commit to user
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN MEDIA PROMOSI FASHION RETAIL
PINED WEARHOUSE PERIGEE
MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Memenuhi Syarat dalam Meraih Gelar Ahli Madya Diploma III Desain Komunikasi Visual
Disusun Oleh : DS FAQIH TRI ATMAJA
C9507088
PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
MOTTO
commit to user
v
PERSEMBAHAN
commit to user
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
anugerah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan tema ”PERANCANGAN MEDIA PROMOSI FASHION
RETAIL PINED WAREHOUSE PERIGEE MELALUI DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL”. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi syarat dalam meraih gelar
Ahli Madya Diploma III Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Sastra dan
Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segenap kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret.
2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Diploma III
Desain Komunikasi Visual beserta dosen dan segenap karyawan.
3. Nindyah Widyamurti, S.Sn. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu dan pikiran ditengah-tengah kesibukannya, dalam
memberikan arahan, sharing dan bimbingannya kepada penulis selama ini. 4. Esty Wulandari, S.Sos, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II atas segala
kemudahan waktu dalam setiap konsultasi dan bimbingan selama penulis
commit to user
vii
5. Aditya Pratama selaku owner “Pined Wearhouse Perigee” atas segala bantuan, sharing dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Seluruh Staff Tata Usaha dan segenap karyawan D3 Desain Komunikasi
Visual atas segala kemudahannya dalam setiap pengurusan dan administrasi.
7. Seluruh teman-teman di Diploma III Desain Komunikasi Visual yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu, namun keberadaan kalian telah
mengukir kenangan dalam benak penulis.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari semuanya, Tugas Akhir
ini tidak akan pernah selesai. Penulis tidak dapat berbuat banyak untuk membalas
jasa kalian semua, semoga Allah SWT yang akan memberikan balasannya. Sekali
lagi penulis mengucapkan terima kasih.
Surakarta, 21 Januari 2013
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Perancangan ... 3
BAB II IDENTIFIKASI DATA ... 4
A. Latar Belakang ... 4
1. Data Perusahaan ... 4
2. Sejarah Perusahaan...4
3. Deskripsi Logo Pined Wearhouse Perigee ... 8
4. Graphic Standard Manual ... 11
5. Tagline ... 16
6. Struktur Organisasi ... 17
B. Data Produk ... 19
C. Promosi ... 25
D. Unique Selling Proposition (USP) ... 28
E. Positioning ... 28
F. Target ... 29
commit to user
ix
1. The Goods Dept ... 32
2. Affairs ... 38
BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 42
A. Konsep Karya ... 42
B. Konsep Perancangan ... 43
C. Strategi Kreatif ... 48
D. Teknik Pelaksanaan ... 54
1. Strategi Visual Secara Umum ... 54
2. Strategi Visual Verbal ... 54
3. Strategi Visual Non Verbal ... 57
E. Perancangan Media ... 64
1. Corporate Identity ... 64
2. Marketing Tools ... 72
3. Merchandising ... 76
BAB IV VISUALISASI KARYA ... 79
A. Corporate Identity ... 79
1. Signage System ... 79
2. Business Stationery ... 81
B. Marketing Tools ... 95
1. MediaOnline ... 95
2. MediaOffline ... 100
C. Merchandising ... 103
BAB V PENUTUP ... 108
A. Kesimpulan ... 108
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1: Foto interior blok kasir “Pined Wearhouse Perigee” ... 21
Gambar II.2: Foto interior display denim “Pined Wearhouse Perigee” ... 21
Gambar II.3: Visual merchandise display “Pined Wearhouse Perigee” ... 22
Gambar II.4: Visual merchandise pakaian dan accessorieswanita ... 22
Gambar II.5: Visual merchandise display “Pined Wearhouse Perigee” ... 22
Gambar II.6: Foto Produk Pined Perigee (Panelled Shirt Series) ... 23
Gambar II.7: Foto Produk Pined Perigee (Red Maiden Jacket) ... 23
Gambar II.8: Foto produk Flashy Shop (Bursting Flow White Lines) ... 23
Gambar II.9: Foto produk Flashy Shop (Sibe Sheer Two) ... 23
Gambar II.10: Foto produk The Original Quzzy (Hunt Flanel & Chino Grey)... 24
Gambar II.11: Foto produk The Original Quzzy (Sweater Grey & Chino Olive) ... 24
Gambar II.12: Foto produk Nordhen Basic (Adios Serigrafia)... 24
Gambar II.13: Poster dan leaflet event “Year End Sale”... 25
Gambar II.14: Poster dan leaflet event “Mid Year Sale” ... 25
Gambar II.15: Salah satu event yang disponsori oleh “Pined Wearhouse Perigee” .... 26
Gambar II.16: Screen capture halaman twitter “Pined Wearhouse Perigee” ... 27
Gambar II.17: Screen capture halaman facebook “Pined Wearhouse Perigee” ... 27
Gambar II.18: Poster event Brighspot Market yang diadakan oleh Future10 ... 34
Gambar II.19: Poster event Geeks And Freaks oleh The Goods Dept. ... 34
Gambar II.20: Foto front showroom The Goods Dept. ... 35
Gambar II.21: Foto interior area Men’s Apparel di dalam The Goods Dept. ... 36
Gambar II.22: Foto interior area Women’s Apparel di dalam The Goods Dept. ... 36
Gambar II.23: Foto Produk Monstore (Bitch Please Tee Dark Grey) ... 37
Gambar II.24: Foto Produk Monstore (Eye Side Pocket Knit Dress) ... 37
Gambar II.25: Foto Poster Produk Txture Asia (Txture Exclusive Collection) ... 37
Gambar II.26: Poster event “Pot Meets Affairs” yang diadakan oleh Affairs ... 39
commit to user
xi
Gambar II.28: Foto interior dan display Affairs bagian depan... 40
Gambar II.29: Foto interior dan display Affairsbagian belakang ... 40
Gambar II.30: Foto Produk Affairs (Season DCDNC/DCDNT) ... 41
Gambar II.31: Foto Produk Stargazers (Neptune As A Boy - Horse) ... 41
Gambar II.32: Foto Produk Stargazers (Venus As A Girl – Arose #2) ... 41
commit to user
PERANCANGAN MEDIA PROMOSI FASHION RETAIL PINED WEARHOUSE PERIGEE
MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Ds Faqih Tri Atmaja1
Nidyah Widyamurti, S.Sn.2 Esty Wulandari, S.Sos., M.Si.3
ABSTRAK
2013. Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Media Promosi Pined
Wearhouse Perigee Melalui Desain Komunikasi Visual. Adapun masalah yang
dikaji adalah bagaimana melakukan sebuah aktifitas promosi yang estetis dan
kreatif untuk diaplikasikan pada Pined Wearhouse Perigee sebagai sebuah fashion retail yang berfokus pada produk-produk pakaian dari local brand maupun local geniusyang berkualitas dan ready to wear. Pined Wearhouse Perigee hadir seiring dengan berkembangnya masyarakat kalangan middle class di Indonesia yang menuntut hadirnya sebuah fashion retail yang berkualitas. Menghadapi tantangan pasar adalah konsekuensi yang harus dilalui setiap brand, sehingga diperlukan sebuah kreatifitas dan passion sebagai amunisi tersendiri. Kerjasama antara retail store dan local brands adalah sinergi tersendiri yang saling mendukung untuk bisa terus eksis dan bertahan di tengah serangan kapital-kapital besar dari department storeasing yang gencar masuk ke pasar lokal.
1
Mahasiswa Jurusan D3 DKV dengan NIM C 9507088 2
Dosen Pemimbing I 3
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, Indonesia mengalami perkembangan dan stabilitas yang
sangat pesat dalam bidang fashion, teknologi dan seni desain. Percampuran faktor-faktor fundamental budaya barat dan budaya timur yang kuat
memungkinkan budaya Indonesia dapat berkembang secara baik, juga karena
adanya partisipasi dari segala kemajemukan aspek budaya yang ada di Indonesia.
Sekitar 10 tahun silam pola dan gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia
yang hedonis merangsang pemenuhan kebutuhan dan perubahan yang up to date.
Karena tuntutan dan kebutuhan pasar yang tinggi, maka dunia kreatif dan fashion
di Indonesia melahirkan inovasi baru dengan membuat toko-toko baju yang
dikenal dengan istilah distribution outlet atau fashion retail, sebagai sebuah tempat penjualan dan distribusi produk yang menjadi penghubung antara
produsen dengan konsumen.
Melihat antusias pasar di Indonesia yang tinggi terhadap fashion, membuat banyak orang tertarik untuk membangun bisnis tersebut sehingga menyebabkan
pertumbuhan distro dan retail menjadi berkembang cepat. Saat ini, kondisi penduduk Indonesia menjadi negara yang masuk dalam kategori middle income,
maka sedikit demi sedikit muncul konsumen-konsumen baru yang berada dalam
selera dan daya beli konsumen middle-class menuntut hadirnya sebuah retail yang menghadirkan produk-produk dari local genius yang lebih berkualitas. Hal ini dapat kita perhatikan dengan nilai(image) distro yang mulai menurun dalam 2 tahun terakhir. Brand-brand yang dahulunya hadir dan eksis dalam kancah dunia distro kini pun mulai memudar.
Agar dapat bersaing maka setiap usaha memerlukan ciri khas dari produk
industri itu sendiri, dan hal yang tidak kalah penting adalah kegiatan promosi.
Dalam dunia pemasaran, promosi merupakan hal yang wajib dilakukan oleh
sebuah perusahaan retail untuk memperkenalkan produk yang mereka jual kepada masyarakat. Salah satu fashion retail yang sedang berkembang saat ini adalah ”Pined Warehouse Perigee” yang berdiri sejak tahun 2008. Pada awalnya ”Pined
Warehouse Perigee” merupakan sebuah fashion retail yang berbasis distro, bahkan bisa dibilang termasuk pioneer distro di kota Solo. Seiring dengan perkembangan brand yang terus meningkat dan minat konsumen yang cukup
tinggi, maka ”Pined Warehouse Perigee” mengembangkan konsepnya menjadi
sebuah platform bagi brand yang memfokuskan produk mereka pada segmen
premium class, maka secara tidak langsung target market dari retail ini pun harus dialihkan untuk naik level menjadi middle-high.
Dengan kondisi yang seperti ini, maka sangat diperlukan sekali adanya
perubahan atau gebrakan, baik dalam segi promosi maupun inovasi dalam
penjualan produk untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, perlu
adanya perancangan media promosi yang tepat dengan menggunakan media
commit to user
identitas sebagai sebuah premium-class retail sehingga mendapatkan brand awardness dari konsumen. Untuk itu penulis ingin mengambil tema
”PERANCANGAN MEDIA PROMOSI FASHION RETAIL PINED
WEARHOUSE PERIGEE MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL” agar
dapat menampilkan dan memperkenalkan fashion retail ”Pined Warehouse Perigee” kepada konsumen melalui aktifitas promosi yang menarik dan kreatif.
B. Rumusan Masalah
Beberapa uraian diatas dapat dirumuskan bahwa masalah yang dihadapi
untuk mempromosikan “Pined Warehouse Perigee” antara lain :
1. Bagaimana merancang aktifitas promosi yang menarik dan kreatif agar
masyarakat dapat mengenal dan tertarik pada fashion retail “Pined Warehouse Perigee” melalui desain komunikasi visual.
2. Bagaimana merancang media promosi fashion retail ”Pined Warehouse Perigee” yang estetis dan komunikatif kepada target audience.
C. Tujuan Perancangan
1. Merancang aktifitas promosi yang menarik dan kreatif agar masyarakat dapat
mengenal dan tertarik pada fashion retail ”Pined Warehouse Perigee” melalui desain komunikasi visual.
commit to user
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A. Latar Belakang 1. Data Perusahaan
a. Nama Perusahaaan : “Pined Wearhouse Perigee”
b. Alamat Perusahaan : Jl. Dr. Radjiman No. 234 Solo, Indonesia
c. Pemilik Perusahaan : Aditya Pratama
2. Sejarah perusahaan
Perkembangan dunia fashion lokal beberapa tahun ini telah memunculkan banyak desainer maupun brand baru yang membawa amunisi
passionyang berbeda-beda tentunya. “Pined Wearhouse Perigee” hadir sebagai salah satu fashion retail di kota Solo yang menyediakan produk-produk pakaian dari desainer maupun brand-brand yang berkualitas. Dengan target market yang berada diantara umur 18-35tahun, bisa dikatakan “Pined Wearhouse Perigee” merupakan fashion retail yang memfokuskan penjualan produk pakaian untuk anak muda. Letak strategis yang berada di pusat
perbelanjaan di kota Solo, memungkinkan sekali bagi mereka untuk menjaring
konsumen yang peduli dan addictakan dunia fashion pada khususnya.
Sebagai dampak dari munculnya krisis moneter yang melanda
Indonesia ditahun 1998 maka harga-harga pakaian import yang masuk ke pasar Indonesia pun ikut menjulang tinggi. Tentunya ini merupakan sebuah
cambukan bagi anak muda yang up to date dan peduli akan kebutuhan fashion
commit to user
bahwasanya brand-brand import memiliki nilai kualitas dan personal pride
yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk lokal yang berada di
pasaran.
Namun disisi lain, justru kondisi krisis moneter ini memicu sebuah
langkah positif bagi mereka anak muda yang kreatif untuk membentuk sebuah
industri local clothing yang memproduksi pakaian mereka sendiri dengan desain dan bahan yang berkualitas. Dengan bekal pengetahuan tentang lifestyle
dan fashion yang up to date, mereka berinisiatif dan berusaha semaksimal mungkin agar hasil produksi mereka sesuai dengan standar hasil produksi dari
brand import yang mereka konsumsi. Pada awalnya konsumen mereka pun berawal dari sebuah komunitas kecil, namun lambat laun mereka mendapatkan
respon yang positif dari masyarakat luas.
Seiring berjalannya waktu, minat konsumen akan produksi local clothingsemakin tinggi, sehingga lahirlah beberapa brandlokal yang semakin eksis dan memfokuskan diri pada produksi pakaian, seperti: Riotic, Anonim UNKL347, Ouval Research, Boardrider&Co dan lain sebagainya. Munculnya trend baru tersebut yang dibarengi dengan antusias dan personal pride
konsumen yang tinggi, berimbas dengan hadirnya trend distro (distribution outlet), yaitu sebuah toko atau retail yang khusus menjual produk-produk hasil produksi local clothing tersebut. Tentunya ini adalah sebuah kerjasama yang baik, karena melalui distro mereka dapat mendistribusikan barang-barang
mereka kepada konsumen. Sampai akhirnya kini kita bisa meihat wabah distro
Berawal ditahun 2008, “Pined Wearhouse Perigee” berdiri dengan
konsep retail berbasis distro dengan nama Pined Industry. Aditya Pratama mencoba merambah ke dunia distro dengan basic berdagang batik yang telah dimulai oleh keluarganya melalui Batik Adityan di daerah Laweyan Solo. Tepatnya pada tanggal 06 Juni 2008 Pined Industry resmi hadir di Jl. Dr. Radjiman No.234 Solo dengan menggandeng sekitar 25 local clothing brands
yang berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Solo. Sebagai salah satu
pioneer distro di kota Solo, tentunya Pined Industry menjadi sebuah tempat yang bergengsi bagi kaum muda yang peduli akan kebutuhan trend fashion di masa itu.
Lambat laun seiring berjalannya waktu pada tahun 2011, omset dari
Pined Industry semakin menurun. Memang harus diakui, kejenuhan pasar akan dunia distro mulai muncul. Hal ini disebabkan karena maraknya local clothing
yang muncul dan memasarkan produknya di distro, akan tetapi tidak diikuti
dengan kualitas desain dan bahan yang maksimal. Bahkan beberapa clothing line mulai mencetak produknya secara mass production, dimana hal tersebut tentunya bertentangan dengan konsep distro yang hanya menjual produknya
secaralimited untuk menjaga nilai eksklusifitas.
Kondisi tersebut akhirnya memaksa mereka untuk melakukan sebuah
inovasi baru, tepatnya bulan Agustus 2011 mereka mengubah konsep Pined Industry dari sebuah distro (distribution outlet) menjadi sebuah fashion retail
commit to user
yang peduli akan kebutuhan fashion dan memiliki personal pride yang tinggi. Dengan berubahnya konsep yang secara tidak langsung akan mempengaruhi
dan mengubah pola pikir customer, maka mereka memutuskan untuk mengubah nama mereka menjadi “Pined Wearhouse Perigee”. Perubahan nama
tersebut dimaknai dengan Pined,sebagai nama awal mereka yang telah cukup dikenal masyarakat sebagai sebuah Wearhouse, yaitu rumah bagi pakaian-pakaian yang berkualitas, dan Perigee yang berarti sebuah titik lintasan atau jalan terang menuju bintang.
Untuk membangun sebuah fashion retail yang menaungi brand-brand
lokal berkualitas, “Pined Wearhouse Perigee” memiliki proses kurasi produk
yang ketat. Selain dari segi kualitas bahan, konstruksi rancangan dan branding
yang bagus, sebuah produk haruslah memiliki desain yang original dan
kreativitas yang unik sehingga dapat masuk di “Pined Wearhouse Perigee”. Hal
ini dilakukan agar para vendor baik dari local brands maupun local designer
dapat membangun industri fashion secara progresif, sehingga masyarakat lebih mengapresiasi produk dan dan desain hasil karya anak bangsa.
Untuk mengimbangi hal tersebut, maka “Pined Wearhouse Perigee”
menghadirkan Green Books Café, salah satu coffe shop terkemuka di kota Solo untuk mengisi space di lantai 2 dan rooftop dari bangunan “Pined Wearhouse Perigee” tersebut. Melihat perkembangan yang terus meningkat, maka “Pined
Wearhouse Perigee” semakin yakin dengan langkahnya untuk menjadi sebuah
concept store yang menarik. Karena display dan interior yang menarik dan letak “Pined Wearhouse Perigee” yang berada di pusat perbelanjaan di kota
Solo, maka tak jarang banyak mencuri perhatian para pengguna jalan sehingga
mereka tertarik untuk sekedar mampir atau belanja di “Pined Wearhouse
Perigee”.
3. Deskripsi Logo Pined Wearhouse Perigee
Logo merupakan wujud visual dari sebuah brand dan memiliki peran yang sangat penting dalam perancangan media promosi yang estetis dan
komunikatif. Sebuah logo tentunya memiliki konsep dan definisi yang jelas
sesuai dengan jenis dan karakteristik dari brand tersebut. Berikut tinjauan deskripsi, definisi dan konfigurasi dari logo “Pined Wearhouse Perigee”:
a. Bentuk
Secara bentuk visual logo “Pined Wearhouse Perigee” memiliki
karakter berupa initial letter logo dengan huruf P yang berada dalam lingkaran dan teks PINED yang tertulis dalam format strikethrough.
Sebuah lingkaran yang didalamnya terdapat huruf P yang
menjulang ke atas sebelah kanan, merupakan sebuah simbol yang memiliki
arti “Pined Wearhouse Perigee” sebagai sebuah platform tempat berkumpulnya produk-produk local genius yang berkualitas, dan teks PINED yang tertulis dalam format strikethrough yang disatukan dengan garis horizontal di tengah huruf, memiliki makna sebagai sebuah kesatuan
yang memilki visi dan misi yang sama dalam semua aspek dan
commit to user
b. Tipografi
Penggunaan tipografi pada logo “Pined Wearhouse Perigee”
menggunakan kategori huruf Sans Serif yang telah melalui proses distorsi sedemikian rupa untuk mendapatkan karakter dan hasil yang berbeda. Initial letter yang terdapat pada logogram “Pined Wearhouse Perigee” menggunakan master jenis font Walkway Bold (Sans Serif).
Sedangkan untuk logotype yang terdapat pada logo “Pined Wearhouse Perigee” menggunakan jenis font Century Gothic (Sans Serif).
c. Warna
Pemilihan warna dasar untuk logo “Pined Wearhouse Perigee”
adalah warna hitam. Dalam hal ini, hitam memilki arti elegan,
kemakmuran, keberanian, dan independent. Selain itu hitam memiliki filosofi sebagai warna yang menyerap semua cahaya dalam spectrum
fashion retail yang menaungi banyak brand di dalamnya dapat menyerap semua aspek, baik dari segi produk maupun konsumen.
d. Konfigurasi
Berikut ini adalah panduan ukuran konfigurasi dasar penerapan
logo “Pined Wearhouse Perigee”.
1) Ukuran Minimal Absolut
Untuk menjamin keterbacaan logo, maka diberlakukan tinggi
minimal absolute sebagai berikut :
2) Ukuran Ideal Bidang A4
Ukuran logo pada sebuah bidang harus proporsional. Jika
bidang yang tersedia adalah A4 (210 mm x 297 mm), maka ukuran
tinggi ideal yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
3) Perbandingan Umum
Ukuran Logo yang diwajibkan pada dasarnya adalah
proporsional sesuai dengan spesifikasi dan ukuran logo tersebut.
Lebih kecil dari ukuran tersebut masih diperkenankan selama
commit to user
4. Graphic Standart ManualLogo “Pined Wearhouse Perigee” terdiri dari logogram yang berupa
initial letter huruf P dalam sebuah lingkaran dan logotype berupa teks PINED yang tertulis dalam format italic danstrikethrough yang keduanya dapat berdiri secara terpisah.
a. Spesifikasi Ukuran
x: 1cm
c. Clear Area
d. Skala
Pembesaran logo melalui skala tersebut diatas berlaku sampai tak
terhingga, sedangkan pengecilan logo berlaku sampai dengan ukuran
commit to user
e. Warna Dasar
R: 0 G: 0 B: 0
C: 0 M: 0 Y: 0 K: 100
Grayscale : Black 100%
Pantone : Process Black M
f. Background Control
Logo “Pined Wearhouse Perigee” memiliki warna dasar hitam,
oleh karena itu dibutuhkan aplikasi logo pada bidang warna terang untuk
dapat tampil secara maksimal. Apabila harus diaplikasikan dalam bidang
berwarna gelap, maka logo dapat di reversemenjadi warna putih. Namun tidak menutup kemungkinan untuk mengaplikasikan logo dengan
efek-efek tertentu selama logo tetap memiliki 1 warna global dan dapat
disesuaikan dengan tingkat kontras warna dasar bidang atau media.
Beberapa diantaranya sebagai berikut:
Logo “Pined Wearhouse Perigee” tampil
Untuk kebutuhan aplikasi logo dalam background
warna hitam, maka warna logo dapat diaplikasikan
dengan warna putih.
Untuk kebutuhan aplikasi logo dalam background
yang berwarna cerah, maka warna logo dapat
diaplikasikan dengan warna hitam.
Untuk kebutuhan aplikasi logo dalam background
yang berwarna gelap, maka warna logo dapat
diaplikasikan dengan warna putih.
Untuk kebutuhan aplikasi logo dalam background
foto atau digital imaging yang berwarna cerah, maka logo tampil dengan warna hitam.
Untuk kebutuhan aplikasi logo dalam background
foto atau digital imaging yang berwarna gelap, maka logo tampil dengan warna putih.
Logo dapat tampil dengan hasil clipping mask
yang disesuaikan dengan tingkat kontras
commit to user
Adapun beberapa aplikasi dan warna logo yang tidak dibenarkan
adalah sebagai berikut:
Tidak dibenarkan mengubah bentuk maupun
elemen dari logogram dalam keadaan maupun situasi apapun.
Tidak dibenarkan mengubah font maupun elemen
dari logotype dalam keadaan maupun situasi apapun.
Tidak dibenarkan menampilkan logo dalam bentuk
garis (outline). Logo harus tampil dalam bentuk yang sesuai dengan materi graphic standart manual.
Tidak dibenarkan mengubah letak dan komposisi
logo ataupun menampilkan dalam keadaan distorsi
atau miring.
Tidak dibenarkan menampilkan logo dalam bentuk
yang tidak solid sehingga menyebabkan tidak
5. Tagline
“A good tagline is the single-most powerfull, condensed, compact expression of your brand that you can have.” (Jim Morris-The Communicaterer). Dalam hal ini “Pined Wearhouse Perigee” telah memiliki sebuah tagline yang provokatif yaitu “Work Hard Party Harder”, yang mewakili passiondari “Pined Wearhouse Perigee” itu sendiri. Aplikasi tagline
pada media bersifat fleksibel, tidak harus diikuti dengan penempatan logo
utama. Untuk penulisan slogan menggunakan jenis font Telegrafico (Sans Serif) dengan sedikit custom pada huruf O dan jarak antar huruf.
Berikut ini adalah panduan dasar konfigurasi penerapan tagline “Work Hard Party Harder”:
a. Konfigurasi Vertikal
b. Konfigurasi Horizontal
commit to user
6. Struktur Organisasi
“Pined Wearhouse Perigee” telah memiliki beberapa divisi dalam
pengelolaan manajemen maupun pelayanan, adapun pembagian tugas dan
tanggung jawabnya sebagai berikut:
a. Owner-CEO: Dalam hal ini owner dari “Pined Wearhouse Perigee” memegang kendali langsung sebagai CEO dan bertanggung jawab atas segala kebijakan yang diambil untuk kestabilan sebuah brand.
b. Project Manager: Memiliki tugas untuk melakukan inovasi dan koordinasi dengan tim dengan memaksimalkan potensi yang ada.
Sekaligus mengkomunikasikan dan mengontrol semua operasional proyek,
sehingga dapat berjalan on track sesuai visi dan misi sebuah brand.
c. Creative Manager: Bertanggung jawab atas kreatif output dari “Pined Wearhouse Perigee”, dengan pengawasan dari tim kreatif mulai dari ide
sekaligus bertanggung jawab atas kesiapan operasional dari tim kreatif
dalam menjaga brand promise dan positioning.
d. Finance & Accounting: Bertugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh
cash flow (in & out), sekaligus bertugas sebagai pencatat dan pengontrol transaksi keuangan yang diwujudkan menjadi laporan keuangan.
e. Store Manager : Bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
semua program kerja store dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada untuk pencapaian target yang telah ditetapkan dengan landasan
memberikan kepuasan kepada pelanggan.
f. Marketing: Bertugas bagaimana membuat promosi dan strategi yang langsung berhubungan dengan publik.
g. Graphic Designer: Bertugas untuk membuat desain dan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi promosi dan marketing.
h. Operational: Bertugas membantu store manager untuk menjaga dan mengatur kondisi store, serta membuat laporan data keluar-masuk, return
danstock opname barang di “Pined Wearhouse Perigee”.
i. Social Media/Event: Bertugas untuk memberikan info dan promosi “Pined Wearhouse Perigee” kepada customer melalui media sosial secara berkala dan mengatur segala kebutuhan event yang akan diadakan maupun diikuti. j. Production: Bertugas dalam hal produksi meliputi quality control,
menentukan vendor, serta bertanggung jawab atas visual merchandising.
commit to user
B. Data ProdukDalam hal ini “Pined Wearhouse Perigee” menjual berbagai produk yang
berasal dari desainer maupun local brand yang mana bertujuan untuk mengangkat kreatifitas dan produk-produk dari local genius Indonesia yang tentunya dibarengi dengan desain dan kualitas yang memadai. Sampai saat ini setidaknya “Pined
Wearhouse Perigee” telah memiliki 25 brand tenants yang telah melalui proses kurasi. Berikut kami sebutkan beberapa brand dengan karakteristik dan range
harga sesuai kategori mereka masing-masing.
1. Dreambirds Artwear (Jakarta)
Produk : T-Shirt, Shirt, Tanktop, Hoodie & Snapback - Unisex Range Harga : Rp 150.000,- sampai Rp 375.000,-
2. Pot Meets Pop Denim (Bandung)
Produk : Denim Pants, T-Shirt, Legging & Snapback - Man & Woman Range Harga : Rp 150.000,- sampai Rp 750.000,-
3. The Original Quzzy
Produk : Shirt, T-Shirt, Denim, Hoodie, Chinos & Short Pants - Man Range Harga : Rp 120.000,- sampai Rp 375.000,-
4. Scitzho Apparel
Produk : Shirt, T-Shirt, Tanktop, Denim, Hoodie & Snapback - Unisex Range Harga : Rp 120.000,- sampai Rp 350.000,-
5. Pined Perigee
6. Beauty Madness
Produk : Custom T-Shirt - Unisex
Range Harga : Rp 120.000,- sampai Rp 150.000,- 7. Maternal Disaster
Produk : Shirt, Polo Shirt, Bag & Jacket - Unisex Range Harga : Rp 100.000,- sampai Rp 750.000,- 8. Altos Merch
Produk : Shirt, Jacket, Hoodie & Snapback - Man Range Harga : Rp 120.000,- sampai Rp 375.000,- 9. Our Hermione
Produk : Accessories, Drees, T-Shirt & Bag - Woman Range Harga : Rp 75.000,- sampai Rp 250.000,-
10. Monochrome Denim
Produk : Denim Pants, T-Shirt, Chinos & Jacket - Man & Woman Range Harga : Rp 180.000,- sampai Rp 350.000,-
11. Flashy
Produk : Accessories, Tops, Dress, Jacket, Bag & Wallet - Woman Range Harga : Rp 90.000,- sampai Rp 300.000,-
12. Seize Streetwear
commit to user
[image:33.595.153.479.138.701.2]Foto Interior Pined Wearhouse Perigee
Gambar II.1: Foto interior blok kasir “Pined Wearhouse Perigee” (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Gambar II.3: Visual merchandise display t-shirt dan kemeja “Pined Wearhouse Perigee” (Sumber: Dokumentasi Penulis)
[image:34.595.149.493.129.650.2]
commit to user
Foto Produk Pined Wearhouse Perigee
[image:35.595.136.489.151.677.2]
Gambar II.6: Foto Produk Pined Perigee Gambar II.7: Foto Produk Pined Perigee
(Panelled Shirt Series) (Red Maiden Jacket)
Sumber: Dokumentasi Pined Perigee Sumber: Dokumentasi Pined Perigee
Gambar II.8: Foto produk Flashy Shop Gambar II.9: Foto produk Flashy Shop
(Bursting Flow White Lines) (Sibe Sheer Two)
Gambar II.10: Foto produk The Original Quzzy Gambar II.11: Foto produk The Original Quzzy (Black Hunt Flanel & Chino Grey) (Sweater Grey Pad & Chino Olive)
Sumber: Dokumentasi The Original Quzzy Sumber: Dokumentasi The Original Quzzy
Gambar II.12: Foto produk Nordhen Basic (Adios Serigrafia)
commit to user
1. PromosiBeberapa aktivitas promosi telah dilakukan oleh “Pined Wearhouse
Perigee” terkait dengan strategi pemasarannya, diantaranya adalah:
1. Pined Year End Sale dan Pined Mid Year Sale
Pined Year End Sale dan Pined Mid Year Sale adalah salah satu program tahunan yang diadakan oleh “Pined Wearhouse Perigee” sebagai
[image:37.595.137.495.240.700.2]bentuk strategi marketing untuk mengenalkan brand mereka kepada khalayak umum. Mereka melakukan promosi menggunakan poster dan leaflet yang disebarkan baik melalui media cetak maupun media sosial online.
Gambar II.13: Poster dan leaflet event Gambar II.14: Poster dan leaflet event
“Year End Sale” “Mid Year Sale”
2. Sponsorship Event
Menjadi sponsorship dalam sebuah event dianggap sebagai salah satu strategi efektif untuk mengenalkan “Pined Wearhouse Perigee” kepada
khalayak masyarakat, khususnya dalam hal ini adalah event-event yang
memiliki kaitan erat dengan lifestyledanyouth culture.
[image:38.595.160.482.235.502.2]
Gambar II.15: Salah satu dokumentasi event yang disponsori oleh “Pined Wearhouse Perigee” Sumber: Dokumentasi “Pined Wearhouse Perigee”
3. Media Sosial Melalui Internet
Di era globalisasi ini, internet adalah salah satu strategi yang sangat
efektif dalam melakukan komunikasi antara brand dengan konsumen. Media sosial internet seperti facebook dan twitter digunakan oleh “Pined Wearhouse Perigee” sebagai alat untuk memberikan informasi dan perkembangan yang
akan disebarkan kepada publik. Mulai dari info seputar trend fashion maupun katalog terbaru dari brand-brand yang tersedia di “Pined Wearhouse Perigee”, sehingga secara tidak langsung media sosial bisa menjadi sarana untuk
commit to user
Gambar II.16: Screen capture halaman twitter “Pined Wearhouse Perigee” Sumber: www.twitter.com/PinedPerigee
2. Unique Selling Proposition (USP)
Unique Selling Proposition (USP) adalah sebuah nilai tersendiri yang merupakan ciri khas dan keunggulan dari suatu brand dibandingkan dengan
brand-brand lain yang sejenisnya. Dalam hal ini khususnya di kota Solo, saat ini “Pined Wearhouse Perigee” berdiri sebagai satu-satunya fashion retail yang merupakan platform bagi desainer maupun local brand yang berkualitas. Oleh karena itu proses kurasi, eksekusi dan komunikasi dalam pemilihan brand yang akan dijual harus dipikirkan secara detail dan matang.
Sebagai sebuah fashion retail yang menyediakan produk-produk berkualitas dan pelayanan yang baik, brand-brand maupun vendor yang menjadi
tenant di “Pined Wearhouse Perigee” tentunya telah memiliki karakter dan
passion yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diharapkan dari keberagaman tersebut “Pined Wearhouse Perigee” dapat lebih dikenal oleh target audience dan khalayak umum yang peduli akan dunia fashion khususnya.
3. Positioning
Menurut Al Ries dan Jack Trout, dalam bukunya Positioning : The Battle For Your Mind, positioning bukanlah merupakan sesuatu yang dilakukan terhadap produk melainkan sesuatu yang dilakukan terhadap benak konsumen. Positioning
berhubungan dengan bagaimana konsumen menilai sebuah brand dalam benak mereka, dalam imajinasi mereka, sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu
dan kemudian mengidentifikasikan sebuah produk atau jasa dengan brand
commit to user
Dalam sebuah brand, positioning dapat dilakukan dengan mengatur strategi untuk merancang produk beserta bauran pemasarannya agar dapat tercipta
kesan tertentu dalam benak konsumen. Dengan demikian, konsumen dapat
memahami dan mengerti apa yang dilakukan sebuah brand. Untuk itu diperlukan sebuah personalitas atau citra tersendiri untuk mendapatkan nilai diferensiasi,
sehingga mempunyai nilai yang berbeda apabila dibandingkan dengan brand
kompetitor.
Personalitas atau citra tersendiri bagi suatu produk atau jasa itu sangat
penting, karena saat ini banyak sekali bermunculan brand-brand baru, baik itu sejenis maupun tidak sejenis. Maka penulis berkeinginan untuk membuat sebuah
identitas tersendiri bagi “Pined Wearhouse Perigee”, khususnya dalam kegiatan
promosi melalui desain komunikasi visual. Melalui positioning ini diharapkan dapat terbentuk identitas dalam benak konsumen, bahwasannya “Pined
Wearhouse Perigee” adalah sebuah brand yang bergerak sebagai platformdalam bidangfashion retail untuk produk-produk premium brands.
4. Target
1. Target Market & Target Audience
a. Secara Demografi
1) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
2) Usia : 17 - 35 tahun
3) Pendidikan : SMA dan Perguruan Tinggi
4) Agama : Seluruh kepercayaan di Indonesia
b. Secara Psikografi
Ditinjau dari gaya hidup, “Pined Wearhouse Perigee” membidik
target market konsumen yang peduli akan kebutuhan fashion yang berkualitas dan memiliki nilai personal pride yang tinggi.
c. Secara Geografis
Target market “Pined Wearhouse Perigee” mencakup seluruh
daerah di Indonesia untuk pelayanan online order, dan bagi konsumen yang ingin melakukan review products dapat berkunjung ke offline store. 2. Target Visual
Target visual yang ingin dicapai dalam proses perancangan media
promosi fashion retail “Pined Wearhouse Perigee” adalah sebagai berikut : a. Corporate Identity
1) Signage System
a) Portable Logo Signage
b) Indoor Logo Signage
2) Business Stationery
a) Kop Surat
b) Amplop Surat
c) Dokumen Folder
d) Online Order Packaging
e) Kartu Nama
f) Form Report
commit to user
h) Form Stock Opname
i) Nota Penjualan
j) Clipboard
k) Seal Sticker 3) Hanger
4) Uniform 5) Poster
b. Marketing Tools
1) Media Online
a) Website Cover
b) Web Banner
c) Social Media Design d) Audio Visual
2) Media Offline
a) Flyer
b) Member Card
c) Blackboard
c. Merchandising
1) Tote Bag
2) Tees Merchandise
3) Korek Api
4) Gelas Sloki
C. Kompetitor
Sebagai sebuah platform dalam bidang fashion retail masih tergolong bisnis baru, saat ini “Pined Wearhouse Perigee” merupakan satu-satunya fashion retail yang menjual produk dari desainer dan local brand dalam lingkup kota Solo. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya kota Solo, maka tidak menutup
kemungkinan munculnya retail-retail yang serupa dengan “Pined Wearhouse
Perigee” kelak pada saatnya nanti. Oleh karena itu, mengetahui kondisi dan
spesifikasi brand kompetitor merupakan hal yang penting. Dengan mengetahui
kondisi pesaing, maka kita dapat mengetahui seberapa jauh “Pined Wearhouse
Perigee” mampu bersaing dengan retail maupun distro lain yang berada di kota
Solo, serta dapat merencanakan seperti apa dan bagaimana bentuk promosi yang
akan dibuat agar mencapai hasil yang maksimal. Berikut merupakan kompetitor
dari “Pined Wearhouse Perigee”, antara lain :
1. The Goods Dept.
a. Profil perusahaan
Nama perusahaan : The Goods Dept.
Alamat perusahaan : Pacific Place Mall Lantai 1
commit to user
Pemilik Perusahaan : Anton Wirjono dan Fely Irmansyah
The Goods Dept. berawal dari organisasi musik DJ pimpinan Anton Wirjono, yaitu Future 10 yang mengadakan event dengan memadukan konsep antara musik dengan urban fashion dalam satu tempat yang dengan nama Brightspot Market pada tahun 2009. Melihat antusias market yang terus berkembang, maka pada 9 Desember 2010, Future10 mencoba menghadirkan sebuah fashion retail yang terkonsep seperti Brighspot Market akan tetapi bersifat long-term. Berkat inovasi dan ide kreatif mereka, kini The Goods Dept. telah menjadi pusat perkembangan premium brands di Indonesia.
b. Produk yang dijual
Di dalam area Pacific Place Mall Jakarta, The Goods Dept. hadir dengan membawa berbagai macam brand dari local genius yang berkualitas seperti Chevalier, Major Minor, Monstore, Milcah, Ghea Kids, Nikicio, Cotton Ink, Potmeetspop, Voyej, Frej dan masih banyak lainnya. c. Promosi yang pernah dilakukan
Setelah berdirinya The Goods Dept. menjadi sebuah fashion retail,
Future10 tetap mengagendakan Brighspot Market sebagai event tengah tahunan untuk mengumpulkan dan melahirkan desainer-desainer baru.
Brightspot Market telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas karena menjadi tempat untuk menemukan semua hal yang unik dan bagus
Gambar II.18: Poster event Brighspot Market yang diadakan oleh Future10
Sumber: Dokumentasi The Goods Dept.
Selain itu The Goods Dept. juga telah membuat beberapa event
dalam rangka fashion show produk-produk yang dijual di store mereka.
Gambar II.19: Poster event Geeks And Freaks yang diadakan oleh The Goods Dept.
commit to user
d. Kelebihan
Lokasi The Goods Dept. yang berada di dalam area Pacific Place Mall Jakarta adalah lokasi yang sangat strategis, mengingat karakter
customer Indonesia yang mall center. Selain itu, The Goods Dept. juga menaungi sekitar 50 brand yang telah dikurasi sebelumnya, sehingga
brand yang tersedia tergolong lengkap. e. Kekurangan
Biaya sewa lokasi yang sangat tinggi, menyebabkan The Goods Dept. terpaksa menetapkan pajak konsinyasi yang cukup tinggi, sehingga beberapa brand harus menaikkan harga label untuk produk-produk yang khusus dijual di The Goods Dept.
[image:47.595.141.499.240.696.2]Foto Interior The Goods Dept.
Gambar II.21: Foto interior area Men’s Apparel di dalam The Goods Dept.
Sumber: Foto dokumentasi Tania Utomo - www.whiteboardjournal.com
Gambar II.22: Foto interior area Women’s Apparel di dalam The Goods Dept.
commit to user
Foto Produk The Goods Dept.
[image:49.595.145.498.152.664.2]
Gambar II.23: Foto Produk Monstore Gambar II.24: Foto Produk Monstore (Bitch Please Tee Dark Grey) (Eye Side Pocket Knit Dress)
Sumber: www.heymonstore.com Sumber: www.heymonstore.com
Gambar II.25: Foto Poster Produk Txture Asia (Txture Exclusive Collection)
2. Affairs
a. Profil perusahaan
Nama perusahaan : Affairs
Alamat perusahaan : Jl. Ring Road Utara 20A, Pandega Wreksa
Yogyakarta Indonesia
Pemilik Perusahaan : Mario Andriyono dan Farid Stevy Asta
Berawal dari sebuah pertemanan antara Mario Andriyono dan Farid
Stevy Asta, pada Juli 2009 mereka mendirikan sebuah premium store
dengan nama Affairs. Berbasis di Kota Yogyakarta, mereka hadir sebagai
pionnerbagi perkembangan fashion retail di kota tersebut. Setelah melalui beberapa riset dan penelitian, barulah pada tahun 2010 mereka merilis
produksi pertama mereka dengan tajuk “Dead Plain Lust”.
b. Produk yang dijual
Sesuai dengan konsep awal mereka, produk yang dijual di Affairs
adalah produk-produk local premium brands. Selain produk mereka sendiri dengan label Affairs, setidaknya saat ini mereka menjadi distributor dari 15
premium brands yang telah mereka kurasi sebelumnya, antara lain:
commit to user
c. Promosi yang pernah dilakukan
[image:51.595.158.465.233.500.2]Affairs telah melakukan beberapa promosi baik melalui media sosial maupun event. Melalui kerjasama dengan Pot Meets Pop dan Komunitas Indigo Chapter Yogyakarta mereka mengadakan event Sharing & Gathering All About Denim bertajuk “Pot Meets Affairs”.
Gambar II.26: Poster event “Pot Meets Affairs” yang diadakan oleh Affairs
Sumber: Dokumentasi Affairs
d. Kelebihan
Sebagaifashion retail yang berbasis di Kota Yogyakarta yang sarat dengan perkembangan fashion urban, Affairs mendapat sambutan hangat dari kalangan pecinta fashion. Ditambah lagi dengan konsep interior dan
visual merchandise Affairs yang cukup simple dan kreatif. e. Kekurangan
Lokasi Affairs yang berada di pinggir jalan raya Ring Road Yogyakarta merupakan jalur cepat untuk transportasi luar kota. Selain itu
Foto Interior Affairs
Gambar II.27: Foto front office Affairs
Sumber: Dokumentasi Affairs
Gambar II.28: Foto interior dan display Affairs bagian depan Sumber: Dokumentasi Affairs
[image:52.595.170.477.561.692.2]commit to user
Foto Produk AffairsGambar II.30: Foto Produk Affairs (Season DCDNC/DCDNT) dirilis tahun 2011 Sumber: Dokumentasi Affairs
Gambar II.31: Foto Produk Stargazers Gambar II.32: Foto Produk Stargazers (Neptune As A Boy - Horse) (Venus As A Girl – Arose #2)
[image:53.595.147.495.146.679.2]commit to user
BAB IIIKONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya
Dalam perancangan media promosi yang baik tidak terlepas dari pemilihan
media yang tepat sesuai dengan segmen pasar yang dituju, sehingga dapat
menarik perhatian target market dan target audience. Dalam rangka perancangan strategi promosi “Pined Wearhouse Perigee” sebagai sebuah fashion retail yang merupakan platform bagi desainer maupun local brand yang berkualitas., maka harus ada upaya pendekatan pada masyarakat luas sekaligus bentuk promosi yang
menarik dan kreatif.
Menurut Dyah Hasto Palupi, dalam bukunya Advertising That Sells,
definisi brand yaitu sebagai sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dari produk-produk pesaingnya. Sebuah brandakan pudar ketika merek tersebut tidak lagi menyentuh kebutuhan konsumennya. Pada kondisi
perkembangan fashionsaat ini, sebuah merek haruslah sanggup menjangkau pasar sesuai dengan tren yang ada, atau memberikan suatu keunikan tersendiri agar
mampu menarik dan menyita perhatian masyarakat.
Citra atau image dapat dibangun melalui strategi kreatif pemasaran, yaitu bagaimana pesan disampaikan dapat dipahami sebagai sesuatu yang dapat
commit to user
strategi kreatif didukung oleh unsur-unsur promosi, yakni bauran promosi
(promotion mix) yang terdiri dari empat alat utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (publicity), dan penjualan tatap muka (personal selling) yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan daya minat, ketertarikan pada suatu produk atau jasa.
Konsep kreatif yang akan diangkat dalam strategi promosi “Pined
Wearhouse Perigee” ini adalah strategi komunikasi persuasif dengan cara
menggugah emosi target sasaran melalui kata-kata maupun ilustrasi yang
provokatif. Konsep ini dibuat supaya target audience dapat mengetahui dan mengingat nilai-nilai estetik dari “Pined Wearhouse Perigee” dalam benak
mereka.
B. Konsep Perancangan
Landasan dari perancangan strategi promosi ini berawal dari alasan
diperlukannya sebuah media promosi yang estetis dan komunikatif sebagai sarana
komunikasi, sehingga media promosi tersebut bisa menginformasikan dan
mengenalkan “Pined Wearhouse Perigee” kepada khalayak masyarakat luas.
Adapun hasil yang diinginkan dari perancangan promosi adalah agar dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku audience sehingga meningkatkan daya beli dan animo masyarakat pada “Pined Wearhouse Perigee”. Daya tariknya boleh jadi
tidak secara langsung, dan tindakan yang dikehendaki pun tidak harus segera
tampak, namun setidaknya mereka bisa mengenal “Pined Wearhouse Perigee”
Dalam perancangan media promosi yang baik tidak terlepas dari
pemilihan media yang tepat sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Sehingga
dapat menarik perhatian konsumen atau target audience. Dalam permasalahan tersebut yang penulis inginkan adalah bagaimana merancang aktifitas dan media
promosi yang estetif dan kreatif agar masyarakat dapat mengenal dan tertarik pada
fashion retail “Pined Warehouse Perigee” melalui desain komunikasi visual. Adapun langkah-langkah perencanaan strategi promosi “Pined Wearhouse
Perigee” adalah sebagai berikut :
1. Riset / Analisa Objek Perancangan
Dalam perkembangannya di Indonesia, fashion mengalami kemajuan yang cukup pesat. Orientasi ini dapat dilihat dari semakin banyaknya toko-toko
pakaian baik berupa distribution outlet, department store, fashion retail
maupun butik-butik yang terus menerus bersaing dalam menyajikan aneka
pilihan mode pakaian dalam berbagai bentuk dan warna. Kebutuhan
masyarakat yang beragam terhadap berbagai jenis model pakaian menjadi
pemicu bagi sebuah brand maupun local genius, untuk bisa memberikan kualitas terbaik dan bervariatif untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Namun kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah menjamurnya
commit to user
menawarkan koleksi dari belahan dunia lain, yang lebih diminati dan memiliki
nilai personal pride yang tinggi di mata masyarakat urban saat ini.
Untuk mengimbangi hal tersebut, maka “Pined Wearhouse Perigee”
hadir menjawab tantangan pasar dengan mengusung konsep yang berbeda.
Sebagai sebuah fashion retail yang merupakan platform sekaligus distributor bagi brand-brand dan local genius dalam negeri, “Pined Wearhouse Perigee” memiliki proses kurasi produk yang ketat, baik dari segi kualitas bahan,
konstruksi rancangan maupun branding yang bagus. Hal ini dilakukan agar dapat membangun industri fashion secara progresif, sehingga masyarakat lebih mengapresiasi produk dan dan desain hasil karya anak bangsa. Beberapa
strategi promosi baik offline maupun online pun telah dilakukan, untuk menjaring customer baik dari dalam maupun luar kota Solo. Selain itu, lokasi
offline store “Pined Wearhouse Perigee” yang berada di pusat perbelanjaan kota Solo menjadi nilai plus tersendiri.
2. BriefdanBrainstorming
Berdasarkan kondisi pasar dan posisi “Pined Wearhouse Perigee” yang
tersebut diatas, maka langkah yang diambil yaitu merumuskan konsep promosi
dari keunikan dan daya tarik tersendiri bagi “Pined Wearhouse Perigee”
sebagai sebuah fashion retail yang berfokus pada produk-produk pakaian dari
local genius yang berkualitas dan ready to wear. Untuk lebih mengenalkan konsep “Pined Wearhouse Perigee”, maka display interior offline store dari “Pined Wearhouse Perigee” yang mengusung konsep modern-vintage dan
baik dari segi promosi, stationery maupun merchandising. Melalui konsep
modern-vintage dan unfinish tersebut, “Pined Wearhouse Perigee” berharap adanya customer education melalui emosi atas penghargaan sebuah proses dalam penciptaan pakaian yang berkualitas, baik secara cutting, konstruksi maupun bahan.
Melaui brainstorming ini, strategi komunikasi yang akan dilakukan salah satunya yaitu melalui tagline “Work Hard Party Harder” yang memiliki nilai provokatif, sebagaimana tagline tersebut dapat mewakili passion dari “Pined Wearhouse Perigee” sekaligus masyarakat urban dan middle class yang menjadi target audience. Selain itu, akan diangkat pula beberapa tema untuk menjaring komunitas melalui rangkain kata “Pined folks!”. Sebagaimana kita
ketahui, kekuatan sebuah komunitas dikalangan anak muda khususnya di
Indonesia menjadi sangat kuat di era over-connected ini. Setidaknya melalui isu-isu tersebut, akan terjadi sebuah perbincangan dalam masyarakat baik
dalam kehidupan nyata maupun social media, sehingga mereka dapat mengenal lebih dekat dengan “Pined Wearhouse Perigee”
3. RoughDesign
Konsep “Pined Wearhouse Perigee” yang mengusung konsep modern-vintagedan unfinish terinspirasi dari pemahaman luxury brand yang memiliki nilai personal pride yang tinggi. Konsep unfinish lebih bercerita tentang sebuah proses pembuatan karya yang harus dihargai, sedangkan konsep
commit to user
itu, diperlukan beberapa eksekusi khusus yang cukup berbeda sebagai bentuk
unique selling promotionbagi ”Pined Wearhouse Perigee”.
4. Komprehensive Design
Penyempurnaan dari desain yang akan diambil adalah bagaimana
membuat komposisi ilustrasi dengan headline agar terlihat menarik akan tetapi
masih memilki nilai modern-vintage dan unfinish sesuai dengan konsep visual awal dari “Pined Wearhouse Perigee”. Salah satunya melalui visual kayu yang
digunakan sebagai material utama dalam desain interior “Pined Wearhouse
Perigee”. Selain itu, warna-warna dan kesan-kesan modern-vintage akan selalu menghiasi setiap desain yang diciptakan.
5. Final Design
Untuk penyajian desain akhir dari material promosi “Pined Wearhouse
Perigee” yaitu dengan menggabungkan dari semua materi logo, font dan
ilustrasi yang sudah direncanakan menjadi satu layout yang di tata sedemikian
rupa agar dapat menampilkan konsep modern-vintage dan unfinish dalam tampilan akhirnya.
6. Produksi
Tujuan dari konsep desain ini adalah mempromosikan “Pined Wearhouse
Perigee” melalui corporate identity, marketing tools dan merchandising, akan tetapi desain dari material promosi juga akan berpengaruh karena minat utama
pembeli berawal dari promosi yang mereka lihat pertama kali. Oleh karena itu,
maka diperlukan sebuah perencanaan khusus terhadap eksekusi produksi
C. Strategi Kreatif
Dalam perancangan strategi kreatif fashion retail “Pined Wearhouse Perigee”, pendekatan kreatif yang akan dipakai yaitu melalui komunikasi
persuasif dengan cara menggugah emosi target sasaran melalui kata-kata maupun
ilustrasi yang provokatif. Hal itu dapat diaplikasikan dengan cara menyampaikan
pesan dari sebuah gaya desain yang sesuai dengan target audience dari “Pined Wearhouse Perigee” sendiri. Selain itu, melalui konsep modern-vintage dan
unfinish yang telah diaplikasikan pada desain interior “Pined Wearhouse Perigee”, akan diaplikasikan juga pada corporate identity maupun desain promosi agar selaras dan dapat menjadi simbol dari “Pined Wearhouse Perigee”.
Dari kesimpulan di atas, maka diperlukan beberapa strategi kreatif yang
akan digunakan dalam melakukan aktifitas promosi “Pined Wearhouse Perigee”.
Dalam pembuatan strategi kreatif tersebut, ada beberapa pendekatan yang akan
dipakai dalam promosi, antara lain :
1. Unique Selling Proposition
Pendekatan melalui strategi kreatif ini berorientasi pada keunggulan atau
nilai keunikan dari “Pined Wearhouse Perigee” yang tidak dimiliki oleh produk
pesaingnya, karena pada dasarnya suatu keunikan juga merupakan suatu selling point yang dicari atau dapat dijadikan alasan bagi konsumen dalam menggunakan suatu produk.
Dalam hal ini, “Pined Wearhouse Perigee” memiliki beberapa strategi
commit to user
corporate identity maupun merchandising, tentunya diera yang modern ini, jarang sekali ditemukan fashion retail maupun department store yang mengaplikasikan konsep ini pada media promosi mereka. Selain itu, bila
ditinjau secara komunikasi persuasif, strategi promosi “Pined Wearhouse
Perigee” akan mengangkat tema dan isu rangkaian kata “Pined folks!” sebagai
bentuk kekuatan komunitas dari “Pined Wearhouse Perigee”. Sebagaimana kita
ketahui, kekuatan komunitas di Indonesia diera over-connected ini memiliki pengaruh yang cukup besar, dan tentunya hal ini tidak didapatkan pada fashion retailataupundepartment store pada umumnya.
2. Positioning
Dalam hal ini “Pined Wearhouse Perigee” akan mengangkat tagline
mereka “Work Hard Party Harder” sebagai sebuah positioning dari gaya hidup yang sedang menjadi trend saat ini, dimana kata-kata tersebut memiliki nilai dan passion yang selaras dengan perkembangan masyarakat urban saat ini sekaligus kaum middle-class yang menjadi target market dari “Pined Wearhouse Perigee”. Melalui pendekatan ini gagasan umumnya adalah
positioning “Pined Wearhouse Perigee” sebagai sebuah brand yang menjadi
tougt leader dalam benak konsumen, mengingat proporsi kebutuhan pakaian masyarakat Indonesia memiliki segmen yang berbeda-beda, sehingga masih
sangat sulit untuk menjadi market leader dibidang tersebut.
Bentuk promosi yang unik dan berbeda daripada pesaing dan telah
memiliki posisi mapan dalam benak konsumen akan menjadi faktor pengaruh
“Work Hard Party Harder” yang provokatif bahkan kontroversial untuk
beberapa pihak, maka diharapkan terjadinya sebuah pendekatan positioning
yang mengarah pada pembentukan karakter “Pined Wearhouse Perigee”
sebagaitought leader dalam benak konsumen.
Beberapa strategi dan formula khusus dalam periklanan telah banyak
dirumuskan, namun apabila disesuaikan dengan kondisi saat ini yang over-connected, sekaligus bila ditinjau dari segi target market “Pined Wearhouse Perigee”, maka rumus SUPER’A’ ciptaan Budiman Hakim yang relevan untuk
diaplikasikan dalam strategi promosi ini. Menurut Budiman Hakim, dalam
bukunya Lanturan Tapi Relevan, SUPER ‘A’ adalah rumusan dasar untuk menilai sebuah iklan. Setiap hurufnya mengandung makna yang harus dimiliki
oleh sebuah iklan yang bagus. Rumus SUPER "A" merupakan singkatan dari
elemen-elemen berikut ini.
a. (S)Simple
Dalam konteks ini, pengertian simple akan lebih tepat diartikan dengan materi promosi yang tidak memiliki banyak elemen, jelas dan
komunikatif. Komunikatif yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sebuah
iklan harus mempunyai kekuatan untuk mengajak konsumennya
berkomunikasi, sehingga konsumen dapat menemukan makna lain yang
tersirat dibalik makna yang terdapat di permukaannya. Hal inilah yang akan
diaplikasikan pada desain visual “Pined Wearhouse Perigee” baik pada
commit to user
b. (U)Unexpected
Iklan yang smart akan menjadi outstanding. Tidak sekedar smart, tetapi juga unexpected kemampuan sebuah iklan untuk menempatkan diri dalam otak, dikarenakan idenya yang unik. Ide yang unik akan membuat
sebuah iklan menjadi unpredictable. Orisinalitas sebuah ide akan menjadikan iklan yang dibuat menjadi berbeda dengan ribuan iklan yang
muncul disaat bersamaan. Ide yang tidak disangka-sangka akan jauh lebih
diingat oleh konsumennya. Lebih dihargai dan akhirnya akan menjadi top of mind, paling tidak dalam kategori segment tersebut. Oleh karena itu, “Pined Wearhouse Perigee” lebih mengedepankan komunikasi persuasif dalam
materi promosi, salah satunya dengan mengangkat tagline “Work Hard Party Harder” yang memiliki selling point dalam lingkup gaya hidup masyarakat urban saat ini, karena sebagaimana kita ketahui bisnis fashion
termasuk dalam kategori bisnis gaya hidup yang didalamnya menjual
personal pride tersendiri.
c. (P)Persuasive
Persuasive sering juga disebut dengan daya bujuk, mempunyai daya pengaruh untuk menyihir orang agar melakukan sesuatu. Iklan dengan daya
bujuk kuat hampir pasti akan menggerakkan konsumen untuk mendekatkan
diri dengan sebuah brand, dan tertarik untuk mencobanya. Dasar pemikiran dalam pembuatan sebuah iklan, haruslah selalu dikonsentrasikan pada brand
Sebagaimana kita ketahui, kekuatan sebuah komunitas dikalangan anak
muda khususnya di Indonesia menjadi sangat kuat di era over-connectedini. Setidaknya melalui isu-isu tersebut, akan terjadi sebuah perbincangan dalam
masyarakat baik dalam kehidupan nyata maupun social media, sehingga mereka dapat mengenal lebih dekat dengan “Pined Wearhouse Perigee”
d. (E)Entertaining
Dari sekian banyak iklan yang ada, tidak banyak yang bisa menghibur
kita. Mungkin hanya ada beberapa yang terlintas di benak kita. selebihnya
hanya iklan-iklan standar yang akan terlewat begitu saja dari pengelihatan
dan ingatan kita. Entertaining tidak hanya berarti lucu, dalam skala yang lebih luas, entertaining berarti mampu mempermainkan emosi konsumennya dan tentu saja mengangkat simpati terhadap brand tersebut.
Melalui penggunaan tagline “Work Hard Party Harder” dirasa cukup mampu memberikan nilai entertainingdalam setiap aktifitas promosi “Pined Wearhouse Perigee”. Meskipun menggunakan bahasa asing, namun
rangkaian kata tersebut sangat mudah dipahami, mengingat target audience
“Pined Wearhouse Perigee” yang berada dalam kategori anak muda.
e. (R)Relevant
Dalam beriklan, kita dituntut untuk kreatif. Penyampaian iklan tidak
harus lugas menunjukkan agar konsumen segera menggunakan iklan yang
kita tawarkan. Dengan kata lain, iklan bersifat bebas, akan tetapi dengan
syarat harus iklan harus relevan. Iklan yang baik harus dapat
commit to user
diiklankan. Dalam hal ini, “Pined Wearhouse Perigee” memang tidak
melakukan iklan atau promosi secara spesifik tentang penjualan pakaian
dalam sebuah fashion retail saja,akan tetapi lebih menekankan lebih kepada
customer education dan dorongan gaya hidup masyarakat urban. Berdasarkan hal tersebut, “Pined Wearhouse Perigee” mencoba
mengaplikasikannya melalui komunikasi persuasif dengan cara menggugah
emosi dan kesadaran target audience baik melalui gambar ataupun tulisan yang estetis dan komunikatif.
f. (A)Acceptable
Point acceptable sengaja diletakkan di antara tanda kutip tunggal, karena poin ini lebih ditujukan pada penerimaan masyarakat dari iklan yang
kita buat. Ada banyak sekali iklan yang mengundang reaksi masyarakat
karena dianggap melampaui nilai-nilai ketimuran yang kita anut. Namun
masalahnya, masyarakat Indonesia sangat beragam budaya, agama, bahasa,
gaya hidup dan tentu saja tata nilai estetikanya. Akibatnya buku tata krama
periklanan yang dikeluarkan oleh P3I pun sulit sekali dijadikan pegangan
baku, karena terdapat banyak grey area yang tidak bisa dijadikan landasan. Oleh karena itu, dalam strategi kreatif “Pined Wearhouse Perigee” poin
acceptable dimasukkan dalam lingkup yang lebih kecil, yaitu kepada target audience “Pined Wearhouse Perigee” itu sendiri. Sehingga materi promosi dapat lebih terfokus pada poin lifestyledan youth culture, mengingat target market “Pined Wearhouse Perigee” yang berada dalam kategori masyarakat
D. Teknik Pelaksanaan
Strategi kreatif yang akan dilaksanakan untuk aktifitas promosi fashion retail “Pined Wearhouse Perigee”, meliputi:
1. Strategi Visual Secara Umum
Penyampaian pesan dalam promosi “Pined Wearhouse Perigee”,
didukung penyajian secara visual dengan menempatkan ilustrasi yang dapat
mendukung informasi verbal didalamnya, yaitu melalui penggunaan ilustrasi
untuk menguatkan karakter “Pined Wearhouse Perigee” yang sesuai dengan
target audiencemereka. Adapun strategi tersebut meliputi :
a. Menggunakan desain visual dan layout yang simple dalam visualisasi di setiap media promosinya agar mendapatkan hasil visual yang estetis dan
komunikatif sehingga mudah dipahami dan dikenali oleh masyarakat.
b. Menciptakan identitas atau karakteristik yang mempunyai ciri khas sendiri
baik dalam logo, warna, tagline dan tipografi yang representatif sehingga dapat menanamkan brand image dari “Pined Wearhouse Perigee” itu sendiri.
2. Strategi Visual Verbal
Strategi Visual Verbal merupakan naskah iklan (copywriting) dalam tampilan visualisasi tiap material promosi yang akan dirancang, adapun strategi
tersebut meliputi :
a. Headline
commit to user
melekat pada ingatan pembacanya. Selain itu headline berguna untuk memancing agar pembaca melanjutkan membaca teks berikutnya secara
lebih detail (Adi Kusrianto,2007:328).
Fungsi utama dari headline adalah menarik perhatian konsumen ataupun para pembaca dengan cepat dan berusaha menarik keinginan
konsumen untuk mencoba. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
headline yang ingin digunakan harus memperhatikan faktor-faktor dalam penyusunan sebuah headline:
1) Headline digunakan untuk memberikan pengertian yang singkat tetapi benar-benar mengena pada para pembaca agar berminat pada produk
yang ditawarkan. Oleh karena itu headline hendaknya benar-benar persuasif.
2) Dariheadlinediharapkan menimbulkan rasa tertarik pada pembaca. 3) Menggunakan kata-kata yang dapat menyentuh emosional pembaca.
4) Menghindari kata-kata yang berarti negatif dalam headline.
b. Body Copy
Body copy adalah penjelasan lebih lanjut mengenai headline. Body copyjuga menjelaskan tentang produk serta memberitahukan secara lengkap tentang apa yang dijual. Body copy berupa teks informasi lengkap yang berisi informasi detail pada isi iklan (Adi Kusrianto, 2007:328).
Dalam hal ini, body copy yang akan ditampilkan dalam material promosi “Pined Wearhouse Perigee” ini berupa informasi tentang gaya
hidup yang menjadi passion dari "Pined Wearhouse Perigee” dengan menggunakan tagline “Work Hard Party Harder”. Selain itu, body copy
untuk beberapa media promosi akan menjelaskan tentang produk yang
ditawarkan dan juga keterangan tentang “Pined Wearhouse Perigee” dengan
mengangkat kalimat “Only great mind can afford a simple style ”, hal ini
dilakukan agar terjadi sebuah keterkaitan antara media promosi yang satu
dengan yang lain.
c. Baseline/ Signature/ Mandatories
Baseline yang sekaligus difungsikan sebagai signature/ mandatories
adalah alamat perusahaan. Bagian ini dimuat dalam iklan sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap isi iklan. Jika ada pertanyaan maupun komplain
sehubungan dengan materi iklan maupun produk yang di iklankan, maka
commit to user
Maka baseline / signature/ madatories dalam perancangan ini adalah
alamat “Pined Wearhouse Perigee” yaitu Jl. Dr. Radjiman No. 234 Solo
57155 Indonesia, Telp: +6285 6258 9043 - +62271 668 946, Email:
pinedperigee@yahoo.com
3. Strategi Visual Non Verbal
a. Tata Letak (layout)
Layout adalah pengaturan dari berbagai unsur komposisi seperti huruf teks, garis, bidang, ilustrasi dan sebagainya. Proses layout dimulai dari pemikiran utama kemudian masuk ke layout kasar (roughsket), yaitu penuangan bebas yang berfungsi untuk menciptakan key visual. Pada tahapan ini unsur-unsur pendukung perancangan komunikasi visual seperti
bentuk, warna, dan tipografi sudah dibuat sehingga lebih menekankan
pada persoalan dalam penataan letak dari unsur-unsur tersebut sehingga
lebih efektif.
Penyajianlayout dalam promosi “Pined Wearhouse Perigee” adalah penataan gambar dan huruf dengan menggunakan elemen-elemen yang
1) Type Specimen Layout
Tata letak iklan yang hanya menekankan pada
penampilan jenis huruf dengan point size yang besar, umumnya hanya digunakan untuk promosi yang
lebih berfokus pada headline saja.
2) Copy Heavy Layout
Tata letaknya mengutamakan pada bentuk cop