BAB III KONSEP PERANCANGAN
C. Strategi Kreatif
Dalam perancangan strategi kreatif fashion retail “Pined Wearhouse Perigee”, pendekatan kreatif yang akan dipakai yaitu melalui komunikasi
persuasif dengan cara menggugah emosi target sasaran melalui kata-kata maupun
ilustrasi yang provokatif. Hal itu dapat diaplikasikan dengan cara menyampaikan
pesan dari sebuah gaya desain yang sesuai dengan target audience dari “Pined Wearhouse Perigee” sendiri. Selain itu, melalui konsep modern-vintage dan
unfinish yang telah diaplikasikan pada desain interior “Pined Wearhouse Perigee”, akan diaplikasikan juga pada corporate identity maupun desain promosi agar selaras dan dapat menjadi simbol dari “Pined Wearhouse Perigee”.
Dari kesimpulan di atas, maka diperlukan beberapa strategi kreatif yang
akan digunakan dalam melakukan aktifitas promosi “Pined Wearhouse Perigee”.
Dalam pembuatan strategi kreatif tersebut, ada beberapa pendekatan yang akan
dipakai dalam promosi, antara lain :
1. Unique Selling Proposition
Pendekatan melalui strategi kreatif ini berorientasi pada keunggulan atau
nilai keunikan dari “Pined Wearhouse Perigee” yang tidak dimiliki oleh produk
pesaingnya, karena pada dasarnya suatu keunikan juga merupakan suatu selling point yang dicari atau dapat dijadikan alasan bagi konsumen dalam menggunakan suatu produk.
Dalam hal ini, “Pined Wearhouse Perigee” memiliki beberapa strategi
kreatif dalam melakukan unique selling propotion. Salah satunya yaitu dengan mengaplikasikan konsep modern-vintage dan unfinish pada media promosi,
commit to user
corporate identity maupun merchandising, tentunya diera yang modern ini, jarang sekali ditemukan fashion retail maupun department store yang mengaplikasikan konsep ini pada media promosi mereka. Selain itu, bila
ditinjau secara komunikasi persuasif, strategi promosi “Pined Wearhouse
Perigee” akan mengangkat tema dan isu rangkaian kata “Pined folks!” sebagai
bentuk kekuatan komunitas dari “Pined Wearhouse Perigee”. Sebagaimana kita
ketahui, kekuatan komunitas di Indonesia diera over-connected ini memiliki pengaruh yang cukup besar, dan tentunya hal ini tidak didapatkan pada fashion retailataupundepartment store pada umumnya.
2. Positioning
Dalam hal ini “Pined Wearhouse Perigee” akan mengangkat tagline
mereka “Work Hard Party Harder” sebagai sebuah positioning dari gaya hidup yang sedang menjadi trend saat ini, dimana kata-kata tersebut memiliki nilai dan passion yang selaras dengan perkembangan masyarakat urban saat ini sekaligus kaum middle-class yang menjadi target market dari “Pined Wearhouse Perigee”. Melalui pendekatan ini gagasan umumnya adalah
positioning “Pined Wearhouse Perigee” sebagai sebuah brand yang menjadi
tougt leader dalam benak konsumen, mengingat proporsi kebutuhan pakaian masyarakat Indonesia memiliki segmen yang berbeda-beda, sehingga masih
sangat sulit untuk menjadi market leader dibidang tersebut.
Bentuk promosi yang unik dan berbeda daripada pesaing dan telah
memiliki posisi mapan dalam benak konsumen akan menjadi faktor pengaruh
“Work Hard Party Harder” yang provokatif bahkan kontroversial untuk
beberapa pihak, maka diharapkan terjadinya sebuah pendekatan positioning
yang mengarah pada pembentukan karakter “Pined Wearhouse Perigee”
sebagaitought leader dalam benak konsumen.
Beberapa strategi dan formula khusus dalam periklanan telah banyak
dirumuskan, namun apabila disesuaikan dengan kondisi saat ini yang over-connected, sekaligus bila ditinjau dari segi target market “Pined Wearhouse Perigee”, maka rumus SUPER’A’ ciptaan Budiman Hakim yang relevan untuk
diaplikasikan dalam strategi promosi ini. Menurut Budiman Hakim, dalam
bukunya Lanturan Tapi Relevan, SUPER ‘A’ adalah rumusan dasar untuk menilai sebuah iklan. Setiap hurufnya mengandung makna yang harus dimiliki
oleh sebuah iklan yang bagus. Rumus SUPER "A" merupakan singkatan dari
elemen-elemen berikut ini.
a. (S)Simple
Dalam konteks ini, pengertian simple akan lebih tepat diartikan dengan materi promosi yang tidak memiliki banyak elemen, jelas dan
komunikatif. Komunikatif yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sebuah
iklan harus mempunyai kekuatan untuk mengajak konsumennya
berkomunikasi, sehingga konsumen dapat menemukan makna lain yang
tersirat dibalik makna yang terdapat di permukaannya. Hal inilah yang akan
diaplikasikan pada desain visual “Pined Wearhouse Perigee” baik pada
strategi promosi stationery, maupun merchandising, sehingga masyarakat dengan mudah dapat mengenalinya dengan baik.
commit to user
b. (U)Unexpected
Iklan yang smart akan menjadi outstanding. Tidak sekedar smart, tetapi juga unexpected kemampuan sebuah iklan untuk menempatkan diri dalam otak, dikarenakan idenya yang unik. Ide yang unik akan membuat
sebuah iklan menjadi unpredictable. Orisinalitas sebuah ide akan menjadikan iklan yang dibuat menjadi berbeda dengan ribuan iklan yang
muncul disaat bersamaan. Ide yang tidak disangka-sangka akan jauh lebih
diingat oleh konsumennya. Lebih dihargai dan akhirnya akan menjadi top of mind, paling tidak dalam kategori segment tersebut. Oleh karena itu, “Pined Wearhouse Perigee” lebih mengedepankan komunikasi persuasif dalam
materi promosi, salah satunya dengan mengangkat tagline “Work Hard Party Harder” yang memiliki selling point dalam lingkup gaya hidup masyarakat urban saat ini, karena sebagaimana kita ketahui bisnis fashion
termasuk dalam kategori bisnis gaya hidup yang didalamnya menjual
personal pride tersendiri.
c. (P)Persuasive
Persuasive sering juga disebut dengan daya bujuk, mempunyai daya pengaruh untuk menyihir orang agar melakukan sesuatu. Iklan dengan daya
bujuk kuat hampir pasti akan menggerakkan konsumen untuk mendekatkan
diri dengan sebuah brand, dan tertarik untuk mencobanya. Dasar pemikiran dalam pembuatan sebuah iklan, haruslah selalu dikonsentrasikan pada brand
sebagai hero. Melalui strategi ini “Pined Wearhouse Perigee” akan mengangkat rangkaian kata “Pined folks!” sebagai bentuk isu komunitas.
Sebagaimana kita ketahui, kekuatan sebuah komunitas dikalangan anak
muda khususnya di Indonesia menjadi sangat kuat di era over-connectedini. Setidaknya melalui isu-isu tersebut, akan terjadi sebuah perbincangan dalam
masyarakat baik dalam kehidupan nyata maupun social media, sehingga mereka dapat mengenal lebih dekat dengan “Pined Wearhouse Perigee”
d. (E)Entertaining
Dari sekian banyak iklan yang ada, tidak banyak yang bisa menghibur
kita. Mungkin hanya ada beberapa yang terlintas di benak kita. selebihnya
hanya iklan-iklan standar yang akan terlewat begitu saja dari pengelihatan
dan ingatan kita. Entertaining tidak hanya berarti lucu, dalam skala yang lebih luas, entertaining berarti mampu mempermainkan emosi konsumennya dan tentu saja mengangkat simpati terhadap brand tersebut.
Melalui penggunaan tagline “Work Hard Party Harder” dirasa cukup mampu memberikan nilai entertainingdalam setiap aktifitas promosi “Pined Wearhouse Perigee”. Meskipun menggunakan bahasa asing, namun
rangkaian kata tersebut sangat mudah dipahami, mengingat target audience
“Pined Wearhouse Perigee” yang berada dalam kategori anak muda.
e. (R)Relevant
Dalam beriklan, kita dituntut untuk kreatif. Penyampaian iklan tidak
harus lugas menunjukkan agar konsumen segera menggunakan iklan yang
kita tawarkan. Dengan kata lain, iklan bersifat bebas, akan tetapi dengan
syarat harus iklan harus relevan. Iklan yang baik harus dapat
commit to user
diiklankan. Dalam hal ini, “Pined Wearhouse Perigee” memang tidak
melakukan iklan atau promosi secara spesifik tentang penjualan pakaian
dalam sebuah fashion retail saja,akan tetapi lebih menekankan lebih kepada
customer education dan dorongan gaya hidup masyarakat urban. Berdasarkan hal tersebut, “Pined Wearhouse Perigee” mencoba
mengaplikasikannya melalui komunikasi persuasif dengan cara menggugah
emosi dan kesadaran target audience baik melalui gambar ataupun tulisan yang estetis dan komunikatif.
f. (A)Acceptable
Point acceptable sengaja diletakkan di antara tanda kutip tunggal, karena poin ini lebih ditujukan pada penerimaan masyarakat dari iklan yang
kita buat. Ada banyak sekali iklan yang mengundang reaksi masyarakat
karena dianggap melampaui nilai-nilai ketimuran yang kita anut. Namun
masalahnya, masyarakat Indonesia sangat beragam budaya, agama, bahasa,
gaya hidup dan tentu saja tata nilai estetikanya. Akibatnya buku tata krama
periklanan yang dikeluarkan oleh P3I pun sulit sekali dijadikan pegangan
baku, karena terdapat banyak grey area yang tidak bisa dijadikan landasan. Oleh karena itu, dalam strategi kreatif “Pined Wearhouse Perigee” poin
acceptable dimasukkan dalam lingkup yang lebih kecil, yaitu kepada target audience “Pined Wearhouse Perigee” itu sendiri. Sehingga materi promosi dapat lebih terfokus pada poin lifestyledan youth culture, mengingat target market “Pined Wearhouse Perigee” yang berada dalam kategori masyarakat