• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Branding

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 27-34)

Strategi branding adalah strategi yang digunakan oleh para pemilik brand untunng membangun nama dari sebuah brand yang memiliki dasar-dasar yang kuat sehingga suatu brand mencapai pendekatan ekuitas brand. Hal-hal yang dilakukan didalam branding seperti menciptakan elemen brand baru, meningkatkan brand elemen yang sudah dijalankan, mengkombinasikan antara elemen brand yang sudah ada dengan elemen brand yang baru. Audiens memiliki persepsi terhadap brand elemen dan merupakan hal yang terdapat dari sebuah strategi branding. Menurut jurnal yang berjudul Enterprise Branding Strategies yang ditulis oleh (Michalski, 2017) terdapat enam poin yang merupakan bagian dari brand elemen yaitu:

1) Memorable

Hal-Hal yang dapat membuat brand dapat diingat merupakan identitas trademark brand yang pendek, menarik, dan mudah diingat, unique selling point yang menonjol, produk atau jasa dari brand, desain visual, copywriting, periklanan, dan lain-lain.

2) Meaningful

Brand yang memiliki arti dalam brand atau dalam membangun strategi dalam brand dapat meningkatkan kredibilitas dalam brand sehingga dapat menaikkan citra brand untuk disukai dan menarik audiens.

3) Likable

Bentuk visual yang dihadirkan oleh brand mulai dari aspek produk, kolateral, copywriting, dan lain-lain secara estetika dapat memikat mata audiens sehingga dapat disukai oleh audiens. Hal ini dapat menaikkan kesadaran masyarakat dalam brand serta menaikkan asosiasi dikalangan masyarakat.

4) Transferable

Aspek yang berubah dapat memfasilitasi pembukaan atau pengantar dalam produk atau jasa baru yanng dimiliki oleh sebuah brand dqalam kategori yang sama maupun berbeda.

5) Adaptable

Brand dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh brand tersebut.

6) Protectable

Kemampuan sebuah brand dalam melindungi brandnya melalui pihak ketiga untuk melindungi identitas, trademark, copywriting, dan lain-lain dalam sebuah brand.

4.1. Unsur Branding 1) Merek

Definisi merek terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Merek No.15 Tahun 2001 “Mengatakan merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Merek dapat dikatakan berbeda jika tidak memiliki unsur kesamaan terhadap merek lainnya yang telah terdaftar. (Firmansyah, 2018)

2) Logo

Logo adalah identitas pengenal grafis yang digunakan untuk mengkomunikasikan secara visual sebuah brand. Logo dapat membantu merek membedakan dirinya dari kompetitor. Sebagai contoh, audiens tidak akan melihat Golden Arches dan menyamakan dengan Burger King. Namun, logo tidak terbatas pada usaha komersial. Organisasi amal, kampanye, bahkan individu dapat menggunakan logo untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri. (Hardy, 2011).

3) Visual

Tampilan visual dalam brand merupakan salah satu unsur dalam sebuah brand yang terdiri dari desain produk, desain packaging, key visual, desain sosial media, graphic standard manual, dan lain-lain.

4) Komunikator

Dalam brand terdapat komunikator yang menkomunikasikan brand kepada audiens dan brand lainnya. Komunikator terdapat beberapa bentuk seperti co-founder yang merupakan wakil dari founder, brand mascot merupakan karakter fiksi atau realis yang dibangun oleh brand Untuk membangun kesadaran dan karakter visual kepada audiens, dan lain-lain

5) Copywriting

Kata-kata yang digunakan seperti body copy, slogan, tagline, iklan, jingle, dan lain-lain digunakan sebagai ciri khas copywriting yang

dimiliki oleh setiap brand dan dikombinasikan oleh visual sehingga dapat membangun kesadaran kepada audiens.

4.2. Jenis-jenis Branding 1) Product Branding

Branding produk merupakan membangun strategi dalam pembuatan secara visual dan penjualan produk. Product branding digunakan oleh brand untuk mendorong konsumen memilih produknya dibandingkan produk kompetitor brandnya.

2) Personal Branding

Personal branding merupakan strategi membangun citra terhadap seorang individu, tokoh, atau public figure. Personal branding digunakan mereka untuk membangun pandangan dan citra kepada masyarakat atau target audiens.

3) Corporate Branding

Pembangunan reputasi terhadap suatu perusahaan kepada pasar yang terdapat seluruh aspek suatu perusahaan tersebut diawali dari jasa atau produk yang disediakan oleh perushaan sampai partisipasi pegawai terhadap masyarakat.

4) Geographic Branding

Branding geografis atau regional bertujuan untuk menampilkan tinjuan hasil produk atau jasa yang dimiliki oleh sebuah lokasi tersebut ditampilkan, muncul, atau disebutkan oleh seseorang.

5) Cultural Branding

Pengembangan reputasi sebuah kultur, lingkungan, kebiasaan, dan budaya masyarakat dari suatu tempat atau kebangsaan.

4.3. Fungsi dan Tujuan Branding 1. Fungsi Branding

1) Pembeda

Menjadi pembeda dengan brand lain yang memiliki ciri khas dan karakteristik brand sesuai dengan brand tersebut.

2) Daya Tarik

Adanya daya tarik dapat kelebihan brand mudah untuk

membedakan dengan brand lain terhadap persaingan dengan kompetitor daya tarik dan promosi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh brand.

3) Membangun Citra

Membangun citra, memberikan keyakinan, dan jaminan kualitas merupakan strategi branding yang digunakan untuk membangun citra sebuah brand. Hal ini diperlukan untuk pandangan sebuah produk atau jasa yang dimiliki oleh sebuah brand dan agar mudah diingat oleh audiens.

4) Pengendali Pasar

Menempatkan sebuah brand atau disebut dengan brand positioning yang tepat, memiliki kelebihan kemudahan untuk mengendalikan pasar karena audiens telah menegenal, mempercayai, dan mengingat sebuah brand.

2. Tujuan Branding

1) Menambahkan kepercayaan terhadap audiens dari sebuah brand 2) Memberikan rasa cinta dan loyalitas kepada audiens dari ssebuah

brand

3) Membentuk pandangan atau persepsi audiens dari sebuah brand 5. Sustainable Branding

Sustainable branding menurut RGN Brand Services merupakan hal yang lebih dari hijau atau dapat disebut dengan beyond green maka sustainable branding adalah seperti yang terdapat dikata-kata tersebut yang berarti brand menampilkan dirinya sebagai brand yang berkelanjutan atau sustainable. Hal tersebut digunakannya untuk menggambarkan brand yang secara aktif

memfokuskan kepada pengaruh lingkungan, sosial, dan keuangan yang lebih baik dalam produk atau jasa dan operasi bisnis brand tersebut. Keberlanjutan, tidak hanya mengacu kepada permasalahan lingkungan. Aspek sosial dan keuangan dari produksi dan penggunaan produk dan jasa merupakan hal penting yang terdapat dalam keberlanjutan brand tersebut. Namun, lingkungan adalah tempat yang baik untuk memulai dengan branding yang berkelanjutan sebelum melanjutkan ke dua pilar keberlanjutan lainnya. Namun, untuk melengkapi informasi mengenai Sustainable branding, sustainable branding merupkan kegiatan sebuah brand selain menjalankan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi sustainable branding memperhatikan keberlanjutan brand dalam jangka waktu yang panjang.

5.1. Eco - Innovation

Eco-Innovation merupakan salah satu cara melakukan branding yang berkelanjutan dari beberapa bentuk dari sustainable branding. Eco-Innovation mewakilkan kebutuhan yang dapat membantu sebuah brand untuk merubah lingkungan yang merupakan kendala dalam sebuah brand menjadi peluang serta kelebihan seperti cost reduction, reputasi brand yang baik, kelebihan untuk pasar baru. Parameter dalam Eco-Innovation yaitu:

1) Environmental product safety

Karakter sebuah brand atau individu terhadap produk yang aman untuk lingkungan publik dan menjauhkan produk dan aktivitas yang dapat menjadi ancaman kepada lingkungan sosial atau individu.

2) The importance of eco-innovation

Karakter umum yang dimiliki oleh sebuah brand atau individu yaitu berupa usaha dalam melindungi lingkungan dari konsekuensi negatif dalam menggunakan produk dan jasa untuk melindungi atau alternatif untuk meningkatkan keadaan lingkungan dalam mencegah efek kerusakan lingkungan.

3) The origin of eco-innovation

Mengidentifikasi sebuah brand berasal dari tujuan bisnis dalam istilah identifikasi tempat dan asal sebuah brand yang menggunakan sistem eco-innovation.

4) Green Brand

Brand yang memiliki produk dan jasa yang mengarah kepada kriteria lingkungan yang tercantum kepada eco-label.

5) Ecological innovation

Brand yang memiliki produk dan jasa mewakili eco-innovation seperti perubahan yang positif mengarah kepada reduksi yang mempengaruhi lingkungan.

6) Availability of eco-innovation

Brand yang memiliki intuitif dalam membangkitkan ide untuk memudahkan keterjangkauan dan aksesibilitas eco-innovation brand.

7) Information of eco-innovation

Karakter umum konsumen terhadap brand mengenai ketersediaan informasi brand tentang eco-innovation.

8) Advertising of eco-innovation

Sikap konsumen terhadap media promosi dan informasi tentang brand eco-innovation secara fokus terhadap potensi market.

9) The price of eco-innovation

Sikap konsumen terhadap harga produk atau jasa brand eco-innovation terhadap jumlah atau harga yang konsumen relakan untuk mengkonsumsi dan menggunakan brand eco-innovation secara suka rela, keinginan, atau kesadaran konsumen tersebut.

5.2. Green Branding

Menurut Hartmann, Apoalaza-Ibáñez, dan Forcada-Sainz (2005), pada dasarnya terdapat dua pendekatan untuk positioning green branding yaitu fungsional dan emosional. Pemetaan posisi brand secara fungsional menarik bagi pemikiran yang bersifat rasional dengan memberikan informasi terperinci

tentang manfaat lingkungan, namun untuk pemosisian brand secara emosional menekankan manfaat brand yang terkait dengan kebutuhan emosional masyarakat, seperti rasa kepuasan karena berkontribusi pada perbaikan atau perlindungan lingkungan, atau dari menunjukkan seseorang hidup dengan kesadaran lingkungan kepada orang lain. Hal terpenting, seperti penelitian empiris yang dilakukan oleh Hartmann et al. (2005) menunjukkan bahwa atribut fungsional tidak cukup untuk meyakinkan konsumen yang berpotensial tentang manfaat lingkungan suatu produk. Sebaliknya, kombinasi posisi fungsional dan emosional menghasilkan pergeseran persepsi brand yang paling berpengaruh secara signifikan.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 27-34)

Dokumen terkait