• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kecerdasan Visual Spasial

6. Strategi Meningkatkan Kecerdasan Visual spasial

Kecerdasan visual spasial berada pada belahan otak kanan seseorang, kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk termasuk untuk menginterpretasi dimensi ruang yang tidak dapat dilihat. Menurut Yaumi & Ibrahim (2013: 85), kecerdasanvisual spasialyang dimiliki oleh peserta

didik dapat dikembangkan melalui strategi-strategi yaitu dengan membuat potongan kertas berwarna-warni, mewarnai gambar, dan membuat sketsa, untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Membuat potongan kertas berwarna warni

Pembelajaran menggunakan potongan kertas berwarna-warni merupakan salah satu pembelajaran yang berorientasikan pada kecerdasan visual spasial. Pembelajaran dengan kertas berwarna-warni akan mengembangkan kemampuan visual spasial anak. Armstrong (2013: 87) menyatakan bahwa anak yang kemampuan visual spasialnya tinggi sering sensitif terhadap warna. Sehingga anak akan lebih mudah memahami materi jika disajikan dengan berbagai warna yang menarik. Pembelajaran dengan kertas berwarna-warni merupakan suatu aktivitas pembelajaran yang cukup sederhana dan tidak membutuhkan biaya dan tenaga yang cukup banyak, pelaksanaanya pun sangat mudah dapat dilakukan guru-guru dimanapun mereka berada karena kertas berwarna ini cukup mudah untuk didapatkan. Potongan kertas tersebut berisi bahan ajar yang hendak diajarkan pada peserta didik, potongan kertas tersebut berisi kata kunci atau dapat juga menggunakan kalimat lengkap, namun dipotong-potong sesuai panjang dan lebar kertas, warna tulisan dalam kertas harus sesuai atau kontras agar dapat dilihat dengan baik oleh peserta didik sehingga peserta didik akan lebih mudah membacanya.

Pembelajaran dengan menggunakan media berupa potongan kertas berwarna-warni dapat dilakukan pada semua mata pelajaran, termasuk pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Pengajar pada kelas-kelas rendah dapat menggunakan gambar-gambar yang sudah jadi untuk diberi warna-warni. Dapat pula memotong

kertas yang berisi cerita bergambar tanpa kata sehingga peserta didik dapat menuliskan dengan kalimatnya sendiri sesuai dengan tema gambar yang diperoleh. Menurut Yaumi & Ibrahim (2013: 87), tujuan aktifitas pembelajaran dengan membuat potongan-potongan kertas-berwarna warni yang berisi materi pelajaran adalah agar peserta didik mampu:

1) Menerima pesan-pesan pembelajaran dengan mudah, cepat dan akurat. 2) Terlibat langsung untuk mengalami proses pembelajaran.

3) Mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan ide-ide sederhana yang dijabarkan dalam pembelajaran.

4) Mengembangkan pengetahuan dengan mengaitkan yang dipelajari dengan situasi riel yang ada.

b. Mengamati Gambar

Aktivitas pembelajaran visual spasial dapat dilakukan dengan cara menunjukan beberapa gambar yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan oleh guru, misalkan saja saat guru mengajarkan tentang fakta-fakta sejarah guru dapat menujukan beberapa gambar tokoh dalam perjuangan tersebut. Hal ini akan membantu siswa mengingat materi tersebut, mulai dari wajah tokoh, nama tokoh dan bagai mana kejadian peristiwa tersebut. Media gambar juga dapat menjadi hal yang menarik bagi siswa sehingga dapat memfokuskan perhatian siswa pada gambar yang di tunjukan guru. Siswa yang memiliki kecerdasan visual spasial yang tinggi akan sangat peka terhadap unsur-unsur dalam gambar tersebut, baik dari warnanya maupun garis yang membentuk gambar tersebut. Lwin, et al (2008: 73) menyatakan bahwa anak yang memiliki kemampuan visual spasial mampu memperhatikan rincian kecil gambaran visual spasial yang kebanyakan orang lain tidak memperhatikannya.

Guru dapat menampilkan gambar yang berhubungan dengan materi pembelajaran baik berupa gambar elektronik maupun gambar nyata. Martuti (2009: 79) menyatakan bahwa kecerdasan visual spasial berkaitan erat dengan gambar yang divisualisasi dari dalam pikiran maupun dunia luar. Saat pembelajaran dengan menampilkan gambar guru hendaknya sambil menjelaskan materi yang akan diajarkan sehingga akan menambah pengetahuan siswa, saat guru menampilkan gambar seorang tokoh, guru dapat menjelaskan dimana tokoh itu dilahirkan, dari mana tokoh berasal dan bagaimana perjuangan tokoh tersebut. Penyajian gambar juga hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak dan kesesuaian materi yang diajarkan.

Kegiatan belajar dengan gambar dapat dilakukan baik di kelas tinggi maupun kelas rendah, tetapi penyajian gambar dan cara penjelasannya harus disesuaikan dengan anak yang di ajar yaitu pada anak kelas tinggi atau anak kelas rendah gambar itu disajikan dan keberhasilannya tergantung dari kreatifitas guru dalam mendisain dan mengintegrasikanya.

c. Tayangan Slide dan Video

Tayangan slide dan gambar animasi merupakan salah satu contoh media yang dapat digunakan pada pembelajaran yang berorientasikan pada kecerdasan visual spasial. Tayangan slide memiliki unsur yang hampir sama dengan gambar, yang membedakan pada tayangan slide, gambar atau teks dapat bergerak dalam bentuk slide sehingga beberapa gambar dapat disajikan dalam satu slide dan membentuk sebuah urutan peristiwa yang berurutan dari awal kejadian sampai akhir dalam bentuk tayangan slide. Menurut Armstrong (2013: 86), kecerdasan visual spasial erat hubungannya dengan gambar yang ada dalam pikiran atau

gambar di dunia eksternal seperti foto, film, simbol grafis dan bahasa ideografik. Kemudian pada gambar video gambar dapat bergerak layaknya benda sehingga dapat menggambarkan suatu peristiwa dengan detail dan biasanya video dilengakapi dengan audio atau suara yang menjelaskan isi gambaran peristiwa dalam video tersebut.

Menyusun pembelajaran yang berorientasikan pada kecerdasan visual spasial dapat dilakukan dengan menyajikan tayangan slide atau video dalam pembelajaran, penggunaan tayangan slide dan video ini memiliki banyak keuntungan karena dapat menampilkan beberapa obyek yang tidak dapat di bawa dalam kelas seperti mengamati tubuh gajah, mengamati peristiwa gunung meletus dan bentang alam lainya. Penggunaan dengan tayangan slide atau video akan memberikan detail suatu peristiwa sehingga anak akan lebih memahai bagaiman peristiwa itu terjadi.

Dokumen terkait