• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Kreatif

Dalam dokumen DS FAQIH TRI ATMAJA C9507088 (Halaman 60-66)

BAB III KONSEP PERANCANGAN

C. Strategi Kreatif

Dalam perancangan strategi kreatif fashion retail “Pined Wearhouse Perigee”, pendekatan kreatif yang akan dipakai yaitu melalui komunikasi

persuasif dengan cara menggugah emosi target sasaran melalui kata-kata maupun

ilustrasi yang provokatif. Hal itu dapat diaplikasikan dengan cara menyampaikan

pesan dari sebuah gaya desain yang sesuai dengan target audience dari “Pined Wearhouse Perigee” sendiri. Selain itu, melalui konsep modern-vintage dan

unfinish yang telah diaplikasikan pada desain interior “Pined Wearhouse Perigee”, akan diaplikasikan juga pada corporate identity maupun desain promosi agar selaras dan dapat menjadi simbol dari “Pined Wearhouse Perigee”.

Dari kesimpulan di atas, maka diperlukan beberapa strategi kreatif yang

akan digunakan dalam melakukan aktifitas promosi “Pined Wearhouse Perigee”.

Dalam pembuatan strategi kreatif tersebut, ada beberapa pendekatan yang akan

dipakai dalam promosi, antara lain :

1. Unique Selling Proposition

Pendekatan melalui strategi kreatif ini berorientasi pada keunggulan atau

nilai keunikan dari “Pined Wearhouse Perigee” yang tidak dimiliki oleh produk

pesaingnya, karena pada dasarnya suatu keunikan juga merupakan suatu selling point yang dicari atau dapat dijadikan alasan bagi konsumen dalam menggunakan suatu produk.

Dalam hal ini, “Pined Wearhouse Perigee” memiliki beberapa strategi

kreatif dalam melakukan unique selling propotion. Salah satunya yaitu dengan mengaplikasikan konsep modern-vintage dan unfinish pada media promosi,

commit to user

corporate identity maupun merchandising, tentunya diera yang modern ini, jarang sekali ditemukan fashion retail maupun department store yang mengaplikasikan konsep ini pada media promosi mereka. Selain itu, bila

ditinjau secara komunikasi persuasif, strategi promosi “Pined Wearhouse

Perigee” akan mengangkat tema dan isu rangkaian kata “Pined folks!” sebagai

bentuk kekuatan komunitas dari “Pined Wearhouse Perigee”. Sebagaimana kita

ketahui, kekuatan komunitas di Indonesia diera over-connected ini memiliki pengaruh yang cukup besar, dan tentunya hal ini tidak didapatkan pada fashion retailataupundepartment store pada umumnya.

2. Positioning

Dalam hal ini “Pined Wearhouse Perigee” akan mengangkat tagline

mereka “Work Hard Party Harder” sebagai sebuah positioning dari gaya hidup yang sedang menjadi trend saat ini, dimana kata-kata tersebut memiliki nilai dan passion yang selaras dengan perkembangan masyarakat urban saat ini sekaligus kaum middle-class yang menjadi target market dari “Pined Wearhouse Perigee”. Melalui pendekatan ini gagasan umumnya adalah

positioning “Pined Wearhouse Perigee” sebagai sebuah brand yang menjadi

tougt leader dalam benak konsumen, mengingat proporsi kebutuhan pakaian masyarakat Indonesia memiliki segmen yang berbeda-beda, sehingga masih

sangat sulit untuk menjadi market leader dibidang tersebut.

Bentuk promosi yang unik dan berbeda daripada pesaing dan telah

memiliki posisi mapan dalam benak konsumen akan menjadi faktor pengaruh

“Work Hard Party Harder” yang provokatif bahkan kontroversial untuk

beberapa pihak, maka diharapkan terjadinya sebuah pendekatan positioning

yang mengarah pada pembentukan karakter “Pined Wearhouse Perigee”

sebagaitought leader dalam benak konsumen.

Beberapa strategi dan formula khusus dalam periklanan telah banyak

dirumuskan, namun apabila disesuaikan dengan kondisi saat ini yang over-connected, sekaligus bila ditinjau dari segi target market “Pined Wearhouse Perigee”, maka rumus SUPER’A’ ciptaan Budiman Hakim yang relevan untuk

diaplikasikan dalam strategi promosi ini. Menurut Budiman Hakim, dalam

bukunya Lanturan Tapi Relevan, SUPER ‘A’ adalah rumusan dasar untuk menilai sebuah iklan. Setiap hurufnya mengandung makna yang harus dimiliki

oleh sebuah iklan yang bagus. Rumus SUPER "A" merupakan singkatan dari

elemen-elemen berikut ini.

a. (S)Simple

Dalam konteks ini, pengertian simple akan lebih tepat diartikan dengan materi promosi yang tidak memiliki banyak elemen, jelas dan

komunikatif. Komunikatif yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sebuah

iklan harus mempunyai kekuatan untuk mengajak konsumennya

berkomunikasi, sehingga konsumen dapat menemukan makna lain yang

tersirat dibalik makna yang terdapat di permukaannya. Hal inilah yang akan

diaplikasikan pada desain visual “Pined Wearhouse Perigee” baik pada

strategi promosi stationery, maupun merchandising, sehingga masyarakat dengan mudah dapat mengenalinya dengan baik.

commit to user

b. (U)Unexpected

Iklan yang smart akan menjadi outstanding. Tidak sekedar smart, tetapi juga unexpected kemampuan sebuah iklan untuk menempatkan diri dalam otak, dikarenakan idenya yang unik. Ide yang unik akan membuat

sebuah iklan menjadi unpredictable. Orisinalitas sebuah ide akan menjadikan iklan yang dibuat menjadi berbeda dengan ribuan iklan yang

muncul disaat bersamaan. Ide yang tidak disangka-sangka akan jauh lebih

diingat oleh konsumennya. Lebih dihargai dan akhirnya akan menjadi top of mind, paling tidak dalam kategori segment tersebut. Oleh karena itu, “Pined Wearhouse Perigee” lebih mengedepankan komunikasi persuasif dalam

materi promosi, salah satunya dengan mengangkat tagline “Work Hard Party Harder” yang memiliki selling point dalam lingkup gaya hidup masyarakat urban saat ini, karena sebagaimana kita ketahui bisnis fashion

termasuk dalam kategori bisnis gaya hidup yang didalamnya menjual

personal pride tersendiri.

c. (P)Persuasive

Persuasive sering juga disebut dengan daya bujuk, mempunyai daya pengaruh untuk menyihir orang agar melakukan sesuatu. Iklan dengan daya

bujuk kuat hampir pasti akan menggerakkan konsumen untuk mendekatkan

diri dengan sebuah brand, dan tertarik untuk mencobanya. Dasar pemikiran dalam pembuatan sebuah iklan, haruslah selalu dikonsentrasikan pada brand

sebagai hero. Melalui strategi ini “Pined Wearhouse Perigee” akan mengangkat rangkaian kata “Pined folks!” sebagai bentuk isu komunitas.

Sebagaimana kita ketahui, kekuatan sebuah komunitas dikalangan anak

muda khususnya di Indonesia menjadi sangat kuat di era over-connectedini. Setidaknya melalui isu-isu tersebut, akan terjadi sebuah perbincangan dalam

masyarakat baik dalam kehidupan nyata maupun social media, sehingga mereka dapat mengenal lebih dekat dengan “Pined Wearhouse Perigee”

d. (E)Entertaining

Dari sekian banyak iklan yang ada, tidak banyak yang bisa menghibur

kita. Mungkin hanya ada beberapa yang terlintas di benak kita. selebihnya

hanya iklan-iklan standar yang akan terlewat begitu saja dari pengelihatan

dan ingatan kita. Entertaining tidak hanya berarti lucu, dalam skala yang lebih luas, entertaining berarti mampu mempermainkan emosi konsumennya dan tentu saja mengangkat simpati terhadap brand tersebut.

Melalui penggunaan tagline “Work Hard Party Harder” dirasa cukup mampu memberikan nilai entertainingdalam setiap aktifitas promosi “Pined Wearhouse Perigee”. Meskipun menggunakan bahasa asing, namun

rangkaian kata tersebut sangat mudah dipahami, mengingat target audience

“Pined Wearhouse Perigee” yang berada dalam kategori anak muda.

e. (R)Relevant

Dalam beriklan, kita dituntut untuk kreatif. Penyampaian iklan tidak

harus lugas menunjukkan agar konsumen segera menggunakan iklan yang

kita tawarkan. Dengan kata lain, iklan bersifat bebas, akan tetapi dengan

syarat harus iklan harus relevan. Iklan yang baik harus dapat

commit to user

diiklankan. Dalam hal ini, “Pined Wearhouse Perigee” memang tidak

melakukan iklan atau promosi secara spesifik tentang penjualan pakaian

dalam sebuah fashion retail saja,akan tetapi lebih menekankan lebih kepada

customer education dan dorongan gaya hidup masyarakat urban. Berdasarkan hal tersebut, “Pined Wearhouse Perigee” mencoba

mengaplikasikannya melalui komunikasi persuasif dengan cara menggugah

emosi dan kesadaran target audience baik melalui gambar ataupun tulisan yang estetis dan komunikatif.

f. (A)Acceptable

Point acceptable sengaja diletakkan di antara tanda kutip tunggal, karena poin ini lebih ditujukan pada penerimaan masyarakat dari iklan yang

kita buat. Ada banyak sekali iklan yang mengundang reaksi masyarakat

karena dianggap melampaui nilai-nilai ketimuran yang kita anut. Namun

masalahnya, masyarakat Indonesia sangat beragam budaya, agama, bahasa,

gaya hidup dan tentu saja tata nilai estetikanya. Akibatnya buku tata krama

periklanan yang dikeluarkan oleh P3I pun sulit sekali dijadikan pegangan

baku, karena terdapat banyak grey area yang tidak bisa dijadikan landasan. Oleh karena itu, dalam strategi kreatif “Pined Wearhouse Perigee” poin

acceptable dimasukkan dalam lingkup yang lebih kecil, yaitu kepada target audience “Pined Wearhouse Perigee” itu sendiri. Sehingga materi promosi dapat lebih terfokus pada poin lifestyledan youth culture, mengingat target market “Pined Wearhouse Perigee” yang berada dalam kategori masyarakat

Dalam dokumen DS FAQIH TRI ATMAJA C9507088 (Halaman 60-66)

Dokumen terkait