Analisis Strengths, Weakness, Oppuortunity, dan Threats (SWOT) merupakan teknik analisis yang dapat memetakan posisi strategis atau potensi masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan. Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis potensi dan tantangan yang dimiliki oleh masyarakat miskin.
Analisis ini penting untuk mengetahui kekuatan masyarakat yang nantinya dapat di berdayakan untuk mengentaskan kondisi kemiskinan terutama kerentanan kemiskinan. Analisis SWOT adalah identifikasi terhadap berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strengths) dan Peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat menimalkan Kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan, strategis, dan kebijakan organisasi.
Analisis ini pada prinsipnya strategi yang menghasilkan keserasian yang kuat antara kemampuan internal dan situasi eksternal. Strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan potensi unggulan dipergunakan matriks SWOT yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, berdasarkan hasil perhitungan dalam diagram analisis SWOT.
Tabel 4.6
Komponen dalam Analisis SWOT Kekuatan (Strengths)
1. Adanya lembaga TKPKD dan instansi terkait
2. Pencapaian sasaran
penanggulangan kemiskinan 3. Lahan pertanian yang masih
cukup luas
4. Perkembangan UKM 5. Adanya program
pemberdayaan ekonomi
Kelemahan (Weakness) 1. Belum adanya PERDA
kemiskinan
2. Kualitas sumber daya manusia 3. Perbedaan akses dan modal
masyarakat 4. Pengangguran
5. Penciptaan lapangan kerja 6. Rata-rata tingkat pendidikan
Peluang (Opportunity)
1. Adanya TKPKD Provinsi 2. Adanya lembaga terkait dan
koordinasi TKPK Nasional 3. Adanya komitmen pemerintah
daerah dalam penanggulangan kemiskinan
4. Adanya program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan 5. Besarnya potensi sumber daya
alam pertanian
6. Peluang usaha dari pariwisata
Ancaman (Threats)
1. Adanya kesalahan persepsi dalam memaknai bantuan pemerintah
2. Adanya krisis ekonomi 3. Adanya alih fungsi lahan 4. Tingkat kemiskinan nasional 5. Penguasaan aset ekonomi oleh
penduduk asing
Sumber: Hasil Analisis, tahun2021
Pemetaan potensi atau posisi strategis masyarakat Kabupaten Sinjai dalam menanggulangi kemiskinan mencakup 22 faktor yang terdiri dari 11 faktor internal dan 11 faktor eksternal. Faktor internal berupa kekuatan yang dimiliki masyarakat antara lain mencakup adanya lembaga TKPKD dan instansi terkait, pencapaian sasaran penanggulangan kemiskinan, lahan pertanian yang masih cukup luas, perkembangan UKM, dan adanya program pemberdayaan ekonomi.
Sementara kelemahan internal yang dihadapi masyarakat adalah belum adanya PERDA kemiskinan, kualitas sumber daya manusia, perbedaan akses dan modal masyarakat, pengangguran, penciptaan lapangan kerja, dan rata-rata tingkat pendidikan.
Faktor eksternal peluang antara lain adalah adanya TKPKD Provinsi, adanya lembaga terkait dan koordinasi TKPK Nasional, adanya komitmen pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan, adanya program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan, besarnya potensi sumber daya alam pertanian, dan peluang usaha dari pariwisata. Sedangkan ancaman eksternal yang masih dihadapi adalah adanya kesalahan persepsi dalam memaknai bantuan pemerintah, adanya krisis ekonomi, adanya alih fungsi lahan, tingkat kemiskinan nasional, dan penguasaan aset ekonomi oleh penduduk asing.
Tabel 4.7
Faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary/
IFAS)
Komponen Faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan
Adanya lembaga TKPKD dan
instansi terkait 0,10 4 0,41
Pencapaian sasaran
penanggulangan kemiskinan 0,10 3 0,31
Lahan pertanian yang masih cukup
luas 0,08 3 0,25
Perkembangan UKM 0,07 2 0,14
Adanya program pemberdayaan
ekonomi 0,10 3 0,31
Jumlah 0,46 1,41
Kelemahan
Belum adanya PERDA kemiskinan 0,10 -3 -0,31
Kualitas sumber daya manusia 0,07 -2 -0,14
Perbedaan akses dan modal
masyarakat 0,08 -2 -0,17
Pengangguran 0,10 -2 -0,20
Penciptaan lapangan kerja 0,10 -3 -0,31
Rata-rata tingkat pendidikan 0,08 -3 -0,25
Jumlah 0,54 -1,37
Selisih antara Kekuatan dan
Kelemahan 0.03
Sumber: Hasil Analisis, tahun 2021
Tabel 4.8
Faktor Strategis Eksternal (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary/
EFAS)
Komponen Faktor Internal Bobot Rating Skor Peluang
Adanya TKPKD Provinsi 0,10 3 0,30
Adanya lembaga terkait dan
koordinasi TKPK Nasional 0,10 4 0,40
Adanya komitmen pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan
0,10 3 0,30
Adanya program pemerintah dalam
pengentasan kemiskinan 0,10 3 0,30
Besarnya potensi sumber daya alam
pertanian 0,08 3 0,25
Peluang usaha dari pariwisata 0,08 2 0,17
Jumlah 0,57 1,72
Ancaman
Adanya kesalahan persepsi dalam
memaknai bantuan pemerintah 0,08 -2 -0,17
Adanya krisis ekonomi 0,10 -3 -0,30
Adanya alih fungsi lahan 0,10 -2 -0,20
Tingkat kemiskinan nasional 0,08 -2 -0,17
Penguasaan aset ekonomi oleh
penduduk asing 0,07 -2 -0,13
Jumlah 0,43 -0,97
Selisish antara Peluang dan
Ancaman 0,75
Sumber: Hasil Analisis, tahun 2021
Berdasarkan hasil identifikasi potensi masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan bahwa faktor kekuatan yang dimiliki masih lebih besar dibandingkan dengan kelemahan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa potensi internal baik dari kapasitas individu masyarakat dan dukungan Pemerintah Daerah dapat meminimalkan kelemahan struktur kelembagaan dan peluang ekonomi yang terbatas. Oleh karena itu perlu adanya upaya intensif dalam memberikan peluang ekonomi dan memanfaatkan modal sosial yang kuat dalam masyarakat.
Sedangkan berdasarkan hasil identifikasi potensi masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan bahwa faktor eksternal peluang lebih besar dibandingkan dengan faktor ancaman. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat miskin cukup potensial dalam menangkap peluang eksternal dalam menghadapi segala kemungkinan ancaman eksternal yang dapat muncul sewaktu-waktu.
(0,03;
Gambar 4.3Matrik Ringkasan Analisis Faktor Strategis (Strategic Factor Analysis Summary/ SFAS)
Kuadran 3 Kuadran 1
Kuadran 4
Kuadran 2 Sumber: Hasil Analisis, 2021
Prioritas analisis faktor strategis dapat dijelaskan bahwa pada kuadran 1 (Strategi S-O) adalah strategi umum yang dapat dilakukan menggunakan kekuatan untuk mengambil setiap peluang pada kesempatan yang ada. Pada kuadran 2 (Strategi S-T) menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diverifikasi untuk menciptakan peluang. Pada kuadran 3 (Strategi W-O) adalah strategi yang dapat membuat peluang pada kesempatan sebagai acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan. Pada kuadran 4 (Strategi W-T) adalah strategi yang meminiMmumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Berdasarkan analisis penanggulangan kemiskinan diKabupaten Sinjai, maka dapat dipetakan sesuai dengan kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal. Sehingga dapat dirumuskan strategi pengembangannya melalui matrik silang sebagai berikut.
PELUANG
Tabel 4.9
Matrik SWOT Perumusan Strategi Penanggulangan Kemskinan Warga di Kabupaten Sinjai
2. Pencapaian sasaran penanggulangan kemiskinan 3. Lahan pertanian
yang masih cukup luas
4. Perkembangan UKM 5. Adanya program 2. Kualitas sumber
daya manusia 3. Perbedaan akses
dan modal masyarakat 4. Pengangguran 5. Penciptaan lapangan
kerja
6. Rata-rata tingkat pendidikan
3. Adanya komitmen pemerintah daerah
kemiskinan 5. Besarnya potensi
sumber daya alam
1. Adanya kesalahan persepsi dalam
4. Tingkat kemiskinan nasional
5. Penguasaan aset ekonomi oleh penduduk asing
Strategi S-T
1. Sosialisasi program pemerintah secara
Sumber: Hasil Analisis, tahun 2021
Dalam matrik SWOT diperoleh hasil bahwa keberadaan potensi masyarakat adalah pada kuadran 1 yang ditunjukkan nilai faktor internal adalah 0,03 dan faktor eksternal 0,75. Penguatan aspek internal melalui peningkatan kekuatan pada aspek internal merupakan pilihan yang paling mungkin bagi penanggulangan kemiskinan diKabupaten Sinjai, dalam rangka meraih peluang dari lingkungan eksternal melalui pemanfaatan dan pengerahan kekuatan yang
ada. Maka strategi yang dibutuhkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang komprehensif dan integratif melalui penguatan kelembagaan TKPKD, peningkatan akses terhadap pelayanan dasar, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKM, penyediaan dan pengembangan sarana dan prasaran pertanian, serta meningkatkan kualitas pendampingan kepada masyarakat miskin.
70 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis mengenai kondisi dan strategi penanggulangan kemiskinan warga diKabupaten Sinjai, menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Menilai perkembangan indikator utama angka kemiskinan diKabupaten Sinjai dari tahun ke tahun semakin efektif, hal ini menunjukkan secara persentase penduduk miskin kecil, tapi secara jumlah pasti besar.
Pemerintah menyadari bahwa intinya bukan soal besar kecilnya, tetapi bagaimana cara menanggulangi penduduk miskin adalah lebih penting.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai telah menyiapkan berbagai program pemerataan pembangunan disetiap kecamatan, misalnya bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, sosial keagamaan, pemberdayaan perempuan dan anak, pekerjaan, serta partisipasi masyarakat.
2. Hasil identifikasi potensi masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan menunjukkan faktor kekuatan dan peluang yang dimiliki masih lebih besar dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman. Kondisi ini mengindikasikan bahwa potensi internal dan eksternal baik dari kapasitas individu masyarakat dan dukungan Pemerintah Daerah dapat meminimalkan kelemahan struktur kelembagaan dan ancaman ekonomi yang terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu perlu adanya upaya
komprehensif dan integratif dalam membentuk peluang ekonomi dan memanfaatkan modal sosial yang kuat dalam masyarakat.
B. Saran
Upaya dalam mendukung penanggulangan kemiskinan ditentukan oleh peran pemerintah dan masyarakat, sebagai berikut:
1. Peningkatan peran pemerintah Kabupaten Sinjai dalam menghentikan rantai kemiskinan maka harus mengambil kebijakan pembangunan yang berpihak pada penanggulangan kemisikinan secara optimal melalui peningkatan perencanaan dan monitoring, prasarana dan pelayanan, lingkungan ekonomi dan sosial, serta menginisiasi pembuatan Peraturan Daerah penanggulangan kemiskinan sebagai payung hukum.
2. Masyarakat harus berperan serta aktif dan koordinatif dalam seluruh rangkaian program penanggulangan kemiskinan dilingkungan.
Menciptakan keselarasan program dengan budaya atau kearifan lokal yang berkembang dimasyarakat. Mengembangkan potensi alam sekitar dan potensi diri dalam tingkatan terkecil yaitu keluarga secara produktif dalam upaya mengentaskan diri dari kemiskinan dan kerentanan.
72