• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Voydanoff (1987), strategi koping adalah proses yang dilakukan oleh individu dan keluarga dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi kesulitan ekonomi. Pada penelitian ini strategi koping diukur pada saat keluarga buruh pemetik melati gambir mengalami penurunan pendapatan, yaitu saat harga bunga melati gambir rendah.

Mengurangi Pengeluaran (Cutting Back)

Cutting back adalah strategi yang digunakan untuk merespon rendahnya

keterbatasan sumber daya uang melalui pola pengeluaran yang berbeda sehingga dapat mengurangi pengeluaran. Dalam penelitian ini, strategi mengurangi pengeluaran (cutting back) dikelompokkan menjadi mengurangi kebutuhan pangan, kebutuhan kesehatan, kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan lain-lain.

Pangan merupakan kebutuhan pokok yang menjadi prioritas utama bagi manusia. Firdaus dan Sunarti (2009) mengatakan bahwa pengeluaran pangan tidak bisa dikurangi hingga batas tertentu, bahkan jika diperlukan keluarga berhutang terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan pangan. Tabel 18 menunjukkan strategi mengurangi kebutuhan pangan. Strategi yang paling banyak dilakukan oleh keluarga contoh adalah mengurangi pembelian kebutuhan pangan baik jenis maupun jumlahnya, seperti lebih memilih makan menggunakan lauk tempe dari pada daging atau telur. Walaupun pandapatan keluarga rendah, pemenuhan kebutuhan pangan keluarga jarang mendapat pengurangan, karena pemenuhan kebutuhan pangan bagi keluarga adalah hal utama.

Strategi kedua yang banyak dilakukan oleh keluarga adalah mengubah distribusi pangan yang awalnya untuk ibu dialihkan untuk anak. Strategi lain yang banyak dilakukan adalah mengurangi pembelian susu dan jajan anak (43,93%); mengurangi penggunaan bahan minuman seperti kopi, teh dan gula (40,90%); dengan sengaja memanfaatkan makanan yang tidak habis untuk keesokkan harinya (28,78%) dan mengurangi porsi makan (misalnya satu piring menjadi setengah piring) (18,18%). Strategi mengurangi pengeluaran pangan yang paling sedikit dilakukan oleh keluarga adalah mengurangi frekuensi makan yang hanya dilakukan oleh 6,06 persen keluarga. Sementara itu, strategi pengeluaran yang tidak dilakukan oleh keluarga adalah strategi mengganti bahan pangan pokok (misalnya beras diganti menjadi jagung atau singkong).

Tabel 18 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping mengurangi kebutuhan pangan

No Strategi koping Keluarga

n %

1 Mengurangi pembelian kebutuhan pangan (jenis dan jumlah)

45 68,18

2 Mengurangi prosi makan (misalnya 1 piring menjadi setengah piring)

12 18,18

3 Mengganti bahan pangan pokok (misalnya beras diganti menjadi jagung atau singkong)

0 0,00

4 Mengurangi frekuensi makan (2 kali menjadi 1 kali) 4 6,06

5 Mengurangi pembelian susu dan jajan anak 29 43,93

6 Mengubah distribusi pangan (prioritas ibu menjadi untuk anak)

40 60,60

7 Dengan sengaja memanfaatkan makanan yang tidak habis untuk keesokan harinya

19 28,78

8 Mengurangi penggunaan bahan minuman (kopi, teh, gula)

27 40,90

Selain pangan, strategi pengeluaran juga dilakukan dalam mengurangi pengeluaran kesehatan. Tabel 19 menunjukkan bahwa strategi mengurangi pengeluaran dibidang kesehatan yang paling banyak dilakukan adalah keluarga contoh mencari tempat pengobatan gratis (menggunakan asuransi jaminan kesehatan). Strategi selanjutnya adalah menggunakan obat generik ketika berobat, menggunakan pengobatan tradisional untuk menyembuhkan penyakit, dan lebih memilih mengonsumsi jamu dari pada obat modern.

Kesehatan anggota keluarga merupakan hal penting yang harus tetap dijaga. Ketika terdapat anggota keluarga yang sakit, hanya terdapat 6,06 persen keluarga yang menunda pengobatan seperti menggunakan obat warung terlebih dahulu. Jika anggota keluarga yang sakit tidak kunjung sembuh, keluarga akan

membawa ke Puskesmas atau mantri. Terdapat 4,54 persen keluarga yang mengurangi anggaran pemeriksanaan kesehatan. Selain menggunakan obat moderen, keluarga juga menggunakan obat tradisional atau alternatif untuk menyembuhkan sakit anggota keluarga, seperti menggunakan dedaunan dan tanaman obat. Pembelian suplemen atau vitamin untuk anak tidak menjadi prioritas utama keluarga. Banyak keluarga yang mengaku tidak terlalu memprioritaskan kebutuhan vitamin untuk anak, karena orang tua merasa anak sudah atau tetap sehat tanpa mengonsumsi vitamin. Dari keluarga yang terbiasa membeli vitamin untuk anak hanya terdapat 4,54 persen keluarga yang mengurangi pembelian vitamin.

Tabel 19 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping mengurangi pengeluaran kesehatan

No Strategi koping Keluarga

n %

1 Menggunakan obat generik 11 16,67

2 Menggunakan jamu dari pada obat modern 6 9,09

3 Mencari tempat pengobatan gratis (menggunakan asuransi jaminan kemiskinan)

35 53,03

4 Mengurangi pembelian suplemen/vitamin 3 4,54

5 Menunda pengobatan anggota keluarga yang sakit 4 6,06

6 Mengurangi anggaran pemeriksaan kesehatan 3 4,54

7 Mencari pengobatan alternatif/tradisional 10 15,15

Selain pangan dan kesehatan, strategi koping mengurangi pengeluaran juga dilakukan dalam bidang pendidikan seperti yang ditunjukkan Tabel 20 Kebutuhan pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dicukupi oleh orang tua untuk membantu anak belajar. Akan tetapi, penghasilan yang kurang mencukupi sering membuat orang tua melakukan penghematan. Kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh keluarga dalam menghemat pengeluaran pendidikan adalah dengan cara mengurangi pembelian buku pelajaran. Hal ini dapat diatasi dengan cara hanya membeli buku-buku penting yang diharuskan oleh pihak sekolah. Keluarga sangat jarang membeli buku tambahan yang dapat dimanfaatkan anak sebagai tambahan materi belajar. Kegiatan lain yang dilakukan adalah dengan mengurangi uang saku anak. Dalam penelitian ini tidak ditemukan keluarga yang memiliki anak berhenti sekolah karena kekurangan biaya, anak terpaksa bolos karena tidak memiliki uang saku, dan membeli buku bekas.

Tabel 20 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping mengurangi pengeluaran pendidikan

No Strategi koping Keluarga

n %

1 Mengurangi uang saku anak sehari-hari 22 33,33

2 Anak berhenti sekolah 0 0,00

3 Anak terpaksa bolos 0 0,00

4 Membeli buku bekas 0 0,00

5 Mengurangi pembelian buku pelajaran 27 40,90

Strategi mengurangi pengeluaran juga dilakukan oleh keluarga dalam pemenuhan kebutuhan lain, seperti peralatan rumah tangga, barang elektronik, pakaian, dan lain-lain seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 21. Strategi mengurangi kebutuhan lain lebih banyak dilakukan oleh keluarga. Hal ini karena strategi mengurangi kebutuhan lain dianggap bukan suatu kebutuhan wajib yang harus dipenuhi layaknya kebutuhan pangan, pendidikan, dan kesehatan. Dalam kebutuhan lain-lain, strategi yang paling sering dilakukan adalah menunda pembelian barang elektronik (96,96%). Selanjutnya, keluarga menunda pembelian perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari dan lain-lain (89,39%).

Tabel 21 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping mengurangi pengeluaran lain-lain

No Strategi koping Keluarga

n %

1 Menunda pembelian perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dll

59 89,39

2 Menunda pembelian barang elektronik 64 96,96

3 Mengurangi penggunaan listrik 37 56,06

4 Mengurangi pembelian pakaian 50 75,75

5 Mengurangi sumbangan sosial 15 22,72

6 Mengurangi pembelian rokok 33 50,00

Gambar 2 menunjukkan pengelompokkan strategi koping mengurangi pengeluaran secara keseluruhan yang terdiri atas kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan lain. Lebih dari separuh keluarga contoh melakukan strategi mengurangi pengeluaran dalam kategori sedikit (60,61%) yaitu hanya melakukan sedikit kegiatan mengurangi pengeluaran ketika terjadi masalah ekonomi yaitu masalah penurunan pendapatan. Sisanya yaitu sebesar 39,39 persen keluarga contoh tergolong dalam kategori sedang dan tidak terdapat keluarga yang melakukan strategi koping dalam kategori banyak.

Gambar 2 Sebaran keluarga berdasarkan kategori strategi koping mengurangi pengeluaran secara keseluruhan

Menambah Pendapatan (Generating Income)

Generating income adalah strategi untuk meningkatkan ketersediaan

sumber daya uang di dalam keluarga yang dapat dilakukan dengan cara: anggota keluarga memiliki pekerjaan sampingan, menambah jam kerja atau menambah jumlah anggota keluarga yang bekerja. Sama halnya dengan strategi mengurangi pengeluaran, strategi menambah pendapatan juga dilihat dari kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.

Strategi menambah pendapatan dalam kebutuhan pangan yang paling banyak dilakukan oleh keluarga pemetik melati gambir di Desa Gelang adalah dengan sengaja menerima makanan dari saudara atau tetangga (Tabel 22). Kegiatan kedua yang paling banyak dilakukan adalah menggunakan hasil panen dari kebun/hasil ternak/kolam untuk dijual dan atau dikonsumsi sendiri. Kegiatan selanjutnya yaitu memelihara hewan ternak seperti ayam, itik, dan kambing; dan memanfaatkan lahah kosong untuk ditanami sayuran seperti bayam, daun singkong, kacang panjang dan jenis sayuran lain yang dengan cara penanaman yang mudah.

Tabel 22 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping menambah pendapatan pangan

No Strategi koping Keluarga

n %

1 Memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami sayuran,dll 28 42,42

2 Memeliharan hewan ternak (ayam atau bebek untuk diambil telurnya)

31 46,96

3 Dengan sengaja menerima makanan dari tetangga/saudara 64 96,96

4 Menggunakan hasil panen dari kebun/hasil ternak/kolam untuk dijual dan dikonsumsi sendiri

40 60,60

Keluarga contoh tidak terlalu banyak melakukan kegiatan menambah pendapatan dalam bidang kesehatan. Hanya terdapat 24,24 persen keluarga

60,61% 39,39% Sedikit (≤9 kegiatan) Sedang (10-17 kegiatan) Banyak (≥18 kegiatan)

contoh yang memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami obat seperti tanaman ciplukan, daun sirih, dan kunyit. Hal ini dikarenakan keluarga contoh banyak yang tidak mengenal tanaman obat dan lebih memilih menggunakan obat warung atau berobat ke puskesmas dan mantri ketika terdapat anggota keluarga yang sakit.

Kegiatan menambah pendapatan di bidang pendidikan yang paling banyak dilakukan adalah meminta seragam bekas ke saudara atau tetangga (Tabel 23). Orang tua tetap mengusahakan untuk membeli buku sekolah anak dan tidak terdapat keluarga contoh yang meminta buku bekas ke saudara/tetangga. Hal ini disebabkan bergantinya buku-buku pelajaran yang digunakan anak untuk belajar di sekolah sehingga ketika anak meminta buku ke orang lain dikhawatirkan materi yang terdapat dalam buku berbeda. Selain itu, kebanyakan buku-buku yang dibeli adalah buku yang memang wajib untuk dimiliki oleh masing-masing anak di sekolah seperti Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk buku paket, dapat diakses oleh anak melalui perpustakaan. Meminta sepatu bekas ke saudara atau tetangga masih dilakukan oleh sebagian kecil keluarga (6,06%).

Tabel 23 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping menambah pendapatan pendidikan

No Strategi koping Keluarga

n %

1 Mengusahakan beasiswa untuk anak 12 18,18

2 Meminta buku bekas ke saudara/tetangga 0 0,00

3 Meminta seragam bekas ke saudara/tetangga 22 33,33

4 Meminta sepatu bekas ke saudara/tetangga 4 6,06

Dalam bidang strategi menambah pendapatan lain-lain, sebagain keluarga contoh memiliki anak bekerja untuk membantu orang tua seperti berdagang, bertani, bekerja di pabrik dan bermigrasi ke kota (Tabel 24). Kegiatan selanjutnya adalah mencari pekerjaan tambahan baik suami maupun istri. Lebih dari satu per empat istri mencari pekerjaan tambahan, seperti membuka warung di rumah, bekerja di pabrik, membuat jajanan, dan berjualan keliling. Sementara itu, suami yang mencari pekerjaan tambahan lebih sedikit dari pada istri, karena pekerjaan suami sebagai petani sudah menyita waktu cukup banyak yaitu dari pagi sampai siang bahkan sampai sore.

Tabel 24 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping menambah pendapatan lain-lain

No Strategi koping Keluarga

n %

1 Suami mencari pekerjaan tambahan 18 27,27

2 Istri mencari pekerjaan tambahan 12 18,18

3 Suami menambah jam kerja dari pekerjaan utama 10 15,15

4 Istri menambah jam kerja dari pekerjaan utama 17 25,75

5 Anak bekerja membantu orang tua 32 48,48

6 Menjual aset rumah untuk keperluan sehari-hari 4 6,06

7 Menggadaikan barang 1 1,51

Strategi koping menambah pendapatan dikelompokkan menjadi sedikit, sedang, dan banyak (Gambar 3). Lebih dari separuh keluarga responden melakukan kegiatan menambah pendapatan pada kategori sedikit. Artinya keluarga contoh hanya melakukan sedikit kegiatan menambah pendapatan ketika terjadi masalah ekonomi. Sisanya, sebesar 36,37 persen keluarga contoh memiliki startegi koping dalam kategori sedang dan tidak terdapat keluarga contoh yang melakukan strategi koping dalam kategori banyak.

Gambar 3 Sebaran keluarga berdasarkan kategori strategi koping menambah pendapatan secara keseluruhan

Jumlah strategi koping dihitung berdasarkan jumlah strategi mengurangi pengeluaran dan menambah pendapatan. Tabel 25 menunjukkan bahwa lebih dari separuh keluarga contoh (68,18%) melakukan strategi koping pada kategori sedikit baik cutting back maupun generating income. Sisanya yaitu sebesar 31,82 persen keluarga contoh melakukan strategi koping pada kategori sedang dan tidak terdapat keluarga contoh yang melakukan cutting back dan generating

income pada kategori banyak.

63,63% 36,37%

Tabel 25 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping secara keseluruhan Kategori Keluarga n % Sedikit (≤14 kegiatan) 42 68,18 Sedang (15-28 kegiatan) 24 31,82 Banyak (≥29 kegiatan) 0 0,00 Total 66 100,00

Investasi Anak