• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan di Kawasan Wisata Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan di Kawasan Wisata Danau Linting Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting No. Responden :

Hari/Tanggal :

A. Data Pribadi Responden.

• Nama :

• Status Perkawinan : menikah/belum menikah* *) Coret yang tidak perlu

B. Mohon pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda X pada pilihan anda:

1. Dari mana anda mengetahui informasi mengenai kawasan ini?

a. sendiri b. teman c. keluarga d. cerita orang e.media massa/elektronik 2. Berapa kali anda pernah mengunjungi kawasan ini?

a. pertama kali b. kedua kali c. ketiga kali d. lebih dari tiga kali 3. Dengan siapa anda datang ke kawasan ini?

a. sendiri b. teman…..orang c. keluarga…..orang 4. Berapa lama anda berada di dalam kawasan ini?

a. satu hari b. dua hari c. lebih dari dua hari 5. Kapan biasanya anda berkunjung ke kawasan ini?

a. hari libur alasan: b. hari biasa alasan:

6. Jenis kendaraan apa yang anda gunakan untuk mencapai lokasi Danau Linting? a. kendaraan pribadi (motor/mobil) b. kendaraan umum (ojek/bis/taksi/truk) c. kendaraan sewaan/travel d. lainnya…….…

7. Apa tujuan anda mengunjungi Danau Linting ini?

a. menikmati pemandangan b. suasana tenang dan nyaman

c. alasan pendidikan/penelitian d. menikmati keunikan flora -fauna e. menikmati kebudayaan f. mengisi waktu luang

(2)

8. Kegiatan apa yang anda lakukan/sukai di kawasan ini?

a. melihat pemandangan alam b. melihat/mengamati flora-fauna c. menjelajah d. berkemah e. penelitian/pengamatan

f. fotografi g. lainnya……

9. Apakah anda berkunjung ke kawasan ini dengan alasan khusus seperti mistik, keperluan agama dan kepercayaan atau semacamnya?

a. ya, tepatnya di lokasi…….. b. tidak

10. Menurut anda, apakah kawasan ini cukup nyaman?

a. bebas dari bau b. Bebas bau yang mengganggu c. Udara sejuk d. Tidak ada lalu lintas umum yang mengganggu e. Bebas kebisingan 11. Apakah anda mengalami hambatan untuk datang ke kawasan ini?

a. Tidak

b. Jika YA, berupa apa……….. 12. Bagaimana kondisi sarana/prasarana wisata di kawasan ini?

a. baik b. cukup baik c. kurang baik

13. Bagaimana sistem pengelolaan kawasan dan pengelolaan pengunjung kawasan ini? a. baik b. cukup baik c. kurang baik

14. Bagaimana kesan anda setelah mengunjungi kawasan ini?

a. menyenangkan, alasan:……….. b. tidak menyenangkan, alasan:………. 15. Apakah anda berminat untuk berkunjung kembali ke kawasan ini?

a. ya, alasan:……….. b. tidak, alasan:………..

16. Menurut anda, apa yang perlu dikembangkan di kawasan ini untuk menambah daya tarik wisata alamnya?

a. perluasan wilayah b. penambahan jenis kegiatan yang dilakukan c. penambahan/perbaikan fasilitas d. peningkatan pelayanan pengunjung e. lainnya, sebutkan………..

17. Apakah keinginan/harapan anda terhadap kawasan ini?

18. Bagaimana menurut Anda ketersediaan sarana dan prasarana diDanau Linting?

a. Kurang b. Cukup c. Baik

19. Fasilitas apa yang menurut Anda perlu ditambah ? (Boleh lebih dari 1 jawaban) a. Papan petunjuk arah

b. Tempat sampah

c. Shelter (tempat pemberhentian) d. Toko souvenir

e. lain-lain (sebutkan)………..

(3)

a. Pusat informasi

b. Papan informasi untuk setiap objek yang Anda kunjungi c. Selebaran

d. Lain-lain (sebutkan)………..

21. Apakah Anda akan benar-benar membacanya jika sudah disediakan?

a. Ya, karena……… b.Tidak,karena……… 5. Apakah anda akan mematuhi peraturan yang ada dalam papan interpretasi?

(4)

Lampiran 2. Kuisioner untuk Pengelola Kawasan

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENGELOLA KAWASAN DANAU LINTING

Tanggal Wawancara

1. Bagaiman pengelolaan kawasan Danau Linting yang telah/sedang/akan dilakukan?

2. Siapa yang mengelola? Apakah sudah ada master plan? a. Ya

b. Belum, mengapa? Kapan?

3. Rencana apa yang akan dilakukan dalam upaya pengembangan potensi ekowisata secara umum untuk seluruh kawasan Danau Linting?

4. Apa tujuan dari pengelolaan ekowisata tersebut?

5. Fasilitas apa yang sudah disediakan di Danau Linting yang mendukung pengembangan ekowisata?

6. Apakah pihak pengelola mengetahui bentuk-bentuk program interpretasi lingkungan?

7. Apakah sudah ada program interpretasi lingkungan di kawasan Danau Linting? Jika ada apa saja bentuknya?

8. Apakah ada rencana pengembangan jalur Ekowisata diDanau Linting? Jika ada, siapa yang bertanggungjawab?

9. Apakah ada rencana pengembangan interpretasi lingkungan di kawasanDanau Linting?

a. Tidak, mengapa?

b. Ya, apa bentuk perencanaannya?

10. Bagaimana tanggapan pengelola jika ada rencana pengembangan interpretasi lingkungan di kawasan Danau Lingkungan?

11. Bagaimana kesediaan pengelola jika ada rencana pengembangan interpretasi lingkungan di kawasan Danau Linting?

a. Finansial b. Perijinan

(5)

Lampiran 3. Karakteristik Pengunjung Lokasi Wisata Alam Danau Linting

2 Pendidikan terakhir

- SD 3 10

4 Status pernikahan

- Menikah 12 40

- Belum menikah 16 60

Total 30 100

5 Pengetahuan mengenai kawasan

- sendiri 9 30

- teman 18 60

- cerita orang 3 10

- media massa/media elektronik 3 10

Total 30 100

6 Jumlah kunjungan

- pertama kali 12 40

- kedua kali 6 20

- ketiga kali 6 20

- lebih dari tiga kali 6 20

Total 30 100

7 Teman berkunjung

- teman 24 80

(6)

- pribadi 24 80

- umum 6 20

Total 20 100

10 Kegiatan yang dilakukan

- melihat pemandangan alam 14 70

- melihat /mengamati flora-fauna 6 30

Total 20 100

11 Jenis kunjungan dengan alasan khusus seperti mistik, keperluan agama dan kepercaayaan

- Tidak 30 100

Total 30 100

12 Kenyamanan kawasan

- udara sejuk 16 80

14 Kondisi sarana dan prasarana

- baik 3 10

- cukup baik 10 30

- kurang baik 17 60

Total 30 100

15 Sistem pengelolaan

- baik 3 10

17 Kemungkinan kunjungan kembali

- ya 20 60

- tidak 10 40

Total 30 100

18 Yang perlu dikembangkan

- penambahan jenis kegiatan yang dilakukan 5 10

- penambahan/perbaikan fasilitas 15 50

- peningkatan pelayanan pengunjung 6 20

- Lainnya 4 10

(7)

Lampiran 4. Harapan Pengunjung terhadap Ketersedian Fasilitas di Kawasan Danau Linting

No. Kebutuhan pengunjung Jumlah responden (orang) Persentase (%) 1 Ketersediaan sarana di kawasan Danau

Linting

a. Kurang 15 50

b. Cukup 12 40

c. Baik 3 10

Total 30 100

2 Fasilitas yang perlu ditambah

a. Papan petunjuk arah 4 20

b. Tempat sampah 5 25

c. Shelter (tempat pemberhentian) 10 50

d. Toko souvenir 1 5

Total 30 100

3 Yang dibutuhkan untuk lebih menikmati potensi yang ada di kawasan Danau Linting

a. Pusat informasi 15 50 b. Papan informasi untuk setiap

objek

10 40

c. Selebaran 3 10

(8)

Lampiran 5. Analisis Kekuatan Medan (Force Field Analysis) Analisis Kekuatan Medan (Force Field Analysis)

Nama :………...

Umur :………...

Pekerjaan :………...

Tujuan berkunjung :………... Petunjuk:

• Berilah nilai untuk setiap faktor pendukung dan faktor penghambat untuk menunjukkan seberapa besar kekuatan pengaruhnya terhadap pemanfaatan Kawasan Danau Linting.

• Kategori nilai/kekuatan yang diberikan pada faktor pendukung dan penghambat adalah:

5 = Sangat kuat 2 = Kurang kuat

4 = Kuat 1 = Tidak kuat

3 = Cukup kuat Faktor Pendukung

Faktor Pendukung Skor

Adanya sumber air panas dengan air yang jernih yang merupakan objek utama kawasan Danau Linting

Jalur trekking yang tidak begitu jauh sehingga mudah di akses

Udara yang sejuk yang menarik pengunjung untuk datang kedalam kawasan wisata Danau Linting

Banyaknya pengunjung yang datang berkunjung di kawasan wisata Danau Linting

Kondisidanau yang masih alami dan belum mengalami kerusakan oleh tangan manusia

Faktor Penghambat

Faktor Penghambat Skor

Berkurangnya debit air Danau Lnting pada saat musim kemarau Sebagian jalur trekking masih ditemukan sampah anorganik

Belum adanya sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan Danau Linting

Masih minimnya kegiatan pengembangan kawasan wisata Danau Linting

(9)

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Gua dalam danau Pengunjung yang sedang mandi

(10)

Toilet Tempat parkir

(11)

Pengunjung yang hendak pulang Pintu Masuk

(12)
(13)

DAFTAR PUSTAKA

Chafid F. dan Mukhlison, 2000.Pengusahaan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Univ. Gadjah Mada Yogyakarta.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia.2009.Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasisi Masyarakat.

Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata, DItjen PHPA. 1988. Pedoman Interpretasi TamanNasional. Proyek Pembangunan Taman Nasional dan Hutan Wisata Pusat, Bogor.

Fandeli,C. dan Nurdin,M. 2005. Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi

di Taman Nasional. UGM. Yogyakarta.

Grater, R.K. 1976. The Interpreter's Hasndbook. Southwest Parks ad Monuments Association,USA

Hadi, S. P. 2007. Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism). MakalahSeminar

Sosialisasi Sadar Wisata ”Edukasi Sadar Wisata bagiMasyarakat di Semarang.

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.

UI Press. Jakarta.

Hamid, E. A. C. 1996. Dasar-Dasar Pengetahuan Pariwisata. Yayasan Bhakti

Membangun. Jakarta.

Kusmayadi. 2004. Statistika Pariwisata Deskriptif. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Lubis, H. S. 2006. Perencanaan Pengembangan Ekowista Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata tangkahan Kabupaten langkat Sumatera Utara

Muntasib, EKSH. 2003. Interpretasi Wisata Alam.Fakultas Kehutanan, . Institut Pertanian Bogor

Nugroho, I. 2004. Ecotourism. Universitas Widya Gama. Malang.

Prayogo, M.J., 1979, Pengantar Pariwisata Indonesia, Direktorat Jendral Pariwisata,

Jakarta

(14)

Presiden Republik Indonesia. 1990. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Ramly, N. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Grafindo Khazanah Ilmu.Jakarta.

Rosmalasari, I. 2004. Berbagi Pengetahuan tentang Teknik Interpretasi. Buletin Edelweis Vol. XI No. 3 september 2004 Hal 8-12.

Sharpe, G.W. 1982. Interpreting the Environment (2nd edition). John Wiley & Sons, Inc.

Suwantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. ANDI. Yogyakarta.

Syahadat, E. 2005. Pengembangan Pariwisata Alam Nasional Di Kawasan Hutan.

Info Sosial Ekonomi Volume 5 No. 2 Tahun 2005. Bogor.

Tilden, F. 1957. Interpreting Our Heritage Chapel Hill. The University of North Carolina Press,New York

WF, Lies Rahayu. 2000. Pengusahaan Ekowisata: Interpretasi Ekosistem. Fakultas Kehutanan UGM Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

(15)

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2013 di

kawasan Danau Linting, Desa Sibunga-bunga, Kecamatan Sinembah Tanjung

Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

(16)

Prosedur Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, GPS,alat

tulis dan tallysheet, peta administrasi kawasan Kecamatan Sinembah Tanjung

Muda Hulu, dan kuesioner untuk pengunjung dan masyarakat sekitar kawasan

Danau Linting.

Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan adalah purposive sampling yang artinya metode

pengambilan sampel dilakukan secara bertujuan. Dalam purposive sampling,

pengumpulan data didasarkan atas pertimbangan pribadi peneliti.Sampel yang

anggota sampelnya dipilih secara sengaja atas dasar pengetahuan dan atas dasar

keyakinan peneliti (Kusmayadi, 2004).Peneliti yakin bahwa anggota sampel yang

telah dipilih itu memenuhi kualifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu

penelitian.

Jenis Data yang Dikumpulkan

(17)

Data primer dan sekunder yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 1.Jenis data yang dikumpulkan .

No Data Bentuk

Data

Sumber Keterangan

1. Potensi Ekowisata Hard Copy Kuisioner Pengunjung

Data Primer

2. KarakteristikPengunj ung

Hard copy Kuisioner Pengunjung

Data Primer

3. Tujuan dan Pola Kunjungan

Hard copy Kuisioner Pengunjung

Metode pengumpulan data

1. Wawancara dengan pengelola kawasan

Pengunjung yang dijadikan responden ditentukan dengan metode purposive sampling yang artinya metode pengambilan sampel dilakukan secara bertujuan.

Dalam purposive sampling, pengumpulan data didasarkan atas pertimbangan

(18)

Minggu dan hari libur.Pengelola yang dijadikan sebagai responden ditentukan dengan metode purposivesampling. Pengelola yang akan dijadikan responden adalah 3 orang responden dari pihak penanggungjawab kawasan Danau Linting. 1. Observasi di lapangan

Observasi di lapangan dilakukan dengan melihat langsung potensi sumberdaya alam (vegetasi, satwa, dan sumberdaya alam lain) di sekitar kawasan.

Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah;

1. Analisis Deskriptif

Analisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan situasi objek

penelitian apa adanya tanpa bermaksud mengambil kesimpulan tertentu

berdasarkan semua data yang terkumpul. Kegiatan analisis yang dilakukan adalah

mendeskripsikan semua data potensi objek wisata, keinginan pengunjung dan

rencana pengembangan pengelola.

2. Membuat Metode Interpretasi

Metode dengan menentukan program interpretasi berdasarkan keinginan pengunjung. Metode interpretasi terbagi dalam dua bagian yaitu metode secara langsung dan tidak langsung.

3. Analisis ForceField (Analisis Kekuatan Medan)

(19)

b. Menentukan faktor penghambat terjadinya perubahan.

c. Memberi nilai pada setiap faktor tersebut, yang menunjukkan seberapa besar kekuatannya pada target.

d. Menganalisis seberapa besar kemampuan untuk melemahkan faktor penghambat dan menguatkan faktor pendorong yang menunjukkan seberapa besar kemampuan dalam mengubah faktor-faktor tersebut.

e. Kategori nilai atau kekuatan yang diberikan pada faktor pendorong dan penghambat yang ditemukan di lapangan adalah sebagai berikut :

1 = Tidak kuat 2 = Kurang kuat 3 = Cukup kuat 4 = Kuat 5 = Sangat kuat

Tabel 2. Strategi untuk memperkuat faktor pendukung dan melemahkan faktor penghambat

Faktor pendukung Faktor penghambat Strategi untuk

(20)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Ekowisata

Keindahan Alam

Kawasan Danau Linting memiliki potensi wisata yang cukup menjanjikan,

ini dapat dilihat dari keunikan Danau Linting yaitu warna airnya. Air danau yang berwarna biru kehijauan dengan banyak rimbun pohon-pohon raksasa dan berpadu dengan warna langit yang cerah membuat pemandangan di Danau Linting sangat indah, dan karena tidak begitu ramai pengunjung kealamian di danau ini pun masih sangat terasa.

Danau Linting merupakan danau vulkanik, air danau yang mengandung belerang sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit.Pengunjung yang datang berkunjung ke kawasan danau linting ada yang tidak hanya melihat pemandangan kawasan Danau Linting tetapi adanya juga yang mandi didalam danau untunk menghilangkan rasa lelah setelah perjalanan menuju danau tersebut.

(21)

Tujuan pengunjung dalam mengunjungi kawasan ini adalah seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.Tujuan Pengunjung dan Kenyamanan Kawasan Kiteria

Kegiatan Kunjungan Pengunjung

Jumlah Responden Persentase

- melihat

Tabel tujuan kunjungan dan kenyamanan kawasan menunjukkan pada tujuan kunjungan yang paling dominan adalah melihat pemandangan alam sebanyak 21 responden, hal ini karena kawasan Danau Linting memiliki pemandangan yang sangat indah dan air danau yang jernih. Kenyamanan kawasan yang paling dominan adalah udara disekitar kawasan yang sejuk sebanyak 24 responden, hal ini karena pengunjung banyak berteduh di bawah pohon disekitar kawasan yang udaranya sangat sejuk.

Potensi Gejala Alam Danau Linting

(22)

bebatuan yang ditemukan pada saat pengamatan berada di dalam Danau adalah jenis batuan kapur yang jumlah cukup besar dan bervariasi.

Bentuk potensi yang dapat dibuat dalam papan interpretasi tentang Danau Linting adalah sebagai berikut:

Potensi Kawasan Danau Linting

- Kawasan Danau Linting merupakan danau

vulkanik yang sangat indah dan unik memiliki

luas permukaan danau sekitar 5.512 m² dengan

total luas kawasan lebih kurang 3 hektar.

- Danau Linting merupakan

danauvulkanikyangmengandung banyak

belerang.Menurut beberapa sumber,

kedalaman air Danau Linting selalu

berubah-ubah sehingga kita tidak bisa mengetahui

dengan pasti berapa kedalaman dari air Danau

Linting tersebut.

Gambar 2. Potensi Kawasan Danau Linting

(23)

Potensi Flora dan Fauna

Beberapa potensi flora yang ada disekitar Danau Linting tidak begitu banyak karena disekitar lokasi sudah ditanami dengan tanaman kelapa sawit yang merupakan kebun warga sekitar kawasan Danau Linting.

Tabel 4. Jenis Flora di kawasan Danau Linting

No Nama Tumbuhan Nama Latin

1 Beringin Ficus benjamina

2 Markisa Hutan Passiflora edulis

3 Harimonting Rhodomyrtus tomentosa

4 Pulai Alstonia scholaris

5 Jarak Jatropha curcas

6 Pakis Hutan Alsophila glauca

7 Jati Tectona grandis

8 Mangga Mangifera indica

Tabel 5.Jenis Fauna di kawasan Danau Linting

No Nama Spesies Nama Latin

1 Tupai ekor sikat Ptilocercus lowii 2 Kera ekor panjang Macaca fascicularis

(24)

1. Harimonting (Rhodomyrtus tomentosa)

Gambar 2.Papan interpretasi untuk harimonting (Rhodomyrtus tomentosa).

Gambar papan interpretasi untuk potensi harimonting dapat dibuat seperti gambar diatas agar pengunjung dapat mengenal dan mengetahui tumbuhan harimonting karena disekitar kawasan masih ada tumbuhan harimonting tumbuh yang jumlahnya tidak begitu banyak lagi.

(25)

2. Tanaman Jarak (Jatropha curcas)

Gambar 3.Papan interpretasi untuk Tumbuhan Jarak (Jatropha Curcas).

Potensi fauna yang yang terdapat di kawasan Danau Linting adalah. 1. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

(26)

Monyet ekor panjang masih dapat ditemui disekitar kawasan meskipun jumlahnya tidak begitu banyak lagi. Papan interpretasi untuk monyet ekor panjang diharapkan bermanfaat bagi pengunjung agar mengenal lebih lanjut tentang fauna ini.

2. Tupai ekor sikat (Ptilocercus lowii)

Gambar 5. Papan interpretasi untuk tupai ekor sikat (Ptilocercus lowii)

(27)

Program Interpretasi

Program interpretasi lingkungan yang dapat diterapkan di kawasan Danau Linting adalah berupa kegiatan trekking dan pembuatan buklet. Kegiatan

trekkingmerupakan kegiatan perjalanan disekitar kawasan untuk menikmati

keindahan alam yang dapat dibantu oleh pendamping yang dapat menjelaskan tentang informasi kawasan. Selain trekking ada juga pembuatan buklet yang dapat memberikan informasi kepada pengunjung tentang potensi kawasan,buklet yang dapat dibuat adalah tentang potensi air panas, flora maupun fauna yang ada disekitar kawasan.

Pembuatan program interpretasi ini dapat dilakukan dengan membuat sketsa kawasan berupa gambar yang dapat menjelaskan posisi dari berbagai tempat disekitar kawasan, selain sketsa kawasan terdapat pula gambar yang menjelaskan tentang potensi flora dan fauna yang ada di kawasan Danau Linting.

Keterangan = Pohon

= TempatSampah = Shelter

= Toilet

= Tempat Parkir

=Camping Ground

=Danau

(28)

Bentuk Sarana Interpretasi

Beberapa bentuk sarana interpretasilain yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di kawasan Danau Linting untuk dapat menikmati keindahan alamnya sesuai dengan keinginan pengunjung dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 6. Kebutuhan Sarana Interpretasi Pengunjung Danau Linting

Kriteria Jumlah Responden Persentase (%)

I. Kebutuhan Sarana Interpretasi

a. Pusat Informasi 15 50

b. Papan Informasi 6 20

c. Selebaran 5 16

d. Gapura 4 14

Sub Total 30 100

II. Fasilitas yang Perlu Ditambah

a. Papan Petunjuk Arah 6 20

b. Tempat Sampah 6 20

c. Shelter 10 50

d. Toko Souvenir 3 10

Sub Total 30 100

Tabel diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa sarana interpretasi yang diinginkan adalah:

1. Pusat Informasi

Pusat informasi merupakan tempat pengunjung memperoleh informasi sebelum memasuki kawasan Danau Linting.Informasi tersebut dapat berupa peta potensi ekowisata lengkap dengan posisi setiap potensi disepanjang jalur trekking.Pusat informasi tersebut hingga saat ini masih belum tersedia di kawasan Danau Linting.

(29)

Pusat informasi ini sebaiknya dibangun di sekitar kawasan Danau Linting yaitu di dekat gerbang masuk kawasan dan dapat dibuat dengan bentuk yang sesuaidengan kebudayaan masyarakat setempat sehingga memberikan kesan yang menarik bagi para pengunjung.

2. Shelter (tempat pemberhentian)

Shelter (tempat pemberhentian) dibutuhkan oleh pengunjung sebagai tempat untuk beristirahat pada saat melakukan kunjunganke kawasan Danau Linting.Manfaat lain adanya shelter adalah membantu pengunjung agar tidak kelelahan saat melakukan kegiatan trekking.Shelteryang akan dikembangkan di kawasan Danau Linting sebaiknya dibuat sesuai dengan kebutuhan pengunjung.

Tempat istirahat yang layak seharusnya seperti pada Gambar 7 yaitu berupa pondok kecil yang menggunakan atap agar terlindung dari terik matahari dan hujan.

Gambar 7. Tempat Istirahat /Shelter yang layak

(30)

menginginkan perlunya dibuat shelter.Tempat istirahat/sheltertidak ada di Danau Linting sehingga pengunjung sulit untuk mencari tempat istirahat.

3. Papan penunjuk arah

Papan penunjuk arah dapat membantu pengunjung agar dapat mengikuti jalur yang ada dan agar tidak tersesat saat berada di kawasanDanau Linting.Papan penunjuk arah dibuat sesingkat dan sejelas mungkin dengan warna yang mudah dilihat baik pada siang hari maupun malam hari sehingga pengunjung akan lebih mudah mengenalinya.Papan penunjuk arah dapat dibuat dengan bahan seng agar tidak mudah rusak.Dari hasil kuisioner menunjukkan 20% pengunjung menginginkan papan petunjuk arah di sekitar kawasan wisata Danau Linting.Papan penunjuk arah diletakkan di tempat yang mudah dilihat oleh pengunjung dibeberapa tempat di sepanjang jalur ekowisata dengan jarak sekitar 15 meter antar setiap papan penunjuk arah.Pengunjung menginginkan adanya papan penunjuk arah seperti pada tabel berikut.Papan nama objek

Papan nama objek atau papan interpretasi dibuat di lokasi-lokasi yang mempunyai objek yang menarik untuk memudahkan pengunjung mengetahui deskripsi objek tersebut. Papan nama objek dibuat semenarik mungkin sehingga menarik perhatian pengunjung untuk membaca keseluruhan deskripsi dari setiap objek dan disajikan dengan bentuk yang tidak mengurangi keindahan objek.

(31)

Fasilitas Pendukung Interpretasi

Fasilitas pendukung interpretasi sangat membantu dalam pengelolaan kawasan wisata untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengunjung.Agar tujuan interpretasi dapat tercapai dengan baik dan pengembangan kawasan dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan pengunjung dan pengelolaan kawasan tidak terkendala fasilitas pendukung Danau Linting dapat dilihat pada tabel 7 Berikut ini.

Tabel 7. Fasilitas pendukung yang dapat dikembangkan di kawasan Danau Linting

Setuju adanya karcis bagi pengunjung apabila fasilitas

√ 35% Pengunjung ingin adanya pelayanan informasi

3

Penyediaan peralatan trekking

√ 15% Pengunjung setuju adanya peralatan Trekking

4

Penyediaan tenaga

interpreter √

10% Ingin adanya tenaga interprener

5

√ 30% Pengunjung mengharapkan adanya fasilitas keperluan pribadi

(32)

berharap pelayanan pusat informasi ada disekitar kawasan, kemudian pengunjung juga banyak berharap adanya fasilitas keperluan pribdai agar mudah untuk mendapatkan kebutuhan pribadi di kawasan Danau Linting. Pengunjung juga ingin adanya penyedia peralatan trekkingagar membantu pengunjung dalam kegiatan wisata di kawasan Danau Linting.

Pengunjung Kawasan Danau Linting

Pengunjung didominasi oleh pengunjung lokal dengan berbagai tujuan berkunjung seperti rekreasi,camping, mandi air panas dan sebagainya.Data mengenai pengunjung diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada 30 pengunjung yang datang ke kawasan Danau Linting untuk mengetahui karakteristik, tujuan dan pola kunjungan, pengetahuan tentang potensi ekowisata, kebutuhan pengunjung akan fasilitas serta kesadaran pengunjung tentang potensi pengembangan kawasan Danau Linting sebagai kawasaan wisata yang baik.

(33)

Karakteristik Pengunjung

Pengunjung dalam suatu kawasan memiliki karakteristik yang berbeda mulai dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan hingga asal pengunjung. Tabel 8. Kondisi Demografi Pengunjung Danau Linting

No Kriteria Jumlah Persentase (%)

1 Jenis Kelamin

- Laki-laki 16 60

- Perempuan 12 40

Sub Total 30 100

2 Pendidikan terakhir

- SD 3 10

4 Status pernikahan

- Menikah 12 40

- Belum menikah 16 60

Sub Total 30 100

(34)

letak kawasan tidak begitu jauh sehingga akses ke kawasan Danau Linting tidak begitu sulit.

Tabel 9.Aktifitas Pengunjung Danau Linting

No Kriteria Jumlah Persentase (%)

1. Jumlah kunjungan

- pertama kali 12 40

- kedua kali 6 20

- ketiga kali 6 20

- lebih dari tiga kali 6 20

Sub Total 30 100

2. Teman berkunjung

- teman 24 80

- keluarga 6 20

Sub Total 30 100

Pengunjung melakukan kunjunganpaling banyak adalah untuk pertama kalinya mengunjungi kawasan sebesar 30%. Untuk lama kunjungan adalah satu hari sebesar 100%. Pengunjung yang menggunakan mobil pribadi sebesar 65%.

Tujuan dan Pola Kunjungan

(35)

Pengetahuan Potensi Ekowisata

Pengetahuan dan keingintahuan pengunjung terhadap keberadaan suatu kawasan ekowisata sangat penting peranannya dalam upaya pengembangan suatu program interpretasi lingkungan.

Tabel 11. Pengetahuan Adanya Potensi Ekowisata Kawasan danau Linting

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1 Teman berkunjung

- teman 24 80

- keluarga 6 20

Total 30 100

2 Perolehan informasi mengenai kawasan:

- sendiri 9 30

- teman 18 60

- cerita orang 3 10

- media massa/media elektronik 3 10

Total 30 100

(36)

Kebutuhan Fasilitas

Setiap pengunjung memiliki tanggapan yang berbeda untuk setiap bentuk fasilitas yang perlu disediakan untuk menikmati suatu kawasan ekowisata.Kebutuhan dan harapan pengunjung terhadap ketersediaan fasilitas di kawasan Danau Linting dapat dilihat pada tabel .Menurut Hadinoto (1996), interpretasi merupakan kebutuhan vital dalam meberikan kepuasan kunjungan serta sangat penting untuk memberi pengertian mengenai perlunya dan caranya melestarikan lingkungan alam.

Tabel 12. Ketersediaan Fasilitas di Danau Linting

Kriteria Jumlah Persentase(%)

Ketersediaan sarana di kawasan Danau Linting

Ketersedian sarana juga masih dianggap kurang oleh 55 % pengunjung Danau Linting, melihat kondisi terbatasnya fasilitas air bersih untuk pengunjung dan tempat sampah yang masih minim. Pengunjung juga mengharapakan fasilitas berupa papan penunjuk arah, pusat informasi dan papan nama objek untuk membantu pengunjung lebih menikmati potensi yang ada di kawasan Danau Linting.

Kesadaran Pengunjung terhadap Potensi Pengembangan Wisata Alam

(37)

pelestarian lingkungan yang dapat menampung air sebagai tempat pemandian air panas.Pengunjung juga memiliki kesadaran yang besar untuk membayar lebih jika disediakan fasilitas yang memang dengan kondisi baik dan memadai untuk kegiatan pengunjung di kawasan Danau Linting. Tetapi disamping adanya kesadaran pengunjung terhadap potensi pengembangan wisata alam kawasan Danau Linting ada pula perilaku pengunjung yang kurang mengerti akan kelestarian lingkungan sekitar Danau Linting.Maka dari itu kebiasasan yang seperti itu tidak dilakukan lagi oleh pengunjung yang pada intinya sangat merugikan.Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini yang menunjukkan pengunjung yang mandidi dalam danau.

Gambar 8. Pengunjung yang mandi di Danau Linting

Masalah yang terjadi dalam pengelolaan kawasan adalah kesadaran

pengunjung yang tidak menyadari tentang keamanan dalam berwisata pengunjung

yang disekitar Danau Linting, hal ini dapat dilihat dari masih adanya pengunjung

(38)

Pengelolaan Kawasan

Kawasan Danau Linting yang memiliki potensi wisata yang cukup

menjanjikan, ternyata belum dikelola secara serius oleh pihak Pemerintah Daerah

Kabupaten Deli Serdang. Pengelolaan kawasan yang berbasis masyarakat sangat

penting dilakukan pada kawasan ini karena dengan melibatkan masyarakat lokal

maka pengelolaan kawasan dapat terkendali dan tidak terjadi kesalahan dalam

pengelolaan.

Bentuk pengelolaan kawasan yang berbasis masyarakat dapat dilihat dengan

adanya keterlibatan masyarakat dalam pembuatan fasilitas pendukung dan

pengelolaan pelestarian kawasan, masyarakat juga dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dari hasil usaha berupa warung,toko souvenir dan jasa lain

lainnya.

Potensi wisatawan yang datang berkunjung, belum benar-benar digarap

secara serius, sehingga tidak berdampak pada perkembangan wilayah serta

minimnya kontribusi ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah lokal.Kondisi

jalan untuk memasuki kawasan masih kurang layak karena jalan tergenang oleh

aliran air yang menyebabkan jalan terkikis yang dapat membahayakan pengendara

sepeda motor yang melintasi kawasan tersebut.

Pemerintah diharapakan memperbaiki sistem drainase disekitar jalan

menuju Danau Linting agar pada saat hari hujan tidak terjadi pengikisan yang

dapat berdampak buruk terhadap kualitas jalan yang ada sehingga tidak mudah

(39)

Jalan yang ada menuju kawasan Danau Linting ini dapat dilihat pada

Gambar 9. kondisi jalan berikut.

Gambar 9. Kondisi Jalan Menuju Danau Linting dari Pintu Masuk

Pengelola seharusnya lebih memperhatikan masalah ini karena jalan

merupakan faktor pendukung yang vital agar pengelolaan kawasan dapat

terlaksana dengan baik. Pembangunan infrastruktur yang lebih maksimal akan

berdampak posituf terahadap pengembangan kawasan Danau Linting agar

kawasan tersebut dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Selain kondisi jalan yang masih kurang layak kondisi danau juga masih

tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya sampah yang

(40)

Banyaknya sampah yang berada disekitar Danau Linting sangat

mengganggu karena membuat danau tampak tidak bersih dan memberikan

dampak kurang bagus terhadap kondisi air danauseperti pada gambar10 berikut.

Gambar 10. Sampah yang Berada di Sekitar Danau

Pengelola kawasan wisata Danau Linting seharusnya menyediakan lebih

banyak tempat pembuangan sampah dan papan larangan agar pengunjung tidak

membuang sampah di sembarang tempat, meskipun sudah ada beberapa tempat

sampah yang terbuat yang masih realatif kecil dan kurang jelas posisinya di

sekitar kawasan Danau Linting.

Sampah yang ada disekitar danau linting adalah sampah organik dan

organik, berdasarakan pengamatan di sekitar Danau yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa sampah organik berasal dari daun pohon – pohon yang ada

disekitar danau sedangkan sampah anorganik berasal dari pengunjung yang

(41)

Pengelola kawasan wisata Danau Linting sudah membuat tempat

pembuangan sampah disekitar kawasan Danau tersebut tetapi jumlahnya dinilai

masih kurang karena tidak menyebar keseluruh penjuru kawasan tersebut.Hal ini

dapat dilihat pada gambar tempat pembuangan sampah yang ukurannya masih

relatif kecilberikut ini .

Gambar 11. Tempat Pembuangan Sampah

Pengelola seharusnya menyediakan tempat pembuangan sampah diseluruh

kawasan agar pengunjung dapat dengan mudah menjaga kebersihan di sekitar

Danau Linting, selain itu pengelola juga membuat papan larangan membuang

sampah sembarangan agar pengunjung yangt datang ke kawasan Danau Linting

dengan kesadaran sendiri untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat.

Hal yang kemudian perlu diperhatikan pengelola adalah pembuatan

camping ground di sekitar kawasan tersebut agar penunjung yang ingin berkemah

dapat dengan mudah menentukan lokasi camping yang baik dan aman.Lokasi

camping grounddinilai masih kurang bagus karena lokasinya tidak beraturan

(42)

Gambar 12. Lokasi Camping Grounddi sekitar kawasan

Penentuan lokasi camping ground juga harus diperhatikan agar lebih mudah

untuk menata kawasan tersebut. Pada umumnya lokasi camping ground tidak

jauh dari sekitar danau yang jaraknya kira - kira 20 meter dari tepi danau agar

akses menuju danau dapat lebih mudah dilalui oleh pengunjung yang berkemah di

sekitar danau tersebut.

Tujuan Pengelolaan Kawasan

Perencanaan pengembangan ekowisata tujuan yang ingin dicapai adalah

kelestarian alam dan budaya serta kesejahteraan masyarakat. Sementara

pemanfaatan hanya dilakukan terhadap aspek jasa estetika, pengetahuan

(pendidikan dan penelitian) terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati

filosofi, pemanfaatan lajur untuk tracking dan adventure.Pengembangan

ekowisata secara terpadu diperlukan untuk membangun ekowisata yang

berkelanjutan dan berbasis masyarakat.Untuk menumbuhkan partisipasi

(43)

menggerakkan masyarakat untuk menarik perhatian dan kepedulian pada kegiatan

ekowisata dan kesediaan bekerjasama secara aktif dandengan berkelanjutan

( Lubis,2006 ).

Pengelolaan kawasan Danau Linting sebagai kawasan wisata sangat penting

mengingat kawasan tersebut memiliki potensi yang sangat besar terhadap

kelestarian lingkungan dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

yang ada disekitar kawasan danau linting tersebut.Peran pemerintah juga sangat

berpengaruh dalam pengelolaan kawasan kuhususnya Pemerintah Kabupaten Deli

Serdang.Pendekatan dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumber

daya alam dan budaya.

Sumber daya tersebut merupakan kebutuhan setiap orang saat sekarang dan

dimasa yang datang agar dapat hidup dengan sejahtera, untuk itu dibutuhkan

pengorganisasian masyarakat agar segala sesuatu yang telah menjadi kebijakan

dapat dibicarakan, didiskusikan dan dicari jalan pemecahannya dalam satu

organisasi ekowisata yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan pembinaan

ekowisata di kawasan Danau Linting.

Analisis Kekuatan Medan (Force Field Analysis)

Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

(44)

Tabel 13. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemanfaatan Kawasan Wisata Danau Linting

Faktor pendukung Faktor penghambat

- Adanya sumber air panas dengan air yang jernih yang merupakan objek utama kawasan Danau Linting

Kebiasaan pengunjung yang membuang sampah plastik ke dalam danau

- Jalur trekking yang tidak begitu jauh sehingga mudah di akses

Sebagian jalur trekking masih ditemukan sampah anorganik

- Udara yang sejuk yang menarik pengunjung untuk datang kedalam kawasan wisata Danau Linting

Belum adanya sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan Danau Linting

- Kebisingan dari suara

kenderaan dan kebisingan tidak ada disekitar kawasan

Masih minimnya kegiatan pengembangan kawasan wisata Danau Linting

- Kondisi hutan danau yang masih alami dan belum mengalami kerusakan oleh tangan manusia

Kawasan yang masih baru dikelola oleh pemerintah sebagai kawasan wisata sehingga informasi tentang potensinya masih minim

Strategi Pengembangan Kawasan Danau Linting

(45)

Gambar 13.HistogramFaktor Pendukung.

Gambar14.HistogramFaktor Penghambat.

Grafik faktor pendukung menunjukkan responden lebih banyak memilih pada nilai 5 yaitu sangat kuat karena faktor pendukung tersebut adalah kenyataan yang ada. Begitu juga pada faktor penghambat menunjukkan responden juga memilih pada nilai 5 yaitu sangat kuat juga karena alasan yang sama.Faktor penukung yang paling banyak dinilai responden adalah udara yang sejuk dan

0

Nilai 5 = Sangat Kuat

(46)

kondisi danau sedankan untuk faktor penghambat nilai paling tinggi adalah kawasan yang masih baru.

Strategi terpenting yang perlu direncanakan adalah perencanaan yang matang dari pihak pengelola kawasan wisata Danau Linting untuk lebih memberikan informasi dan menyediakan sarana yang memadai sehingga mampu menarik pengunjung untuk datang ke dalam kawasan sehingga masyarakat lebih dapat merasakan manfaat dari kawasan hutan bagi mereka. Dengan direncanakannya suatu program interpretasi akan lebih menambah wawasan dan pengetahuan pengunjung tentang hutan dan kegunaannya sehingga tertarik untu ikut serta melestarikannya. Dengan demikian fungsi kawasan ini akan semakin besar dirasakan yaitu selain sebagai kawasan ekowisata yang bersifat lestari juga sebagai kawasan pelestarian alam., pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

(47)

Tabel 14. Strategi untuk Memperkuat Faktor Pendukung dan Melemahkan Faktor Penghambat

Faktor pendukung Faktor

penghambat

(48)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Potensi Kawasan yang ada di kawasan Danau linting terdiri dari keindahan alam, gelala alam (geologi) dan keanekaragaman floradan fauna.

2. Program interpretasi yang dapat dikembangkan di kawasan Danau Linting adalah kegiatan trekking di sekitar kawasan, pembuatan buklet tentang potensi kawasan, pendidikan kelestarian lingkungan melalui interpreter dan pembuatan fasilitas interpretasi.

Saran

(49)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Interpretasi

Interpretasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seni dalam memberikan penjelasan tentang suatu kawasan (flora, fauna, proses geologis dan sebagainya) serta sejarah dan budaya masyarakat kepada pengunjung yang datang ke kawasan tersebut, sehingga dapat memberikan kepuasan dan pengetahuan baru yang dapat menggugah pemikiran untuk mengetahui, menyadari dan menarik minat pengunjung untuk ikut menjaga, melestarikan serta mempelajari lebih lanjut, karenacara paling langsung bagi masyarakat umum untuk mempelajari kawasan yang dilindungi adalah melihatnya sendiri (MacKinnon et al dalam Satyatama, dkk, 2010).

(50)

sasaran akan tetapi bagaimana cara anda menyampaikan informasi tersebut kepada kelompok sasaran (Hamid, 1996).

Suatu kegiatan pariwisata dapat dikategorikan pariwisata ekologi jika memenuhi 5 prinsip ekowisata.Kelima prinsip tersebut, 1) prinsip sustainable adalah pariwisata yang berkonsentrasi pada penyokongan pelestarian alam, 2) bahwa lingkungan alam harus aman dan terjamin keselamatannya untuk dijadikan harta warisan bagi generasi mendatang. 3) pemeliharaan beragam makhluk yang ada di sekitarnya, baik manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lainnya apa pun yang berasal dari alam dan hidup di alam bersangkutan. Keragaman makhluk hidup diyakini dapat bertahan jika secara ekosistem terjaga. 4) merumuskan perencanaan secara holistik dan mengimplementasikannya secara holistik pula. Harmonisasi alam dengan manusia dan totalitas lingkungannya (environmental integrity) harus jadi kenyataan. 5) carying capacity, artinya seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pariwisata tersebut mendapat manfaat. Tingkat kemanfaatan harus diperoleh baik secara dimensional bagi penyedia maupun bagi wisatawan.Interpretasi alam adalah suatu kegiatan bina cinta alam yang khusus ditujukan untuk pengunjung kawasan konservasi alam yang merupakan kombinasi dari pelayanan informasi, pelayanan pemanduan, pendidikan, hiburan dan promosi (Satyatama, 2008).

(51)

biasanya melalui tahapan informasi,rencana pelaksanaan kegiatan dan penyampaian uraian – uraian. Teknik secaratidak langsung adalah kegiatan interpretasi yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu dalam memperkenalkan objek interpretasi. Interpretasidisajikan dalam suatu program slide, video film, rangkaian gambar – gambar dansebagainya (Rosmalasari,2004).

Istilah “ekowisata” dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah danbudaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat local dan mendukung pelestarian alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya meminimalkan dampak yang negatif terhadap linkungan dan budaya setempat dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai konservasi (Syahadat, 2005). Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola (Nugroho,2004).

(52)

wisata alternatif yang tidak menimbulkan banyak dampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kondisi sosial budaya.Interpretasi adalah suatu proses untuk menyederhanakan ide-ide atau isu-isu yang rumit dan kemudian membaginya dengan masyarakat awam/umum. Interpretasi adalah pelayanan kepada kelompok sasaran yang datang ke taman-taman, hutan,tempat-tempat yang dilindungi dan rekreasi yang lain, karena kelompok sasaran selain ingin bersantai atau mencari inspirasi juga mempunyai keinginan untuk mempelajari tentang alam,atau kebudayaan. Sumberdaya alam yang ingin dilihat dapat berupa proses geologis, satwa,tumbuhan, kominitas ekologis, atau sejarah manusia.Interpretasi adalah suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dan sumberdaya yang ada (Sharpe, 1982)

Manfaat Interpretasi

(53)

Teknik Interpretasi

Tilden dalam Fandeli (2005) yang disebut juga Bapak Interpretasi menyatakan bahwa Interpretasi lingkungan adalah suatu aktivitas pendidikan untuk mengungkapkan arti dan hubungan antara obyek alami dengan kelompok sasaran, dengan pengalaman tangan pertama, dan dengan penggambaran media (ilustrasi) secara sederhana.

Pelaksanaan kegiatan interpretasi bisa dilakukan dengan beberapa cara/teknik yang dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Teknik secara langsung (attended service)

Adalah kegiatan interpretasi yang melibatkan langsung antara interpreter (penginterpretasi), kelompok sasaran dengan obyek interpretasi yang ada sehinggakelompok sasaran dapat secara langsung melihat, mendengar atau bila mungkin mencium, meraba dan merasakan obyek-obyek intrepretasi yang dipergunakan dan biasanya dengan tahap pelaksanaan sebagai berikut:

1) Informasi kelompok sasaran akan mendapatkan informasi tentang obyek yang akan dikunjungi.

2) Rencana kegiatan pelaksanaan program akan dijelaskan pada suatu pusat pengunjung atau dikenal juga dengan nama pusat informasi.

(54)

4) Kelompok sasaran dalam kelompok-kelompok atau perorangan yang bergabung membentuk suatu rombongan berjalan-jalan atau dengan kendaraan mendatangi obyek-obyek interpretasi dengan dipandu oleh penginterpretasi dan mengikuti salahsatu program penginterpretasi yang sudah disusun.Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan interpretasi dengan melakukan pergerakan atau perjalanan. Terdapat 3 karakteristik dalam kegiatan ini yaitu peserta berpindahdari satu tempat ke tempat lain, terdapat beberapa tempat istirahat atau pemberhentian untuk menunjukkan suatu obyek di lokasi tersebut dan untuk kegiatanini diperlukan komitmen lebih dari peserta karena mereka memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain.

b. Teknik secara tidak langsung (unattended service)

(55)

lokasi/kawasan yang diinterpretasikan. Interpretasi ini ditujukan kepada masyarakat yang ingin berlokasi jauh dari obyek interpretasi yang ingin kita jelaskan (Sharpe,1982).

Program Interpretasi

Program interpretasi adalah suatu tuntunan atau panduan yang disusun oleh interpreter untuk melaksanakan kegiatan interpretasi. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menyiapkan program interpretasi adalah sebagai berikut (WWF, 2000):

1. Menetapkan point of interest, sebagai sumber informasi untuk program pendidikan dan interpretasi, serta menentukan target group dan memilih cara pendekatan serta fasilitas pendukung yang diperlukan.

2. Menetapkan dan membuat jalur-jalur interpretasi untuk mengarahkan pengunjung ke tempat-tempat yang memiliki objek geologis, sejarah, tumbuhan, binatang serta kebudayaan yang menarik.

3. Memasang papan-papan petunjuk/pemandu yang ditujukan untuk memberikan kemudahan kepada pengunjung ketika masuk ke dalam kawasan.

4. Membuat pusat informasi yang dapat memberikan gambaran bagi pengunjung mengenai apa saja yang dapat dilihat, diketahui, dan dipelajari di kawasan tersebut.

(56)

Fasilitas Interpretasi

Fasilitas yang ada dalam program interpretasi menurut (Wiwoho,1990) adalah:

1. Shelter/Tempat Beristirahat

Shelter (tempat pemberhentian) dibutuhkan oleh pengunjung sebagai tempat

untuk beristirahat pada saat melakukan perjalanan di kawasan danau linting.Manfaat lain adanya shelter adalah membantu pengunjung agar tidak kelelahan saat melakukan kegiatan trekking.

2. Tempat Sampah

Tempat sampah sangat penting agar kebersihan disekitar kawasan tetap terjaga.

3. Sign dan Label(Papan Informasi dan Pal-Pal Interpretasi) Adapun papan informasi dan pal-pal interpretasi terdiri dari :

- Tanda Masuk (Entrance Signs)

- Tanda Arah (Directional Signs) - Peta Lokasi (Area Map)

- Papan Interpretasi (Interpretative Signs) - Tanda Pada Metal (Signs on Metal)

Letak dan Sejarah Kawasan

Danau Linting berada di Desa Sibunga-bunga Hilir, Kecamatan Sinembah

Tanjung Muda (STM) Hulu.Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menetapkan

kawasan Danau Linting ini sebagai kawasan wisata melalui Surat Keputusan

(57)

Pengelolaan Kawasan Wisata Danau Linting di Kecamatan Sinembah Tanjung

Muda (STM) Hulu Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang. Dalam surat

keputusan bupati tersebut, radius 100 meter dari pinggir danau dinyatakan sebagai

kawasan lokasi wisata. Meskipun sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata

namun Danau Linting belum dikelola secara serius oleh pemda setempat.

Kawasan Danau Linting yang terletak di desa Sibunga-bunga Hilir Kecamatan

Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu secara geografis berada pada koordinat

3º13’46,10’’LU dan 98º43’34,15’’BT. Kawasan yang berbatasan langsung dengan

Danau Linting adalah sebagai berikut:

• Sebelah utara berbatasan dengan desa Durian IV Mbelang

• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

• Sebelah selatan berbatasan dengan desa Rumah Rih

• Sebelah barat berbatasan dengan desa Rumah Rih.

Kawasan Danau Linting yang memiliki potensi wisata yang cukup

menjanjikan, ternyata belum dikelola secara serius oleh pihak Pemerintah Daerah

(58)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi alam, flora dan fauna, keindahan alam, keunikan budaya, bahasa, latar belakang sejarah, dan keramahan penduduk lokal merupakan daya tarik dari obyek wisata untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara.Pengembangan potensi alam di Provinsi Sumatera Utarabelum dikelola sebagai obyek wisata dan pengelolaannya belum intensif dan diperlukan rencana pengembangannya. Adanya beberapa kendala seperti keterbatasan dana, tenaga, sarana, dan prasarana menyebabkan pengembangan kawasan pelestarian alam sebagai obyek wisata serta pengembangan obyek wisata yang belum intensif tidak dapat dilaksanakan secara bersamaan.

Potensi wisatawan yang datang berkunjung, belum benar-benar digarap

secara serius, sehingga tidak berdampak pada perkembangan wilayah hal ini dapat

dilihat dari minimnya kontribusi ekonomi bagi masyarakat lokal dan

pemerintah.Danau Linting masuk dalam kategori wilayah obyek wisata dan hanya

memiliki luas sekitar 1 hektar terletak di 3 desa, yakni Sibunga-bunga, Durian IV Mbelang dan Gunung Manumpak, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deliserdang dan berjarak sekitar 2 jam dari kota Medan. Danau Linting merupakan danau vulkanik, air danau yang mengandung belerang sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit.

(59)

pemerintah daerah juga masih terlihat masih kurang mendorong pihak investor untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata alam.

Masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan pada beberapa tahun yang lalu juga tidak pernah diajak dalam rencana pengembangan wisata alam ini. Ketiadaan rencana pengembangan kawasan Danau Linting serta keterlibatan masyarakat semakin lama semakin mengancam kelestarian kawasan Danau Linting itu sendiri semakin menjauhkan masyarakat dari potensi manfaat yang seharusnya bisa diperoleh dari keberadaan Danau Linting itu sendiri baik dari sisi ekonomi, sosial, dan budaya.

Suwantoro (2002) mengemukakan bahwa wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan.Wisata alam meliputi obyek dan kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya, baik dalam bentuk asli (alami) maupun perpaduan dengan buatan manusia.

(60)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi potensi ekowisata dalam pengembangan kawasanDanau Linting.

2. Menyusun Program Interpretasi Lingkungan di kawasan Danau Linting. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi bagi wisatawan agar mengetahui dan mengunjungi kawasan ini.

2. Sebagai bahan pertimbangan kepada pengambil keputusan dalam pengembangan kawasan ini terutama dalam hal infrastruktur.

(61)

ABSTRAK

MUSAWIR NASUTION:Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan di Kawasan Wisata Danau Linting Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh PINDI PATANA dan YUNUS AFIFUDDIN.

Danau Linting merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki potensi yang cukup besar dan membutuhkan perencanaan untuk pengelolaan yang lebih baik. Penelitian mengenai program interpretasi lingkungan di kawasan Danau Linting belum pernah dilakukan. Perlu dilakukan studi dan penilaian terhadap potensi-potensi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekowisata dalam pengembangan kawasan Danau Linting dan menyusun program interpretasi lingkungan di kawasan Danau Linting. Penelitian ini melibatkan para pengunjung, masyarakat, pengelola kawasan dan pihak terkait. Potensi ekowisata dan program interpretasi diidentifikasi menggunakan metode observasi dan dianalisis sesuai dengan kriteria skor yang diberikan kepada pengunjung. Sementara itu, metode Force field Analysis dilakukan dengan kuisioner terhadap masyarakat yang berada di sekitar kawasan wisata Danau Linting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ekowisata yanga ada di kawasan Danau Linting adalah keindahan alam, gejala alam, (Geologi) dan keanekaragaman flora dan fauna. Program interpretasi yang dapat dikembangkan di kawasan adalah pendidikan kelestarian lingkungan dan pembuatan fasilitas interpretasi. Pengelolaan kawasan pada saat ini dilaksanakan oleh kepala desa dan melibatkan peran dari masyarakat lokal.

.

(62)

ABSTRACT

MUSAWIR NASUTION: Planning Program The Environmental Interpretation in Tourism Area of Linting Lake at the Deli Serdang Regency, Guided by PINDI PATANA and YUNUS AFIFUDDIN.

Linting Lake is one of potential tourism area which still poor in management. Research of environmental interpretation program in the Linting Lake had never been done before. Research is important to assesment for existing potentiality. The reseaarch have purposed to identified potential ecotourism of Linting Lake and compled the environmental interpretation program of Linting Lake area. Research involved all visitors, society, organizer of area, and related stakeholders. Potential of tourism and interpretation program identified to used the observation method and analyzed as according scored criteria which have passed to visitors. Meanwhile, method of force field analysis have done by questionnaire to local society in tourism area of linting Lake. Result of research have indicated the potential tourism existed in Lunting Lake area are natural beauty, geological phenomenon and biodiversity of flora and fauna. Interpretation program can be developed of environmental sustainability education and interpretation facilities manufacture. Management area have executed by leader of the village and helped by local society lived around of area.

(63)

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA DANAU LINTING

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH

MUSAWIR NASUTION/081201012 MANAJEMEN HUTAN

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(64)

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA DANAU LINTING

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI Oleh:

MUSAWIR NASUTION

081201012

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(65)

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA DANAU LINTING

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI Oleh:

MUSAWIR NASUTION 081201012/MANAJEMEN HUTAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(66)

Judul Penelitian : Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan di Kawasan Wisata Danau Linting Kabupaten Deli Serdang.

Nama : Musawir Nasution

NIM : 081201012

Minat Studi : Manajemen Hutan

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Pindi Patana, S.Hut., M.Sc

NIP. 19750525 200003 1 001 NIP. 19760725 200812 1 001

Yunus Afifuddin, S.Hut., M.Si

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kehutanan

(67)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

Adapun judul penelitian ini adalah “Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan di Kawasan Wisata Danau Linting Kabupaten Deli Serdang”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua yang telah mendidik, memberikan semangat dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelsaikan penelitian ini. Penulis juga mengucapakan terima kasih kepada dosen pembimbing skripsi yaitu kepada bapak Pindi Patana, S.Hut. Msc selaku ketua dan kepada bapak Yunus Afifuddin, S.Hut, M.si. selaku anggota yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

(68)

ABSTRAK

MUSAWIR NASUTION:Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan di Kawasan Wisata Danau Linting Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh PINDI PATANA dan YUNUS AFIFUDDIN.

Danau Linting merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki potensi yang cukup besar dan membutuhkan perencanaan untuk pengelolaan yang lebih baik. Penelitian mengenai program interpretasi lingkungan di kawasan Danau Linting belum pernah dilakukan. Perlu dilakukan studi dan penilaian terhadap potensi-potensi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekowisata dalam pengembangan kawasan Danau Linting dan menyusun program interpretasi lingkungan di kawasan Danau Linting. Penelitian ini melibatkan para pengunjung, masyarakat, pengelola kawasan dan pihak terkait. Potensi ekowisata dan program interpretasi diidentifikasi menggunakan metode observasi dan dianalisis sesuai dengan kriteria skor yang diberikan kepada pengunjung. Sementara itu, metode Force field Analysis dilakukan dengan kuisioner terhadap masyarakat yang berada di sekitar kawasan wisata Danau Linting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ekowisata yanga ada di kawasan Danau Linting adalah keindahan alam, gejala alam, (Geologi) dan keanekaragaman flora dan fauna. Program interpretasi yang dapat dikembangkan di kawasan adalah pendidikan kelestarian lingkungan dan pembuatan fasilitas interpretasi. Pengelolaan kawasan pada saat ini dilaksanakan oleh kepala desa dan melibatkan peran dari masyarakat lokal.

.

(69)

ABSTRACT

MUSAWIR NASUTION: Planning Program The Environmental Interpretation in Tourism Area of Linting Lake at the Deli Serdang Regency, Guided by PINDI PATANA and YUNUS AFIFUDDIN.

Linting Lake is one of potential tourism area which still poor in management. Research of environmental interpretation program in the Linting Lake had never been done before. Research is important to assesment for existing potentiality. The reseaarch have purposed to identified potential ecotourism of Linting Lake and compled the environmental interpretation program of Linting Lake area. Research involved all visitors, society, organizer of area, and related stakeholders. Potential of tourism and interpretation program identified to used the observation method and analyzed as according scored criteria which have passed to visitors. Meanwhile, method of force field analysis have done by questionnaire to local society in tourism area of linting Lake. Result of research have indicated the potential tourism existed in Lunting Lake area are natural beauty, geological phenomenon and biodiversity of flora and fauna. Interpretation program can be developed of environmental sustainability education and interpretation facilities manufacture. Management area have executed by leader of the village and helped by local society lived around of area.

(70)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Musawir Nasution yang lahir di Pasar Ujung Batu pada tanggal 25 September 1989. Penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara dari ayah Syarifuddin Nasution dan ibu Marni L Tobing. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD 142960 Pasar Ujung Batu pada tahun 2002, lulus dari SMP Negeri 1 Sosa pada tahun 2005, dan lulus dari SMA dari SMAN 2 Plus Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana Be (YPMHB) Sipirok pada tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri yakni minat Manajemen Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

(71)

DAFTAR ISI

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interpretasi ... 4

Manfaat Interpretasi ... 7

Teknik Interpretasi ... 8

Program Interpretasi ... 10

Fasilitas Interpretasi ... 11

Letak dan Sejarah Kawasan ... 11

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat ... 14

Prosedur Penelitian... 15

Metode Pengambilan Sampel ... 15

Data yang dikumpulkan... ... 15

Metode Pengumpulan Data ... 17

Analisis Data ... 17

Analisis Deskriptif ... 17

Analisis force field ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Keindahan Alam... 20

Potensi Flora dan Fauna... 22

Program Interpretasi... 25

Bentuk Program Interpretasi ... 26

Fasilitas Pendukung Interpretasi ... 29

Data Pengunjung ... 30

Karakterinsik Pengunjung ... 30

(72)

Pengetahuan Potensi Ekowisata ... 32

Kebutuhan Fasilitas ... 33

Kesadaran Pengunjung ... 34

Pengelolaan Kawasan... 35

Tujuan Pengelolaan Kawasan ... 39

Analisis Kekuatan Medan ... 40

Strategi Pengembangan Kawasan ... 41

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 45

Saran... ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(73)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Data Primer dan Sekunder... 15

2. Strategi Pendukung dan Penghambat Kawasan Danau Linting ... 19

3. Tujuan Pengunjung ... 21

4. Potensi Flora di kawasan Danau Linting... 22

5. Potensi Fauna di kawasan Danau Linting... 22

6. Kebutuhan Sarana Interpretasi ... 26

7. Fasilitas Pendukung Interpretasi ... 29

8. Kondisi Demografi Pengunjung... 30

9. Aktifitas Pengunjung... 31

10.Tujuan dan Pola Kunjungan...32

11.Pengetahuan Potensi ekowisata... 33

12.Ketersediaan Fasilitas... 34

13. Faktor Pendukung dan Penghambat... 41

(74)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Diagram Tujuan Kunjungan... 21

2. Papan Interpretasi Harimonting... 23

3. Papan Interpretasi Tanaman Jarak... 23

4. Papan Interpretasi Monyet ekor panjang... 24

5. Papan Interpretasi Tupai ekor sikat... 24

6. Sketsa Kawasan ... .... 25

7. Tempat Istirahat... 27

8. Pengunjung Mandi di Danau... 35

9. Kondisi Jalan Kawasan... 36

10.Sampah di tepi Danau... 37

11.Tempat Pembuangan Sampah... 38

12.Lokasi Camping Ground... 39

13.Histogram Faktor Pendukung... 42

(75)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting ... 48

2. Kuisioner untuk Pengelola Kawasan ... 51

3. Karakteristik Pengunjung Lokasi Wisata Alam Danau Linting ... 52

4. Harapan Pengunjung... 55

5. Analisis Kekuatan Medan ... 56

Gambar

Gambar1. Peta Lokasi Kawasan Penelitian
Tabel 1.Jenis data yang dikumpulkan .
Tabel 3.Tujuan Pengunjung dan Kenyamanan Kawasan
Gambar 2. Potensi Kawasan Danau Linting
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang ingin merancang suatu penelitian yang berkaitan dengan subjective well-being pada pasien dengan penyakit terminal

Endang Widyorini, MS, Psikolog selaku ketua Program Studi Pasca Sarjana Magister Profesi Psikologi Unika Soegijapranata, terimakasih atas kesempatan yang ibu berikan

Tanpa bahan organik Dengan 5 ton jerami/ha Dengan 2 ton pupuk

Karena begitu banyak merek handphone dengan bermacam-macam tipe, para konsumen umumnya tidak puas dengan handphone yang dimilikinya saat itu, sehingga mereka ingin membeli

Saya menyatakan telah membaca dan menyetujui Tata Tertib Penggunaan Fasilitas Layanan Email yang dikelola oleh LPTSI UNSOED, dan bersedia menerima sanksinya

ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH.

Aplikasi ini dilengkapi dengan fasilitas login admin, form-form pemilihan hardware secara bertahap sehingga memudahkan dalam pemilihan, petunjuk pengisian pada masing-masing

Dekripsi merupakan proses untuk melakukan konversi pada suatu data misalnya pada teks akan dilakukan konversi dari chipper text yang merupakan data yang telah diacak menjadi plain