• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI MELALUI PENERAPAN

2. Strategi Penerapan Tata Tertib Pondok Pesantren

Menurut Syaiful Djamarah, Strategi merupakan sebuah cara atau sebuah metode, sedangkan secara umum strategi memiliki pengertian garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan.93 Pendapat ini mengandung pengertian bahwa strategi merupakan cara atau langkah-langkah yang digunakan organisasi atau lembaga untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ada.

93 Syaiful Bahri Djamaroh, Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2002), h.5.

Dalam menerapkan tata tertib agar dapat terlaksana dengan baik dan lancar, maka diperlukan strategi yang tepat dalam penerapannya. Menurut Eka Prihatinm Strategi yang harus dijalankan dalam menerapkan tata tertib sekolah dan menurut penulis juga bisa digunakan di pondok pesantren Adalah :

1) Berilah Penghargaan pada guru, pengurus dan santri yang berprilaku disiplin, baik secara perorangan atau kelompok. Penghargaan dapat berupa piagam atau diumumkan dalam suatu acara tertentu atau yang lainnya.

2) Tumbuhkan lingkungan yang saling menghargai sesuai dengan budaya setempat misalnya : jika memberi kritik, kritik prilakunya dan bukan orangnya, fokuskan pada kerjasama dan kompetensi yang sehat dan hindari kata-kata kasar dan hukuman fisik

3) Bangunlah rasa kepedulian dan kebersamaan di pondok pesantren, dengan meyakinkan semua pihak bahwa pondok pesantren milik bersama, sehingga baik dan buruknya spondok pesantren, termasuk disiplin merupakan tanggung jawab semua pihak.

4) Ikut sertakan orang tua santri, sehingga mereka dapat mendorong anaknya untuk berprilaku disiplin, baik di sekolah maupun di rumah. Dengan keikutsertaan ini, orang tua tidak akan kaget jika ternyata anaknya mendapat sanksi dari pondok pesantren.

5) Ikut sertakan perwakilan kamar, seringkali santri lebih mudah menerima jika diingatkan oleh teman sendiri. Dengan melibatkan perwakilan kamar diharapkan akan terjadi mekanisme saling mengingatkan antar santri.

6) Hindarkan pondok pesantren dari ancaman pihak luar, agar santri merasa aman di pondok pesantren. Untuk itu periksa situasi lingkungan pondok pesantren dan temukan dimana kemungkinan terjadi gangguan.

7) Siapkan prosedur yang harus ditempuh jika ada keadaan darurat dan bila perlu keadaan tersebut dilaporkan k pihak yangberwajib.

8) Buatlah daftar santri yang bermasalah (Peta Santri) agar mereka memperoleh pembinaan khusus.

9) Lakukan evaluasi tentang pelaksanaan kedisiplinan melalui pertemuan warga sekolah.94

Dari uraian diatas memberikan gambaran bahwa dalam membuat langkah-langkah yang diterapkan agar seluruh warga pondok pesantren dapat tertib dan disiplin dalam bertingkah laku perlu adanya reward atau penghargaan bagi warga pondok pesantren yang disiplin, baik dalam bentuk materi maupun non materi seprti piagam dan pujian serta adanya punishment atau hukuman bagi warga pondok pesantren yang melanggar tata tertib yang disesuaikan dengan norma dan

94Prihatin, Manajemen Peserta ……. h. 98

kesepakatan. Sebaiknya punishment yang diberikan tidak berupa hukuman fisik yang dapat mempengaruhi kondisi psikologi santri.

Disamping itu, adanya sosialisasi kepada segenap warga pondok pesantren dengan membangun rasa peduli dan jiwa kebersamaan agar muncul rasa tangung jawab untuk memiliki kesadaran berdisiplin. Terlibat nya orang tua diperlukan terkait perkembangan prilaku santri ketika berada di rumah. Sehinga santri tidak hanya dituntut untuk disiplin di pondok pesantren tetapi juga memiliki kedisiplinan di rumah. Namun yang biasa terjadi adalah santri yang sudah lama berada dipondok pesantren dengan sendirinya sadar dan mandiri serta bersikap disiplin dirumah maupun dimanapun mereka berada.

Selain orang tua dan pengurus perwakilan atau beberapa santru dikamar juga ikut dilibatkan dalam strategi ini dimana perwakilan santri akan mengingatkan dan memantau prilaku temannya sehigga jika ada yang melanggar tata tertib akan mudah untuk diingatkan.

Penanggung jawab utama dalam penerapan tata tertib di pesantren adalah kepala pondok pesantren yang dibantu oleh pengurus pondok sehingga mereka yang terkait wajib memantau situasi yang ada di pondok pesantren baik secara intern maupun ekstern untuk mencegah adanya gangguan atau ancaman dari pihak dalam maupun luar pondok pesantren. Untuk itu perlu adanya kerjasama antara kepala pondok pesantren, warga pondok pesantren, orang tua wali, masyarakat, dan pihak berwajib untuk terus memantau perkembangan prilaku santri agar tidak melakukan penyimpangan.

Dengan melihat hal ini pihak pondok pesantren harusnya memiliki buku khusus berisikan catatan dan segala kejadian yang dilakukan oleh santri nya. Entah itu berupa kejadian perilaku yang menyimpang maupun berupa prestasi diri santri. Dengan buku khusus tersebut kejadian prilaku menyimpang santri dijadikan sebuah skema perkembangan setiap santri sehingga santri yang memiliki kasus pelanggaran tata tertib pondok pesantren akan mendapatkan pembinaan yang khusus dari pengurus pondok pesantren.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul yang dikemukakan, yakni “Pembentukan Akhlak Santri melalui Penerapan Tata Tertib di Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik”, maka pendekatan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif deskriptif yang berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.

Penelitian kualitatif menurut Boy and Tailor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.1 Penelitian kualitatif ini di gunakan karena beberapa pertimbangan antaralain: pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak, kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman, pengeruh bersama dan terhadap pola-pola yang dihadapi.

Hal ini sesuai dengan definisi penelitian kualitatif yang disampaikan oleh Mc Millan dan Schumacer yaitu: inquiry in which researchers collect

data in face to face situation by interacting with selecting people in their

setting (field research).2

Kemudian metode deskriptif, penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada fenomena yang terjadi saat ini, berusaha untuk melukiska dan mengklasifikasikan fakta/karakteristik fenomena tersebut secara faktual dan cermat.

Dalam hal ini pelaksanaan penelitian dan pengkajiannya didasarkan pada proses pencarian data secara lengkap untuk selanjutnya data tersebut disajikan secara deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis ataupun lisan.

Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa dan bagaimana suatu keadaan (fenomena, kejadian) dan melaporkannya sebagai-mana adanya. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan kondisi- kondisi yang selama ini terjadi atau ada.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Bahwa dalam penelitian ini sebagai Subyeknya adalah peneliti sendiri, karena dalam penelitian jenis kualitatif kehadiran peneliti sebagai instrument adalah mutlak di perlukan. Peran peneliti disini adalah sebagai partisipan penuh atau bisa juga sebagai pengamat, partisipan dan kehadiran peneliti

2 James H. Milan And Sally Schmacer. Research In Education : A Conceptual Introduction

adalah diketahui sebagai peneliti. Karena peneliti merupakan perencana, pelaksana dan pengumpul data, menganalisa data dan pada akhirnya peneliti sebagai pelapor hasil penelitian.

Dalam kegiatan penelitian ini,untuk menentukan lokasi digunakan dengan mempertimbangkan berbagai hal, yaitu dari segi ekonomi maupun dari segi kualitas lokasi yang diteliti, yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah Asrama Santri Putra Pondok Pesantren Qomaruddin Desa Sampurnan Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik.

C. Tahap-Tahap penelitian

Prosedur penelitian yang peneliti lakukan meliputi : 1. Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan, pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah : a. Pengajuan judul proposal kepada Prodi, dalam hal ini Prodi

Pendidikan Agama Islam Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya

b. Konsultasi proposal kepada dosen pembimbing.

c. Melakukan kegiatan pustaka yang sesuai dengan judul penelitian. d. Menyusun metodologi penelitian

e. Mendatangi lokasi penelitian sebagai persetujuan sebelum penelitian dalam ini pada Kepala Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik

f. Mengurus surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya kemudian kepada Kepala Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :

a. Melakukan wawancara kepada subyek penelitian dalam hal ini kepada kepala Pondok Pesantren dan Pengurus Asrama, dewan asatidz, keamanan pondok pesantren.

b. Menggali data untuk menunjang penelitian melalui dokumen yang diperlukan

c. Mengelola data dengan cara yang telah diperoleh dari hasil penelitian dengan analisis data yang telah ditetapkan.

3. Tahap Penyelesaian.

Tahap penyelesaian, kegiatan yang dilakukan dalam penyelesaian meliputi :

a. Menyusun kerangka laporan

b. Menyusun laporan hasil penelitian dengan konsultasi kepada dosen pembimbing

c. Ujian pertanggung-jawaban di depan dosen penguji

d. Pengadaan dan penyampaian hasil laporan penelitian kepada pihak yang berwenang dan berkepentingan.

Untuk mempermudah dalam memahami pelaksanaan penelitiaan, perhatikan tabel berikut :

Tabel 1

Pelaksanaan Penelitian di Pondok Pesantren Qomaruddin

No Kegiatan Waktu Desember 2016 Februari 2017 Maret 2017 April 2017 Mei 2017 1 Penyerahan Surat Bimbingan Skripsi 2 Observasi Awal

3 Penyerahan Surat Izin

4 Wawancara Kepala Pondok Pesantren 5 Wawancara Pengurus Asrama 6 Wawancara Keamanan Pondok Pesantren 7 Wawancara Dewan Asatidz 8 Wawancara Santri 9 Observasi Pelaksanaan

Tata Tertib Pesantren

10 Observasi Tingkah Laku

dan Perilaku Santri

11 Mencari dan Mengumpulkan Studi dokumentasi 12 Pembuatan Laporan

D. Jenis Data dan Sumber Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut Sugiono data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat, skema, dan gambar dan tidak berupa angka-angka, yang menyangkut sejarah perusahaan atau lembaga, struktur organisasi atau hasil wawancara terhadap obyek penelitian berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan. Adapun sumber data adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber penelitian. Dalam hal ini data yang dimaksudkan adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan pihak pengurus atau ustadz maupun kepala Ponpes mengenai bagaimana pelaksanaan Pembentukan akhlak di Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik. 2. Data Sekunder

Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Adapun data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa dokumen-dokumen Pondok Pesantren, literatur maupun informansi lain tentang visi, misi, dan tujuan serta struktur organisasi serta catatan lain mengenai tata tertib yang berlaku, pembentukan akhlak, macam-macam kegiatan, proses pembelajaran, materi serta lingkungan pesantren.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.3

Berdasarkan pengertian diatas, bahwa metode observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan jalan mengamati, kemudian melakukan pencatatan terhadap obyek yang diselidiki yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Dalam hal ini peneliti datang langsung ke lokasi dan melakukan pengamatan di tempat penelitian. Dan Teknik ini digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, perhatian, perilaku tak sadar, kebahasaan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di Pondok Pesantren Qomaruddin Bungah Gresik.

2. Metode wawancara (Interview)

Metode wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atu lebih bertatap muka

3 Tatang M Amrin, Menyusun Rencana Penelitian,(Jakaerta:Raja Grafindo Persada, 1990), h. 93

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.4

Dalam teknik wawancara ini instrumen yang digunakan sebagai pengumpulan data berupa pedoman wawancara yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang sistematis dan terarah dengan bantuan Hp / Smartphone. Pedoman yang dimaksud adalah bentuk-bentuk pertanyaan yang digunakan baik yang telah dirumuskan sebelumnya maupun yang belum. Metode ini digunakan peneliti dalam mencari data secara langsung dengan obyek penelitian guna mencari informasi yang dibutuhkan terutama hal-hal yang berkenaan dengan Pembentukan Akhlak di Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik. Adapun sumber informasinya adalah kepala pondok pesantren, pengurus asrama, keamanan pondok pesantren, dewan asatidz, santri.

Tabel 2

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Narasumber Dimensi Indikator

1. Kepala Pondok Pesantren 2. Pengurus Asrama Penyusunan tata tertib di pondok pesantren

1. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan tata tertib Konten yang tertulis di dalam tata tertib

2. Kesesuaian rancangan tata tertib dengan visi, misi dan tujuan pondok pesantren

3. Cara pondok pesantren menyebarkan tata tertib

4 Chold Narko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2005), h. 83

Penerapan tata tertib di

pondok pesantren

4. Cara membangun tanggung jawab warga pondok

pesantren dalam mentaati tata tertib

5. Cara pondok pesantren mengikut sertakan orangtua wali santri dalam pelaksanaan tata tertib

6. Peran pengurus asrama dalam pelaksanaan tata tertib

7. Tindakan pondok pesantren dalam mengatasi

pelanggaran tata tertib

8. Kerjasama pondok pesantren dengan pihak berwajib 9. Instrumen administrasi pelanggaran tata

10.Proses evaluasi tata Karakter

Disiplin Santri

11.Sikap dan tingkah laku siswa di pondok pesantren

3. Keamanan

Pondok Pesantren

Penyusunan

tata tertib 1. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan tata tertib Penerapan

tata tertib di pondok pesantren

2. Peran Keamanan Pondok Pesantren dalam penerapan tata tertib

3. Kerjasama pondok pesantren dengan pihak berwajib 4. Upaya keamanan ponpes mengani pelanggaran tata

tertib

5. Ketentuan busana pondok pesantren 6. Tata tertib yang menjadi kebanggaan 7. Tata tertib yang harus ditingkatkan Karakter

Disiplin Santri

8. Sikap dan tingkah laku di pondok pesantren

4. Dewan

Asatidz

Penyusunan

Penerapan tata tertib di

pondok pesantren

2. Peran Dewan Asatidz dalam penerapan tata tertib

3. Tindakan pondok pesantren dalam menangani

pelanggaran tata tertib

4. Kerjasama pondok pesantren dengan pihak berwajib 5. Kendala dalam penerapan tata tertib

Karakter Disiplin Santri

6. Sikap dan tingkah laku santri di pondok pesantren

5. Santri Penerapan

Tata tertib di Pondok Pesantren

1. Pandangan mengenai tata tertib di pondok pesantren 2. Pengenalan tata tertib

3. Sikap dan tingkah laku santri di pondok pesantren 4. Pelanggaran tata tertib

5. Tindakan pondok pesantren dalam menangani

pelanggaran tata tertib

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti akan meminta pada bagian Administrasi Pondok Pesantren mengenai sejarah Pondok Pesantren,, tujuan, visi, misi, kebijakan mutu, jadwal kegiatan serta dokumen lain yang diperlukan.

F. Teknik Analisis Data

Suatu langkah yang penting setelah data terkumpul adalah analisis data, sebab dengan menganalisis data tersebut akan mendapatkan gambaran

yang jelas tentang keadaan obyek dan hasil dari penelitian. Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, peneliti ini menggunakan tehnik analisis diskriptif kualitatif.

Dalam hal ini berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut katagori untuk memperoleh kesimpulan.

Untuk menganalisa data yang telah diperoleh melalui observasi, interview dan dokumentasi maka penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik.

Mendeskripsikan data kualitatif adalah dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden. Metode penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis atau metode statistik.

Seperti telah disebutkan diatas penelitian kualitatif tidak terlepas dari penemuan data kuantitatif. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Menganalisis data dilapangan.

Yaitu analisis yang dikerjakan selama pengumpulan data berlangsung dan dikerjakan terus-menerus hingga penyusunan laporan penelitian selesai. Sebagai langkah awal, data yang merupakan hasil

wawancara terpimpin pengurus asrama maupun ustadz dan kepala pondok pesantren, dipilah-pilah dan difokuskan sesuai dengan fokus penelitian dan masalah yang terkandung didalamnya bersamaan dengan pemilihan data tersebut, peneliti memburu data baru.

2. Menganalisis data yang telah terkumpul atau data yang baru diperoleh. Data ini dianalisis dengan cara membandingkan dengan data-data yang terdahulu. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan analisis.

b. Merencanakan tahapan pengumpulan data dengan hasil pengamatan sebelumnya.

c. Menggali sumber-sumber perpustakaan yang relevan selama

penelitian berlangsung. 3. Pembuatan Laporan

Setelah proses pengumpulan data selesai, maka peneliti membuat laporan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan membuat gambaran (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Adapun tujuan dari metode deskriptif ini adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala-gejala yang ada.

b. Mengidentifikasi masalah dengan memeriksa data-data yang memperlihatkan kondisi.

c. Melakukan evaluasi

d. Reduksi Data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ”kasar”

yang muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan. Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan, menggolongkan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik.

e. Penyajian data, yaitu mengumpulkan data atau informasi secara tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

f. Menarik kesimpulan

G. Teknik Keabsahan Data

Ada beberapa teknik keabsahan data yang dirumuskan oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodelogi Penelitian Kualitatif. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan teknik keabsahan yang sesuai dengan konteks penelitian dan pernah dilakukan oleh peneliti dalam rangka penyempurnaan hasil penelitian. Berikut ini akan dijelaskan teknik keabsahan data yang digunakan peneliti dalam pembahasan penelitian ini, yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutseraan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi

memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Dalam konteks ini, upaya untuk menggali data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian, peneliti selalu ikut serta dengan informan utama dalam upaya menggali informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian.5

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri- ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan/isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Dalam konteks ini, peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun sebelum mengambil pembatasan penelitian. Kemudian peneliti menemukan masalah yang menarik untuk dicedah, yaitu masalah bagaimana pembentukan akhlak santri melalui penerapan tata tertib di Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik..

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan/ sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzim (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Dalam konteks ini, upaya penggalian data yang dilakukan oleh peneliti dalam pengecekan data yaitu dengan menggunakan sumber data primer maupun sekunder. Sumber data primer berupa hasil wawancara, sedangkan sumber data sekunder berupa buku dan dokumentasi. Metode yang digunakan peneliti dalam pemeriksaan keabsahan data ialah metode diskriptif kualitatif. Artinya setelah data berhasil dikumpulkan, kemudian peneliti melakukan analisis yang didukung dengan referensi/literatur yang ada, yang disusun secara sistematis dan argumentatif. Setelah itu yang dilakukan peneliti adalah membandingkan/mengorelasikan hasil penelitian dengan teori yang ada. Hal ini dilakukan untuk mencari perbandingan/hubungan antara hasil penelitian dengan teori yang ada.

4. Pemeriksaan Melalui Diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspor hasil sementara/ hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik.

Dalam konteks ini, upaya untuk melakukan sosialisasi dan penyempurnaan hasil penelitian, peneliti melakukan diskusi dengan didampingi oleh Dosen Pembimbing Penelitian. Hal ini dilakukan dengan maksud agar hasil penelitian nantinya dapat menjadi lebih baik.

91

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Letak Geografis Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik

Pondok Pesantren Qomaruddin terletak di Dusun Sampurnan, Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. Dari pusat kota Gresik lebih kurang 17 km menuju ke utara. Tepatnya, 200 m sebelah barat Kantor Kecamatan Bungah Gresik. Wilayah Kecamatan Bungah merupakan daerah konsentrasi pondok pesantren dan pendidikan umum di wilayah kabupaten Gresik belahan utara.

Di desa Bungah selain Pondok Pesantren Qomaruddin juga terdapat pondok pesantren – pondok pesantren lain. Di antaranya ialah; Pondok Pesantren Al-Ishlah, Asrama Pesantren Ta’limul Qur-an, Pondok Pesantren An-Nafi’iyah, dan Pondok Pesantren Baiturrahman. Keempat pesantren tersebut masih dalam satu jalinan keluarga dengan Pondok Pesantren Qomaruddin, yang berdiri sendiri-sendiri secara otonom, baik dalam pengelolaan ke dalam maupun urusan ke luar. Selain itu, sebagian besar santri-santri keempat pesantren tersebut mengikuti kegiatan pendidikan formal di Pondok Pesantren Qomaruddin, kecuali Pondok

Al-Ishlah yang telah mengembangkan diri dengan membuka pendidikan formal di lokasi sebelah utara sejak tahun 2010.1

2. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik

Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah didirikan oleh Kiai Qomaruddin. Bagaimana dan mengapa Kiai Qomaruddin mendirikan Pondok Pesantren di Sampurnan Bungah?. Pada awalnya beliau mendirikan pesantren di Desa Kanugrahan (dekat Pringgoboyo), Kecamatan Meduran, Kabupaten Lamongan. Pesantren yang didirikan itu

Dokumen terkait