• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah di identifikasi hasil dari faktor internal dan faktor eksternal

yang mempengaruhi penghambat serta pendukung pemasaran maka data

diolah berdasarkan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2005), analisis adalah

indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan melalui pendekatan matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan

secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi BMT

Bina Usaha dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Juwanto selaku

Kepala Bagian (Kabag) pemasaran dan ketiga divisi marketing di BMT Bina

Usaha Karangjati maka dapat dikembangkan dan dihasilkan strategi-strategi

pilihan dengan memanfaatkan peluang dan kekuatan yang sudah untuk

mengurangi kelemahan serta ancaman yang dihadapi BMT. Empat strategi

alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT adalah:

1. Strategi SO (StrengthOpportunities)

a) Menjaga hubungan baik dengan setiap anggota dan masyarakat sekitar.

b) Menjadikan kantor yang kondusif dan menyenangkan.

c) Memperkuat kerjasama dengan lembaga lain.

e) Tetap amanah dalam mengelola lembaga.

2. Strategi ST (Strength Threat)

a) Pelayanan yang tepat sasaran (excellent service).

b) Cepat dalam mengambil peluang.

c) Meningkatkan hubungan baik antara pengurus, pengawas, pengelola

dan anggota.

d) Memperluas jangkauan pemasaran.

3. Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

a) Mengembangkan produk layanan yang lebih baik.

b) Meningkatkan kegiatan promosi.

c) Pelatihan IT dan sistem akutansi kepada SDM.

d) Memperkuat solidaritas antar karyawan.

4. Strategi WT (Weaknesses Threat)

a) Meningkatkan jumlah SDM yang memadai.

b) Pelatihan tentang syariah terhadap anggota.

Tabel 4. 2 Analisis Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strength (S)

1. Kepercayaan dan loyalitas anggota terhadap BMT tinggi. 2. Produk SIRELA mudah

diterima di masyarakat. 3. Pelayanan yang flexible.

4. Pengelolaan BMT yang amanah

5. Bekerjasama dengan lembaga lain.

Weaknessess (W)

1. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep syariah.

2. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengelola BMT.

3. Teknologi IT dan sistem akutansi kurang memadai.

4. Permodalan yang hanya dari anggota bukan dari Pemerintah.

Opportunities (O)

1. Lokasi berada di jalur perdagangan.

2. Pangsa pasar banyak. 3. Mayoritas penduduknya muslim. 4. Lembaga keuangan berbasis syariah semakin banyak. Strategi SO

1. Menjaga hubungan baik dengan anggota dan masyarakat.

2. Menjadikan kantor yang kondusif dan menyenangkan. 3. Memperkuat kerjasama

dengan lembaga lain. 4. Tetap amanah dalam

mengelola lembaga.

Strategi WO

1. Mengembangkan produk layanan yang lebih baik. 2. Meningkatkan kegiatan

promosi.

3. Pelatihan IT dan sistem akutansi kepada SDM. 4. Memperkuat solidaritas antar karyawan. Threat (T) 1. Lembaga keuangan berbasis syariah semakin banyak. 2. Adanya BMT lain yang bermasalah. 3. Tidak didukung LPS. Strategi ST

1. Pelayanan yang tepat sasaran (excellent service).

2. Cepat dalam mengambil peluang.

3. Meningkatkan hubungan baik antara pengurus dan pengawas 4. Memperluas jangkauan

pemasaran.

Strategi WT

1. Meningkatkan jumlah SDM yang memadai.

2. Pelatihan tentang syariah terhadap anggota. 3. Peningkatan pelayanan

yang berkualitas. 4. Menjalin kerjasama

disegala bidang dengan anggota.

Sumber: Data yang diolah, 2018

Berdasarkan matriks SWOT diatas dapat dilihat bahwa faktor

kekuatan lebih besar dibandingkat dengan faktor kelemahan yang dimiliki

oleh BMT Bina Usaha Karangjati dan faktor peluang juga lebih besar bila

dibandingkan dengan faktor ancaman yang dihadapi BMT Bina Usaha

seharusnya sudah cukup mampu untuk bersaing dengan lembaga-lembaga

keuangan keuangan yang sudah ada. Berikut merupakan pengembangan

strategi pemasaran dari hasil interpretasi analisis matriks SWOT BMT Bina

Usaha Karangjati :

1. Strategi SO (StrengthOpportunities)

a) Menjaga hubungan baik dengan setiap anggota dan masyarakat

sekitar lingkungan BMT Bina Usaha akan memberikan citra baik

lembaga terhdap masyarakat dan meningkatkan loyalitas anggota.

b) Menjadikan kantor yang kondusif dan menyenangkan akan

membuat anggota merasa nyaman saat mendatangi kantor. Karena

kepuasan anggota berperan penting dalam berkembangnya

lembaga.

c) Pelayanan terhadap anggota ditingkatkan dengan pelayanan yang

lebih baik dan memuaskan.

d) Pengelolaan BMT Bina Usaha dilakukan dengan amanah atas dasar

ketaatan dan ibadah terhadap Allah untuk menunaikan apa yang

dititipkan dan dipercayakan oleh setiap anggotanya.

2. Strategi ST (Strength Threat)

a) Memberikan pelayanan yang tepat sasaran (excellent service),

sesuai kebutuhan anggotanya dan memberikan pelayanan yang

terbaik dengan sepenuh hati agar anggota merasa puas akan jasa

b) BMT Bina Usaha harus gerak cepat dalam memanfaatkan peluang

yang sudah ada untuk mengurangi ancaman-ancaman dari luar

yang dihadapi BMT.

c) Meningkatkan hubungan baik antara pengurus, pengawas,

pengelola dan anggota agar tercipta suatu hubungan kekeluargaan

yang erat dan akan berpengaruh terhadap loyalitas anggota.

d) Memperluas jangkauan pemasaran untuk mendapatkan anggota

yang lebih banyak lagi.

3. Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

a) Perlu adanya inovasi baru untuk mengembangkan produk layanan

menjadi lebih baik dan menarik calon anggota baru.

b) Kegiatan promosi lebih ditingkatkan agar lebih diketahui

masyarakat luas, seperti promosi di sekolah untuk mengajarkan

anak-anak menabung di usia dini.

c) Pelatihan IT dan sistem akutansi sangat diperlukan karena

keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) akan mempengaruhi

berkembangnya lembaga karena semakin berkembangnya lembaga

harus diimbangi dengan kemajuan teknologi dan SDM didalamnya.

d) Memperkuat solidaritas antar karyawan sangat diperlukan untuk

menghindari persaingan yang tidak sehat antar karyawan. Karena

pekerjaan yang baik dan menyenangkan berasal dari lingkungan

4. Strategi WT (Weaknesses Threat)

a) Meningkatkan jumlah SDM yang memadai dengan membuka

recruitment kerja dan lebih melihat akan kemampuan yang dimiliki

calon pekerja.

b) Pelatihan tentang syariah terhadap anggota diperlukan untuk

menghindari kesalahpahaman masyarakat dalam mengartikan

konsep syariah yang diterapkan di BMT.

c) Meningkatkan pelayanan menjadi lebih berkualitas.

72 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

di BMT Bina Usaha Karangjati, maka dapat diambil kesimpulan:

1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) merupakan produk penghimpunan

dana yang dikelola untuk disalurkan kepada masyarakat melalui

pembiayaan. Akad yang digunakan dalam produk SIRELA adalah

wadiah yad dhomanah.

2. Faktor internal berupa faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

BMT Bina Usaha Karangjati adalah kepercayaan masyarakat terhadap

BMT yang tinggi, produk mudah diterima dan pelayanan yang flexible,

permodalan yang bukan dari pemerintah, kurangnya SDM dan

pemahaman masyarakat akan prinsip syariah yang diterpkan.

3. Faktor eksternal berupa faktor peluang dan ancaman yang dimiliki BMT

Bina Usaha Karangjati adalah lokasi berada di jalur perdagangan,

mayoritas penduduk sekitar BMT muslim dan pangsa pasar yang banyak,

adanya BMT lain yang bermasalah, tidak didukung LPS dan banyaknya

lembaga keuangan lain.

4. Berdasarkan analisa faktor internal dan eksternal maka strategi

pemasaran yang tepat adalah menggunakan analisis SWOT dimana

berpeluang dan mampu bersaing dengan lembaga lain. Agar tetap

bertahan dalam keadaan tersebut maka strategi baru yang harus

diterapkan yaitu dengan menjaga hubungan baik dengan anggota,

menjadikan kantor yang kondusif dan menyenangkan, gerak cepat dalam

mengambil peluang dan memperluas jangkauan pemasaran dan

eningkatkan kualitas pelayanan serta menjalin kerjasama disegala bidang

dengan anggota.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis ingin memberikan

beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan masukan

bagi BMT Bina Usaha Karangjati:

1. Solidaritas dan kekeluargaan antar karyawan perlu ditingkatkan sehingga

tidak ada kesan individual dalam suatu tim karena lingkungan kerja akan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan serta lingkungan kerja yang

kondusif akan memberikan rasa nyaman terhadap setiap anggota di

dalamnya.

2. Agar dapat bersaing di pasar persaingan yang semakin ketat dan

kompetitif, hendaknya BMT Bina Usaha mampu memanfaatkan peluang

yang ada dan selalu melakukan inovasi-inovasi produk supaya mempunyai

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Kotler. 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Dewi, Daryanto dan Fahmi. 2012. “Aplikasi Metode AHP-SWOT Untuk Perencanaan Strategi Lembaga Non Profit”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 11. No. 2:113-120.

Elyarni, Reca dan Hermanto. 2016. “Analisis SWOT Terhadap Strategi Pemasaran Layanan SAP Express pada PT. SAP”. Jurnal Metris. Vol. 17. No. 2: 81-88.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 02/DSN-MUI/IV/2000

Hadi, Wasuhua, dan Masri. 2017. “Metode Analisis SWOT dalam pelaksanaan One Village One Product Agribisnis Hortikultura”. Journal of Applied Business and Economics. Vol. 4. No. 2: 159-172.

Hasan, Ali. 2009. Marketing. Yogyakarta: PT. Buku Kita

Kartajaya, Hermawan dan Syakir Sula, Muhammad. 2006. Syariah Marketing. Bandung: Mizan Pustaka.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2014. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazwirman dan Wulandari, Erna. 2016. “Analisis SWOT Untuk Strategi Pemasaran PT. Indorama Synthetics Tbk”. Journal of Economics and Business Aseanomics. Vol. 1. No. 1:138-162.

Noor, Syamsudin. 2014. “Penerapan Analisis SWOT Dalam Menentukakn Strategi Pemasaran Daihatsu Luxio di Malang (Studi Kasus Pada PT. Astra International Tbk.-Daihatsu Malang)”. Jurnal ITEKNA. Vol. 14. No. 2:102-209.

Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Siregar, Ninny. 2016. “Analisis SWOT Sebagai Dasar dalam Menentukan Strategi Pemasaran pada Perusahaan PT. Harmony Toba Jaya”. Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen. Vol. 3. No. 1: 34-46.

Suryanto, Bagong dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.

Wicaksono, Arie. 2017. “Strategi Pemasaran dengan Menggunakan Analisis SWOT Tanpa Skala Industri Pada PT X Di Jakarta”. Jurnal Manajemen Industri dan Logistik. Vol. 1. No. 2: 106-112.

Wiratha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi Offfset.

Lampiran 5 Slip Setoran Tunai

Lampiran 6 Slip Penarikan

PERNYATAAN KEASLIAN DAN

KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Elsa Dini Anggraeni

NIM : 64010150047

Program Studi : D III Perbankan Syariah

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat ini benar-benar hasil karya sendiri,

bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam tugas akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tugas akhir ini diperbolehlan untuk di Publikasikan oleh Perpustakaan IAIN

Salatiga.

Salatiga, 23 Agustus 2018

Yang Menyatakan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Elsa Dini Anggraeni

Tempat/Tgl. Lahir : Kab. Semarang, 05 April 1997

Alamat Rumah : Krajan Timur

RT/RW : 003/005

Desa/Kelurahan : Bergas Lor

Kecamatan : Bergas

Kabupaten : Semarang

Provinsi : Jawa Tengah

Nama Ayah : Junaedi

Nama Ibu : Eni Setyowati

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Bergas Lor 01 : Tahun Lulus 2009

2. SMP Negeri 1 Bergas : Tahun Lulus 2012

3. SMK Negeri 2 Salatiga : Tahun Lulus 2015

Dokumen terkait