• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KREATIF

Dalam dokumen BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN (Halaman 24-44)

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan apabila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat bertahan dan sekaligus ditingkatkan (Assauri, 2011:167)

Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Jack Trout dalam bukunya Trout On Strategy, inti dari strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata yang sederhana di kepala, kepimpinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama dari pada menjadi lebih baik (Suyanto, 2007:160).

Menurut Morissan (2010:1) menerangkan bahwa, strategi dalam hal promosi memainkan peran penting pada program pemasaran

perusahaan karena strategi promosi merupakan upaya perusahaan untuk berkomunikasi dan menjual produk kepada konsumen.

Strategi harus dirancang secara kreatif, dengan menggali segala sesuatu di balik fakta dan menyusunnya ke arah gagasan kreatif yang mampu menciptakan penjualan. Strategi kreatif bukan semata-mata proses logika, tetapi juga menyangkut seni. Namun demikian, untuk memperoleh strategi yang dapat digunakan, strategi harus dibuat berdasarkan fakta. Secara sederhana, perencanaan kreatif periklanan adalah proses membuat strategi mencapai tujuan melalui iklan yang dibuat. Tujuan pokok perencanaan kreatif periklanan adalah agar iklan dapat membentuk iklan yang lebih kreatif sehingga berhasil meraih tujuan sebagaimana yang diharapkan secara maksimal. Perencanaan sangat menentukan hasil kampanye periklanan. Oleh karena itu, sebelum diciptakannya kreatif periklanan, maka perlu dilakukan perencanaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan (Kertamukti, 2015:149).

Kreativitas adalah kemampuan menyajikan gagasan atau ide baru. Inovasi merupakan aplikasi gagasan atau ide baru tersebut. Kreativitas hampir selalu digunakan dalam periklanan karena kreativitas dapat membantu periklanan dalam memberi informasi, membujuk, mengingatkan, meningkatkan nilai, dan dapat meledakkan periklanan. Suatu pesan iklan harus dapat disampaikan secara kreatif, bahkan kreativitas lebih penting dari jumlah uang yang dikeluarkan. Kreativitas dalam periklanan merupakan proses yang meliputi beberapa tahap. Graham Wallas membagi proses kreativitas menjadi empat tahap yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, verifikasi, dan revisi. Sumber variasi informasi tersedia untuk membantu spesialis kreatif menentukan tema kampanye, daya tarik, atau gaya eksekusi (Suyanto, 2004:105).

Menurut Kertamukti (2015:150), dalam perencanaan kreatif periklanan, hal yang sangat penting dilakukan adalah merumuskan tujuan periklanan dan segmentasi pasar untuk menentukan pasar sasaran dan khalayak sasaran. Berdasarkan tujuan periklanan, proses komunikasi dilanjutkan dengan perumusan strategi kreatif dan strategi media. Strategi kreatif mencakup pemilihan strategi dasar untuk menciptakan iklan, baik dalam aspek gagasan isinya (content) maupun visualisasi iklan. Strategi iklan yang efektif adalah dengan menjawab pertanyaan:

1. What (apa tujuannya)

2. Who (siapa khalayak yang akan dijangkau) 3. When (kapan iklan dipasang)

4. Where (dimana iklan dipasang) 5. Why (mengapa harus demikian) 6. How (bagaimana bentuk iklannya)

Penentuan posisi adalah tindakan untuk merancang citra perusahaan serta nilai yang ditawarkan sehingga pelanggan dalam suatu segmen memahami dan menghargai kedudukan perusahaan dalam kaitannya dengan pesaing. Tugas penentuan posisi terdiri dari tiga langkah, yaitu mengenali keungulan bersaing yang mungkin untuk dimanfaatkan, memilih yang paling tepat, dan secara efektif mengisyaratkan kepada pasar tentang posisi yang dipilih perusahaan. Strategi penentu posisi produk perusahaan kemudian akan memungkinkan perusahaan beranjak ke langkah berikutnya, yaitu merencanakan strategi pemasaran bersaingnya (Suyanto, 2007:82).

Berdasarkan strategi penentuan posisi (positioning) dan unique selling preposition (USP) yang telah ditetapkan sebuah tema perancangan akan menjadi dasar konsep desain dalam perancangan media promosi Flow Bakery sebagai toko roti dan kue di Jepara. Strategi positioning Flow Bakery menerapkan penentuan posisi berdasarkan atribut, yaitu memposisikan produk berdasarkan atribut

atau sifat, yaitu produk Flow Bakery memposisikan ketersediaan produk dalam keadaan ‘fresh’ (Suyanto, 2007:89). Selain itu, perancangan media promosi Flow Bakery menerapkan unique selling preposition (USP), yaitu mengungkap berbagai kreasi roti dan kue dengan varian khas dari Flow Bakery. Perancangan konsep desain media promosi berdasarkan tema tersebut akan mempengaruhi isi pesan yang ingin disampaikan untuk meyakinkan serta meningkatkan kepercayaan calon konsumen terhadap produk Flow Bakery yang ditawarkan.

Setiap perusahaan atau industri cenderung memiliki ciri khas gaya visual atau tampilan guna membedakan dengan produk pesaing yaitu melalui perancangan media promosi Flow Bakery melalui komunikasi visual. Gaya desain yang digunakan dalam perancangan media promosi Flow Bakery sebagai toko roti dan kue adalah menerapkan konsep tema “sweet and soft taste”, konsep desain cenderung mengusung tema bakery yaitu pada umumnya roti maupun kue selain rasanya manis juga lembut. Objek yang digunakan cenderung berbentuk kreasi vektor maupun foto produk bakery, dalam pemilihan warna pun seirama dengan karakteristik warna-warna bakery yaitu antara warna coklat, krem, dan oranye. Penerapan tema tersebut mampu menginformasikan identitas tersendiri bagi produk dan toko roti dan kue Flow Bakery.

Konsep desain perancangan media promosi ini memanfaatkan beberapa unsur desain yaitu, garis, bentuk, ruang, bidang, dan warna. Semua unsur yang dimanfaatkan akan dipilih, ditata, dan dipadukan dengan setiap konsep pada media promosi yang dipilih. Selain pada unsur desain, perancangan ini mempertimbangkan jenis tipografi yang digunakan, sebab pemilihan tipografi juga mendukung dalam konsep desain. Pemanfaatan jenis font pun variatif, ditinjau dari segi kegunaan font pada media visual menyesuaikan pada konten dan kesan tema, perpaduan jenis font yang tepat akan memberi nilai lebih pada media yaitu selain menarik juga mudah dibaca oleh audiens. Tipografi yang

akan digunakan adalah berjenis serif yaitu font memiliki kait, penggunaan font jenis serif akan diaplikasikan pada keterangan atau konten yang menunjukan kesan formal, kewibawaan ataupun kepercayaan. Penggunaan tipografi jenis sans serif juga akan diterapkan pada media promosi, yaitu font yang tidak memiliki kait, berkesan modern mengikuti trend, simple, mudah diaplikasikan, dan dalam susunan kalimat lebih mudah nilai keterbacaannya. Selain penggunaan tipografi jenis serif dan san serif perancangan media promosi ini menggunakan tipografi jenis script, yaitu font latin atau tulisan tangan yang memiliki kesan keluwesan setiap lekukan pada huruf, selain itu font jenis script menarik perhatian pembaca, jika diaplikasikan dengan tepat dan sesuai dengan tema. Konsep desain yang diangkat berdasarkan tema yang ditentukan memanfaatkan kombinasi baik unsur desain dan pemilihan jenis tipografi akan dipadupadankan menjadi konsep strategi kreatif. Demikian peluang dalam promosi, sehingga posisi atau kedudukan Flow Bakery di pasar dapat bertahan, dikenali banyak audiens dan sekaligus brand image Flow Bakery dapat meningkat. D. KONSEP PERANCANGAN

1. Strategi Umum

Flow Bakery & Cake adalah sebuah industri rumahan (home industry) atau toko yang menjual aneka varian produk roti dan kue, yang berada di Jl. Dr. Wahidin No.69 Pamatan Jepara.

2. Strategi Visual Verbal (Copywriting)

Creative department sering disebut sebagai “dapurnya” periklanan. Di departemen kreatif inilah pesan-pesan periklanan untuk berbagai media diciptakan, digodok, dan dikembangkan (developed) untuk disampaikan kepada khalayak sasaran melalui media yang dipilih (Madjadikara, 2005:3).

Menurut Jefkins (1997:227) menerangkan bahwa, copy iklan itu harus didukung oleh bentuk kreativitas lain seperti gambar, tipografi, dan mungkin juga warna.

Menurut Frank Jefkins (1997:228) ada lima karakteristik / tips penulisan naskah iklan (copywriting), yaitu:

a. Bersifat menjual, meskipun iklan itu hanya bertujuan untuk mengingat saja.

b. Rahasia keberhasilan iklan adalah repetisi/pengulangan.

c. Pesan iklan harus memanfaatkan secara maksimal kata-kata dan menyampaikan pesannya dengan segera.

d. Setiap kata yang digunakan harus mudah dipahami dan tidak ada kemungkinan untuk menimbulkan keraguan di benak pembaca. e. Kata-kata singkat, kalimat pendek, paragraf yang tidak terlalu

panjang membantu menyampaikan pesan iklan serta memudahkan pembaca untuk memahami dan mengerti maksud copy iklan dengan cepat.

Menurut Supriyono (2010:131) menerangkan bahwa, sebagian besar iklan cetak memuat dua elemen, visual (seni rupa) dan verbal (naskah). Elemen visual biasa berupa ilustrasi (foto atau gambar), tipografi, bidang, atau gabungan beberapa unsur grafis. Sementara itu, elemen verbal terdiri dari judul (headline), subjudul (subhead), dan baseline (slogan atau nama dan alamat perusahaan). Sebelum membicarakan desain iklan, berikut dijelaskan aspek verbal terlebih dulu, berikut adalah unsur-unsur naskah media cetak secara lengkap terdiri dari:

a. Headline (kepala tulisan)

Headline atau kepala tulisan adalah pesan verbal yang paling ditonjolkan. Headline adalah bagian teks yang diharapkan untuk dibaca pertama kali oleh target audiens. Posisinya bisa dimana saja, tidak selalu di bagian atas meskipun namanya head (kepala).

Headline yang akan diterapkan pada konsep perancangan promosi ini adalah menekankan konsep logo Flow Bakery yang baru yaitu Flow Bakery & Cake yang memiliki arti sebagai judul

utama perancangan promosi yang dirancang, tujuannya memberikan informasi kepada target audiens atau calon konsumen, penggunaan logo tersebut cenderung menginformasikan kepada khalayak publik bahwa, toko Flow Bakery & Cake adalah salah satunya di Jepara yang menawarkan varian produk roti dan kue kepada calon konsumen. Pengunaan headline logo baru cenderung mempresentasikan citra dan kesan toko Flow Bakery tersendiri dibenak konsumen. Hal ini akan membuat calon konsumen penasaran ingin mencoba hingga membeli produk Flow Bakery.

b. Subheadline (subjudul)

Subheadline atau subjudul sering disingkat subhead, adalah kalimat penjelasan atau kelanjutan dari headline. Umumnya terletak di bawah headline. Jika teks pendek diletakkan di atas headline disebut overline. Tidak semua iklan memiliki subhead atau overline, tergantung konsep kreatif. Baik headline maupun subhead harus singkat, padat dan dapat mencerminkan isi. Sering kali headline dituntut persuasif, provokatif, dan membuat pembaca penasaran. Selanjutnya pembaca digiring untuk membaca bodytext.

Subheadline yang digunakan pada media promosi Flow Bakery & Cake adalah tentang penawaran yang dituju kepada konsumen yaitu “Menerima Pesanan”. Subheadline tersebut menginformasikan bahwa Flow Bakery & Cake sebagai toko roti dan kue melayani sistem pemesanan produk sesuai yang diinginkan konsumen.

c. Bodycopy atau bodytext

Bodycopy atau bodytext adalah teks yang menguraikan informasi produk lebih detail, diharapkan dapat membujuk dan memprovokasi pembaca untuk membeli produk yang diiklankan.

Panjang pendeknya bodycopy tergantung kebutuhan dan kondisi ruang (ukuran) iklan.

Bodycopy yang digunakan pada promosi Flow Bakery & Cake adalah deskripsi singkat mengenai mutu dan keunggulan produk yang ditawarkan toko. Menginformasikan Flow Bakery & Cake merupakan industri rumahan yang menjual berbagai varian produk roti dan kue dengan cita rasa khas kreasi Flow, selain itu menonjolkan sisi keunggulan produk yaitu ‘fresh’ serta mutu pengolahan produk terjamin kebersihannya.

d. Tagline atau slogan

Tagline atau slogan juga disebut catch phrase, adalah kalimat pendek yang menyerukan spirit, kualitas, dan keunggulan-keunggulan produk secara konsisten dan berulang-ulang sehingga dihafal oleh masyarakat.

Slogan yang digunakan media promosi Flow Bakery & Cake adalah “Roti dengan Cita Rasa Tinggi”, menerangkan bahwa produk Flow baik roti maupun kue diolah dengan bahan asli pilihan terbaik untuk menghasilkan cita rasa produk roti dan kue yang memuaskan dan mampu melekat di benak konsumen. e. Baseline

Baseline adalah bagian penutup dari iklan. Umumnya berupa nama dan logo perusahaan beserta alamat pengiklan. Elemen terakhir ini juga disebut signature atau sign-off, dan ada yang menyebutkan closing karena dalam layout iklan letaknya berada di bagian paling bawah sebagai penutup.

Baseline yang digunakan pada media promosi Flow Bakery & Cake adalah informasi tentang alamat toko Flow yaitu berada di Jl. Dr. Wahidin No.69 Pamatan Jepara, selain itu menerapkan informasi nomor kontak pemilik, dan nama akun media sosial Flow Bakery & Cake.

f. Product shot

Product shot adalah foto produk atau brand yang ditawarkan. Bisa merupakan main visual (gambar utama) atau hanya dibuat kecil dan diletakkan di bagian baseline. Pada dasarnya tidak ada ketentuan yang baku dalam pemakaian product shot, tergantung pada konsep desain yang telah diputuskan pada konsep kreatif. Pada perancangan media promosi Flow Bakery & Cake menerapkan product shot, yaitu menonjolkan beberapa produk atau kombinasi produk yang dijadikan sebagai illustrasi. Pemanfaatan illustrasi tersebut mampu menarik perhatian audiens dengan tujuan menginformasikan tentang produk Flow Bakery & Cake melalui gambar (visual).

3. Strategi Non Verbal a. Ilustrasi

Illustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, illustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong (Kusrianto, 2009:140).

Bentuk illustrasi dalam desain komunikasi visual tidak selalu berupa gambar (handrawing), namun bisa berupa foto, goresan abstrak, garis, warna, tekstur, huruf, dan sembarang elemen visual yang dapat mendukung tujuan komunikasi dan estetika. Fungsi ilustrasi adalah untuk memperjelas teks dan sekaligus sebagai eye catcher (Supriyono, 2010:169-170).

Illustrasi yang akan digunakan pada perancangan media promosi Flow Bakery & Cake adalah mengunakan visual foto produk, elemen grafis yang sesuai dengan tema perancangan, maskot, vektor bakery, maupun logo Flow Bakery & Cake.

Illustrasi tersebut mendominasi pada media promosi yang ditentukan.

b. Typography

Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh karena itu, “menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang dihendaki. Desain komunikasi visual tidak bias lepas dari tipografi sebagai unsur pendukungnya. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa berarti suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetap juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Hal itu dikarenakan terdapatnya nilai fungsional dan nilai estetika dalam suatu huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan dengan citra yang ingin diungkapkan. Lazio Moholi berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi. Oleh karena itu, tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat, jelas (clarity), dan terbaca (legibility). Eksekusi terhadap desain tipografi dalam rancang grafis pada aspek legibility akan mencapai hasil yang baik bila melalui proses investigasi terhadap makna naskah, alasan-alasan kenapa naskah harus dibaca, serta siapa yang membacanya (Kusrianto, 2009:190-191).

c. Warna

Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca adalah warna. Betapa sepinya dunia grafis tanpa kehadiran warna. Apabila pemakaian warna kurang tepat maka dapat merusak citra, mengurangi nilai keterbacaan, dan bahkan dapat menghilangkan gairah baca (Supriyono, 2010:70).

Desain yang penuh dengan warna yang brilian dapat membangkitkan tanggapan emosional yang akan memberikan inspirasi kesan abadi. Warna kontras dapat dilihat dari jarak yang cukup jauh, sedangkan warna yang kurang kontras akan bercampur dan membaurkan pesan yang disampaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna dengan kontras tinggi dapat meningkatkan “recall” periklanan outdoor sebesar 37% (Suyanto, 2006:173).

d. Layout

Layout berkaitan dengan pengaturan huruf dan visual pada permukaan dua dimensi agar seluruh informasi dapat dibaca, jelas, dan menarik. Layout merupakan pengaturan huruf dan visual pada sebuah cetakan atau halaman elektronik (Suyanto, 2004:95).

Penataan layout mempengaruhi keputusan membeli yang dilakukan calon konsumen sering kali dilakukan berdasarkan informasi media, keefektifan desain grafis memberikan kemudahan kepada audiens untuk menerima suatu produk, jasa, sekedar image (pandangan). Pengambilan keputusan sering dipengaruhi oleh emosi dan intuisi, di mana hal itu dipengaruhi langsung oleh media yang memuat penjelasan. Dalam penataan layout berdasarkan prinsip desain yaitu:

1) Proporsi, yaitu kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya.

2) Balancing (keseimbangan), yaitu suatu pengaturan agar penempatan elemen dalam suatu halaman memiliki efek seimbang.

3) Kontras (fokus), yaitu penekanan pada suatu objek dengan suatu kontras pada suatu titik fokus.

4) Irama (rhythm), yaitu perulangan yang menimbulkan irama tertentu merupakan salah satu prinsip penyusunan layout.

5) Unity (kesatuan), yaitu hubungan antara elemen-elemen desain yang semula berdiri sendiri-sendiri serta memiliki ciri sendiri-sendiri yang disatukan menjadi seseuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh (Kusrianto, 2007:276-285).

Penataan layout dalam perancangan media promosi bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan dan kreasi media promosi yang dikonsep.

e. Logo

Logo atau tanda gambar (picture mark) merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi. Logotype atau tanda kata (word mark) merupakan nama lembaga, perusahaan, atau produk yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial (Kusrianto, 2009:232). Keberadaan logo sangat dibutuhkan perusahaan atau organisasi guna mengenalkan identitas dan menyebarkan citra. Di lain pihak, dengan adanya logo maka konsumen terbantu mengenali produk yang dicari. Logo yang baik dapat mengidentifikasikan perusahaan, produk, jasa, organisasi, event, dan lain-lain.

Menurut Supriyono (2010:106) menerangkan bahwa, logo yang efektif adalah logo yang mudah diingat dan mampu mengekspresikan spirit perusahaan atau organisasi. Desainer grafis Australia, Jacob Cass, memberikan tips atau prinsip-prinsip desain logo sebagai berikut.

1) Logo harus mampu mendeskripsikan perusahaan atau produk (descripbable).

2) Jika dicetak hitam-putih (tanpa warna), logo tetap efektif dan menarik (effective without colour).

4) Dalam ukuran kecil, logo masih bisa dibaca dan dapat dikenali (scalable).

Konsep desain logo mengacu bentuk font Lettering, yaitu bersifat luwes (fleksibel), lembut (soft) sesuai dengan tema perusahaan dan produk bakery. Tagline pada logo berupa kalimat yang melengkapi sekaligus menjelaskan tentang produk yang ditawarkan toko, yaitu bakery dan cake. Pemilihan tipografi pada tagline berjenis script, yaitu huruf yang berbentuk latin, mengusung dengan tema bakery yang berkesan luwes dan lembut pemilihan jenis huruf mengikuti alir kemiringan logo. Logo didesain menerapkan prinsip gestalt, yaitu penutupan bentuk (closure). Pemilihan warna pada logo mengusung pada tema bakery yaitu pemilihan warna coklat identik dengan chocolate memberi kesan manis dan nikmat. Sedangkan pemilihan warna oranye meberi kesan membangkitkan nafsu selera makan. Selain itu pemilihan warna hitam pada tagline memberi kesan tegas dan dapat dipercaya.

Demikian logo adalah cerminan identitas suatu perusahaan yaitu menggambarkan citra dan karakter suatu perusahaan terkait, guna membantu konsumen mengenali produk yang dicari. Maka logo yang baik adalah dapat mengidentifikasikan produk dan perusahaan tersendiri.

4. Analisa SWOT Flow Bakery

Proses perancangan desain media promosi perlu adanya analisis objek toko roti dan kue Flow Bakery, tujuannya sebagai acuan untuk menentukan konsep desain media perancangan. Berikut analisis SWOT pada toko roti dan kue Flow Bakery:

Kekuatan (Strength)

- Flow Bakery memiliki varian rasa dan bentuk produk.

- Harga relatif terjangkau, disesuaikan dengan pesanan konsumen.

- Produk dalam keadaan fresh langsung dibuat dari toko.

- Kreasi varian produk khas Flow Bakery.

Kelemahan (Weakness)

- Bentuk dan warna logo Flow Bakery tidak konsisten pada pengaplikasian media, sering berubah.

- Sedikit media promosi outdoor yang diaplikasikan.

- Media promosi neon box cenderung menjorok ke dalam, hampir tidak terlihat audiens pada saat melintas di jalan raya.

- Konsumen cenderung kurang mengetahui tentang keberadaan Flow bakery dalam media sosial.

- kurang aktif melakukan promosi melalui media komunikasi visual. Peluang

(opportunity)

- Produk roti dan kue Flow Bakery dibutuhkan masyarakat jepara sebagai acara pemenuhan snack sehari-hari dan juga sebagai pelengkap acara rapat oleh kalangan dinas dan khajatan untuk kalangan masyarakat umum.

- Keunggulan produk Flow Bakery terbilang memiliki kualitas rasa dan mutu terjamin yang telah terdaftar pada Dinas Kesehatan Nomor P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga)

yaitu P-IRT NO. 206332001055116. - Produk roti dan kue pada dasarnya

diminati di segala segmen untuk keperluan acara maupun snack sehari-hari.

Ancaman (Threat) - Masyarakat Jepara tidak mengetahui keberadaan Flow Bakery

- Seiring waktu kurangnya perubahan mengikuti tren media promosi, akan munculnya usaha sejenis yang bersaing.

- Kurang terlihat eksistensi toko roti dan kue Flow Bakery di Jepara.

Tabel 1: Analisis SWOT pada Flow Bakery

Berdasarkan analisis SWOT yang telah ditemukan, ada beberapa kekuatan dan peluang yang dimiliki Flow bakery, namun disisi lain juga memiliki kelemahan dan ancaman yang dapat memberikan dampak negatif terhadap Flow Bakery. Hal tersebut perlu diminimalisir guna Flow Bakery toko roti dan kue dapat berkembang di Jepara, yaitu melalui sebuah perancangan promosi yang efektif, dan komunikatif melalui desain komunikasi visual, sehingga memberikan dampak positif bagi Flow Bakery dapat terlihat eksistensinya lebih dikenal oleh masyarakat Jepara.

5. Analisa Kebutuhan Desain

Berdasarkan analisa SWOT pada Flow Bakery sebagai toko roti dan kue di Jepara menemukan suatu kelemahan yang mengacu menjadi hambatan selama berpromosi baik melalui media luar ruangan maupun media digital (online). Demikian hambatan yang ada berpotensi menjadi suatu ancaman yang memberikan dampak

Dalam dokumen BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN (Halaman 24-44)

Dokumen terkait