan 40% permpuan, tingkat pendidikan pengunjung paling banyak adalah tamatan SMA yaitu 55% dan paling sedikit adalah tamatan DIII sebesar 5%, tingkat pekerjaan pengunjung paling banyak adalah Wiraswasta sekitar 70%, status pengunjung yang paling banyak adalah belum menikah sekitar 60% dari total pengunjung. Mayoritas pengunjung berasal dari kota Medan karena

letak kawasan tidak begitu jauh sehingga akses ke kawasan Danau Linting tidak begitu sulit.

Tabel 9.Aktifitas Pengunjung Danau Linting

No Kriteria Jumlah Persentase (%)

1. Jumlah kunjungan

- pertama kali 12 40

- kedua kali 6 20

- ketiga kali 6 20

- lebih dari tiga kali 6 20

Sub Total 30 100

2. Teman berkunjung

- teman 24 80

- keluarga 6 20

Sub Total 30 100

Pengunjung melakukan kunjunganpaling banyak adalah untuk pertama kalinya mengunjungi kawasan sebesar 30%. Untuk lama kunjungan adalah satu hari sebesar 100%. Pengunjung yang menggunakan mobil pribadi sebesar 65%. Tujuan dan Pola Kunjungan

Setiap pengunjung yang datang ke suatu kawasan memiliki tujuan dan pola kunjungan yang berbeda-beda.Berdasarkan data pengunjung yang diperoleh selama penelitian, tujuan utama pengunjung datang ke kawasan Danau Linting adalah untuk menikmati keindahan alam disekitar kawasan yaitu sebesar 70% disamping melihat / mengamati Flora dan Fauna.

Pengetahuan Potensi Ekowisata

Pengetahuan dan keingintahuan pengunjung terhadap keberadaan suatu kawasan ekowisata sangat penting peranannya dalam upaya pengembangan suatu program interpretasi lingkungan.

Tabel 11. Pengetahuan Adanya Potensi Ekowisata Kawasan danau Linting

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1 Teman berkunjung

- teman 24 80

- keluarga 6 20

Total 30 100

2 Perolehan informasi mengenai kawasan:

- sendiri 9 30

- teman 18 60

- cerita orang 3 10

- media massa/media elektronik 3 10

Total 30 100

Pengetahuan pengunjung terhadap potensi wisata Danau Linting yang paling banyak diperoleh adalah dari teman yang menceritakan tentang keindahan kawasan tersebut yaitu sekitar 60% dari total pengunjung. Hal ini menjadi suatu pertimbangan besar untuk nantinya menerapakan sistem pemberian informasi (promosi) kepada masyarakat luas tentang potensi-potensi yang terdapat di kawasan Danau linting agar kawasan ini semakin berkembang dan lestari.Seluruh responden juga menyadari bahwa Danau Linting penting untuk tetap dipertahankan. Hal ini menunjukkan masih tingginya pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan manfaat kawasan keindahan alam bagi kehidupan manusia.

Kebutuhan Fasilitas

Setiap pengunjung memiliki tanggapan yang berbeda untuk setiap bentuk fasilitas yang perlu disediakan untuk menikmati suatu kawasan ekowisata.Kebutuhan dan harapan pengunjung terhadap ketersediaan fasilitas di kawasan Danau Linting dapat dilihat pada tabel .Menurut Hadinoto (1996), interpretasi merupakan kebutuhan vital dalam meberikan kepuasan kunjungan serta sangat penting untuk memberi pengertian mengenai perlunya dan caranya melestarikan lingkungan alam.

Tabel 12. Ketersediaan Fasilitas di Danau Linting

Kriteria Jumlah Persentase(%)

Ketersediaan sarana di kawasan Danau Linting a. Kurang 15 50 b. Cukup 12 40 c. Baik 3 10 Total 30 100

Ketersedian sarana juga masih dianggap kurang oleh 55 % pengunjung Danau Linting, melihat kondisi terbatasnya fasilitas air bersih untuk pengunjung dan tempat sampah yang masih minim. Pengunjung juga mengharapakan fasilitas berupa papan penunjuk arah, pusat informasi dan papan nama objek untuk membantu pengunjung lebih menikmati potensi yang ada di kawasan Danau Linting.

Kesadaran Pengunjung terhadap Potensi Pengembangan Wisata Alam

Pengunjung sangat menyadari potensi pengembangan kawasan wisata Danau Linting karena selain tempat wisata, kawasan ini juga sebagai kawasan

pelestarian lingkungan yang dapat menampung air sebagai tempat pemandian air panas.Pengunjung juga memiliki kesadaran yang besar untuk membayar lebih jika disediakan fasilitas yang memang dengan kondisi baik dan memadai untuk kegiatan pengunjung di kawasan Danau Linting. Tetapi disamping adanya kesadaran pengunjung terhadap potensi pengembangan wisata alam kawasan Danau Linting ada pula perilaku pengunjung yang kurang mengerti akan kelestarian lingkungan sekitar Danau Linting.Maka dari itu kebiasasan yang seperti itu tidak dilakukan lagi oleh pengunjung yang pada intinya sangat merugikan.Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini yang menunjukkan pengunjung yang mandidi dalam danau.

Gambar 8. Pengunjung yang mandi di Danau Linting

Masalah yang terjadi dalam pengelolaan kawasan adalah kesadaran pengunjung yang tidak menyadari tentang keamanan dalam berwisata pengunjung yang disekitar Danau Linting, hal ini dapat dilihat dari masih adanya pengunjung yang mandi di dalam danau.

Pengelolaan Kawasan

Kawasan Danau Linting yang memiliki potensi wisata yang cukup menjanjikan, ternyata belum dikelola secara serius oleh pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang. Pengelolaan kawasan yang berbasis masyarakat sangat penting dilakukan pada kawasan ini karena dengan melibatkan masyarakat lokal maka pengelolaan kawasan dapat terkendali dan tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaan.

Bentuk pengelolaan kawasan yang berbasis masyarakat dapat dilihat dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam pembuatan fasilitas pendukung dan pengelolaan pelestarian kawasan, masyarakat juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari hasil usaha berupa warung,toko souvenir dan jasa lain lainnya.

Potensi wisatawan yang datang berkunjung, belum benar-benar digarap secara serius, sehingga tidak berdampak pada perkembangan wilayah serta minimnya kontribusi ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah lokal.Kondisi jalan untuk memasuki kawasan masih kurang layak karena jalan tergenang oleh aliran air yang menyebabkan jalan terkikis yang dapat membahayakan pengendara sepeda motor yang melintasi kawasan tersebut.

Pemerintah diharapakan memperbaiki sistem drainase disekitar jalan menuju Danau Linting agar pada saat hari hujan tidak terjadi pengikisan yang dapat berdampak buruk terhadap kualitas jalan yang ada sehingga tidak mudah rusak dan akan bertahan pada waktu yang cukup lama.

Jalan yang ada menuju kawasan Danau Linting ini dapat dilihat pada Gambar 9. kondisi jalan berikut.

Gambar 9. Kondisi Jalan Menuju Danau Linting dari Pintu Masuk Pengelola seharusnya lebih memperhatikan masalah ini karena jalan merupakan faktor pendukung yang vital agar pengelolaan kawasan dapat terlaksana dengan baik. Pembangunan infrastruktur yang lebih maksimal akan berdampak posituf terahadap pengembangan kawasan Danau Linting agar kawasan tersebut dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Selain kondisi jalan yang masih kurang layak kondisi danau juga masih tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya sampah yang ditemukan disekitar kawasan Danau Linting.

Banyaknya sampah yang berada disekitar Danau Linting sangat mengganggu karena membuat danau tampak tidak bersih dan memberikan dampak kurang bagus terhadap kondisi air danauseperti pada gambar10 berikut.

Gambar 10. Sampah yang Berada di Sekitar Danau

Pengelola kawasan wisata Danau Linting seharusnya menyediakan lebih banyak tempat pembuangan sampah dan papan larangan agar pengunjung tidak membuang sampah di sembarang tempat, meskipun sudah ada beberapa tempat sampah yang terbuat yang masih realatif kecil dan kurang jelas posisinya di sekitar kawasan Danau Linting.

Sampah yang ada disekitar danau linting adalah sampah organik dan organik, berdasarakan pengamatan di sekitar Danau yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampah organik berasal dari daun pohon – pohon yang ada disekitar danau sedangkan sampah anorganik berasal dari pengunjung yang membuang sampah plastik pembungkus makananan dan perlengkapan mandi,

Pengelola kawasan wisata Danau Linting sudah membuat tempat pembuangan sampah disekitar kawasan Danau tersebut tetapi jumlahnya dinilai masih kurang karena tidak menyebar keseluruh penjuru kawasan tersebut.Hal ini dapat dilihat pada gambar tempat pembuangan sampah yang ukurannya masih relatif kecilberikut ini .

Gambar 11. Tempat Pembuangan Sampah

Pengelola seharusnya menyediakan tempat pembuangan sampah diseluruh kawasan agar pengunjung dapat dengan mudah menjaga kebersihan di sekitar Danau Linting, selain itu pengelola juga membuat papan larangan membuang sampah sembarangan agar pengunjung yangt datang ke kawasan Danau Linting dengan kesadaran sendiri untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat.

Hal yang kemudian perlu diperhatikan pengelola adalah pembuatan

camping ground di sekitar kawasan tersebut agar penunjung yang ingin berkemah

dapat dengan mudah menentukan lokasi camping yang baik dan aman.Lokasi

camping grounddinilai masih kurang bagus karena lokasinya tidak beraturan

Gambar 12. Lokasi Camping Grounddi sekitar kawasan

Penentuan lokasi camping ground juga harus diperhatikan agar lebih mudah

untuk menata kawasan tersebut. Pada umumnya lokasi camping ground tidak

jauh dari sekitar danau yang jaraknya kira - kira 20 meter dari tepi danau agar akses menuju danau dapat lebih mudah dilalui oleh pengunjung yang berkemah di sekitar danau tersebut.

Tujuan Pengelolaan Kawasan

Perencanaan pengembangan ekowisata tujuan yang ingin dicapai adalah kelestarian alam dan budaya serta kesejahteraan masyarakat. Sementara pemanfaatan hanya dilakukan terhadap aspek jasa estetika, pengetahuan (pendidikan dan penelitian) terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati

filosofi, pemanfaatan lajur untuk tracking dan adventure.Pengembangan

ekowisata secara terpadu diperlukan untuk membangun ekowisata yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat.Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, maka perlu diciptakan suasana kondusif yakni situasi yang

menggerakkan masyarakat untuk menarik perhatian dan kepedulian pada kegiatan ekowisata dan kesediaan bekerjasama secara aktif dandengan berkelanjutan ( Lubis,2006 ).

Pengelolaan kawasan Danau Linting sebagai kawasan wisata sangat penting mengingat kawasan tersebut memiliki potensi yang sangat besar terhadap kelestarian lingkungan dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar kawasan danau linting tersebut.Peran pemerintah juga sangat berpengaruh dalam pengelolaan kawasan kuhususnya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.Pendekatan dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumber daya alam dan budaya.

Sumber daya tersebut merupakan kebutuhan setiap orang saat sekarang dan dimasa yang datang agar dapat hidup dengan sejahtera, untuk itu dibutuhkan pengorganisasian masyarakat agar segala sesuatu yang telah menjadi kebijakan dapat dibicarakan, didiskusikan dan dicari jalan pemecahannya dalam satu organisasi ekowisata yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan pembinaan ekowisata di kawasan Danau Linting.

Analisis Kekuatan Medan (Force Field Analysis) Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Analisis kekuatan medan (Force Field Analysis) dilakukan untuk mengevaluasi pemanfaatan potensi yang terdapat di kawasan wisata Danau Linting untuk menyusun strategi untuk memperkuat faktor pendukung dan melemahkan faktor penghambat yang mempengaruhi pemanfaatan potensi-potensi yang terdapat di kawasan wisata Danau Linting.

Tabel 13. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemanfaatan Kawasan Wisata Danau Linting

Faktor pendukung Faktor penghambat

- Adanya sumber air panas dengan air yang jernih yang merupakan objek utama kawasan Danau Linting

Kebiasaan pengunjung yang membuang sampah plastik ke dalam danau

- Jalur trekking yang tidak begitu jauh sehingga mudah di akses

Sebagian jalur trekking masih ditemukan sampah anorganik - Udara yang sejuk yang menarik

pengunjung untuk datang kedalam kawasan wisata Danau Linting

Belum adanya sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan Danau Linting

- Kebisingan dari suara

kenderaan dan kebisingan tidak ada disekitar kawasan

Masih minimnya kegiatan pengembangan kawasan wisata Danau Linting

- Kondisi hutan danau yang masih alami dan belum mengalami kerusakan oleh tangan manusia

Kawasan yang masih baru dikelola oleh pemerintah sebagai kawasan wisata sehingga informasi tentang potensinya masih minim

Strategi Pengembangan Kawasan Danau Linting

Menentukan strategi pengembangan pemanfaatan kawasan Danau Linting, terlebih dahulu faktor pendukung dan faktor penghambat dianalisis dengan menggunakan analisis kekuatan medan. Penilaian atas faktor pendukung dan faktor penghambat dari responden dapat dilihat pada Gambar13dan Gambar14.

Gambar 13.HistogramFaktor Pendukung.

Gambar14.HistogramFaktor Penghambat.

Grafik faktor pendukung menunjukkan responden lebih banyak memilih pada nilai 5 yaitu sangat kuat karena faktor pendukung tersebut adalah kenyataan yang ada. Begitu juga pada faktor penghambat menunjukkan responden juga memilih pada nilai 5 yaitu sangat kuat juga karena alasan yang sama.Faktor penukung yang paling banyak dinilai responden adalah udara yang sejuk dan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 J um la h R e spo nde n

Nilai 5 = Sangat Kuat Nilai 4=Kuat

Nilai 3=Cukup Kuat Nilai 2=Kuarng Kuat Nilai 1=tidak kuat

0 2 4 6 8 10 12 14 16 Ju ml a h R e sp o n d e n

Nilai 5=Sangat Kuat Nilai 4=Kuat Nilai 3=Cukup Kuat Nilai 2=Kurang Kuat Nilai 1=Tidak Kuat

kondisi danau sedankan untuk faktor penghambat nilai paling tinggi adalah kawasan yang masih baru.

Strategi terpenting yang perlu direncanakan adalah perencanaan yang matang dari pihak pengelola kawasan wisata Danau Linting untuk lebih memberikan informasi dan menyediakan sarana yang memadai sehingga mampu menarik pengunjung untuk datang ke dalam kawasan sehingga masyarakat lebih dapat merasakan manfaat dari kawasan hutan bagi mereka. Dengan direncanakannya suatu program interpretasi akan lebih menambah wawasan dan pengetahuan pengunjung tentang hutan dan kegunaannya sehingga tertarik untu ikut serta melestarikannya. Dengan demikian fungsi kawasan ini akan semakin besar dirasakan yaitu selain sebagai kawasan ekowisata yang bersifat lestari juga sebagai kawasan pelestarian alam., pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Interpretasi akan membuka pikiran dan penghargaan pengunjung terhadap alam yang dilintasi, dan inilah yang akan membantu manajemen dalam melestarikan kawasan dilindungi. Interpretasi dapat mengurangi dampak manusia pada lingkungan alam, dengan cara mengalihkan pengunjung dari kawasan rapuh ke kawasan yang lebih baik untuk mendapat kunjungan yang lebih intensif.

Tabel 14. Strategi untuk Memperkuat Faktor Pendukung dan Melemahkan Faktor Penghambat

Faktor pendukung Faktor

penghambat Strategi untuk memperkuat faktor pendukung dan melemahkan faktor penghambat - Adanya sumber air

panas dengan air yang jernih yang merupakan objek utama kawasan Danau Linting Pengunjung yang membuang sampah kedalam danau

Membuat himbauan dan larangan tentang

pembuangan sampah yang di lakukan pengunjung

- Jalur trekking yang tidak begitu jauh sehingga mudah di akses Sebagian jalur trekking masih ditemukan sampah anorganik

Perlu adanya tindakan perbaikan jalur trekkingdan membersihkannya dari sampah

- Udara yang sejuk yang menarik pengunjung untuk datang kedalam kawasan wisata Danau Linting Belum adanya sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan Danau Linting

Penataan kawasan agar kawasan dapat menarik minat pengunjung yang datang ke kawasan - Banyaknya pengunjung yang datang berkunjungm di kawasan wisata Danau Linting Masih minimnya kegiatan pengembangan kawasan wisata Danau Linting Program interpretasi lingkungan didalam kawasan untuk kegiatan pengembangan kawasan wisata Danau Linting

- Kondisi hutan

danau yang masih alami dan belum mengalami

kerusakan oleh tangan manusia

Kawasan yang masih baru dikelola oleh pemerintah sebagai kawasan wisata sehingga informasi tentang potensinya masih minim Peningkatan informasi ke masyarakat luas tentang potensi kawasan wisata Danau Linting

Dokumen terkait