• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. 6.2.4.2 Motivasi Wisatawan

I.5.3 Manajemen Strategis

I.5.4.3 Strategi Pengembangan Pariwisata

Strategi pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang, dan bertahap. Langkah pokok dalam strategi pengembangan kepariwisataan menurut Suwantoro, dalam jangka pendek dititikberatkan pada optimasi, terutama untuk:31

31 Gamal Suwantoro. Dasar-Dasar Pariwisata. (Yogyakarta : Andi Ofset, 2005), hal. 55

1. Memertajam dan memantapkan citra kepariwisataan; 2. Meningkatkan mutu tenaga kerja;

3. Meningkatkan mutu pengelolaan; 4. Memanfaatkan produk yang ada;

5. Memperbesar saham dari pasar pariwisata yang telah ada.

Dalam jangka menengah dititik-beratkan pada konsolidasi, terutama dalam:

1. Memantapkan ciri kepariwisataan Indonesia; 2. Mengkonsolidasikan kemampuan pengelolaan; 3. Mengembangkan dan diversifikasi produk; 4. Mengembangkan jumlah dan mutu tenaga kerja .

Dalam jangka panjang dititik-beratkan pada pengembangan dan penyebaran dalam:

1. Pengembangan kemampuan pengelolaan;

2. Pengembangan dan penyebaran produk dan pelayanan; 3. Pengembangan pasar pariwisata baru;

4. Pengembangan mutu dan jumlah tenaga kerja.

Menurut James J. Spillane suatu obyek wisata harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya, maka obyek wisata harus meliputi :32

32 James.J.Spillane .Pariwisata Indonesia : Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.

(Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal. 63-72

Atraksi merupakan pusat dari industri pariwisata. Menurut pengertiannya atraksi mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat tujuan wisata adalah untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhannya. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan adalah:

a) Keindahan alam b) Iklim dan cuaca c) Kebudayaan d) Sejarah e) Etnik

f) Aksesibilitas

2. Fasilitas

Fasilitas cenderung berorientasi pada atraksi disuatu lokasi karena fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang. Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan. Fasilitas juga harus sesuai dengan kualitas dan harga yang ditawarkan serta sesuai dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.

3. Infrastruktur

Atraksi dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas

tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :

1.Ketersediaan air

Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari.

2.Sumber listrik dan energi

Suatu pertimbangan yang penting adalah penawar tenaga energy yang tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak hours). Ini diperlukan supaya pelayanan yang ditawarkan terus menerus.

3.Jaringan komunikasi

Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa yang penuh dengan ketegangan, sebagian masih membutuhkan jasa-jasa telepon dan/atau telgram yang tersedia.

4.Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air

Kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan kira-kira 90 % dari permintaan akan air. Jaringan saluran harus didesain berdasarkan permintaan puncak atau permintaan maksimal.

5.Jasa-jasa kesehatan

Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktor-faktor geografis lokal.

6.Jalan-jalan/jalan raya

Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan : 1. Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta

2. Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan 3. Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah

4. Membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai dengan keadaan tanah

5. Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada pemandangan yang indah.

7.Transportasi

Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat menjadi semacam pedoman termasuk :

a. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan lokal ditempat tujuan harus tersedia untuk semua penumpang sebelum berangkat dari daerah asal.

b. Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas.

c. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara udara. d. Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan

pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan tarif.

e. Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon. f. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang.

g. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan pengangkutan lokal.

h. Peta kota harus tersedia bagi penumpang. 8. Hospitality (keramahtamahan)

Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal, maka kepastian akan jaminan keamanan dan kenyamanan sangatlah penting khususnya bagi wisatawan asing.

Salah satu model pengembangan pariwisata adalah pariwisata berbasis masyarakat. Pola pariwisata seperti ini bisa memberi berbagai keuntungan selain peningkatan pendapatan, dapat pula mendukung pembangunan berwawasan lingkungan hidup, pelestarian budaya lokal, pemberdayaan masyarakat, menambah sumber pendapatan masyarakat tanpa menciptakan ketergantungan pada satu usaha saja, dan pemerataan pendapatan di antara masyarakat. Pariwisata berbasis masyarakat adalah pengembangan pariwisata dengan tingkat keterlibatan masyarakat setempat yang tinggi dan dapat dipertanggung-jawabkan dari aspek sosial dan lingkungan hidup.

Salah satu harapan pariwisata berbasis masyarakat adalah agar pembagian keuntungan dari usaha pariwisata lebih banyak diterima langsung oleh masyarakat. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan pendekatan kerjasama antar para pihak termasuk pemerintah, masyarakat, usaha pariwisata, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta perguruan tinggi dan lembaga penelitian pada semua tahap. Untuk mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat, terutama pada tahap awal, pendampingan masyarakat dibutuhkan agar masyarakat terlibat dalam seluruh proses pengembangan milai dari tahap

perencanaan. Masyarakat merupakan pemain kunci dalam proses perencanaan dan pelaksanaan.33

Dari beberapa ulasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata berbasis masyarakat adalah pariwisata dimana masyarakat atau warga setempat

Pariwisata berbasis masyarakat adalah bentuk pembangunan pariwisata yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam kemandirian dan pengambilan keputusan. Pariwisata berbasis masyarakat merupakan kesempatan berharga dan penting untuk pemberdayaan masyarakat. Melalui keterlibatan masyarakat, keterampilan dan rasa percaya diri masyarakat akan semakin berkembang. Peningkatan pemberdayaan masyarakat tidak hanyamerupakan kunci keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat, tetapi untuk pembangunan masyarakat secara keseluruhan.

Pariwisata berbasis masyarakat sebagai sebuah pendekatan pemberdayaan yang melibatkan dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku penting dalam konteks paradigma baru pembangunan yakni pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development paradigm). Pariwisata berbasis masyarakat merupakan peluang untuk menggerakkan segenap potensi dan dinamika masyarakat, guna mengimbangi peran pelaku usaha pariwisata skala besar. Pariwisata berbasis masyarakat bukan berarti upaya kecil dan lokal semata, tetapi perlu diletakkan dalam konteks kerjasama masyarakat secara global.

memainkan peranan penting dan utama dalam pengambilan keputusan mempengaruhi dan memberi manfaat terhadap kehidupan dan lingkungan mereka.

Strategi pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; strategi pertama dengan merancang berbagai produk wisata seperti misalnya paket-paket wisata. Strategi kedua yaitu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kompetensi masyarakat dalam mengelola wisata.34

Menurut Sudarmo, analisis SWOT terdiri dari 4 faktor yaitu :

Dokumen terkait