• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Agroindustri

VIII. RANCANGAN IMPLEMENTASI

8.3.4. Strategi Pengembangan Agroindustri

Strategi pengembangan yang terpilih berdasarkan analisis strategi pengembangan adalah menjalin kerjasama dengan instansi lain sebagai pemasok bahan baku. Hal ini perlu dilakukan mengingat karakteristik manggis yang bersifat musiman yang terkadang memiliki bulan panen yang tidak menentu. Oleh karena itu, untuk menjamin pasokan bahan baku yang berpengaruh secara langsung terhadap produksi produk perlu dilakukan strategi tersebut.

8.4

TAHAPAN PENYESUAIAN IMPLEMENTASI DI DAERAH LAIN

Sistem penunjang keputusan perencanaan pengembangan agroindustri manggis ini sangat memungkinkan untuk dapat dikembangkan dan diimplementasikan di daerah lain mengingat masih banyak daerah lain yang memiliki sentra produksi manggis namun belum termanfaatkan sepenuhnya. Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan paket program mangosteen

1.0, yaitu:

1) Dilakukan identifikasi lokasi dan potensi manggis untuk mengetahui apakah lokasi tersebut layak untuk dijadikan lokasi agroindustri manggis dari segi pendekatan pasar dan bahan baku.

2) Dilakukan perubahan terhadap basis data lokasi yang sesuai daerah yang akan diverifikasi 3) Dilakukan survei terhadap pakar yang ada di daerah yang akan diimplementasikan agar keluaran

dari program sesuai dengan kondisi yang ada. Survei yang dilakukan meliputi penentuan produk, penentuan lokasi dan strategi pengembangannya.

8.5 VERIFIKASI PROGRAM

8.5.1. Kelebihan Model

Permodelan suatu sistem memiliki kelebihan dan kekurangan. Model mangosteen 1.0 memiliki kelebihan dalam implementasi antara lain dapat digunakan oleh lembaga keuangan dalam mengevaluasi kelayakan pembiayan usaha yang diajukan calon pengusaha xanthone manggis. Model ini dapat digunakan untuk membandingkan biaya pengirimian bahan baku manggis dari daerah sentra ke pabrik pengolahan manggis. Selain itu, model ini dapat digunakan pada daerah lain dengan cara mengganti basis data lokasi pada daerah yang ditentukan. Dalam model ini juga pengguna dibedakan menjadi dua macam yaitu pengguna umum (user) dengan tingkat akses yang berbeda. Pengguna administrator memiliki akses untuk memaipulasi data yang ada sedangkan pengguna umum tidak. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan data yang ada.

8.5.2. Kekurangan Model

Selain memiliki kelebihan model mangosteen 1.0 ini juga memiliki kekurangan antara lain model ini belum menyertakan analisis pemasaran atau prakiraan penjualan produk agroindustri, selain itu model dalam program ini belum dapat digunakan dalam membuat keputusan untuk agroindustri lain. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut dan dilakukan perubahan parameter-parameter untuk menjadikan program ini dapat digunakan untuk agroindustri lain.

71

IX.

PENUTUP

9.1

KESIMPULAN

Sistem penunjang keputusan perencanaan pengembangan agroindustri manggis menghasilkan output berupa pemodelan sistem yang bertujuan untuk membantu para investor atau pelaku industri manggis mendapatkan gambaran dan informasi yang akurat tentang prospek pengolahan manggis serta menentukan strategi yang tepat untuk pengembangan agroindustri manggis. Pemodelan sistem penunjang keputusan ini dirancang dalam suatu paket program mangosteen 1.0.

Paket program mangosteen 1.0 terdiri dari enam model analisis, yaitu model penentuan produk prospektif, model penentuan lokasi unggulan, model analisis sentra produksi, model analisis kelayakan finansial budidaya manggis, model analisis kelayakan finansial agroindustri manggis dan model strategi pengembangan agroindustri manggis.

Untuk memberikan informasi mengenai nilai tambah komoditas manggis dilakukan melalui analisis pada model penentuan produk prospektif dengan teknik MPE. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa produk olahan yang paling prospektif untuk dikembangkan ialah xanthone dengan nilai 782.

Hasil nilai perhitungan lokasi dengan metode MPE menunjukkan urutan prioritas produk prospektif Kecamatan Dramaga berada urutan pertama lokasi unggulan kemudian disusul oleh Kecamatan Ciampea diurutan kedua dan Kecamatan Ciomas pada urutan ketiga. Dari data tersebut diketahui bahwa kebanyakan kecamatan unggulan terpilih merupakan kecamatan yang berada di sektor barat Kabupaten Bogor. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya kecamatan penghasil manggis di daerah barat Kabupaten Bogor.

Analisis kelayakan usaha budidaya manggis untuk masa proyek 20 tahun menunjukkan hasil bahwa rata-rata keuntungan bersih per tahun sebesar Rp. 66.096.770, NPV sebesar Rp. 1.143.544.536, B/C Ratio sebesar 3,57, IRR sebesar 9,54% dengan PBP selama 12 tahun 5 bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kondisi normal usaha budidaya manggis layak untuk dijalankan.

Analisis Sentra Produksi digunakan untuk menganalisis sentra produksi manggis yang paling tepat untuk memberikan pasokan bahan baku manggis untuk diolah menjadi produk olahan. Dalam model ini kriteria pemilihan ditentukan oleh pengguna itu sendiri sehingga memberikan keleluasaan pada pengguna untuk menentukan daerah pemasok bahan baku sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Model ini melakukan pendekatan harga untuk pemilihan sentra pemasok terbaik. Daerah sentra terbaik ialah daerah dengan total biaya termurah sehingga dapat memperkecil biaya produksi. Model ini bersifat dinamis karena input dan ouputnya dapat selalu berubah dari waktu ke waktu.

Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Manggis menunjukkan kriteria kelayakan investasi. NPV-nya bernilai positif dengan nilai sebesar Rp 8.804.311.994. Nilai Internal Rate Ratio

(IRR) sebesar 52 %, Kemudian Pay Back Period (PBP) adalah 3 tahun 3 bulan atau lebih cepat dari umur proyek dan nilai Net B/C Ratio sebesar 2,76 atau lebih besar dari 1. Dari kriteria-kriteria kelayakan investasi dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Untuk menghasilkan strategi terbaik dalam pengembangan agroindustri manggis dilakukan dengan analisis dengan teknik AHP. Hasil analisis dengan teknik AHP pada model penentuan strategi menunjukkan bahwa strategi menjalin kerjasama dengan instansi lain sebagai pemasok bahan baku terpilih menjadi alternatif strategi dengan prioritas pertama untuk pendirian agroindustri manggis. Implementasinya yaitu dengan menjalin kerjasama dengan usaha atau mitra pemasok bahan baku agar pasokan bahan baku terjamin dengan kualitas yang terjaga.

72

9.2 SARAN

Diperlukan penelitian lebih lanjut pada strategi pengembangan dengan implementasi langsung antara kasus dengan strategi yang diterapkan. Hal ini dapat diwujudkan dengan pembuatan

expert system strategi pengembangan agroindustri manggis. Untuk penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini perlu dilakukan evaluasi yang lebih mendalam mengenai kriteria-kriteria yang mempengaruhi alternatif keputusan karena akan selalu terjadi perubahan kondisi dari waktu ke waktu yang berimbas pada sistem.

73

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Manggis. www.warintek.ristek.go.id/pertanian/manggis.pdf Ardhi M. 2010. Struktur Data.

[18 Februari 2011] http:// untaiankisah.web.id/wp-content/plugins/download.php?id=11

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2010. Kabupaten Bogor Dalam Angka. Bogor: BPS Kabupaten Bogor.

[20 Mei 2011]

Departemen Pertanian. 2007. Profil manggis di Indonesia. Direktorat Tanaman Buah, Dirjen Holtikultura.

Erfanto D. 2008. Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri Pepaya Gunung dengan Pembiayaan syariah [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Eriyatno 1999. Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. Bogor: IPB Press.

Fauzi A. 2011. Lima Metode Sorting dan Implementasinya dalam Bahasa C.

Gray C P Simanjuntak, LK Sabur, PFL Maspaitella, dan RGC Varley. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hartono AN. 2002. Model Sistem Manajemen Ahli Pengembangan Agroindustri Holtikultura di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Iswari K, Harnel, Afdi E dan Azman. 2007. Kajian Formulasi dan Pendugaan Umur Simpan Sirup Manggis. Makalah pada Prosiding Seminar Nasional Holtikultura, 17 Nopember 2007, Surakarta.

Iswari K dan Sudaryono T. 2007. 4 Jenis Olahan Manggis,Si Ratu Buah Dunia dari Sumbar.

Kadariah LK dan C Gray. 1999. Evaluasi Proyek : Analisis Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

[20 Februari 2011]

Kastaman R. 2007. Analisis Prospektif Pengembangan Produk Olahan Manggis dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani. Laporan Kajian pengembangan komoditi manggis. Kerjasama LPM UNPAD dengan Direktorat Jenderal P2HP Departemen pertanian.

Keen PGW dan MSS Morton. 1978. Decision Support System : An Organizational Perspective. Addison Wesley Pub. Co., USA.

Manning WA. 1984. How a Microcumputer Aids The Process. Journal Quality of Technology. dalam

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana. Indonesia.

Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. Bogor: IPB Press.

74

Nugroho A. 2002. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Bandung: Informatika.

Paramawati R. 2010. Dahsyatnya Manggis untuk Menumpas Penyakit. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.

Pebriyanthi, NE. 2010. Ektraksi Xanthone dari kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) dan Aplikasinya dalam bentuk sirup. [skripsi]. Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Qanytah. 2004. Kajian Perubahan Mutu Manggis dengan Perlakuan Pre-Cooling dan Penggunaan Giberelin Selama Penyimpanan. [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Petanian Bogor.

Reza M dan Wijaya, 2000. Pembibitan dan Budidaya Manggis. Jakarta: Penebar Swadaya Rukmana R. 1995. Budidaya Manggis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Saaty. 1993. Pengambilan keputusan bagi para pemimpin : Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dan Situasi yang Komplek. Terjemahan

Satuhu S. 1997. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Jakarta: Penebar Swadaya.

. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Setiadi, H. 2004. Sistem Penunjang Keputusan Invetasi Agroindustri Berbasis Daging Sapi di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sluis WG. 1985. Secoiridoids and Xanthones in The Genus Centaurium Hill (Gentianaceae)Drukkerij Elinkwijk bv, Utrecht, pp 109 –114

Suryadi K dan MA Ramdhani. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Susanto H. 2005. Kajian strategi pengembangan agribisnis buah manggis (Garcinia mangostana L) di Wilayah Agropolitan Kabupaten Bogor Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Susila DP. 2009. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pembangunan Agroindustri berbasis Lidah Buaya di Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sutojo S. 1993. Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Utami NW. 2008. Strategi Pengembangan Manggis (Garcinia mangostana L) di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Provinsi Sumatera Barat. [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Petanian Bogor.

75

LAMPIRAN

76

Lampiran 1. Petunjuk instalasi dan pemakaian program mangosteen 1.0

Dokumen terkait