BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Media Informasi
Media Massa menurut Turow (2017) yang ditulis pada bukunya dengan judul Media Today : Mass Communication in a Converging World (6th edition) adalah produksi instrumen dari teknologi yang digunakan untuk komunikasi massa melalui medium yang beranekaragam. Melalui buku, ini penulis memilih media informasi sebagai media primer dan media sekunder dalam perancangan tugas akhir ini.
2.1.1. Fungsi Media Informasi
Jenis media informasi menurut Turow (2017) memiliki fungsi untuk kehidupan sehari- hari, yaitu media sebagai sarana kesenangan, media sebagai mata uang sosial, media sebagai sarana persahabatan, medaia sebagai interaksi parasosial, media sebagai pengawasan, media sebagai penafsiran, media sebagai kegunaan, dan media sebagai sarana interaktivitas. Berdasarkan fungsi tersebut ,fungsi media informasi yang digunakan oleh penulis merupakan :
1) Media sebagai pengawasan
Media sebagai sarana untuk mempelajari tentang hal yang terjadi di dunia atau lingkungan. Dalam fungsi ini, penulis merancang sebuah media infromasi untuk memberikan informasi kepada para brand strategist agar mendapat informasi yang tepat dalam membangun strategi branding dengan kondisi dan fenomena yang terus berevolusi setiap eranya.
2) Media sebagai penafsiran
Media untuk mencari tahu dan memperdalam sesuatu hal yang terjadi
serta cara mengatasinya. Media biasanya dijadikan sebagai tempat masyarakat untuk mencari jawaban suatu kejadian. Hal-hal tersebut berbalik lagi kepada individu yang mampu menangkap dan setuju dengan konten yang diberikan. Dalam konteks penafsiran penulis mengambil fungsi media informasi untuk membuat perancangan ini untuk memberikan informasi kepada para brand strategist kegunaan sustainable branding yang sesunguhnya. Terlalu banyaknya kata sustainable yang digunakan pada brand maka informasi ini dibutuhkan penasfiran agar para brand strategist semakin mendalami arti dari kata tersebut melalui hasil perancangan media informasi penulis.
3) Media sebagai kegunaan
Konten media sebagai kegunaan hingga menimbulkan kenikmatan dan mencapai kepuasan yang didapatkan dari semua program media. Semakin berkembangnya zaman, pemikiran setiap generasi semakin berkembang.
Generasi Millenial merupakan generasi yang sedang berjaya pada masanya. (Ocean Panda Creative, n.d) mengatakan bahwa perilaku konsumen terhadap sebuah brand telah berubah. Misalnya, kaum milenial khususnya, menjadi lebih sadar ketika harus mengeluarkan uang mereka. Mereka umumnya membelanjakan sesuatu lebih hati-hati daripada generasi sebelumnya. Namun, ketika mereka mengeluarkan uang, mereka lebih memilih mengonsumsi brand yang peduli dengan masalah sosial, menerapkan praktik produksi berkelanjutan, dan menerapkan standar bisnis yang etis.
Oleh karena itu, fungsi media informasi terakhir yang penulis gunakan untuk perancangan media informasi ini merupakan media informasi sebagai kegunaan, sehingga para brand strategist dapat mendapatkan informasi yang jelas mengenai sustainable branding
melalui media informasi yang penulis rancang dan menyesuaikan dengan audiens mereka masing-masing.
2. Jenis-Jenis Media Informasi
Menurut buku yang ditulis oleh Turow (2017) yang berjudul Media Today : Mass Communication in a Converging World (6th edition), jenis- jenis media informasi dapat dibagi jenisnya melalui industri mediannya.
Dalam media informasi terdapat 9 industri media yaitu industri media internet, industri media buku, industri media koran, industri media majalah, industri media perekaman, industri media radio, industri media film, industri media televisi, dan industri media video game. Banyaknya Jenis industri media yang telah dipaparkan Dalam buku yang ditulis oleh Turow, penulis memilih 5 jenis media serta dibagi menjadi 1 media primer dan 4 media sekunder yaitu buku sebagai media primer, video, poster, collateral, dan media sosial sebagai media sekunder yang penulis gunakan untuk perancangan ini. Penjelasan mengenai jenis media yang penulis pilih dijabarkan sebagai berikut :
2.1.Buku
Media utama yang penulis gunakan dalam perancangan ini merupakan buku. Definisi umum mengenai buku menurut Yaumi (2018) di dalam buku yang berjudul Media dan Teknologi Pembelajaran merupakan kumpulan ilmu dan petunuk yang digunakan untuk pembelajaran dan peminatan dari berbagai bidang serta beragam topik.
Penulis memilih media informasi utama buku karena buku merupakan sumber ilmu formal yang diminati oleh seluruh kalangan untuk mencari hiburan ataupun untuk kebutuhan pembelajaran.
1. Jenis - Jenis Buku
Buku memiliki dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu fiksi dan non- fiksi. Namun, dari 2 jenis buku tersebut dapat dibagi menjadi berbagai jenis masing-masing dari fiksi dan non-fiksi. Penulis memilih buku non-fiksi untuk digunakan dalam perancangan media informasi ini.
Menurut buku yang ditulis oleh Simarmata (2019) yang berjudul Kita Menulis: Semua Bisa Menulis Buku terdapat 3 jenis buku non-fiksi yaitu buku biografi, buku pendamping, dan buku literatur. Jenis buku non-fiksi yang penulis rancang yaitu
1) Pendamping
Buku sebagai medium media informasi yang penulis rancang merupakan buku tambahan atau buku pendamping dari buku utama mengenai branding. Buku pendamping yang penulis rancang tidak dapat berdiri sendiri, dikarenakan adanya latar bekalang audiens yang telah dituliskan pada batasan masalah memiliki latar belakang mahasiswa dan praktisi branding. Buku ini dirancang unuk melengkapi informasi yang selama ini belum tertera jelas atau terbahas sekilas pada buku utama.
2.2.Video
Penulis memilih media informasi sekunder untuk perancangan ini merupakan video. Video memiliki karakter yang kuat dalam memaparkan visual sesuai dengan topik yang penulis kerjakan. Video dapat membantu
Gambar 2.1. Buku
visualisi singkat yang mengarahkan audiens untuk menggunakan media primer. Peran video dalam perancangan media informasi penulis merupakan teaser dan pemikat audiens untuk membaca media primer yang penulis rancang yaitu buku.
Menurut Gioglo & Walter didalam buku yang mereka tulis dengan judul The Power of Visual Storytelling: How to Use Visuals, Videos, and Social Media to Market Your Brand, mereka menjelaskan video merupakan penggunaan media dengan konsep bercerita yang edukasional, menginspirasi, motivasional, mengagetkan, mengangatkan, atau personal yang dapat meraut atensi dari audiens.
1. Jenis-jenis video
Menurut artikel yang ditulis oleh Hooks (2019) dengan judul The 9 Styles of Video (and When to Use Them) terdapat 9 jenis video dengan sesuai dengan kegunaannya. Jenis-jenis video terdapat live action, animasi, whiteboard, motion graphics, screencast, live action screencast, live streaming, dan photo montage. Banyaknya jenis video yang dikatakan oleh Hooks dalam perancangan ini penulis menggunakan video animasi 2D yang sederhana yang berisi potongan dari buku serta mengarahkan audiens untuk membaca buku yang penulis rancang.
1) Animasi
Animasi adalah gaya video yang merupakan kumpulan dari gambar diam yang digabungkan dan menghasilkan pergerakan.
Penulis menggunakan jenis video animasi 2D sebagai media sekunder karena membungkus sebuah topik konten yang serius menjadi lebih mudah diresapi. Animasi ini dapat dikategorikan sebagai edukasional yang memiliki kata kunci “quick insight”
sehingga menarik perhatian audiens untuk mengetahui lebih dalama mengenai informasi sustainable branding.
2.3.Poster
Poster merupakan salah satu medium yang penulis pilih sebagai media sekunder dalam perancangan media informasi ini. Penulis Memilih poster karena media diam yang informatif dengan desain yang menarik sesuai dengan kegunaannya. Menurut Iskin (2014) dalam buku yang ditulis dengan judul The Poster Art, Advertising, Design, and Collecting, 1860s-1900s poster digunakan dalam berbagai tujuan mulai dari berita, edukasi, propaganda, infografis, dan lain-lain dengan berbagai bentuk. Bentuk-bentuk poster menurut Iskin (2014) yaitu poster sebagai seni, poster dalam industri percetakan, poster sebagai desain dan periklanan, dan poster sebagai koleksi. Maka dari kumpulan bentuk poster tersebut penulis menggunakan bentuk poster sebagai desain dan periklanan, tetapi penulis mengambil poster desain mengarah ke edukasional dan informatif.
1) Poster desain dan periklanan
Dari buku yang penulis baca mengenai poster, penulis memilih poster desain dan periklanan. Walaupun penulis merancang media informasi , deskripsi penggunnan poster yang informatif terdapat desain, gambar, dan informasi sesuai dengan topik yang penulis pilih.
Poster digunakan oleh penulis untuk media sekunder untuk mendukung media primer. Isi dari poster ini merupakan cuplikan dari buku yang penulis rancang dengan tema edukasional dan informatif.
Gambar 2.2. Video Animasi
2.4.Media Sosial
Media sosial sudah tidak asing lagi untuk didengar. Peralihan era percetakan menjadi digital hampir menggiring seluruh masyarakat dari berbagai generasi untuk menggunakan sosial media. Menurut Quesenberry (2019) didalam buku yang ditulis dengan judul Social Media Strategy Marketing, Advertising, and Public Relations in the Consumer Revolution kenaikan dari sosial media memudahkan masyarakat untuk mengakses infromasi, meraih koneksi dari jarak jauh atau dekat, mencari ide, dan membentuk forum atau komunitas dalam bentuk virtual. Sosial media yang dikaitkan dengan peraancangan media informasi penulis digunakan sebagai media sekunder untuk menyebarkan informasi ke audiens dan pasar yang lebih luas.
Gambar 2.3. Poster
Gambar 2.4. Media Sosial Instagram
Peran sosial media dalam perancangan media informasi penulis merupakan media yang digunakan untuk memberikan informasi membuat masyarakat jangkauan luas mencoba untuk memahami selain dari audiens yang dituju. Kehadiran dari sosial media ditujukkan untuk memvalidasi kehadiran informasi kepada masyarakat. Terdapat beberapa fungsi dari sosial media seperti pemasaran, periklanan, hubungan publik, dan kampanye. Namun, wadah sosial media merupakan media yang interaktif yang memudahkan untuk berkarya, berbagi, diskusi, memodifikasi user generated content. Disini penulis menggunakan wadah sosial media unntuk berinteraksi, berdiskusi, dan berbagi informasi menngenai sustainable branding.
2. Desain Grafis
Desain Grafis merupakan bentuk dari komunikasi secara visual yang digunakan untuk menjelaskan dan memberikan pengertian pesan atau informasi kepada audiens. Hal tersebut merupakan tampilan visual dari sebuah ide yang bergantung dengan kreasi, pilihan, dan kumpulan elemen visual. Desain grafis merupakan salah satu bentuk solusi yang dikemas secara visual yang dapat digunakan untuk persuasi, memberikan informasi, mengidentifikasi, memotivasi, mengembangkan, menata, mengalokasikan, dan banyak aspek lainnya yang merupakan pemecahan masalah melalui desain grafis menurut Landa (2014).
Penulis menggunakan desain grafis sebagai visualisasi yang diterapkan pada perancang media informasi ini didukung dengan elemen desain, prinsip desain, tipografi, grid, layout, dan ilustrasi.
2.1. Elemen Desain
Elemen desain merupakan dasar desainer grafis dalam membuat suatu karya. Elemen merupakan fondasi dan alat untuk memabangun visual dengan tujuan untuk eksplorasi serta melihat kembali dalam merancang pesan dan informasi dengan hasil elemen yang mendukung pesan dan informasi yang terdapat dalam karya visual. Elemen-elemen visual berdasarkan Landa (2014)
yang ditulis pada buku yang berjudul Graphic Design Solution 5th edition yaitu:
1) Garis
Garis merupakan kumpulan titik dan bagian terkecil dalam garis merupaakan titik lingkaran. Titik dapat terlihat dalam pixel tunggal yang terang dengan basis screen-based image dan bentuknya perupakan kotak bukan dalam lingkaran. Garis merupakan arahan dan pergerakan yang menandakan alat visual yang melewati sebuah permukaan. Alat-alat yang digunakan untuk membuat garis seperti kuas, alat dari perangkat lunak, stylus, dan alat-alat yang dapat menghasilkan goresan yang meninggalkan jejak yang terlihat.
2) Bentuk
Bentuk merupakan bentuk dari beberapa garis yang menutup menjadi satu bagian dan menghasilkan sebuah bentuk. Bentuk memiliki area yang dikonfigurasi atau digambarkan pada permukaan datar yang dibuat secara keseluruhan atau sebagian oleh garis, kontur, warna, pola , atau tekstur. Bentuk terdapat berbagai jenis seperti geometric shape, curvilinear shape, rectilinear shape, irregular shape, accidental shape, nonobjective shape, abstract shape, dan representational shape.
Gambar 2.5. Garis dan Titik
3) Figure/Ground
Bidang positif dan negatif yang merupakan elemen dasar pada visual. Figure/Ground berhubungan pada tata letak pada sebuah ruang dua dimensi pada bidang visual. Bidang positif yang dapat disebut dengan figure merupakan pesan atau informasi dalam bentuk visual yang pasti dan dapat dilihat. Bidang negatif merupakan ruang diantara area visual yang terlihat merupakan ground dapat disebut dengan negative space atau white space. Elemen ini digunakan untuk mengatur komposisi antara ruang postif dan negatif dalam suatu bidang visual sehingga penempatan dapat nyaman untuk dilihat.
Gambar 2.6. Abstract and Geometrical Shapes
Gambar 2.7. Figure Ground
4) Warna
Warna merupakan elemen yang proaktif pada bidang visual. Warna memberikan kehidupan kepada bentuk visual. Warna terbentuk dari cahaya yang dipantulkan kepada objek yang berada di lingkungan sekitar serta direfleksikan sehingga menjadi warna. Komponen dalam warna dibagi menjadi beberapa kategori yaitu hue, value, saturation, dan temperature. Warna utama yang digunakan dalam merupakan primary colors yaitu merah, hijau, biru (RGB) yang digunakan dalam computer view. Cyan, magenta, kuning, dan hitam (CMYK) digunakan untuk printing. Elemen warna berfungsi banyak sebagai sebuah elemen visual seperti pengisi ruang, simbol, arti, identitas, dan lain-lain.
5) Tekstur
Tekstur merupakan bidang yang mengstimulasi dan merepresentasikan sebuah kualitas dan karakter pada sebuah jenis bidang. Tekstur dibagi menjadi dua kategori yaitu taktil dan visual.
Tekstur taktil memiliki kualitas yang taktil dan dapat dirasakan secara langsung dan merupakan tekstur yang nyata. Tekstur visual adalah tekstur yang dihasilkan secara digital hasil scan dari tekstur yang nyata.
Hal ini merupakan ilusi dari tekstur yang sebenarnya.
Gambar 2.8. Warna Hangat
2.2. Prinsip Desain
Prinsip desain merupakan prinsosp dalam menciptakan sebuah desain.
Fondasi dalam desain merupakan ilmu konsep dasar yaitu generasi, tipografi, gambar, dan visualisasi, merupakan empat elemen dasar yang membangun sebuah karya desain namun, menerapkan prinsip desain berdasarkan buku yang ditulis oleh Landa yang berjudul Graphic Design Solution 5th edition yaitu:
1) Format
Format merupakan pijakan dan batasan untuk sebuah bidang desain. Selain itu, format terdapat berbagai macam bentuk seperti kertas dengan berbagai ukuran, ponsel, tablet, papan reklame, dan lain-lain yang biasa digunakan untuk desain grafis. Format merupakan dapat dikatakan juga sebagai dasar visual sebuah proyek yaitu poster, brosur, sampul CD, iklan digital, dan lain-lain untuk proyek desain garfis.
Gambar 2.9. Tekstur Kertas
Gambar 2.10. Format Buku
2) Keseimbangan
Keseimbangan merupakan salah satu prinsip desain yang menjaga seluruh bidang visual agar tetap seimbang yang berisi elemen-elemen desain. Keseimbangan adalah menjaga kestabilan dibuat untuk menjaga setiap bagian dari bidang desain sesuai dengan komposisi dengan seluruh elemen desain. Terdapat tiga jenis keseimbangan dalam desain yaitu keseimbangan simetris, asimetris, dan radial. Karya desain yang seimbang maka karya akan mengarah kepada hasil yang harmonis dan ini hanya salah satu prinsip desain dari lima prinsip desain.
3) Hierarki Visual
Desain visual memiliki tujuan informasi yang dikomunikasikan kepada audiens, dan hirarki visual merupakan prinsip desain primer untuk menata informasi dalam desain visual. Prinsip ini dapat membantu mengarahkan audiens dalam melihat desain visual, penngaturan seluruh elemen desain grafis disusun dengan adanya empasis. Empasis adalah penyusunan elemen visual dengan dasar keperluan , urgensi, dan kepentingan informasi yang mendominasi desain visual serta didukung oleh elemen visual lainnya.
Gambar 2.11. Keseimbangan
4) Ritme
Didalam desain grafis ritme merupakan kumpulan elemen desain yang konsisten, melakukan pengulangan, repetisi, atau motif. Ritme merupakan prinsip desain yang dapat membuat pergerakan pengelihatan audiens ke seluruh bidang desain. Ritme memiliki varian dan repetisi , repetisi merupakan pengulangan elemen visual beberapa kali secara konsisten. Varian merupakan modifikasi dalam pola atau jeda disebuah ritme dalam visual desain, namun elemen desain yang dapat dirubah merupakan warna, ukuran, bentuk, jarak, posisi, atau beban visual.
Variasi menciptakan ketertarikan visual kepada audiens karena penambahan elemen yang tidak terduga.
Gambar 2.12. Hierarki Visual
Gambar 2.13. Ritme
5) Kesatuan
Kesatuan merupakan keseluruhan dari elemen desain grafis menjadi satu kesatuan dalam bentuk desain visual. Saat suatu desain berada dalam satu kesatuan maka desain akan berada didalam suatu tempat yang tepat untuk elemen desain yang berada di bidang visual tersebut.
2.3. Ilustrasi
Perancangan media informasi ini akan didukung oleh ilustrasi sebagai visualisasi yang penulis gunakan. Ilustrasi yang digunakan menyesuaikan dengan audiens yang penulis pilih, yang berada di posisi dewasa muda berusia 18-25 tahun. Ilustrasi memiliki fungsi dan aneka ragam. Menurut Salam (2017) dalam buku yang berjudul Seni Ilustrasi Esensi, Sang Ilustrator, Lintasan, Penilaian mengutip dari Webster’s Third International Dictionary menyatakan bahwa ilustrasi merupakan media dimana seorang ilustrator membuat karya yang berupa gambar, digunakan sebagai alat bantu memperjelas sebuah informasi yang terpaparkan dalam bentuk tulisan. Adanya ilustrasi ini dapat membantu penulis mempermudah penjelasan informasi mengenai sustainable branding.
Gambar 2.14. Kesatuan
1. Fungsi Ilustrasi
Penulis menggunakan ilustrasi sebagai visual dari perancangan media informasi menggunakan elemen desain dan prinsip desain yang telah dijabarkan. Ilustrasi memiliki beberapa fungsi menurut Salam (2017) dalam buku yang berjudul Seni Ilustrasi Esensi, Sang Ilustrator, Lintasan, Penilaian terdapat 10 fungsi yaitu fungsi menjelaskan, fungsi mendidik, fungsi menceritakan, fungsi mempromosikan, fungsi menghibur, fungsi menyampaikan opini, fungsi memperingati suatu peristiwa, fungsi memuliakan, fungsi menyampaikan rasa simpati, dan fungsi mencatat peristiwa. Dalam perancangan media informasi yang penulis gunakan termasuk dalam fungsi ilustrasi merupakan:
1) Fungsi mendidik
Perancangan media informasi ini akan menggunakan ilustrasi yang bersifat mendididik. Mendidik audiens yang dituju mengenai topik perancangan yang penulis pilih. Hal ini dicantumkan kedalam perancangan media informasi penulis untuk memberikan informasi dan kepastian terhadap audiens sehingga tedapat sumber yang pasti dari topik perancangan media informasi ini.
2. Jenis-Jenis Ilustrasi
Terdapat jenis-jenis ilustrasi menurut Maharasi (2016) dalam buku yang ditulis dengan judul Ilustrasi yaitu ilustrasi karikatur, ilustrasi buku anak, ilustrasi iklan, ilustrasi editorial yang terbagi menjadi 2 yaitu ilustrasi surat kabar dan majalah. Perancangan media informasi ini penulis memilih menggunakan ilustrasi editorial.
1) Ilustrasi Editorial
Penulis menggunakan ilustrasi editorial melihat inspirasi dari The New Yorker. Jenis ilustrasi yang digunakan cocok dengan audiens yang penulis tuju dikarenakan mood yang klasik dan chic tetapi
sederhana yang memudahkan ilustrasi membantu memberikan informasi untuk perancangan media informasi ini. Ilustrasi editorial digunakan di majalah dan surat kabar tetapi penulis menggunakan dalam buku di media primer. Gaya ilustrasi ini biasa digunakan untuk mengkritik dan memberikan informasi secara sarkas, sehingga penggunaan dalam perancangan ini hanya digunakan untuk edukasional dan informatif.
2.4. Tipografi
Tipografi berdasarkan Sihombing (2017) didalam buku yang ditulis dengan judul Tipografi dalam Desain Grafis 2nd editition merupakan bagian penting dalam desain grafis yang berinteraksi langsung dengan audiens dari masa ke masa. Karya desain grafis yang ditampilkan mewakili karya yang dipublikasikan pada masanya maka, tipogarfi merupakan salah satu bagian dari desain grafis yang dapat memenuhi kebutuhan komunikasi visual.
1. Keluarga Huruf
Gambar 2.15. Ilustratsi Editorial
Type family atau keluarga huruf memiliki berbagai jenis yang merupakan modifikasi dari struktur bentuk dasar huruf atau disebut dengan type family regular. Aspek perbedaan pada keluarga huruf terdapat pada tiga variasi yaitu:
1. Berat
Berat pada keluarga huruf merupakan struktur dasar pada huruf tepat berda pada perbandingan antara tinggi huruf, dengan kelebaran goresan vertikal pada anatomi huruf. Anggota keluarga dari huruf terdapat tiga kategori besar yaitu:
1) Light
Keluarga huruf yang merupakan kategori ringan adalah ultra light, thin, dan extra light dengan berat dalam skala CSS (Cascading Style Sheets) 100 sampai 200 dengan skala tinggi huruf 100% dan lebar stem 5% sampai 10%.
2) Regular
Keluarga huruf yang merupakan kategori reguler adalah book, regular, plain, roman, standard, medium, dan normal
Gambar 2.16. Berat Huruf
dengan berat dalam skala CSS (Cascading Style Sheets) 300 sampai 500 dengan skala tinggi huruf 100% dan lebar stem 15%.
3) Bold
Keluarga huruf yang merupakan kategori tebal adalah demi bold, semi bold, bold, extra bold, heavy, black, ultra, ultra black, fat, dan extra black dengan berat dalam skala CSS (Cascading Style Sheets) 600 sampai 900 dengan skala tinggi huruf 100% dan lebar stem 20% sampai 30%.
2. Proporsi
Proposi dalam keluarga huruf merupakan perbandingan antara tinggi dan lebar huruf yang tercetak pada bidang visual.
Kelompok anggota keluarga huruf berdasakan proporsi dibagi menjadi tiga kelompok dasar yaitu condensed, regular, dan extended. Huruf condensed dan extended tidak disarankan digunakan dalam body text dikarenakan menyusahkan audiens untuk membaca, maka huruf tersebut biasa digunakan untuk headline dan sub-headline.
Gambar 2.17.Huruf Condensed
3. Kemiringan
Kemiringan dalam keluarga huruf disebut dengan huruf italic. Kemiringan pada sebuah huruf yang digunakan pada suatu kalimat yang memerikan penekanan. Huruf italic digunakan untuk memberikan highlight pada tulisan dan tulisan italic terdapat pada kalimat yang tidak terlalu panjang. Kenyamanan dalam membaca huruf italic terdapat batas kemiringan yang dapat ditoleransi oleh kenyamanan membaca manusia pada umumnya adalah 12 derajat.
Gambar 2.18.Huruf Extended
Gambar 2.19. Huruf Reguler
2. Klasifikasi Huruf
Menurut Sihombing pada bukunya yang berjudul tipografi dalam desain grafis edisi kedua, klasifikasi huruf dibuat sesuai dengan situasi dan pada momen-momen penting dalam perjalanan sejarah kelahiran huruf Latin dan diakhiri dengan kelahiran huruf-huruf Sans Serif.
1. Old Style
Old style atau yang dikenal dengan tipografi berjenis serif humanis yang populer dan berkembang pada abad 15 sampai 16.
Karakteristik pada huruf old style merupakan huruf serif yang cenderung memiliki ukuran yang kecil dengan sudut lengkung yang besar, huruf ‘O’ memiliki sumbu kemiringan, dan kontras dengan garis yang rendah.
Gambar 2.20. Kemiringan Font
Gambar 2.21. Old Style Font
2. Modern
Serif modern merupakan tipografi yang dikembangkan pada akhir abad ke-18. Pada masa ini tipografi terjadi perubahan yang signifikan dari tipografi tradisional pada masa itu. Ciri-ciri dari tipografi modern adalah serif yang berukuran kecil tanpa sudut lengkung, huruf ‘O’ memiliki sumbu tegak vertikal, dan memiliki garis kontras yang ekstrem.
3. Sans Serif
Sans serif merupakan huruf yang mulai bermunculan pada abad ke-19. Huruf ini berbeda dengan huruf tradisional yang sebelum-sebelumnya yaitu tidak memiliki serif. Ciri-ciri huruf sans serif yaitu memilki sumbu ‘O’ yang tegak vertikal dan kontras garis yang sangat rendah atau tidak memiliki kontras pada garis.
Gambar 2.22. Modern Font
2.5. Grid
Grid menurut Landa (2014) yang ditulis pada buku yang berjudul Graphic Design Solution 5th edition merupakan penempatan elemen desain, tulisan, dan visual (ilustrasi, grafis, dan foto) didalam sebuah halaman yang digunakan untuk buku, majalah, dan koran. Grid adalah arahan untuk stuktur komposisi yang dibuat dengan horizontal dan vertikal yang membagi menjadi kolom dan margin. Terdapat beberapa jenis dari sistem grid yaitu Single Column Grid, Multicolumn Grids, dan Modular Grids. Penggunaan grid pada penelitian ini merupakan
1. Manuscript Grid
Grid manuscript merupakan grid yang termasuk pada single column grid. Penggunaan manuscript grid adalah grid yang sederhana yang digunakan dalam media cetak seperti buku. Grid ini digunakan pada isi buku yang konsisten agar mudah dibaca.
Gambar 2.23. Sans Serif Font
2.6. Layout
Menurut buku yang ditulis oleh Ambrose & Harris (2011) yang memiliki judul Basic Design: Layout (2nd edition) layout merupakan hal dalam desain yang memiliki fungsi mengontrol dan mengurutkan informasi yang berada di dalam desain visual. Layout didalamnya terdiri dari grid system, sturuktur, hirarki, dan elemen yang digunakan pada desain lainnya.
1. Imposition
Imposition merupakan pengaturan urutan dan posisi sebuah halaman disaat sebuah desain visual dicetak, sebelum dipotong, dilipar, dan ditrim sesuai dengan hasil akhir sesuai perancangan. Hal yang penting dalam publikasi merupakan fisik dari sebuah desain visual yang digabungkan sebelum awal dari halaman layout yang dimiliki oleh desain visual.
Gambar 2.24. Manuscript Grid
2. The Golden Section
Golden section merupakan tujuan dalam sebuah halaman layout yang mewakili gambar dan tulisan. Desainer melakukan konsiderasi terhadap halaman ini dengan tujuan publikasi sesuai dengan audiens.
Halaman golden section memiliki karakteristik format seperti metode printing dan penyelesaian printing akhir yang memiliki spesifikasi tertentu adalah salah satu kunci konsiderasi audiens untuk tertarik ke suatu desain. Hal-hal yang mempengaruhi dalam layout ini merupakan alur membaca dan karatkter sebuah media publikasi tersampaikan sesuai dengan tujuan seorang desainer. Layout hanya membantu dengan panduan yang tidak nyata tetapi akan terlihat secara psikis tanpa ada garis panduan pada urutan baca suatu halaman.
Gambar 2.25. Imposition Layout
3. Sustainability
Sustainability merupakan konsep yang menitik beratkan kepada kehidupan yang berkelanjutan antara aspirasi manusia untuk membangun kehidupan yang lebih baik dari sekarang dengan limitasi yang dimiliki oleh keadaan lingkungan yang ada. Arti kata sustainability berasal dari kata “sustain” yang berarti berkelanjutan dan “ability” yaitu kemampuan, maka ketika digabungkan menjadi kemampuan dalam menjalani kehidupan yang berkelanjutan. Menurut jurnal yang ditulis oleh Ben-Eli, Michael Uri, definisi sustainability merupakan keseimbangan dinamis dalam proses interaksi antara populasi dan daya dukung lingkungannya sehingga populasi berkembang untuk mengekspresikan potensi penuhnya tanpa menimbulkan efek merugikan yang tidak dapat diubah pada daya dukung lingkungan tempat ketergantungan. Konsep sustainability menjadi kebijakan pada tahun 1987 yang berasal dari Brutland Report.
3.1. Pilar Ekonomi
Keberlangsungan ekonomi merupakan konsep keberlangsungan yang dijalankan pada bidang ekonomi dalam mengimbangkan dalam penggunaan sumber daya yang digunakan dengan situasi yang lingkungan dan sosial alami.
Pilar ekonomi digunakan untuk keberlangsungan dan menjaga sumber daya, meningkatkan pendapatan perkapita dan kelayakan hidup manusia agar dapat terus berjalan dengan jangka waktu yang panjang.
Gambar 2.26. The Golden Section
3.2. Pilar Sosial
Keberlangsungan dalam pilar sosial ditujukan kepada manusia dalam menghadapi situasi dan kondisi dalam kehidupannya. Kehidupan manusia diperlukan yang dinamakan “basic needs” dalam kehidupanya untuk bertahan hidup yang berkelanjutan, kebutuhan dasar manusia wajib dipenuhi untuk menciptakan keberlangsungan sosial dan mengurangi kemiskinan, poin lain dari kebutuhan dasar hidup manusia terdapat peningkatan ekuitas, meningkatkan produk dan jasa yang bermanfaat, menjaga keragaman budaya, keadilan sosial, dan partisipasi masyarakat terhadap keberlangsungan hidup sosial.
3.3. Pilar Lingkungan
Pilar lingkungan merupakan keberlangsungan yang memiliki fokus dalam sumber daya alam yang merupakan hal telah disediakan dalam muka bumi ini.
Keberlangsungan lingkungan memepengaruhi pilar sosial dan ekonomi karena 3 pilar keberlangsungan ini diciptakan dalam bentuk diagram Venn maka saling ketergantungan satu dengan lainnya. Namun, lingkungan memiliki tanggung jawab dalam menimbangkan ekosistem dalam kehidupan agar tetap terus berlangsung sampai waktu yang tidak ditentukan.
4. Strategi Branding
Strategi branding adalah strategi yang digunakan oleh para pemilik brand untunng membangun nama dari sebuah brand yang memiliki dasar-dasar yang kuat sehingga suatu brand mencapai pendekatan ekuitas brand. Hal-hal yang dilakukan didalam branding seperti menciptakan elemen brand baru, meningkatkan brand elemen yang sudah dijalankan, mengkombinasikan antara elemen brand yang sudah ada dengan elemen brand yang baru. Audiens memiliki persepsi terhadap brand elemen dan merupakan hal yang terdapat dari sebuah strategi branding. Menurut jurnal yang berjudul Enterprise Branding Strategies yang ditulis oleh (Michalski, 2017) terdapat enam poin yang merupakan bagian dari brand elemen yaitu:
1) Memorable
Hal-Hal yang dapat membuat brand dapat diingat merupakan identitas trademark brand yang pendek, menarik, dan mudah diingat, unique selling point yang menonjol, produk atau jasa dari brand, desain visual, copywriting, periklanan, dan lain-lain.
2) Meaningful
Brand yang memiliki arti dalam brand atau dalam membangun strategi dalam brand dapat meningkatkan kredibilitas dalam brand sehingga dapat menaikkan citra brand untuk disukai dan menarik audiens.
3) Likable
Bentuk visual yang dihadirkan oleh brand mulai dari aspek produk, kolateral, copywriting, dan lain-lain secara estetika dapat memikat mata audiens sehingga dapat disukai oleh audiens. Hal ini dapat menaikkan kesadaran masyarakat dalam brand serta menaikkan asosiasi dikalangan masyarakat.
4) Transferable
Aspek yang berubah dapat memfasilitasi pembukaan atau pengantar dalam produk atau jasa baru yanng dimiliki oleh sebuah brand dqalam kategori yang sama maupun berbeda.
5) Adaptable
Brand dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh brand tersebut.
6) Protectable
Kemampuan sebuah brand dalam melindungi brandnya melalui pihak ketiga untuk melindungi identitas, trademark, copywriting, dan lain-lain dalam sebuah brand.
4.1. Unsur Branding 1) Merek
Definisi merek terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Merek No.15 Tahun 2001 “Mengatakan merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Merek dapat dikatakan berbeda jika tidak memiliki unsur kesamaan terhadap merek lainnya yang telah terdaftar. (Firmansyah, 2018)
2) Logo
Logo adalah identitas pengenal grafis yang digunakan untuk mengkomunikasikan secara visual sebuah brand. Logo dapat membantu merek membedakan dirinya dari kompetitor. Sebagai contoh, audiens tidak akan melihat Golden Arches dan menyamakan dengan Burger King. Namun, logo tidak terbatas pada usaha komersial. Organisasi amal, kampanye, bahkan individu dapat menggunakan logo untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri. (Hardy, 2011).
3) Visual
Tampilan visual dalam brand merupakan salah satu unsur dalam sebuah brand yang terdiri dari desain produk, desain packaging, key visual, desain sosial media, graphic standard manual, dan lain-lain.
4) Komunikator
Dalam brand terdapat komunikator yang menkomunikasikan brand kepada audiens dan brand lainnya. Komunikator terdapat beberapa bentuk seperti co-founder yang merupakan wakil dari founder, brand mascot merupakan karakter fiksi atau realis yang dibangun oleh brand Untuk membangun kesadaran dan karakter visual kepada audiens, dan lain-lain
5) Copywriting
Kata-kata yang digunakan seperti body copy, slogan, tagline, iklan, jingle, dan lain-lain digunakan sebagai ciri khas copywriting yang
dimiliki oleh setiap brand dan dikombinasikan oleh visual sehingga dapat membangun kesadaran kepada audiens.
4.2. Jenis-jenis Branding 1) Product Branding
Branding produk merupakan membangun strategi dalam pembuatan secara visual dan penjualan produk. Product branding digunakan oleh brand untuk mendorong konsumen memilih produknya dibandingkan produk kompetitor brandnya.
2) Personal Branding
Personal branding merupakan strategi membangun citra terhadap seorang individu, tokoh, atau public figure. Personal branding digunakan mereka untuk membangun pandangan dan citra kepada masyarakat atau target audiens.
3) Corporate Branding
Pembangunan reputasi terhadap suatu perusahaan kepada pasar yang terdapat seluruh aspek suatu perusahaan tersebut diawali dari jasa atau produk yang disediakan oleh perushaan sampai partisipasi pegawai terhadap masyarakat.
4) Geographic Branding
Branding geografis atau regional bertujuan untuk menampilkan tinjuan hasil produk atau jasa yang dimiliki oleh sebuah lokasi tersebut ditampilkan, muncul, atau disebutkan oleh seseorang.
5) Cultural Branding
Pengembangan reputasi sebuah kultur, lingkungan, kebiasaan, dan budaya masyarakat dari suatu tempat atau kebangsaan.
4.3. Fungsi dan Tujuan Branding 1. Fungsi Branding
1) Pembeda
Menjadi pembeda dengan brand lain yang memiliki ciri khas dan karakteristik brand sesuai dengan brand tersebut.
2) Daya Tarik
Adanya daya tarik dapat kelebihan brand mudah untuk
membedakan dengan brand lain terhadap persaingan dengan kompetitor daya tarik dan promosi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh brand.
3) Membangun Citra
Membangun citra, memberikan keyakinan, dan jaminan kualitas merupakan strategi branding yang digunakan untuk membangun citra sebuah brand. Hal ini diperlukan untuk pandangan sebuah produk atau jasa yang dimiliki oleh sebuah brand dan agar mudah diingat oleh audiens.
4) Pengendali Pasar
Menempatkan sebuah brand atau disebut dengan brand positioning yang tepat, memiliki kelebihan kemudahan untuk mengendalikan pasar karena audiens telah menegenal, mempercayai, dan mengingat sebuah brand.
2. Tujuan Branding
1) Menambahkan kepercayaan terhadap audiens dari sebuah brand 2) Memberikan rasa cinta dan loyalitas kepada audiens dari ssebuah
brand
3) Membentuk pandangan atau persepsi audiens dari sebuah brand 5. Sustainable Branding
Sustainable branding menurut RGN Brand Services merupakan hal yang lebih dari hijau atau dapat disebut dengan beyond green maka sustainable branding adalah seperti yang terdapat dikata-kata tersebut yang berarti brand menampilkan dirinya sebagai brand yang berkelanjutan atau sustainable. Hal tersebut digunakannya untuk menggambarkan brand yang secara aktif
memfokuskan kepada pengaruh lingkungan, sosial, dan keuangan yang lebih baik dalam produk atau jasa dan operasi bisnis brand tersebut. Keberlanjutan, tidak hanya mengacu kepada permasalahan lingkungan. Aspek sosial dan keuangan dari produksi dan penggunaan produk dan jasa merupakan hal penting yang terdapat dalam keberlanjutan brand tersebut. Namun, lingkungan adalah tempat yang baik untuk memulai dengan branding yang berkelanjutan sebelum melanjutkan ke dua pilar keberlanjutan lainnya. Namun, untuk melengkapi informasi mengenai Sustainable branding, sustainable branding merupkan kegiatan sebuah brand selain menjalankan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi sustainable branding memperhatikan keberlanjutan brand dalam jangka waktu yang panjang.
5.1. Eco - Innovation
Eco-Innovation merupakan salah satu cara melakukan branding yang berkelanjutan dari beberapa bentuk dari sustainable branding. Eco-Innovation mewakilkan kebutuhan yang dapat membantu sebuah brand untuk merubah lingkungan yang merupakan kendala dalam sebuah brand menjadi peluang serta kelebihan seperti cost reduction, reputasi brand yang baik, kelebihan untuk pasar baru. Parameter dalam Eco-Innovation yaitu:
1) Environmental product safety
Karakter sebuah brand atau individu terhadap produk yang aman untuk lingkungan publik dan menjauhkan produk dan aktivitas yang dapat menjadi ancaman kepada lingkungan sosial atau individu.
2) The importance of eco-innovation
Karakter umum yang dimiliki oleh sebuah brand atau individu yaitu berupa usaha dalam melindungi lingkungan dari konsekuensi negatif dalam menggunakan produk dan jasa untuk melindungi atau alternatif untuk meningkatkan keadaan lingkungan dalam mencegah efek kerusakan lingkungan.
3) The origin of eco-innovation
Mengidentifikasi sebuah brand berasal dari tujuan bisnis dalam istilah identifikasi tempat dan asal sebuah brand yang menggunakan sistem eco-innovation.
4) Green Brand
Brand yang memiliki produk dan jasa yang mengarah kepada kriteria lingkungan yang tercantum kepada eco-label.
5) Ecological innovation
Brand yang memiliki produk dan jasa mewakili eco-innovation seperti perubahan yang positif mengarah kepada reduksi yang mempengaruhi lingkungan.
6) Availability of eco-innovation
Brand yang memiliki intuitif dalam membangkitkan ide untuk memudahkan keterjangkauan dan aksesibilitas eco-innovation brand.
7) Information of eco-innovation
Karakter umum konsumen terhadap brand mengenai ketersediaan informasi brand tentang eco-innovation.
8) Advertising of eco-innovation
Sikap konsumen terhadap media promosi dan informasi tentang brand eco-innovation secara fokus terhadap potensi market.
9) The price of eco-innovation
Sikap konsumen terhadap harga produk atau jasa brand eco- innovation terhadap jumlah atau harga yang konsumen relakan untuk mengkonsumsi dan menggunakan brand eco-innovation secara suka rela, keinginan, atau kesadaran konsumen tersebut.
5.2. Green Branding
Menurut Hartmann, Apoalaza-Ibáñez, dan Forcada-Sainz (2005), pada dasarnya terdapat dua pendekatan untuk positioning green branding yaitu fungsional dan emosional. Pemetaan posisi brand secara fungsional menarik bagi pemikiran yang bersifat rasional dengan memberikan informasi terperinci
tentang manfaat lingkungan, namun untuk pemosisian brand secara emosional menekankan manfaat brand yang terkait dengan kebutuhan emosional masyarakat, seperti rasa kepuasan karena berkontribusi pada perbaikan atau perlindungan lingkungan, atau dari menunjukkan seseorang hidup dengan kesadaran lingkungan kepada orang lain. Hal terpenting, seperti penelitian empiris yang dilakukan oleh Hartmann et al. (2005) menunjukkan bahwa atribut fungsional tidak cukup untuk meyakinkan konsumen yang berpotensial tentang manfaat lingkungan suatu produk. Sebaliknya, kombinasi posisi fungsional dan emosional menghasilkan pergeseran persepsi brand yang paling berpengaruh secara signifikan.