• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Interpretasi

Interpretasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seni dalam memberikan penjelasan tentang suatu kawasan (flora, fauna, proses geologis dan sebagainya) serta sejarah dan budaya masyarakat kepada pengunjung yang datang ke kawasan tersebut, sehingga dapat memberikan kepuasan dan pengetahuan baru yang dapat menggugah pemikiran untuk mengetahui, menyadari dan menarik minat pengunjung untuk ikut menjaga, melestarikan serta mempelajari lebih lanjut, karenacara paling langsung bagi masyarakat umum untuk mempelajari kawasan yang dilindungi adalah melihatnya sendiri (MacKinnon et al dalam Satyatama, dkk, 2010).

Harold Walin dalam Fandeli (2005), mengatakanbahwa “Interpretasi adalah suatu cara pelayanan untuk membantu kelompok sasaran supaya tergugah rasa sensitifnya dalam merasakan keindahan alam, variasinya dan hubungan lingkungan, rasa kagum dan mempunyai keingintahuan. Hal itu semua akan membantu kelompok sasaran untuk merasakan lingkungan sebagai rumahnya dan dapat mengembangkan persepsinya. Kita sering mempertanyakan apa sebenarnya perbedaan antara informasi, pendidikan lingkungan dengan interpretasi.Informasi adalah sesuatu yang disampaikan kepada kelompok sasaran atau kelompok sasaran seperti keadaan aslinya yaitu misalnya suatu fakta, gambar-gambar dan tanggal-tanggal.Sebagai contoh, buku panduan satwa memberikan informasi mengenai jenis satwa, dan biasanya tidak ada interpertasinya.Interpretasi terdiri dari informasi. Interpretasi bukanlah apa yang anda sampaikan pada kelompok

sasaran akan tetapi bagaimana cara anda menyampaikan informasi tersebut kepada kelompok sasaran (Hamid, 1996).

Suatu kegiatan pariwisata dapat dikategorikan pariwisata ekologi jika memenuhi 5 prinsip ekowisata.Kelima prinsip tersebut, 1) prinsip sustainable adalah pariwisata yang berkonsentrasi pada penyokongan pelestarian alam, 2) bahwa lingkungan alam harus aman dan terjamin keselamatannya untuk dijadikan harta warisan bagi generasi mendatang. 3) pemeliharaan beragam makhluk yang ada di sekitarnya, baik manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lainnya apa pun yang berasal dari alam dan hidup di alam bersangkutan. Keragaman makhluk hidup diyakini dapat bertahan jika secara ekosistem terjaga. 4) merumuskan perencanaan secara holistik dan mengimplementasikannya secara holistik pula. Harmonisasi alam dengan manusia dan totalitas lingkungannya (environmental integrity) harus jadi kenyataan. 5) carying capacity, artinya seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pariwisata tersebut mendapat manfaat. Tingkat kemanfaatan harus diperoleh baik secara dimensional bagi penyedia maupun bagi wisatawan.Interpretasi alam adalah suatu kegiatan bina cinta alam yang khusus ditujukan untuk pengunjung kawasan konservasi alam yang merupakan kombinasi dari pelayanan informasi, pelayanan pemanduan, pendidikan, hiburan dan promosi (Satyatama, 2008).

Secara garis besar terdapat duateknik interpretasi, yaitu interpretasi langsung dan interpretasi tidak langsung.Teknik secara langsung berupa kegiatan interpretasi yang melibatkan langsung interpreter dan pengunjung dengan objek interpretasi sehingga pengunjung dapat secara langsung melihat, mendengar atau bila mungkin mencium, membau dan merasakan objek – objek interpretasi dan

biasanya melalui tahapan informasi,rencana pelaksanaan kegiatan dan penyampaian uraian – uraian. Teknik secaratidak langsung adalah kegiatan interpretasi yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu dalam memperkenalkan objek interpretasi. Interpretasidisajikan dalam suatu program slide, video film, rangkaian gambar – gambar dansebagainya (Rosmalasari,2004).

Istilah “ekowisata” dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah danbudaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat local dan mendukung pelestarian alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya meminimalkan dampak yang negatif terhadap linkungan dan budaya setempat dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai konservasi (Syahadat, 2005). Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola (Nugroho,2004).

Menurut Hadi (2007), prinsip-prinsip ekowisata (ecotourism) adalah meminimalisir dampak, menumbuhkan kesadaran lingkungan dan budaya, memberikan pengalaman positif pada turis (visitors) maupun penerima (hosts), memberikan manfaat dan pemberdayaan masyarakat lokal. Ekowisata dalam era pembangunan berwawasan lingkungan merupakan suatu misi pengembangan

wisata alternatif yang tidak menimbulkan banyak dampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kondisi sosial budaya.Interpretasi adalah suatu proses untuk menyederhanakan ide-ide atau isu-isu yang rumit dan kemudian membaginya dengan masyarakat awam/umum. Interpretasi adalah pelayanan kepada kelompok sasaran yang datang ke taman-taman, hutan,tempat-tempat yang dilindungi dan rekreasi yang lain, karena kelompok sasaran selain ingin bersantai atau mencari inspirasi juga mempunyai keinginan untuk mempelajari tentang alam,atau kebudayaan. Sumberdaya alam yang ingin dilihat dapat berupa proses geologis, satwa,tumbuhan, kominitas ekologis, atau sejarah manusia.Interpretasi adalah suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dan sumberdaya yang ada (Sharpe, 1982)

Manfaat Interpretasi

Interpretasi akan membantu pengunjung untuk lebih dengan kesadaran mengenal dan mengerti kondisi kawasan yang dikunjungi dengan flora dan faunanya. Interpretasi akan membuka pikiran dan penghargaan pengunjung terhadap alam yang dilintasi, dan inilah yang akan membantu manajemen dalam melestarikan kawasan dilindungi. Interpretasi dapat mengurangi dampak manusia pada lingkungan alam, dengan cara mengalihkan pengunjung dari kawasan rapuh ke kawasan yang lebih baik untuk mendapat kunjungan yang lebih intensif. Interpretasi juga dapat meningkatkan apresiasi mengenai rencana manajemen kawasan dilindungi, membantu masyarakat mengenal kenyamanan rekreasi sehat di udara terbuka dan bersih. Dapat diharapakan bahwa dengan interpretasi yang baik, pengunjung akan mencintai kawasan yang dilindungi, tidak mengotori, merusak, mencorat-coret batu dan menggores pohon (Hadinoto, 1996).

Teknik Interpretasi

Tilden dalam Fandeli (2005) yang disebut juga Bapak Interpretasi menyatakan bahwa Interpretasi lingkungan adalah suatu aktivitas pendidikan untuk mengungkapkan arti dan hubungan antara obyek alami dengan kelompok sasaran, dengan pengalaman tangan pertama, dan dengan penggambaran media (ilustrasi) secara sederhana.

Pelaksanaan kegiatan interpretasi bisa dilakukan dengan beberapa cara/teknik yang dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Teknik secara langsung (attended service)

Adalah kegiatan interpretasi yang melibatkan langsung antara interpreter (penginterpretasi), kelompok sasaran dengan obyek interpretasi yang ada sehinggakelompok sasaran dapat secara langsung melihat, mendengar atau bila mungkin mencium, meraba dan merasakan obyek-obyek intrepretasi yang dipergunakan dan biasanya dengan tahap pelaksanaan sebagai berikut:

1) Informasi kelompok sasaran akan mendapatkan informasi tentang obyek yang akan dikunjungi.

2) Rencana kegiatan pelaksanaan program akan dijelaskan pada suatu pusat pengunjung atau dikenal juga dengan nama pusat informasi.

3) .Penyampaian uraian-uraian dilakukan oleh interpreter pada saat melaksanakan program interpretasinya. Dengan adanya kontak antara kelompok sasaran dengan penginterpretasi maka ada suatu komunikasi langsung, dan disini peran seorang penginterpretasi sangat besar untuk dapat mengungkapkan secara menarik semua potensi dalam suatu kawasan.

4) Kelompok sasaran dalam kelompok-kelompok atau perorangan yang bergabung membentuk suatu rombongan berjalan-jalan atau dengan kendaraan mendatangi obyek-obyek interpretasi dengan dipandu oleh penginterpretasi dan mengikuti salahsatu program penginterpretasi yang sudah disusun.Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan interpretasi dengan melakukan pergerakan atau perjalanan. Terdapat 3 karakteristik dalam kegiatan ini yaitu peserta berpindahdari satu tempat ke tempat lain, terdapat beberapa tempat istirahat atau pemberhentian untuk menunjukkan suatu obyek di lokasi tersebut dan untuk kegiatanini diperlukan komitmen lebih dari peserta karena mereka memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain.

b. Teknik secara tidak langsung (unattended service)

Adalah kegiatan interpretasi yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu dalam memperkenalkan obyek interpretasi. Interpretasi disajikan dalam suatu program slide,video, film, rangkaian gambar-gambar dan sebagainya. Program interpretasi secara tidak langsung ini juga harus dibuat menarik dan betul-betul dapat mewakili potensi alam yangada di tempat tersebut.Kedua teknik diatas sebenarnya tidak dapat dipisahkan begitu saja karena biasanya kelompok sasaran yang datang ke suatu kawasan yang mempunyai potensi besar dan luas ingin melihat dulu secara keseluruhan potensi alam yang ada ditempat-tempat tersebut,baru setelah itu melihat salah satu atau beberapa program interpretasi yang ditawarkan. Selain sarana-sarana yang disebutkan diatas sebenarnya masih ada lagi beberapa carainterpretasi lain, yaitu: Interpretasi di luar tempat aslinya seperti Urban Interpretation yang merupakan bentuk interpretasi yang jauh dari

lokasi/kawasan yang diinterpretasikan. Interpretasi ini ditujukan kepada masyarakat yang ingin berlokasi jauh dari obyek interpretasi yang ingin kita jelaskan (Sharpe,1982).

Program Interpretasi

Program interpretasi adalah suatu tuntunan atau panduan yang disusun oleh interpreter untuk melaksanakan kegiatan interpretasi. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menyiapkan program interpretasi adalah sebagai berikut (WWF, 2000):

1. Menetapkan point of interest, sebagai sumber informasi untuk program pendidikan dan interpretasi, serta menentukan target group dan memilih cara pendekatan serta fasilitas pendukung yang diperlukan.

2. Menetapkan dan membuat jalur-jalur interpretasi untuk mengarahkan pengunjung ke tempat-tempat yang memiliki objek geologis, sejarah, tumbuhan, binatang serta kebudayaan yang menarik.

3. Memasang papan-papan petunjuk/pemandu yang ditujukan untuk memberikan kemudahan kepada pengunjung ketika masuk ke dalam kawasan.

4. Membuat pusat informasi yang dapat memberikan gambaran bagi pengunjung mengenai apa saja yang dapat dilihat, diketahui, dan dipelajari di kawasan tersebut.

Fasilitas Interpretasi

Fasilitas yang ada dalam program interpretasi menurut (Wiwoho,1990) adalah:

1. Shelter/Tempat Beristirahat

Shelter (tempat pemberhentian) dibutuhkan oleh pengunjung sebagai tempat

untuk beristirahat pada saat melakukan perjalanan di kawasan danau linting.Manfaat lain adanya shelter adalah membantu pengunjung agar tidak kelelahan saat melakukan kegiatan trekking.

2. Tempat Sampah

Tempat sampah sangat penting agar kebersihan disekitar kawasan tetap terjaga.

3. Sign dan Label(Papan Informasi dan Pal-Pal Interpretasi) Adapun papan informasi dan pal-pal interpretasi terdiri dari :

- Tanda Masuk (Entrance Signs)

- Tanda Arah (Directional Signs) - Peta Lokasi (Area Map)

- Papan Interpretasi (Interpretative Signs) - Tanda Pada Metal (Signs on Metal)

Letak dan Sejarah Kawasan

Danau Linting berada di Desa Sibunga-bunga Hilir, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu.Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menetapkan kawasan Danau Linting ini sebagai kawasan wisata melalui Surat Keputusan Bupati Deli Serdang Nomor 556/272/DS/Tahun 1999 tentang Pelestarian dan

Pengelolaan Kawasan Wisata Danau Linting di Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang. Dalam surat keputusan bupati tersebut, radius 100 meter dari pinggir danau dinyatakan sebagai kawasan lokasi wisata. Meskipun sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata namun Danau Linting belum dikelola secara serius oleh pemda setempat. Kawasan Danau Linting yang terletak di desa Sibunga-bunga Hilir Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu secara geografis berada pada koordinat 3º13’46,10’’LU dan 98º43’34,15’’BT. Kawasan yang berbatasan langsung dengan Danau Linting adalah sebagai berikut:

• Sebelah utara berbatasan dengan desa Durian IV Mbelang

• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

• Sebelah selatan berbatasan dengan desa Rumah Rih

• Sebelah barat berbatasan dengan desa Rumah Rih.

Kawasan Danau Linting yang memiliki potensi wisata yang cukup menjanjikan, ternyata belum dikelola secara serius oleh pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi alam, flora dan fauna, keindahan alam, keunikan budaya, bahasa, latar belakang sejarah, dan keramahan penduduk lokal merupakan daya tarik dari obyek wisata untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara.Pengembangan potensi alam di Provinsi Sumatera Utarabelum dikelola sebagai obyek wisata dan pengelolaannya belum intensif dan diperlukan rencana pengembangannya. Adanya beberapa kendala seperti keterbatasan dana, tenaga, sarana, dan prasarana menyebabkan pengembangan kawasan pelestarian alam sebagai obyek wisata serta pengembangan obyek wisata yang belum intensif tidak dapat dilaksanakan secara bersamaan.

Potensi wisatawan yang datang berkunjung, belum benar-benar digarap secara serius, sehingga tidak berdampak pada perkembangan wilayah hal ini dapat dilihat dari minimnya kontribusi ekonomi bagi masyarakat lokal dan

pemerintah.Danau Linting masuk dalam kategori wilayah obyek wisata dan hanya

memiliki luas sekitar 1 hektar terletak di 3 desa, yakni Sibunga-bunga, Durian IV Mbelang dan Gunung Manumpak, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deliserdang dan berjarak sekitar 2 jam dari kota Medan. Danau Linting merupakan danau vulkanik, air danau yang mengandung belerang sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit.

Penyebab masalah pemerintah tidak mengelola potensi pariwisata di kawasan Danau Linting karena masalah aksesibilitas dan kondisi jalan,

pemerintah daerah juga masih terlihat masih kurang mendorong pihak investor untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata alam.

Masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan pada beberapa tahun yang lalu juga tidak pernah diajak dalam rencana pengembangan wisata alam ini. Ketiadaan rencana pengembangan kawasan Danau Linting serta keterlibatan masyarakat semakin lama semakin mengancam kelestarian kawasan Danau Linting itu sendiri semakin menjauhkan masyarakat dari potensi manfaat yang seharusnya bisa diperoleh dari keberadaan Danau Linting itu sendiri baik dari sisi ekonomi, sosial, dan budaya.

Suwantoro (2002) mengemukakan bahwa wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan.Wisata alam meliputi obyek dan kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya, baik dalam bentuk asli (alami) maupun perpaduan dengan buatan manusia.

Masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan pada beberapa waktu yang lalu tidak pernah diajak dalam rencana pengembangan wisata alam ini. Ketiadaan rencana pengembangan kawasan Danau Linting serta keterlibatan masyarakat semakin lama semakin mengancam kelestarian kawasan Danau Linting itu sendiri semakin menjauhkan masyarakat dari potensi manfaat yang seharusnya bisa diperoleh dari keberadaan Danau Linting itu sendiri baik dari sisi ekonomi, sosial, dan budaya.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi potensi ekowisata dalam pengembangan kawasanDanau Linting.

2. Menyusun Program Interpretasi Lingkungan di kawasan Danau Linting. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi bagi wisatawan agar mengetahui dan mengunjungi kawasan ini.

2. Sebagai bahan pertimbangan kepada pengambil keputusan dalam pengembangan kawasan ini terutama dalam hal infrastruktur.

3. Menjaga dan melestarikan kearifan lokal dalam masyarakat di sekitar kawasan Objek Wisata danau Linting melalui program interpretasi.

ABSTRAK

MUSAWIR NASUTION:Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan di Kawasan Wisata Danau Linting Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh PINDI PATANA dan YUNUS AFIFUDDIN.

Danau Linting merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki potensi yang cukup besar dan membutuhkan perencanaan untuk pengelolaan yang lebih baik. Penelitian mengenai program interpretasi lingkungan di kawasan Danau Linting belum pernah dilakukan. Perlu dilakukan studi dan penilaian terhadap potensi-potensi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekowisata dalam pengembangan kawasan Danau Linting dan menyusun program interpretasi lingkungan di kawasan Danau Linting. Penelitian ini melibatkan para pengunjung, masyarakat, pengelola kawasan dan pihak terkait. Potensi ekowisata dan program interpretasi diidentifikasi menggunakan metode observasi dan dianalisis sesuai dengan kriteria skor yang diberikan kepada pengunjung. Sementara itu, metode Force field Analysis dilakukan dengan kuisioner terhadap masyarakat yang berada di sekitar kawasan wisata Danau Linting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ekowisata yanga ada di kawasan Danau Linting adalah keindahan alam, gejala alam, (Geologi) dan keanekaragaman flora dan fauna. Program interpretasi yang dapat dikembangkan di kawasan adalah pendidikan kelestarian lingkungan dan pembuatan fasilitas interpretasi. Pengelolaan kawasan pada saat ini dilaksanakan oleh kepala desa dan melibatkan peran dari masyarakat lokal.

.

ABSTRACT

MUSAWIR NASUTION: Planning Program The Environmental Interpretation in Tourism Area of Linting Lake at the Deli Serdang Regency, Guided by PINDI PATANA and YUNUS AFIFUDDIN.

Linting Lake is one of potential tourism area which still poor in management. Research of environmental interpretation program in the Linting Lake had never been done before. Research is important to assesment for existing potentiality. The reseaarch have purposed to identified potential ecotourism of Linting Lake and compled the environmental interpretation program of Linting Lake area. Research involved all visitors, society, organizer of area, and related stakeholders. Potential of tourism and interpretation program identified to used the observation method and analyzed as according scored criteria which have passed to visitors. Meanwhile, method of force field analysis have done by questionnaire to local society in tourism area of linting Lake. Result of research have indicated the potential tourism existed in Lunting Lake area are natural beauty, geological phenomenon and biodiversity of flora and fauna. Interpretation program can be developed of environmental sustainability education and interpretation facilities manufacture. Management area have executed by leader of the village and helped by local society lived around of area. Keywords : potential tourism, interpretation program, management area.

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN

Dokumen terkait