• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Proses Reduksi Data

3. Strategi pendampingan belajar individual yang tepat

Hasil dari observasi dan wawancara peneliti kepada Adi mengenai faktor-faktor yang mempengaruh rendahnya hasil belajar Adi. Peneliti mendapatkan hasil bahwa faktor fisiologislah yang paling berpengaruh pada hasil belajar Adi. Motivasi belajar yang rendah, minat dan IQ yang rendah adalah faktor yang berasal dari diri individu/Adi sendiri. Peneliti lebih meniti beratkan pada motivasi diri (intrinsik) dan minat belajar Adi.

Hasil penelitian Gottfried dalam Educational Psychologist 1991 mengatakan bahwa korelasi positif yang signifikan antara motivasi intrinsik dan prestasi belajar. Vallerand dalam Educational Psychologist 1991 menemukan bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik yang lebih besar dan regulasi diidentifikasi menunjukkan emosi yang lebih positif di dalam kelas, lebih menikmati karya akademisnya. Peneliti melihat bahwa Adi kurang mendapatkan motivasi dari keluarganya, keluarga hanya menyuruh Adi berangkat sekolah tanpa menanyakan keinginan-keinginan, harapan Adi. Seperti pernyataan dari wali kelas:

“Menurut saya ya, agak malas,, ya malasnya itu mungkin,,, apa itu dirumah terlalu dikerasi atau dimana karena memang kelihatannya tuntutan dari neneknya dan kakek anak ini harus menurut apa yang diinginkan nenek dan kakeknya, sering melamun pendiam disekolah”.WL1-3

Dari hasil wawancara, observasi yang dilakukan peneliti disimpulkan bahwa faktor psikologis mengenai motivasi intrinsiklah yang menjadi faktor utama penyebab hasil belajar Adi rendah. Maka dari itu, Adi membutuhkan seorang pembimbing dalam belajarnya baik di rumah atau pun di sekolah. Pembimbing tersebut tentu mengetahui cara yang tepat dalam mendampingi Adi untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Menurut pengalaman peneliti selama membimbing Adi, peneliti pun mencoba strategi-strategi pembelajaran discovery, tanpa arah, latihan kesadaran dan unplanned humor. Setelah mencoba strategi-strategi pembelajaran diatas peneliti memperoleh hasil. Awalnya strategi-strategi bimbingan belajar discovery merupakan strategi bimbingan belajar yang paling tepat. Namun setelah berproses lebih lama ternyata strategi unplanned humor yang paling tepat untuk mendampingi belajar anak antisosial.

Pada tanggal 5 Februari Juli 2014, ketika mendampingi Adi dengan menggunakan strategi pendampingan discovery, serasa kehadiran peneliti tidak dihargai. Peneliti berharap Adi mampu menemukan kesalahan, dan ada kemauan dalam membaca soal tapi pada kenyataannya Adi tetap mengerjakan soal tanpa memperhatikan masukan dari peneliti. Misal, ketika Ada bacaan dan Adi menjawab pertanyaan tanpa membaca bacaan lalu peneliti mengingatkan dengan

ungkapan “seko ndi kui jawabane?”(Dari mana itu jawabannya?). Adi tidak

mengindahkan sama sekali kata-kata peneliti.

Peneliti juga pernah mencoba strategi pembelajaran kesadaran pada tanggal 22 Februari 2014 yang meniti beratkan pada kegiatan diskusi untuk mengetahui reaksi-reaksi emosionalnya. Namun seperti yang peneliti tahu, bahwa Adi adalah anak terindikasi antisosial yang tidak memungkinkan melakukan diskusi dan berpikir untuk menganalisis perasaannya secara mendalam. Hal tersebut terjadi karena ketika Adi menganalisis perasaannya dia malah binggung tentang apa yang dia rasakan dan cenderung menyerah. Menyerah dalam arti tidak mau melanjutkan kegiatan belajarnya.

Strategi pendampingan belajar tanpa arah juga peneliti coba pada tanggal 26 Maret 2014, namun karena memang tidak memungkinkan untuk dipraktekkan dalam pendampingan Adi yang seorang anak terindikasi antisosial karena berdasarkan inti dari pendampingan model pembelajaran yang berpatokan bahwa siswa memiliki tanggung jawab terhadap aktivitas belajarnya. Adi yang terindikasi antisosial dan pengalaman peneliti selama mendampingi Adi serta keterangan informan terkait, ketika belajar di rumah Adi cenderung ketika diawasi akan tertib belajarnya namun ketika ditinggal atau tidak diawasi akan pergi entah keluar rumah atau menonton televisi. Seperti yang diceritakan nenek Adi pada waktu peneliti mendampingi belajarnya:

Iyo kui mas, la kan isih sinau. La tak tinggal mengarep umah deknen wes embuh lungo nang ndi, sering ngunu kui mas”

(Iya itu mas, la kan masih belajar. La saya tinggal mengarep umah dia sudah entah pergi kemana, sering seperti itu mas)

Rendahnya motivasi Adi ketika belajar nampak pada saat mengerjakan soal pilihan ganda tanpa membuka/melihat bacaan sebelumnya. Pada saat peneliti mendampingi belajar dari hari Jumat, 2 Mei 2014 pukul 19.00 WIB sampai 20.00 WIB ketika mengerjakan tugas bahasa jawa mengenai Pandawa lima, Adi langsung menyilang jawaban tanpa melihat kembali bacaan di lembar sebaliknya. Sehingga ketika peneliti mengecek hasil pekerjaan Adi, hasilnya jelas bahwa soal mengenai Pandawa lima tersebut jawabanya salah semua. Peneliti awalnya cenderung membiarkan kebiasaan tidak membaca bacaan sebelum mengerjakan tugas dari guru, hal tersebut dilakukan sesuai dengan strategi pembelajaran discovery agar Adi bisa menemukan kekurangannya sendiri.

Peneliti menyadari bahwa Adi bukanlah anak biasa, Adi mengalami gangguan kepribadian antisosial yang akan konsisten berperilaku seperti itu (langsung menjawab pertanyaan tanpa membaca bacaan terlebih dahulu). Maka dari itu, ketika pendampingan hari Senin, 9 Juni 2014 pukul 19.00-20.00 WIB. Malam itu Adi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ada banyak bacaan dalam soal pilihan ganda. Adi masih tetap tidak membaca bacaan namun langsung mengerjakan soal, dan peneliti mencoba mengingatkan Adi agar mau membaca bacaan sebelum mengerjakan. Peneliti menggunakan strategi pendampingan belajar unplanned humor untuk mengingatkan Adi, seperti :

“Aku mbok duduhi carane mas, ben biso garap soal tanpa membaca bacaanne mas, ko nek salah kabeh maneh piye ja?l”

(Aku dikasih tahu caranya mas, biar bisa mengerjakan soal tanpa membaca bacaanya, nanti kalau salah semua gimana coba?)

Strategi pendampingan belajar ini peneliti pilih agar Adi tidak tersinggung dan marah. Hal tersebut peneliti lakukan karena peneliti menyadari bahwa Adi adalah anak yang terindikasi memiliki gangguan kepribadian antisosial yang salah satunya disebabkan faktor keturunan dari ibunya. Ibu Adi yang ketika marah membanting barang disekitarnya, mengusir orang yang ada di rumah, memukul orang disekitarnya.

Tujuan mengunakan humor ketika mendampingi Adi adalah meminimalisir perilaku agresif Adi sebagai anak yang memiliki gangguan kepribadian antisosial. Digunakannya strategi unplanned humor maka proses pendampingan belajar menjadi lebih menyenangkan. Misalnya ketika Adi mulai mengantuk peneliti pun mencoba secara spontan nyeletuk:

“Kowe ngantuk yo?mau nang sekolah nguli po?po rewangi pak bun(tukang kebun)”.

Artinya,”kamu ngantuk ya?di sekolah kerja berat ya?apa membantu bapak tukang kebun?”.

Ungkapan-ungkapan spontan tersebut membuat Adi tertawa dan kembali bersemangat dalam belajar. Menurut peneliti, humor dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting untuk membantu pendidik dan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sejak tanggal 9 Juni tersebut hingga tanggal 13 Juni 2014, peneliti melakukan pendampingan belajar dengan Adi dengan menggunakan strategi unplanned humor sehingga motivasi Adi untuk belajar pun semakin meningkat. Meningkatnya hasil belajar Adi terbukti ketika peneliti menjalin komunikasi

dengan wali kelas Adi dan wali kelas Adi menyampaikan pesan singkat melalui SMS kepada peneliti pada tanggal 8 Juli 2014 yaitu :

”Adi naik mas, nilainya juga meningkat”

Adi naik kelas dan nilainya meningkat adalah salah satu bentuk indikator bahwa Adi mengalami peningkatan hasil belajar. Penggunaan strategi pendampingan belajar unplanned humor kepada Adi yang terindikasi anak antisosial terbukti efektif.

Menurut Darmansyah (2011) Kajian tentang humor dalam pembelajaran dirasakan masih sangat langka, terutama dalam konteks ilmiah dan akademis di Indonesia. Padahal penggunakan humor dalam kegiatan pembelajaran seperti yang dilakukan peneliti kepada Adi terbukti sangat efektif dalam meningkatkan motivasi belajar. Selain itu peneliti menyadari pentingnya kemampuan peneliti dalam membangun komunikasi antar pribadi dengan Adi. Sejak awal penelitian, peneliti sudah membangun komunikasi yang baik dengan Adi, dan neneknya. Dengan begitu, maka proses penelitian dan pendampingan belajar pun berjalan dengan baik. Strategi pendampingan belajar unplanned humor adalah strategi pendampingan yang tepat untuk Adi anak terindikasi memiliki gangguan kepribadian antisosial.

Dokumen terkait