• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

6. Strategi Pembelajaran

a. Strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur

Pendekatan (approach) pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasikan oleh peserta didik (Suherman, 2003:6)

Strategi adalah siasat, maka strategi dalam pembelajaran matematika adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal. Cara membawakan pembelajaran dapat dipilih pengajar misalnya dengan cara belajar kelompok, cara belajar mandiri, belajar dengan permainan, dan sebagainya.

Pada penelitian ini, penulis memilih strategi pembelajaran dengan nama Student Team Heroic Leadership. Student Team merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif (pembelajaran kelompok kecil). Menurut Salvin (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluya, 2006:9), menjelaskan bahwa dalam student team peserta didik ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4 sampai 6 orang

yang merupakan campuran menurut tingkat kerja, jenis kelamin, dan suku. Di dalam kelompok, peserta didik diberi tugas untuk berdiskusi dan pada akhirnya diberi tes secara individual untuk penjajagan. Sedangkan pengertian heroic leadership (kepemimpinan berjiwa pahlawan), menurut Lowney (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluya, 2006), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang heroik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero). Sedangkan pendekatan gaya kepemimpinan menurutnya adalah gaya kepemimpinan yang melawan arus, kebanyakan model kepemimpinan kontemporer.

Kepemimpinan yang ditawarkan memandang bahwa:

1) kita semua adalah pemimpin sepanjang waktu. Terkadang kepemimpinan dilaksanakan dengan cara langsung, dramatis, dan jelas nyata, yang lebih sering dengan cara halus, dan sulit diukur; 2) kepemimpinan muncul dari dalam bukan apa yang kita lakukan

(what we do) melainkan siapa kita (who we are). Bagi seorang pemimpin, alat kepemimpinan yang paling menarik perhatian ialah siap dirinya. Seorang pribadi yang memahami apa yang dianggapnya bernilai atau apa yang diinginkannya, dan memandang dunia secara konsisten;

3) kepemimpinan bukan suatu tindakan tetapi cara hidup. Kepemimpinan bukan tugas yang dapat dikesampingkan sewaktu pulang rumah melainkan memerlukan suatu perilaku yang cocok

tergantung dari cara kita bertindak. Dengan kita mengetahui apa yang dianggap bernilai dan apa yang ingin dicapai, ia mengorientasikan dirinya pada lingkungan yang baru sembari berkeyakinan beradaptasi;

4) Kepemimpinan berlangsung terus menerus. Kepemimpinan pribadi merupakan sebuah kerja tanpa akhir dan bersumber pada pemahaman diri yang tumbuh. Pemimpin yang kuat menikmati peluang untuk terus belajar tentang diri sendiri dan dunia serta menatap ke depan.

Kesadaran kepahlawanan dalam gaya kepemimpinan heroic menurut Lowney (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluya, 2006:10) dijelaskan meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah keterampilan pribadi secara terus menerus.

2) Kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai titik tolak memperbaiki konsep diri.

3) Kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari.

4) Kesadaran untuk menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela berkorban.

5) Kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi heroik.

Jadi pembelajaran matematika dengan strategi student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur merupakan suatu pembelajaran yang mengatur strategi dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang, Pada pelaksanaannya, setiap peserta didik diberi tugas terstruktur yang berupa modul yang berisi uraian materi dan soal-soal yang akan didiskusikan sebelum tatap muka di kelas (bisa dikerjakan di rumah). Pada saat tatap muka, setiap peserta didik diminta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) yang akan diajukan/dilempar pada peserta didik kelompok lain. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut. Pertanyaan tersebut dipakai sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu. Pada kelompok tersebut setiap individu memerankan sebagai pemimpin yang mempunyai semangat kepahlawanan akademik. Pembelajaran dengan menerapkan strategi kepemimpinan yang heroik adalah dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa peserta didik baik dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya adalah pemimpin yang mempunyai sifat heroik. Dimaksudkan bahwa setiap peserta didik merasa dirinya adalah pemimpin yang menyadari siapa dirinya dalam memilih cara hidup pandang, sadar akan dirinya mau mengembangkan potensi menambah keterampilan, melihat kelemahan, mengambil nilai

manfaat, dan kesadaran menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri maupun teman.

b. Strategi pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah cara menyampaikan pembelajaran dari seorang guru kepada peserta didik di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi, dan contoh soal (Nasution, 2007).

Strategi pembelajaran ekspositori hampir sama dengan strategi pembelajaran ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Seorang guru dalam menerapkan strategi pembelajaran ekspositori telah menyusun bahan pelajaran secara hierarkis dan sistematik, sehingga dalam pembelajaran yang terjadi adalah guru menerangkan dan peserta didik menerima.

Perbedaan antara strategi pembelajaran ekspositori dengan strategi pembelajaran ceramah adalah berkurangnya dominasi guru karena guru tidak terus-menerus berbicara. Guru dapat memeriksa pekerjaan peserta didik secara individual, menerangkan lagi kepada peserta didik apabila dirasakan banyak peserta didik yang belum paham mengenai materi. Kegiatan peserta didik tidak hanya mendengar dan mencatat. Peserta didik dalam strategi pembelajaran ekspositori menyelesaikan soal latihan dan bertanya bila belum mengerti.

c. Uraian Materi Bangun Ruang

Bangun Ruang adalah bangun yang semua elemen pembentuknya tidak seluruhnya terletak pada sebuah bidang datar atau lengkung. Bangun Ruang dapat berupa luasan dan bukan berupa luasan, misalnya spiral. Yang dibahas hanya berupa luasan saja.

Jika suatu Bangun Ruang tertutup dibatasi seluruhnya oleh segi banyak, maka Bangun Ruang itu disebut bidang banyak. Dalam penelitian ini membahas Bangun Ruang. Dan berdasarkan kurikulum yang dipakai pada peserta didik kelas VIII SMP Bangun Ruang yang dibahas adalah Kubus, Balok, Prisma, dan Limas. Namun, dalam penelitian ini lebih dikhususkan lagi mengenai Bangun Ruang yang dibahas yaitu Kubus dan Balok.

Tinjauan materi yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.

a. Nama-nama Bangun Ruang. b. Unsur-unsur Balok dan Kubus.

1) Sisi Balok dan Kubus.

Sisi-sisi suatu Balok berbentuk persegi panjang. Sisi-sisi suatu Kubus berbentuk persegi.

2) Rusuk Balok dan Kubus

Suatu Balok memiliki tiga jenis rusuk, yaitu panjang, lebar, dan tinggi dengan ukuran yang tidak sama sedangkan kubus panjang, lebar, dan tinggi mempunyai ukuran yang sama.

3) Titik sudut Balok dan Kubus

Titik sudut merupakan titik perpotongan dari tiga buah rusuk atau lebih.

4) Diagonal, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal Diagonal adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak dihubungkan rusuk pada sebuah bangun.

Diagonal sisi adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi-sisi suatu bangun ruang.

Diaonal ruang garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dan tidak terletak pada satu sisi suatu bangun ruang. Bidang diagonal adalah bidang yang menghubungkan rusuk-rusuk yang berhadapan, sejajar, dan tidak terletak pada satu sisi suatu bangun.

c. Melukis Bangun Ruang. 1) Melukis balok dan kubus. 2) Jaring-jaring balok dan kubus. 3) Luas sisi balok dan kubus.

Untuk setiap Balok yang memiliki panjang = p, dan tinggi = t, maka:

Untuk setiap Kubus yang panjang rusuk-rusuknya s, maka: Luas seluruh sisi Kubus = 6s2

d. Menghitung Besaran-Besaran pada Bangun Ruang. 1) Volum Balok.

Pada sebuah Balok dengan panjang p, lebar l, dan tinggi t berlaku:

Volum Balok = plt

2) Volum Kubus.

Pada sebuah Kubus dengan panjang sisi α berlaku: Volum Kubus = α3

3) Menyelesaikan persoalan Balok dan Kubus yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Dokumen terkait