• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strateg i Pe ngembangan Sektor Pe rekonomian di Kabupaten Banjarne gara

C. Strate gi Pe ngembangan Sektor Perekonomian dan Sektor Pe rtanian di Kabupate n Banjarneg ara

1. Strateg i Pe ngembangan Sektor Pe rekonomian di Kabupaten Banjarne gara

Hasil klasifikasi sektor perekonomian dengan pendekatan Tipologi Klassen di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Banjarnegara dengan membuat strategi pengembangan sektor perekonomian. Dalam penentuan strategi pengembangan sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara ini didasarkan pada hasil klasifikasi Tipologi Klassen di atas yang dibagi berdasarkan tiga periode waktunya yaitu jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang (10-25 tahun). Untuk mengetahui strategi pengembangan sektor perekonomian maka digunakan matriks strategi pengembangan sektor perekonomian. Hasil

matriks strategi pengembangan untuk sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara disajikan pada Tabel 33.

Tabel 33. Matriks Strategi Pengembangan Sektor P erekonomian di Kabupaten Banjarnegara

Jangka Pendek (1-5th) Jangka M enengah

(5-10th)

Jangka Panjang (10-25th) Sektor Prima

Strateginya yaitu tetap mempertahankan laju pertumbuhannya yang cepat dan besarnya kontribusi dari sektor prima, melalui upaya:

- Peningkatan pelayanan kesehatan pada sektor jasa berkaitan dengan peningkatan kinerja tenaga kerja

- Peningkatan kerjasama bank, koperasi dan LK M dengan UM K M - Peningkatan sarana dan

prasarana angkut an

Sektor Potensial menjadi Sektor Prima Strateginya dengan dengan meningkatkan laju

pertumbuhan sektor potensial, melalui upaya:

-Pembangunan STA (sub terminal agrobisnis) -Promosi produk-produk

industri

-Peningkatan sarana dan prasarana sektor perdagangan

Sektor Berkembang menjadi Sektor Potensial Strateginya yaitu dengan meningkatkan kontribusi sektor berkembang melalui upaya :

-Peningkatan kualiatas SD M pekerja tambang

-Peningkatan pasokan listrik

Sektor Berkembang menjadi Sektor Potensial Strateginy a yaitu dengan meningkatkan kontribusi sektor berkembang melalui upaya :

- Peningkatan teknologi pada sektor

pertambangan dan penggalian

Sektor Prima menjadi Sektor Prima Strateginy a yaitu tetap mempertahankan laju pertumbuhanny a yang cepat dan besarnya kontribusi dari sektor prima melalui upaya:

- Perluasan jaringan jalan dan fasilitasnya Sumber : Diadopsi dari Lampiran 14

Strategi pengembangan sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara merupakan suatu perencanaan dalam bidang perekonomian di Kabupaten Banjarnegara yang berupaya untuk mengembangkan sektor perekonomian yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Penjelasan mengenai strategi pengembangan sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

a. Strategi pengembangan sektor perekonomian jangka pendek

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan yang diterapkan yaitu dengan mempertahankan sektor prima tetap menjadi sektor prima. Strategi untuk mempertahankan sektor prima dilakukan

dengan pengoptimalan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Banjarnegara untuk mempertahankan kontribusi dan laju pertumbuhan sektor prima sehingga sektor prima tetap menjadi sektor prima. Berdasarkan hasil Pendekatan Tipologi Klassen diketahui bahwa sektor perekonomian yang termasuk sektor prima di Kabupaten Banjarnegara yaitu sektor jasa-jasa; sektor bank dan lembaga keuangan lainnya; dan sektor angkutan. Untuk mengoptimalkan subsektor prima dan mempertahankannya agar tetap menjadi subsektor prima diperlukan suatu alternatif strategi jangka pendek, yaitu dengan:

1) P eningkatan pelayanan kesehatan pada sektor jasa berkaitan dengan peningkatan kinerja tenaga kerja

Banyaknya penduduk Banjarnegara yang masih hidup di bawah garis kemiskinan yaitu 112,984 KK atau 50,21% dari jumlah KK keseluruhan (225.023 KK) mengakibatkan rendahnya tingkat derajat kesehatan di Kabupaten Banjarnegara. Mahalnya biaya pengobatan ke Puskesmas atau rumah sakit menyebabkan masyarakat miskin Banjarnegara lebih memilih ke pengobatan alternatif yang biayanya jauh lebih murah. Selain itu pelayanan kesehatan dari pihak puskesmas atau rumah sakit yang kurang memuaskan, antara lain yaitu masalah administrasi yang terlalu sulit dan ribet terutama adalah bagi masyarakat yang kurang mampu yang berobat menggunakan kartu berobat keluarga miskin. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan dari pihak puskesmas atau rumah sakit.

P eningkatan pelayanan kesehatan misalnya berupa premi asuransi kesehatan bagi non P NS, bantuan pemakaman pasien yang tidak mampu, dan bantuan biaya perawatan pasien tidak mampu. Adanya peningkatan pelayanan kesehatan ini akan sangat membantu masyarakat yang kurang mampu, hal tersebut akan mendorong masyarakat untuk lebih memilih puskesmas atau rumah sakit sebagai tempat berobat ketimbang ke pengobatan-pengobatan alternalif.

Apabila tingkat kesehatan meningkat maka kinerja masyarakat untuk bekerja juga akan meningkat.

2) P eningkatan kerjasama bank, koperasi dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

Kerjasama antara bank, koperasi dan LKM sangat mendukung pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Namun kerjasama tersebut saat ini di Kabupaten Banjarnegara belum terkoordinir secara baik dan belum dilaksanakan secara berkesinambungan. Sebagian besar lembaga-lembaga keuangan formal tersebut melaksanakan pelayanan kredit kepada UMKM secara sendiri-sendiri. Kerjasama ketiga lembaga ini sangat diperlukan untuk mendukung pemberdayaan UMKM, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang kelancaran kerjasama tersebut adalah : (1) adanya peta dimana koperasi dan LKM mengadakan kegiatan pemberdayaan UMKM; (2) adanya informasi tentang dimana UMKM belum mendapat pelayanan permodalan; (3) adanya suatu sosialisasi dari pemerintah kepada bank, koperasi dan LKM dan anggota masyarakat yang akan dilayani, untuk melaksanakan kerjasama ini; (4) adanya koordinasi yang baik antara bank, koperasi, dan LKM dengan UMKM di dalam pelaksanaan kerjasama ini; serta (5) melaksanakan kerjasama ini secara berkesinambungan. 3) P eningkatan sarana dan prasarana angkutan

Kegiatan ekonomi yang menyangkut distribusi barang dan jasa memiliki keterkaitan dengan sarana dan prasarana angkutan (transportasi). P embangunan perekonomian daerah sangat tergantung pada sarana dan prasarana transportasi yang dimiliki. Di Kabupaten Banjarnegara prasarana jalan yang ada meliputi jalan negara sepanjang 57,673 km dengan kondisi baik sepanjang 12,470 km dan kondisi sedang 45,203 km; jalan provinsi sepanjang 84,49 km dengan kondisi baik sepanjang 25,200 km dan kondisi sedang 59,290

km; dan jalan kabupaten dengan panjang 834,690 km dengan kondisi baik sepanjang 602,740 km, kondisi sedang 48,660 km, kondisi rusak 100,750 km dan kondisi rusak berat 82,540 km. Sedangkan untuk sarana angkutan di Kabupaten Banjarnegara hingga saat ini telah menjangkau hampir sampai kepelosok desa. Ketersediaan sarana, prasarana, dan penunjang jasa transportasi harus ditingkatkan sehingga akan mempercepat pemerataan pembangunan dalam pertumbuhan ekonomi daerah.

b. Strategi pengembangan sektor perekonomian jangka menengah

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan periode waktu antara 5-10 tahun. Dalam penentuan strategi pengembangan ini, ada dua alternatif strategi yang dapat direncanakan, yaitu mengupayakan sektor potensial menjadi subsektor prima dan mengupayakan sektor berkembang menjadi sektor potensial. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara yang termasuk sektor perekonomian potensial adalah sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor bangunan. Sedangkan yang termasuk sektor perekonomian berkembang adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor bangunan. Adapun alternatif strategi pengembangan jangka menengah di Kabupaten Banjarnegara yaitu:

1) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan sektor potensial menjadi sektor prima

a) Pembangunan STA (Sub Terminal Agrobisnis) pada sektor pertanian

P emasaran hasil sebagai faktor penentu keberhasilan sebuah usaha masih menjadi kendala utama bagi petani. Posisi petani dalam rantai pemasaran masih sangat lemah. Beberapa sebab yang menjadikan lemahnya posisi petani dalam rantai tata niaga antara lain adalah pangsa pasar petani relatif terbatas, komoditas yang dihasilkan umumnya cepat rusak, lokasi produksi

yang relatif terpencil sehingga kesulitan akses transportasi pengangkutan hasil produksi, kurangnya informasi harga dan kebijakan pemerintah masih jauh dari menguntungkan petani. Oleh karena itu diperlukan pendekatan kebijakan berupa kelembagaan pasar lelang misalnya dengan pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA). Di Kabupaten Banjarnegara sendiri belum terdapat Sub Terminal Agrobisnis, selama ini pemasaran produk-produk pertanian langsung dijual ke pasar-pasar tradisional baik di Kabupaten Banjarnegara maupun ke Kabupaten lain seperti Kabupaten P urbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purwokerto, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Cilacap.

Adanya STA diharapkan nantinya akan mengubah sistem pemasaran menjadi lebih efisien dibandingkan dengan pemasaran di pasar-pasar biasa. Kebutuhan pasar bagi produk-produk pertanian (misalnya: sayuran dan buah-buahan) akan tertampung dan terpasarkan. Kegiatan jual beli yang berlangsung di STA terjadi antara penjual produk pertanian dalam hal ini petani atau pedagang pengumpul dengan pembeli baik pedagang besar maupun konsumen dengan cara negosiasi (tawar menawar) dengan patokan harga dari petani, sehingga diharapkan petani tidak dirugikan. Dengan model STA ini petani selaku penjual dapat membuat margin (patokan) harga terhadap produk-produk petani. Adanya STA ini juga akan membuka peluang dan mengembangkan jaringan pasar global komoditas agro serta sebagai ajang transfer informasi dan teknologi pertanian, sehingga kesejahteraan petani akan lebih meningkat.

b) Promosi produk-produk industri

P roduk industri Kabupaten Banjarnegara antara lain yaitu mebel bambu, anyaman bambu, sangkar burung, batu bata, dan keramik, semua produk industri tersebut merupakan industri

kerajinan rumah tangga yang termasuk ke dalam industri kecil dan sedang. Produk industri unggulan di Kabupaten Banjarnegara adalah keramik yang bersentra di Kecamatan P urworejo Klampok. Kecamatan Purworejo Klampok berjarak 30 Km dari Ibukota Banjarnegara ke arah barat menuju Purbalingga, Banyumas dan Purwokerto. Industri Kramik P urworejo Klampok ini tergolong unik karena masih menggunakan teknik tradisional yaitu dengan teknik putar. Dalam hal promosi produk-produk industri Kabupaten Banjarnegara masih kurang, sebagai contoh kerajinan keramik yang berada di Kecamatan P urworejo Klampok hanya mempromosikan hasil-hasil produksinya lewat sh ow room.

S how roo m tersebut merupakan rumah tinggal perajin keramik sendiri yang berada di pinggiran jalan pada jalur Banjarnegara-Banyumas.

P romosi atas produk industi unggul daerah di Kabupaten Banjarnegara bisa dilakukan melalui kegiatan ekspo, yang biasanya diadakan satu tahun sekali. Ekspo diselenggarakan dalam rangka merayakan hari jadi Kabupaten Banjarnegara. Dalam 3 tahun terakhir ini kegiatan ekspo tidak hanya diikuti oleh peserta dari Kabupaten Banjarnegara, namun sudah diikuti oleh kabupaten lain. Adanya kegiatan ekspo ini akan sangat membantu untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Kabupaten Banjarnegara terhadap masyarakat luas.

c) Peningkatan sarana dan prasarana sektor perdagangan, hotel, dan restoran

Jumlah Pasar di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 23 pasar yang terdiri dari Pasar Umum 20, Pasar Hewan 2 dan Pasar Buah 1. Hotel di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 9 yang semuanya merupakan hotel non bintang. Untuk keseluruhannya baik perdagangan, hotel, maupun restoran dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang baik, hal ini terlihat dari laju

pertumbuhan yang terus mengalami peningkatan. Akan tetapi sarana dan prasarana sektor perdagangan, hotel, dan restoran ini perlu ditingkatkan.

P embangunan perdagangan, hotel, dan restoran selain itu juga mempunyai peran yang strategis dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, memberikan sumbangan dalam penciptaan lapangan usaha dan kesempatan kerja. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran untuk menunjang pembangunan sektor tersebut. P eningkatan sarana dan prasarana meliputi perbaikan dan peningkatan fasilitas-fasilitas utama maupun penunjang, serta permudahan dalam perijinan suatu usaha.

2) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan sektor berkembang menjadi sektor potensial

a) Peningkatan kualiatas SDM pekerja tambang

Kabupaten Banjarnegara mempunyai kekayaan alam galian C yang melimpah seperti batu gamping, feldspar, lempung, diorite-granodiorite, marmer, andesit, batu lempeng, dan breksi yang tersebar di Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Purwonegoro, Punggelan, Wanayasa, Pejawaran, Karangkobar, Banjarmangu, P agentan dan Sigaluh. Diorite-granodiorite merupakan bahan tambang galian C dengan cadangan terkira terbesar dan terluas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 34. Diorit- granodiorite digunakan untuk bahan bangunan dan lainnya, yang lokasi penyebarannya terdapat di kecamatan Bawang, Banjarmangu, Karangkobar, Pagentan dan Wanayasa.

Tabel 34. P otensi Bahan Baku P engolahan Batu Alam/ Bahan Lainnya di Kabupaten Banjarnegara

N o Bahan baku Cadangan terkira (m3) Luas (Ha)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Batu gamping Feldspar Lempung D iorite-granodi orite M armer A ndesit Batu lempeng Breksi 12.372.000 55.943.846 199.249.450 289.195.000 18.688.000 42.797.506 200.000.000 100.000.000 20 400 220 1.000 50 80 800 10 Sumber: Anonim, 2008g

Sistem penambangan yang selama ini dilakukan adalah penambangan terbuka dan dilakukan sendiri oleh pemilik lahan dengan menggunakan tenaga manusia tanpa adanya bantuan alat modern yang mampu mengoptimalkan penambangan. Hasil tambang masih dijual dalam bentuk crud e/galian yang hanya memberikan nilai tambah rendah. Padahal jika hasil tambang dikelola dengan baik akan memiliki nilai jual yang tinggi. Peningkatan SDM ini dilakukan dengan adanya pembinaan dan penyuluhan dari pemerintah mengenai teknologi dan inovasi baru. Penyuluhan mengenai inovasi baru misalnya adalah tentang cara penambangan dengan alat yang modern, cara pengolahan hasil tambang sehingga hasil tambang tidak lagi dijual dalam bentuk

crude dan nantinya akan menambah nilai jual dari hasil tambang tersebut.

b) Peningkatan pasokan listrik

Listrik mempunyai peranan penting dalam kegiatan perekonomian, baik sebagai bahan bakar, bahan baku industri, maupun untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga. Namun sekarang ini banyak kendala yang dihadapi pemerintah dalam hal ini adalah PLN dalam memenuhi kebutuhan akan energi listrik, sehingga tidak heran kalau sekarang ini sering terjadi pemadaman bergilir. Padahal jika pasokan listrik terganggu maka akan ada banyak pihak yang dirugikan khususnya adalah industri yang

sangat mengandalkan energi listrik dalam menunjang kegiatan produksinya. Jika kegiatan produksi terhambat maka akan berdampak pada penurunan kegiatan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara sendiri.

Oleh karena itu perlu adanya peningkatan pasokan listrik. Di Kabupaten Banjarnegara terdapat unit pembangkit listrik tenaga air yaitu P LTA Panglima Besar Jenderal Soedirman, namun sekarang ini waduk yang mengoperasikan PLTA tersebut mengalami sedimentasi yang sudah menghawatirkan. Adanya sedimentasi akan mengurangi debit air Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman belum lagi apabila memasuki musim kemarau, sudah pasti debit air akan berkurang, sehingga kerja dari PLTA Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam pengoperasian listrik tidak dapat maksimal. Upaya peningkatan pasokan listrik antara lain adalah dengan peningkatan kesadaran masyarakat di daerah hulu terutama (Dieng), karena dalam hal bercocok tanam masyarakat di daerah Dieng masih banyak yang belum menggunakan sistem pola tanam terasering sehingga apabila hujan turun tanah akan longsor dan terbawa arus sungai dan akibatnya akan mengendap di waduk. Hal inilah yang menyebakan sedimentasi yang semakin parah di Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Upaya lain untuk meningkatkan pasokan listrik yaitu dengan memperbaiki hutan di daerah hulu dengan reboisasi, hutan di daerah hulu ini merupakan areal hutan lindung. Sebagian hutan di daerah hulu mengalami kerusakan akibat penebangan liar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya mementingkan keuntungan pribadi, selain itu juga sebagian warga menggunakan areal hutan lindung ini untuk perluasan lahan tanaman kentang. Salah satu peran penting hutan di daerah hulu ini yaitu sebagai penampung air bila hujan, sehingga apabila

terjadi musim kemarau yang panjang sungai serayu yang bermuara ke waduk tidak mengalami kekeringan. Dengan adanya upaya tersebut, debit air di waduk Jenderal soedirman akan tetap terjaga pada kondisi yang normal sehingga kerja PLTA dapat tetap maksimal.

c. Strategi pengembangan sektor perekonomian jangka panjang

Strategi pengembangan jangka panjang dilakukan dengan periode waktu antara 10-25 tahun. Dalam penentuan strategi pengembangan ini, ada dua alternatif strategi yang dapat direncanakan, yaitu mengupayakan sektor berkembang menjadi sektor potensial dan mempertahankan sektor prima agar tetap menjadi sektor prima. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara yang termasuk sektor perekonomian potensial adalah sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor perdagangan. Adapun alternatif strategi pengembangan jangka menengah di Kabupaten Banjarnegara yaitu:

1) Strategi pengembangan jangka panjang yang mengupayakan sektor berkembang menjadi subsektor potensial

a) Peningkatan teknologi pada sektor pertambangan dan penggalian Selama ini penduduk yang tinggal di daerah pertambangan dan bekerja sebagai penambang umumnya masih menggunakan peralatan yang terbatas dan masih bersifat tradisional (misalnya palu dan tatah), dengan keterbatasan peralatan hasil yang diperoleh pun tidak banyak. Dalam hal kualitas juga tidak sebaik jika diproses dengan teknologi canggih. Selain itu, hasil tambang hanya dijual dalam bentuk crud e/galian yang hanya memberikan nilai tambah rendah. Untuk itu perlu adanya peningkatan teknologi, alat-alat yang digunakan untuk penambangan perlu di modernisasi, yang semula masih bersifat manual atau masih menggunakan peralatan yang sederhana diganti dengan alat-alat yang berupa mesin. Hal ini diperlukan kerjasama dari pemerintah

dalam pemberian bantuan modal untuk peningkatan teknologi ini, mengingat bahwa penduduk yang bekerja sebagai penambang ini kebanyakan masih tergolong masyarakat yang kurang mampu. 2) Strategi pengembangan jangka panjang yang mengupayakan sektor

prima agar tetap menjadi sektor prima

a) Perluasan jaringan jalan pada sektor angkutan

Kondisi jalan-jalan yang ada di Kabupaten Banjarnegara masih perlu diperhatikan lagi oleh pemerintah. Banyak jalan-jalan raya yang kondisinya rusak seperti berlubang. Kondisi jalan yang rusak antara lain Jalan Raya Timur dan Barat Wanadadi, Jalan Raya Punggelan dan yang terutama yang perlu diperhatikan adalah kondisi jalan nasional poros tengah (Jalan Raya Banyumas) di mana jalan tersebut adalah jalan utama di Kabupaten Banjarnegara. Padahal kita ketahui bahwa fungsi utama dari jalan raya yaitu untuk meningkatkan aksessibilitas wilayah dan memperlancar transportasi warga, selain itu juga untuk memperlancar pemasaran hasil pertanian. Untuk itu diperlukan pembangunan jalan maupun perluasan jembatan.