• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Citra Merek - BAB II NUR APRIMA WIRATMOKO MANAJEMEN'18

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Citra Merek - BAB II NUR APRIMA WIRATMOKO MANAJEMEN'18"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Citra Merek

Kotler (2008) mendefinisikan Citra Merek adalah persepsi dan

keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin

dalam asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen. Surachman

(2008) mendefinisikan Citra Merek sebagai bagian dari merek yang

dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain

huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas sebuah produk

atau jasa yang di wakili oleh mereknya. Dapat juga dikatakan bahwa

Citra Merek merupakan konsep yang diciptakan konsumen karena

alasan subyektif dan emosi pribadinya Ferrinadewi (2008). Menurut

Kotler dan Keller (2009) Citra Merek adalah persepsi dan keyakinan

yang dipegang teguh oleh konsumen, seperti yang dicerminkan

asosiasi yang tertanam di ingatan konsumen, yang pertama kali diingat

ketika mendengar slogan dan tertanam dibenak konsumen. Sangadji

dan Shopiah (2013) mendefinisikan Citra Merek adalah seperangkat

asosiasi unik yang di ciptakan atau dipelihara oleh pemasar.

Asosiasi-asosiasi tersebut menyatakan apa itu sesungguhnya merek dan apa

yang dijanjikan pada konsumen. Sedangkan menurut Keller (2013)

mendefinisikan Citra Merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang

(2)

2. Kepercayaan Merek

Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain

akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin

harapan akan terpenuhi dan tidak akan ada lagi kekecewaan.

Kepercayaan bersumber dari harapan konsumen akan terpenuhinya

janji merek. Ketika harapan mereka tidak terpenuhi maka harapan

mereka akan berkurang bahkan hilang Ferrinadewi (2008).

Kepercayaan adalah kesedian perusahaan untuk bergantung kepada

mitra bisnis Kotler (2009). Rangkuti (2009) mendefinisikan merek

adalah sesuatu yang dibeli dan dicari oleh konsumen. Merek

merupakan representasi dari kepuasan dan loyalitas serta pengalaman

pelanggan. Lau dan Lee (dalam Cahyo, 2009) mendefinisikan

kepercayaan merek adalah kesediaan seseorang untuk

menggantungkan dirinya pada suatu merek dan resikonya karena

adanya harapan bahwa merek itu akan memberikan hasil yang positif.

Menurut Tjiptono (2011), faktor trust terhadap sebuah merek

merupakan aspek krusial dalam pembentukan loyalitas merek. Mereka

mendefinisikan trust terhadap sebuah merek ( trust in brand) sebagai

kesediaan konsumen untuk mempercayai atau mengandalkan merek

dalam situasi resiko dikarenakan adanya ekspektasi bahwa merek

bersangkutan akan memberikan efek positif.

(3)

Kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2008) adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia

persepsikan di bandingkan harapannya. (Kotler dan Amstrong, 2008)

mendefinisikan kepuasan pelanggan tergantung pada kinerja anggapan

produk relativ terhadap ekspektasi pembelian. Jika kinerja produk

tidak sesuai ekpektasi, maka pelanggan kecewa. Jika kinerja produk

sesuai ekspektasi, pelanggan puas. Jika kinerja produk melebihi

ekspektasi, pelanggan sangat puas. Menurut Park (dalam Hasan, 2009)

kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan sebagai respon

terhadap produk barang atau jasa yang telah dikonsumsi. Dari barang

atau jasa yang telah dikonsumsi, akan timbul perasaan senang, puas,

atau kecewa. Hal tersebut akan menjadi hasil yang menentukan

kepuasaan atau ketidak puasan dari suatu produk. Menurut (Kotler

dan Keller, 2009) Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau

kecewa seorang pelanggan yang timbul krena membandingkan kinerja

yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspetasi mereka.

Menurut Buttle dalam Supriadi setiawan (2011) kepuasan pelanggan

adalah respon berupa perasaan puas yang timbul karena pengalaman

itu. Sedangkan menurut Kotler (dalam Supriadi setiawan, 2011)

mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau

kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja

atau hasil dari produk yang dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang

(4)

4. Loyalitas merek

Loyalitas Merek adalah komitmen yang di pegang secara

mendalam untuk membeli atau mendukung produk atau jasa yang di

sukai (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Riana (2008) Loyalitas

Merek dapat diartiakn sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk

melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi

preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan

cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh

situasional dan usaha pemasar yang dapat menimbulkan perilaku

peralihan. Menurut Shifman dan Khanuk (2008) Loyalitas merek

adalah preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan

pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau

pada pelayanan tertentu. Menurut Yunarti (2015), Loyalitas Merek

berbeda dengan perilaku pembelian ulang (repeat purchasing

behavior). Perilaku pembelian ulang adalah tindakan pembelian

berulang pada suatu produk atau merek yang lebih di pengaruhi oleh

faktor kebiasaan. Adapun dalam loyalitas merek, tindakan berulang

terhadap merek tersebut di pengaruhi oleh kesetian terhadap merek.

Menurut Riana (2008) Loyalitas Merek dapat diartiakn sebagai suatu

komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk

atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang

(5)

ada pengaruh situasional dan usaha pemasar yang dapat menimbulkan

perilaku peralihan.

B. PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Pengujian Hipotesis 1 Danny Alexander

Bastian(2014) jurnal Manajemen

Pemasaran. vol. 2, no. 1. Hal:1-9

Analisa pengaruh citra merek(brand image) dan kepercayaan merek(brand trust)terhadap Loyalitas merek(Brand Loyality

Hasil pertama berbunyi “Citra Merek(brand Image) berpengaruh terhadap Loyalitas merek.

Hasil kedua berbunyi “Citra Merek(brand Image) berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek(brand trust)

Hasil ketiga berbunyi “Kepercayaan

Merek(brand trust) berpengaruh terhadap Loyalitas Merek(brand loyalty)

2 Rina Astini(2016) Jurnal Manajemen. vol 20, No. 01. Hal 19-34

Implikasi Green Brand image (citramerek), GreenSatisfication (kepuasan) dan Green Trust(kepercayaan) terhadap loyalitas

Menunjukan bahwa Green Brand Image berpengaruh pada Green Satisfaction secara signifikan, sementara Green Brand Image berpengaruh negatif terhadap Green Trust, dan Green Trust berpengaruh signifikan terhadap Customer Loyalty pada produk air mineral kemasan galon wilayah serpong utara

3 Rudika

Harminingtyas(2014) Jurnal STIE

Analisis pengaruh variabel overall customer

satisfaction terhadap

(6)

semarang. Vol 6, No. 2. Hal 25-49

loyalitas konsumen pada produk air mineral dalam kemasan merek aqua di kota semarang

Kualitas Produk(X1), Kualitas Pelayanan(X2) dan faktor

Emosionalnya(X3) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap variabel terikat berupa Loyalitas(Y) pada produk air minum dalam kemasan merek aqua di kota semarang 4 Zohaib Ahmed

(2014)

Journal of Sociologi Research. Vol. 5, no. 1. Page 306-326

Effect of brand trust and customer satisfaction on brand loyalty in

Bahawalpur

Dari hasil analisis diketahui bahwa

terdapat hubungan yang signifikan positif antara brandtrust dan brand loyalty.

Dari hasil analisis regresi dinyatakan bahwa customer sastisfaction dan brand loyalty berpengaruh signifikan positif. 5 Aries Susanty(2015)

ASEAN MARKETING JOURNAL, vol. 7, no. 1. Hal:14-27

The relation brand equity, cutomer satisfaction, and brand loyalty on coffee shop: study of excelso and starbuck

Dari hasil analisis diketahui bahwa Kepuasan pelanggan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas merek (CS → BL) untuk Excelso (SLF = 0,93, t-value> 1,96) dan Starbucks (SLF = 0,94, t-value> 1,96); jadi hipotesis 6 didukung untuk

Excelso dan Starbucks.

6 Vito Variano(2017) AGORA, Vol. 5, No. 3

Pengaruh citra merek, harga dan kuallitas

layanan terhadap loyalitas merek konsumen kereta api

(7)

C. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Merek

Kotler (2008) mendefinisikan Citra Merek adalah persepsi dan

keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin dalam

asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen. Sangadji dan Shopiah

(2013) mendefinisikan Citra Merek adalah seperangkat asosiasi unik yang

di ciptakan atau dipelihara oleh pemasar. Asosiasi-asosiasi tersebut

menyatakan apa itu sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan pada

konsumen.

Citra merek menghasilkan loyalitas merek dikarenakan hubungan

antara citra merek dan loyalitas merek terletak pada keinginan-keinginan

dan pilihan konsumen atas suatu merek adalah merupakan sikap dari

konsumen. Hasil penelitian Bastian (2014) Menyatakan bahwa Citra

Merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap Loyalitas Merek dan

Astini (2014) Menyatakan bahwa Citra Merek berpengaruh signifikan dan

positif terhadap Loyalitas.

2. Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek

Menurut Tjiptono (2011) faktor trust terhadap sebuah merek

merupakan aspek krusial dalam pembentukan loyalitas merek. Mereka

mendefinisikan trust terhadap sebuah merek ( trust in brand) sebagai

(8)

situasi resiko dikarenakan adanya ekspektasi bahwa meerk bersangkutan

akan memberikan efek positif.

Kepercayaan merek menghasilkan loyalitas merek dikarenakan

kepercayaan merek tersebut di mata konsumen, maka para konsumen

tersebut yang sudah loyal akan terus membeli produk yang kita tawarkan

dan bahkan perusahaan akan mendapatkan calon-calon pelanggan yang

kelak akan menjadi pelanggan yang loyal.

Hasil penelitian Bastian (2014) menyatakan bahwa kepercayaan

merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas merek. Ahmed

(2014) menyatakan bahwa Brand Trust berpengaruh signifikan positif

terhadap Brand Loyalty dan Astini (2014) Menyatakan bahwa kepercayaan

berpengaruh signifikan dan positif terhadap Loyalitas.

3. Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Merek

Kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2008) adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia

persepsikan di bandingkan harapannya. Kotler dan Amstrong (2008)

mendefinisikan kepuasan pelanggan tergantung pada kinerja anggapan

produk relativ terhadap ekspektasi pembelian. Jika kinerja produk tidak

sesuai ekpektasi, maka pelanggan kecewa. Jika kinerja produk sesuai

ekspektasi, pelanggan puas. Jika kinerja produk melebihi ekspektasi,

(9)

Kepuasan Pelanggan menghasilkan Loyalitas Merek karena

kepuasan adalah perasaan senag atau kecewa yang timbul karena

membandingkan kinerja atau manfaat yang di persepsikan produk oleh

konsumen terhadap ekpektasinya. Jika melebihi ekspektasinya pelanggan

akan merasa senang atau puas, penilaian tersebut memiliki pengaruh

terhadap ke loyalitasan pelanggan terhadap sebuah merek.

Hasil penelitian Minarsih, et all (2014) Menyatakan bahwa

kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek.

Ahmed (2014) Menyatakan bahwa Customer Satisfaction berpengaruh

signifikan positif terhadap brand loyalty. Susanty (2015) menyatakan

bahwa Customer satisfaction berpengaruh signifikan positif terhadap

brand loyalty dan Astini (2014) Menyatakan bahwa kepuasan berpengaruh

(10)

Gambar 2.1 kerangka pemikiran

Keterangan :

Menunjukan pengaruh secara parsial

Menunjukan pengaruh secara simultan Citra Merek

(X1)

Kepercayaan Merek

(X2)

Loyalitas Merek

(Y)

Kepuasan Pelanggan

(X3)

H3 (+)

H4 (+) H2 (+)

(11)

D. HIPOTESIS

H1 : Citra Merek (X1), Kepercayaan Merek (X2) dan Kepuasan

Pelanggan (X3) berpengaruh signifikan positif terhadap Loyalitas

Merek (Y).

H2 : Citra Merek (X1) berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Loyalitas Merek (Y).

H3 : Kepercayaan Merek (X2) berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Loyalitas Merek (Y).

H4 : Kepuasan Pelanggan (X3) berpengaruh signifikan dan positif

Gambar

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 kerangka pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Ruang Keadaan (state space) Misalkan X adalah suatu peubah acak yang memiliki nilai pada himpunan terbilang S, maka S dikatakan ruang keadaan... 2.7 Sebaran Kehidupan,

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan tepung kedelai dan madu pada pembuatan fish bah kwa dari ikan kembung (Rastrelliger

Pada lahan gambut yang dikategorikan masih belum terusik, langkah langkah konservasi dapat dilakukan, lahan gambut yang sudah direklamasi perlu direstorasi atau dimanfaatkan

Sedangkan objek ini adalah data geospasial yang berupa data atribut yang berupa lokasi pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kebumen, dan data atribut berupa titik

Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan teknologi informasi, karakteristik mahasiswa (usia)

#asa takut ini, terjadi karena adanya  Mind in Chaos (Buxton,198!8$", yaitu kesan negatif yang dibiarkan terjadi sejak meraka masih ke%il yang pada akhirnya hingga de&asa

Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa konsep dasar sistem merupakan jaringan kerja yang saling berhubungan dengan suatu prosedur serta menekankan

Mereka yang terlibat dalam berkomunikasi harus menguasai banyak kosa kata yang dimiliki setiap bahasanya serta mampu menggerakkan kekayaannya menjadi jaringan