• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPU LED DI BAGAN PETEPETE

4 STRATEGI PENERAPAN LAMPU LED PADA PERIKANAN BAGAN PETEPETE

Pendahuluan

Usaha perikanan tangkap mendapat perhatian utama yang ingin dikembangkan oleh pemerintahan untuk meningkatkan devisa dan kebutuhan pangan di negara kita. Usaha perikanan tangkap yang terus berkembang di Kabupaten Barru adalah usaha perikanan bagan perahu. Salah satu usaha perikanan bagan perahu yang dikenal di Kabupaten Barru adalah usaha perikanan bagan petepete.

Usaha perikanan bagan petepete yang ada di Kabupaten Barru masih termasuk usaha penangkapan skala kecil. Defenisi perikanan usaha kecil, menurut KKP (2003) yaitu: 1). Memiliki kapal penangkap ikan yang terbuat dari bahan kayu dan dibangun di dalam negeri, 2). Gross Tonnage (GT) kapal yang dimiliki, baik satu unit atau secara kumulatif, tidak lebih dari 60 GT atau menggunakan mesin berkekuatan tidak lebih dari 180 DK (daya kuda), 3). Tidak mempekerjakan anak buah kapal (ABK) warga negara asing, atau 4). Status perusahaan tidak berbadan hukum. Perikanan skala kecil juga didefinisikan sebagai perikanan dengan modal/investasi kecil dan berbeda dengan industri penangkapan yang investasinya dilakukan oleh perusahaan atau lembaga keuangan. Nelayan tradisional juga dihubungkan dengan nelayan pesisir, yaitu daerah penangkapan terletak di landas kontinen (kedalaman 0-200 m) dan yang dapat dicapai dalam beberapa jam dari pelabuhan atau pantai tempat nelayan berada. Alat tangkapnya sangat beragam dan armada umumnya terdiri dari sejumlah kapal yang sebagian besar bertonase kecil, berbasis di pelabuhan dan tempat pendaratan ikan (Colloca et al. 2004).

Pemanfaatan sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut dimasa mendatang dihadapkan pada kenyataan bahwa hingga saat ini teknologi lampu setiap tahunnya mengalami kemajuan yang pesat dan temuan-temuan yang ada juga semakin banyak. Salah satu teknologi lampu yang berkembang saat ini adalah teknologi lampu Light Emitting Diode (LED). Teknologi lampu yang semakin berkembang ini diharapkan dapat ditransfer lebih cepat oleh masyarakat nelayan.

Penggunaan lampu LED dibidang penangkapan ikan terus berkembang karena relatif lebih efisien, tahan lama, dan ramah lingkungan. Teknologi lampu LED terus berkembang karena hemat dalam penggunaan energi, daya tahan lama, radiasi panas lebih kecil. Penggunaan lampu LED semikonduktor telah diakui sebagai cara penting untuk penghematan energi dan perlindungan lingkungan (Apte et al. 2007; Hua dan Xing 2013; McHenry et al. 2014).

Penggunaan lampu LED pada bagan petepete adalah merupakan suatu inisiasi teknologi. Teknologi ini perlu disosialisasikan pada masyarakat agar dapat diterima dengan cepat, maka dibutuhkan suatu strategi penerapan aplikasi teknologi lampu LED. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi penerapan alat bantu penangkapan ikan dengan lampu LED pada perikanan bagan petepete di perairan Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.

Metode Waktu Dan Tempat

Penelitian dilakukan di perairan Kabupaten Barru-Selat Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak pada posisi 4°22’48.7”-4°33’47.8”LS dan

119°25’05.0”-119°33’42.7”BT (Lampiran 1). Penelitian menggunaan lampu merkuri dan LED dilakukan di bagan petepete. Waktu penelitian mulai bulan Oktober-Nopember 2012 dan April - Mei 2013.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah metode penelitian experimental fishing, dengan mengikuti langsung operasi penangkapan dan wawancara dengan nelayan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Wawancara dilakukan hanya pada responden yang memahami dengan baik penggunaan LED. Responden dalam wawancara yaitu pemilik bagan petepete, nakoda kapal dan ABK bagan petepete yang menggunakan lampu merkuri dan LED. Jumlah seluruh responden ada 10 orang yang mewakili bagan petepete menggunakan lampu merkuri dan LED. Wawancara menggunakan daftar kuisioner dan akhir penelitian dilakukan diskusi mendalam bersama 10 orang responden tersebut untuk mendapatkan masukan detail.

Analisis Data

Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) digunakan untuk menganalisis data dan merancang rencana strategis penerapan lampu LED pada perikanan bagan petepete. Analisis matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana hasil identifikasi dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan analisis IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (E.xternal Factor Analysis Summary). Langkah-langkah melakukan analisis SWOT (Rangkuti 2002) adalah:

1) Pembobotan dengan analisis SWOT.

a Menentukan faktor-faktor kelemahan dan kekuatan, serta faktor peluang dan ancaman.

b Memberi bobot pada masing-masing faktor dengan skala mulai dari 1.00 (paling penting) sampai 0.00 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategis agresif.

Jumlah total skor tidak boleh lebih dari 1.00

c Memberi nilai (rating) untuk masing-masing faktor dengan menggunakan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah rata-rata).

d Mengalikan bobot dengan rating untuk menentukan skor tiap-tiap faktor.

e Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan.

2) Berdasarkan total skor dari masing-masing kriteria SWOT, digunakan dalam penggambaran posisi pada matriks SWOT.

Matriks SWOT yang dikembangkan dari penilaian kriteria dalam pengembangan perikanan bagan petepete dengan menggunkan lampu LED

dijadikan acuan penempatan kuadran. Nilai absis (x) dan ordinat (y) dicari, maka titik kuadran pengembangan perikanan bagan petepete dengan lampu LED dapat ditentukan (Gambar 58).

Sumber data: Rangkuti (2002)

Gambar 58 Diagran analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats

Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas berbagai peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi nelayan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks SWOT ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi. Alternatif strategi inilah yang dapat digunakan untuk mengembangkan perikanan bagan petepete menggunakan lampu LED (Tabel 35).

Tabel 35 Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats

IFAS EFAS Strengths (S) Faktor-faktor kekuatan internal ditentukan Weaknesses (W) Faktor-faktor kelemahan internal ditentukan Opportunities (O) Faktor-faktor peluang eksternal ditentukan Strategi SO Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Faktor-faktor ancaman eksternal ditentukan Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi ST Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Sumber: Rangkuti (2002)

Empat alternatif strategi yang dihasilkan matriks SWOT adalah:

1) Strategi SO, Strategi dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memperoleh peluang yang sebesar-besarnya.

2) Strategi ST, merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

3) Strategi WO, strategi ini memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan.

4) Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Hasil Identifikasi Komponen SWOT

Identifikasi faktor-faktor komponen SWOT untuk menghasilkan strategi penerapan lampu LED pada perikanan bagan petepete mengacu pada hasil survei lapang dan wawancara dengan orang-orang yang terkait dengan penerapan lampu LED. Hasil identifikasi komponen faktor-faktor SWOT disajikan pada Tabel 36.

Tabel 36 Hasil identifikasi komponen dan faktor-faktor SWOT

Komponen Faktor-faktor SWOT

KEKUATAN  Daya tahan lama

 Hemat energi

 Dapat diredupkan sesuai kebutuhan pencahayaan

 Tersedia dalam beberapa warna

 Ramah lingkungan

 Dapat menembus perairan lebih dalam dan jauh

 Tersedia dalam beberapa model

KELEMAHAN  Lampu LED dapat membahayakan mata bila memandang langsung sumber lampu LED untuk waktu lama

 Harga mahal

 Belum tersedia di pasar lokal PELUANG

 Keselamatan kerja tinggi, karena LED kedap air (Pabrikasi)

 Spesifikasi genset bisa lebih kecil, lebih murah

 Spesifikasi perkabelan lebih kecil, lebih murah

 Harga LED cenderung semakin murah

 Biaya operasional lebih murah

 Mendukung Permen Kelautan dan Perikanan No.42/PERMEN-KP/2014 tentang Perubahan keempat atas peraturan Permen No. Per 02/MEN/2011 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia

ANCAMAN

 Belum diproduksi di Indonesia

 Belum bayak nelayan mengenal lampu LED sebagai FAD

 Bila ada kerusakan sulit di perbaiki

Matriks Internal/Eksternal Factor Analysis Summary

Identifikasi Internal Factor Analysis Summary adalah kekuatan-kelemahan dan Eksternal Factor Analysis Summary adalahpeluang-ancaman berdasarkan data dan informasi di lapangan serta rujukan beberapa sumber terkait yang berhubungan

dengan penerapan lampu LED pada perikanan bagan petepete ditunjukkan pada Tabel 37 dan 38.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, posisi atau dari faktor internal dan eksternal terdapat pada titik (1.45;1.56) yang berarti mendukung strategi agresif atau growth oriented strategy (Gambar 59) yang berarti pengoptimalan penerapan lampu LED pada bagan petepete. Akan tetapi, fokus strategi ini juga harus mengakomodir strategi-strategi di kuadran lain guna mencapai pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan.

Gambar 59 Diagram penentuan matriks grand strategi Tabel 37 Matriks Internal Factor Analysis Summary

Komponen Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Skor

KEKUATAN Daya tahan lama 0.13 4 0.52

 Hemat energi 0.11 4 0.44

Dapat diredupkan sesuai kebutuhan pencahayaan

0.05 3 0.15

Tersedia dalam beberapa warna 0.04 3 0.12

Ramah lingkungan 0.07 4 0.28

Dapat menembus perairan lebih dalam dan jauh

0.08 3 0.24

Tersedia dalam beberapa model 0.03 2 0.06 KELEMAHAN Lampu LED dapat membahayakan

mata bila memandang langsung sumber lampu LED untuk waktu lama

0.06 2 0.12

Harga mahal 0.07 2 0.14

Belum tersedia di pasar lokal 0.1 1 0.1

Tabel 38 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary

Komponen Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating Skor PELUANG

Keselamatan kerja tinggi, lampu LED

pabrikasi water resistace 0.07 4 0.28

Spesifikasi genset bisa lebih kecil,

lebih murah 0.08 3 0.24

Spesifikasi perkabelan lebih kecil,

lebih murah 0.08 3 0.24

lampu LED setiap tahunnya semakin

murah harganya 0.1 4 0.4

Biaya operasional lebih murah 0.17 4 0.72

Mendukung Permen Kelautan dan Perikanan No.42/PERMEN-KP/2014 tentang Perubahan keempat atas peraturan Permen No. Per 02/MEN/2011 tentang jalur

penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah

pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia

0.14 4 0.56

ANCAMAN Belum di produksi di Indonesia 0.13 2 0.28

Belum bayak nelayan mengenal

lampu LED sebagai FAD 0.13 3 0.3

Bila ada kerusakan sulit di perbaiki 0.10 3 0.3

Jumlah 1 1.56

Analisis Perumusan Strategi SWOT

Strategi adopsi penggunaan alat bantu penangkapan lampu LED perikanan bagan petepete berkelanjutan berdasarkan hasil analisis SWOT disajikan pada Tabel 30 yang mencakup strategi berdasarkan kombinasi antar faktor, yaitu strategi SO (strengths-opportunities), strategi WO (weaknesses-opportunities), strategi ST (strengths-threaths) dan strategi WT (weaknesses-threaths).

Hasil analisis SWOT menghasilkan 9 strategi dan arah kebijakan penerapan lampu LED pada bagan petepete (Tabel 39 dan 40). Kesembilan strategi tersebut adalah: 1) Menetapkan lampu LED alat bantu efektif dan efisien untuk peningkatan produktifitas usaha bagan petepete; 2) Menetapkan lampu LED sebagai alat bantu ramah lingkungan dan berkelanjutan dan mendukung kebijakan pemerintah; 3) Melakukan introduksi lampu LED secara bertahap; 4) Meningkatkan pelatihan teknis kepada nelayan tentang penerapan lampu LED; 5) Mendorong koperasi nelayan untuk penyediaan lampu dan suku cadang lainnya; 6) Mendesain tata letak lampu LED yang di arahkan ke dalam perairan; 7) Memfasilitasi permodalan, dan teknologi dalam pengembangan lampu LED; 8) Memfasilitasi dan atau memberi bantuan nelayan pengadaan lampu LED; dan 9) Melakukan sosialisasi lampu LED kepada nelayan, lembaga pemerintah tekait dan LSM.

93 Tabel 39 Analisis strategi menggunakan matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats

IFAS

EFAS

Strengths (S) Weaknesses (W)

1 Daya tahan lama 2 Hemat energi

3 Dapat diredupkan sesuai kebutuhan pencahayaan 4 Tersedia dalam beberapa warna

5 Ramah lingkungan

6 Dapat menembus perairan lebih dalam dan jauh 7 Tersedia dalam beberapa model

1 Lampu LED dapat membahayakan mata bila memandang langsung sumber lampu LED untuk waktu lama 2 Harga mahal

3 Belum tersedia di pasar lokal

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO

1 Keselamatan kerja tinggi, karena LED water

resistace (Pabrikasi)

2 Spesifikasi genset bisa lebih kecil, lebih murah 3 Spesifikasi perkabelan lebih kecil, lebih murah 4 LED setiap tahunnya semakin murah harganya 5 Biaya operasional lebih murah

6 Mendukung Permen Kelautan dan Perikanan No.42/PERMEN-KP/2014 tentang Perubahan keempat atas peraturan Permen No. Per 02/MEN/2011 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia

1 Penerapan LED efektif dan efesien untuk peningkatan produktifitas usaha bagan petepete (S1, S2, S3, S4, S6, S7; O1, O2, O3, O4, O5)

2 Penerapan LED ramah lingkungan dan berkelanjutan dan mendukung kebijakan pemerintah (S2, S5; O1, O2, O6)

3 Arah pencahayaan lampu mudah diarahkan (W3; O1)

4 Memfasilitasi permodalan, dan teknologi dalam pengembangan LED (W2, W3; O4, O5)

5 Introduksi penerapan LED dilakukan secara bertahap (W2, W3; O4, O5)

Threats (T) Strategi ST Strategi WT

1 Belum di produksi di Indonesia 2 Belum dikenal nelayan

3 Bila terjadi kerusakan sulit di perbaiki

6 Meningkatkan pelatihan teknis kepada nelayan tentang penerapan LED (S3, S4, S5, S6,S7; T2, T3)

7 Mendorong koperasi nelayan untuk penyediaan lampu dan suku cadang lainnya (S1, S2, S4,S7; T1, T2, T3)

8 Memfasilitasi dan atau memberi bantuan nelayan pengadaan lampu LED (W2, W3; T1, T3)

9 Sosialisasi lampu LED dengan sistimatis secara formal dan non- formal (W3,T2)

94 Tabel 40 Strategi dan arah kebijakan penerapan lampu LED sebagai alat bantu penangkapan ikan

Strategi Arah Kebijakan Tujuan Program kerja Pelaksana

Menetapkan LED alat bantu efektif dan efesien untuk peningkatan produktifitas usaha bagan petepete

Pengembangan LED sebagai alat bantu efektif dan efesien untuk peningkatan produktifitas usaha bagan petepete

 Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan bagan petepete

 Menetapkan penggunaan alat bantu lampu pada alat tangkap bagan petepete

 Melakukan kajian kelayakan biologi, teknis, ekonomi dan sosial LED pada perikanan bagan petepete

 Melakukan pelatihan teknis penggunaan lampu LED pada bagan petepete

DKP, Bappeda

Kab/Prov, Perguruan Tinggi

Menetapkan LED sebagai alat bantu ramah lingkungan dan berkelanjutan dan mendukung kebijakan pemerintah

Pengembangan LED sebagai alat bantu ramah lingkungan dan berkelanjutan dan mendukung kebijakan pemerintah

Memilih LED sebagai alat bantu penangkaan ikan ramah lingkungan dan berkelanjutan dan mendukung kebijakan pemerintah

Menetapkan LED sebagai alat bantu penangkapan ikan ramah lingkungan dan berkelanjutan dan mendukung kebijakan pemerintah

DKP, Bappeda

Kab/Prov,

Melakukan introduksi LED dilakukan secara bertahap

Introduksi LED di bagan petepete secara bertahap

Mempercepat introduksi LED kepada masyarakat sebagai alat bantu penangkapan ikan

Meningkatkan sosialisasi tentang LED senbagai alat bantu yang efektif dan efisien

DKP, Bappeda

Kab/Prov, Perguruan Tinggi Meningkatkan pelatihan teknis

kepada nelayan tentang penggunaan LED

Melakukan pelatihan teknis kepada nelayan tentang penggunaan LED

Meningkatkan pengetahuan nelayan tentang penerapan lampu LED

Melakukan diskusi bersama nelayan secara rutin tentang penerapan LED

DKP, Bappeda

Kab/Prov, Perguruan Tinggi Mendorong koperasi nelayan untuk

penyediaan lampu dan suku cadang lainnya

Memberikan dukungan koperasi nelayan untuk penyediaan lampu dan suku cadang lainnya

Memfasilitasi penyediaan LED dan suku cadangnya sebagai alat bantu penangkapan ikan

Memberikan bantuan modal ke koperasi agar dapat menyediakan lampu LED dan suku cadangnya

DKP, Bappeda

Kab/Prov, Mendesain tata letak LED yang di

arahkan ke dalam perairan

Meneliti tata letak LED yang digunakan di abgan petepete

Menerapkan hasil penelitian tentang tata letak lampu LED agar lebih efektif dan efisien menarik kawanan ikan

Melakukan kajian tentang tata letak lampu LED pada proses penangkapan

DKP, Bappeda

Kab/Prov, Perguruan Tinggi Memfasilitasi permodalan, dan

teknologi dalam pengembangan LED

Membantu permodalan, dan teknologi dalam pengembangan LED

Memberikan kemudahan kepada nelayan dalam memperoleh kredit pengadaan LED

Melakukan kerjasama dengan koperasi dan bank untuk mempermudah memperoleh kredit usaha pengadaan LED

DKP, Bappeda

Kab/Prov,

Memfasilitasi dan atau memberi bantuan nelayan pengadaan lampu LED

Membantu dan memberi bantuan nelayan pengadaan lampu LED

Memberikan bantuan bergulir agar nelayan dapat mengitroduksi LED dengan cepat

Memberikan insentif kepada nelayan yang akan dan telah menerapkan LED

DKP, Bappeda

Kab/Prov, Melakukan sosialisasi lampu LED

kepada nelayan, lembaga pemerintah tekait dan LSM

Mempercepat alih teknologi lampu LED sebagai salah satu alat bantu penangkapan ikan yang lebih efektif dan efisien

Memperkenalkan lampu LED sebagai salah satu alat bantu penangkapan ikan yang lebih efektif dan efisien

Membuat brosur, banner,koran, leaflet

tentang kelebihan lampu LED pada perikanan light fishing

DKP, Bappeda

Kab/Prov, Perguruan Tinggi

Pembahasan Identifikasi Komponen SWOT

Hasil identifikasi komponen dan faktor-faktor SWOT kebijakan strategi penerapan lampu LED pada perikanan bagan petepete yang telah diuraikan, maka secara detail dijelaskan sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strength)

Penggunaan lampu LED pada perikanan bagan petepete, mempunyai daya tahan yang lebih lama. Koswara (2011b) mengatakan bahwa umur lampu LED minimal 50 000-10 0000 jam, memberikan dampak positif kepada nelayan karena bisa efektif dan efisien. Lampu LED juga hemat energi karena hampir 99 persen energi listrik diubah menjadi photon yang menghasilkan cahaya. Hampir tidak ada energi listrik yang dijadikan bentuk energi lainnya. Saat pengoperasian (setting)

bagan petepete, dibutuhkan cahaya tinggi, dan menjelang penarikan (hauling)

pencahayaan diredupkan. Lampu LED dapat diredupkan (dimming) tanpa mengalami perubahan warna cahaya. Bandingkan dengan lampu pijar yang dapat diredupkan tetapi warna cahaya berubah kekuning-kuningan sedangkan lampu tube luminescent (TL) dan compact fluorescence (CF) bahkan tidak bisa diredupkan. Lampu LED tersedia dalam beberapa warna, sehingga lampu yang mempunyai panjang gelombang pendek dapat digunakan untuk menarik perhatian kawanan ikan yang jaraknya jauh, walaupun masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Lampu LED termasuk jenis lampu yang ramah lingkungan oleh karena lampu LED tidak mengandung bahan logam berat seperti pada lampu konvensional sehingga sangat ramah lingkungan.

Keberadaan ikan di dalam perairan terdistribusi secara vertikal maupun horisontal pada perairan yang dalam dan luas. Penggunaan lampu LED dapat menembus perairan lebih dalam dan jauh sehingga ikan-ikan dapat tertarik untuk berkumpul di sekitar lampu, relatif lebih aman karena tahan air (pabrikasi), aman pada saat cuaca buruk, dan nelayan dapat memilih berbagai model lampu LED karena tersedia dalam beberapa model seperti model tiang yang banyak digunakan dalam perikanan tangkap di Jepang dan model satuan banyak digunakan dalam perikanan tangkap di Indonesia. Penelitian tentang model lampu LED yang sesuai pada perikanan bagan petepete perlu terus dilakukan.

2. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan lampu LED yaitu dapat membahayakan mata bila memandang langsung sumber lampu LED untuk waktu lama. Kelemahan lain dari lampu LED adalah harga LED relatif mahal bila dibandingkan dengan lampu merkuri, akibatnya sulit dijangkau oleh nelayan apalagi dibeli dalam jumlah banyak. Kelemahan ini dapat diatasi dengan mengganti lampu LED secara bertahap.

Lampu LED yang mempunyai daya di atas 50 watt merupakan jenis lampu yang hanya dijual pada tempat-tempat tertentu, terbatas, dan belum tersedia di pasar lokal. Keadaan ini merupakan kelemahan lampu LED dalam penerapannya karena nelayan menganggap jika terjadi kerusakan susah untuk membeli atau mengganti komponen lampu LED yang baru. Kelemahan ini akan teratasi dengan sendirinya seiring dengan semakin meningkatkan permintaan lampu LED di pasaran.

3. Peluang (Opportunities)

Nelayan yang pernah memakai lampu LED senang menggunakannya karena desainnya sesuai kebutuhan nelayan, dapat memakai genset dengan kapasitas lebih kecil, biaya operasional lebih rendah, spesifikasi perkabelan lebih kecil sehingga harga dapat lebih murah, setiap tahun harga lampu LED semakin murah dan tersedia berbagai macam model dan warna. Kondisi ini memberikan suatu peluang yang besar bagi nelayan dalam penerapan lampu LED.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.42/PERMEN-KP/2014 tentang perubahan keempat atas peraturan Permen No. Per 02/MEN/2011 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Salah satu yang dijelaskan dalam Permen ini adalah pembatasan jumlah daya listrik dalam penggunaan alat bantu cahaya pada penangkapan ikan, jumlah daya yang diperbolehkan bagi nelayan bagan hanya sebesar 2000 watt, sementara nelayan sekarang umumnya menggunakan daya sebesar 10 000 watt.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman penerapan lampu LED karena belum di produksi di Indonesia, belum dikenal masyarakat khususnya di bidang penangkapan ikan, dan bila ada kerusakan sulit di perbaiki. Lampu LED merupakan lampu yang belum banyak dikenal oleh nelayan dan tempat-tempat penjualan lampu belum menyediakan lampu LED dengan daya di atas 50 watt. Ancaman lain dari lampu LED adalah jika terjadi kerusakan maka sulit untuk melakukan perbaikan. Perbaikan hanya dapat dilakukan dengan langsung menggati komponen-komponennya seperti unit rangkaian lampu maupun trafonya.

Matriks Internal/Eksternal Factor Analysis Summary

Strategi penerapan alat bantu penangkapan ikan (lampu LED) bagan petepete diperoleh berdasarkan perhitungan faktor lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal merupakan semua kondisi dan faktor yang ada dalam lampu LED (mencakup bahan, daya tahan, dan spesifikasi). Hasil analisis matriks Internal Factor Analysis Summary mencakup komponen SWOT yakni kekuatan-kelemahan berdasarkan bobot dan rating diperoleh nilai titik diagram matriks 1,45. Lingkungan eksternal adalah semua kondisi dan faktor yang berada di luar yang dapat dipengaruhi oleh lampu LED yang mungkin dapat dijadikan sebagai peluang dalam mengembangkan alat bantu penangkapan atau sebaliknya menjadi ancaman bagi pengelolaan perikanan tangkap. Hasil analisis matriks Eksternal Factor Analysis Summary mencakup komponen SWOT yakni peluang-ancaman berdasarkan bobot dan rating sehingga diperoleh nilai titik diagram matriks 1,56.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, posisi kebijakan perikanan tangkap di daerah penelitian berada pada kuadran pertama (1,45;1,56) yang berarti mendukung strategi agresif atau growth oriented strategy (Gambar 59) yang berarti strategi penerapan bagan petepete yang menggunakan alat bantu penangkapan lampu LED di perairan Kabupaten Barru Sulawesi Selatan mendukung penerapan lampu LED sebagai pemikat ikan pada perikanan light fishing di Sulawesi Selatan atau dengan kata lain mengganti lampu merkuri dengan lampu LED. Fokus strategi harus mengakomodir strategi-strategi di kuadran lain untuk mencapai penerapan alat bantu penangkapan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Strategi Penerapan Perikanan Bagan Petepete dengan Alat Bantu Lampu

Dokumen terkait