• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan kuesioner dan wawancara yang dilakukan kepada pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran PT. XYZ dan pemilik perusahaan sejenis di daerah Karawang, dapat diidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan perusahaan dan pengembangan usaha Sapu di Karawang. Hasil identifikasi faktor-faktor internal didapatkan total skor pembobotan seperti tercantum dalam Lampiran 5. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategik internal, selanjutnya diberikan bobot serta rating untuk setiap faktor, maka dapat diperoleh total skor nilai seperti terlihat pada Tabel 18.

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan diakui sebagai faktor paling penting dalam kegiatan produksi dengan bobot 0,101 dan rating 4, sehingga skor nilai yang diperoleh 0,402. Mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan merupakan

kekuatan utama yang dimiliki. Faktor tersebut terkait dengan faktor sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri (skor nilai 0,380). Kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis dan teknologi yang cukup baik menjadi perhatian bagi kekuatan usaha dibanding pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan skor nilai 0,352 untuk kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis dan teknologi yang cukup baik, sedangkan 0,285 untuk faktor pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar.

Tabel 18. Faktor strategik internal usaha Sapu di Karawang

No Faktor Internal Bobot

(a) Rating (b) Nilai (a x b) Kekuatan :

1 Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar

0,095 3 0,285

2 Mutu Produk yang dijual, baik dan selalu dipertahankan

0,101 4 0,402

3 Penguasaan teknis dan teknologi cukup baik

0,117 3 0,352

4 Kapasitas terpasang cukup besar 0,117 3 0,352 5 Sarana yang dimiliki lengkap dan

milik sendiri

0,095 4 0,380

Kelemahan :

1 Produktivitas tenaga kerja masih rendah

0,084 1 0,084

2 Penetapan harga masih ditentukan rataan pasar

0,112 2 0,223

3 Tenaga pemasaran belum optimal 0,101 2 0,201 4 Keterbatasan modal jika akan

melakukan pengembangan usaha

0,078 1 0,078

5 Bahan baku mudah rusak karena penyimpanan

0,101 2 0,201

Jumlah 1,000 2,559

Tabel 18 juga menggambarkan peringkat nilai dari faktor kelemahan usaha sapu di Karawang. Kelemahan terbesar yang terdeteksi adalah faktor keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha dengan skor nilai 0,078. Faktor keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha merupakan faktor kelemahan yang sangat kuat bagi usaha, sehingga perlu diminimalkan. Faktor kelemahan kedua adalah produktivitas tenaga kerja masih rendah dengan skor nilai 0,084. Faktor kelemahan ketiga adalah tenaga pemasaran belum optimal dan bahan baku mudah rusak, karena penyimpanan dengan skor nilai 0,201, sedangkan faktor kelemahan keempat

adalah penetapan harga masih ditentukan rataan pasar dengan skor nilai 0,223.

Dari hasil analisa perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total nilai sebesar 2,559 (Lampiran 7). Nilai ini berada di atas nilai rataan 2,50 yang menunjukkan posisi internal perusahaan yang cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rataan dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal (David, 2004).

Hasil identifikasi faktor eksternal yag terdiri dari peluang dan ancaman kemudian dilakukan pembobotan serta peringkat (rating) sebagaimana disajikan dalam Lampiran 6 dan hasil faktor strategik eksternal diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 19. Identifikasi terhadap faktor- faktor eksternal usaha berupa peluang dan ancaman berpengaruh terhadap pengembangan usaha Sapu di Karawang. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa konsumen yang potensial (skor 0,613) merupakan peluang utama dalam pengembangan usaha sapu di Karawang dan didukung juga dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan prospek pasar masih terbuka baik dalam maupun luar negeri, (skor 0,541). Skor 0,351 untuk peningkatan ekspor. Faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang bagus bagi pengembangan usaha sapu di Karawang.

Ancaman yang kuat bagi kelangsungan usaha Sapu di Karawang adalah ketersediaan bahan baku. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor 0,117. Faktor ancaman kedua yang membayangi usaha adalah adanya fluktuasi nilai tukar rupiah (skor 0,126). Faktor kebijakan negara tujuan ekspor ternyata lebih kuat dibanding faktor persaingan dari perusahaan sejenis dengan perolehan skor nilai 0,98 dan 0,234.

Hasil analisis perhitungan faktor-faktor eksternal didapatkan total skor nilai sebesar 2,721 (Lampiran 7). Nilai ini berada di atas nilai rataan 2,5 yang menunjukkan posisi eksternal perusahaan yang cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rataan dalam memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman eksternal (David, 2004).

Tabel 19. Faktor strategik eksternal usaha Sapu di Karawang

No Faktor Eksternal Bobot

(a) Rating (b) Nilai (a x b) Peluang : 1 Konsumen potensial 0,153 4 0,613

2 Kemajuan teknologi semakin berkembang

0,135 4 0,541

3 Prospek pasar masih terbuka 0,135 4 0,541

4 Peningkatan ekspor 0,117 3 0,351

Ancaman :

1 Persaingan dari perusahaan sejenis 0,117 2 0,234

2 Ketersediaan bahan baku 0,117 1 0,117

3 Fluktuasi nilai tukar rupiah 0,126 1 0,126 4 Kebijakan negara tujuan ekspor 0,099 2 0,198

Jumlah 1,000 2,721

Tujuan penggunaan matriks IE adalah untuk memperoleh strategi usaha yang lebih detail. Hasil evaluasi matriks internal selanjutnya digabungkan dengan hasil evaluasi matriks eksternal yang menghasilkan matriks IE. Dengan menggunakan matriks IE, maka posisi usaha dipetakan dalam diagram untuk mempermudah merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha bagi pengusaha Sapu di Karawang. Penentuan posisi strategi pada matriks IE didasarkan pada hasil total nilai IFAS yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFAS pada sumbu Y (David, 2004). Nilai IFAS yang diperoleh dari usaha Sapu di Karawang 2,559 dan nilai EFAS 2,721. Nilai tersebut dipetakan seperti dalam Gambar 15.

Pemetaan posisi usaha sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi. Dengan total skor nilai pada matriks internal 2,559 maka usaha Sapu di Karawang memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rataan. Total skor nilai matriks eksternal 2,721 memperlihatkan respon yang diberikan oleh usaha Sapu kepada lingkungan eksternal tergolong tinggi. Perpaduan dari kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi utama bagi pengembangan usaha terletak pada sel 5. Sel 5 dikelompokkan dalam strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal, yaitu suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Strategi pertumbuhan pada sel 5 merupakan pertumbuhan usaha itu sendiri. Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset,

profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara perluasan lahan usaha, mengembangkan produk melalui proses pengolahan, menambah mutu produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Berdasarkan hasil kajian, usaha yang memiliki kinerja yang baik cenderung konsentrasi agar dapat tumbuh, baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal melalui sumber daya dari luar (Rangkuti, 2006). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.

TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS INTERNAL (IFAS)

KUAT RATAAN LEMAH

4,0 3,0 2.559 2,0 1,0 TO TA L S K O R F A K TO R S T R A TEG IS EK S TER N A L ( EFA S ) TI N G G I 1 2 3

PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PENCIUTAN

M EN EN G A H 3,0 5 2,721 4 PERTUMBUHAN 6

STABILITAS STABILITAS PENCIUTAN

2,0 R EN D A H 7 8 9

PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PENGURANGAN

1,0

Gambar 15. Matriks IE usaha Sapu di Karawang

Penyusunan strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil yang diperoleh dari matriks IE, yaitu strategi peningkatan mutu dan perluasan usaha. Hasil analisis SWOT untuk usaha Sapu di Karawang seperti terlihat pada Tabel 20.

Berdasarkan Tabel 20, terdapat empat (4) jenis alternatif strategi, yaitu :

a. Strategi S – O

Strategi ini merupakan alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yaitu :

2) Menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal

b. Strategi W – O

Strategi ini merupakan alternatif strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, yaitu :

1) Menarik tenaga kerja terampil dan meningkatkan efektifitas tenaga

pemasaran

2) Pengendalian biaya produksi dengan mempercepat proses produksi

dengan perbaikan sistem produksi dan peningkatan teknologi

3) Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan

c. Strategi S – T

Strategi ini merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman, yaitu :

1) Mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna

mengantisipasi persaingan

2) Menghindari ketergantungan dengan satu pemasok

d. Strategi W - T

Strategi ini merupakan strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman, yaitu :

1) Pemasaran ke luar dan dalam negeri

2) Penetapan harga bersaing

Tabel 20. Matriks SWOT usaha Sapu di Karawang

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

Kekuatan (S) 1. Pemasaran dan pangsa

pasar perusahaan cukup besar

2. Mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan 3. Penguasaan teknis

cukup baik

4. Kapasitas terpasang cukup besar

5. Sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri.

Kelemahan (W) 1. Produktivitas tenaga

kerja masih rendah 2. Penetapan harga masih

ditentukan rataan pasar 3. Tenaga pemasaran

belum optimal 4. Keterbatasan modal,

jika akan melakukan pengembangan usaha 5. Bahan baku mudah

rusak akibat penyimpanan Peluang (O) 1. Konsumen potensial 2. Kemajuan teknologi semakin berkembang 3. Prospek pasar masih

terbuka

4. Peningkatan ekspor

Strategi S-O 1. Mempertahankan pasar

yang ada dan memperluas pasar sasaran (S1, O1, O3, O4) 2. Menghasilkan produk berkualitas dengan teknologi handal (S2, S3, S4, S5, O2) Strategi W-O 1. Menarik tenaga kerja

terampil dan meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran (W1, W3, O3, O4) 2. Pengendalian biaya produksi dengan mempercepat proses dan perbaikan sistem produksi dan

peningkatan teknologi (W2, W5, O1, O2, O3) 3. Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan (W4, O2, O3) Ancaman (T) 1. Persaingan dari perusahaan sejenis 2. Ketersediaan bahan baku

3. Fluktuasi nilai tukar rupiah

4. Kebijakan negara tujuan ekspor

Strategi S- T 1. Mempertahankan mutu

produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (S2, S3, S5, T1) 2. Menghindari ketergantugan dengan satu pemasok (S2, S3, T2) Strategi W – T 1. Pemasaran ke luar dan

dalam negeri (W2, W4, T1, T3, T4) 2. Penetapan harga bersaing (W2, T1, T3, T4) 3. Gudang tempat penyimpanan bahan baku memenuhi syarat (W5, T2)

Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh pengusaha Sapu di Karawang, selanjutnya dilakukan pemilihan alternatif strategi yang paling menarik untuk diimplementasikan dengan QSPM. Strategi yang dipilih untuk diimplementasikan adalah berdasarkan hasil

perhitungan analisis QSPM sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8 dan penentuan alternatif strategi terbaik usaha sapu di Karawang dapat dilihat Tabel 21.

Tabel 21. Penentuan alternatif strategi terbaik usaha Sapu di Karawang

Alternatif Strategi Keterkaitan Bobot Peringkat

Strategi S - O

Mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran

S1, O1, O3, O4 5,15 II

Menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal

S2, S3, S4, S5, O2 5,03 III Strategi W - O

Menarik tenaga kerja terampil dan meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran

W1, W3, O3, O4 4,29 VIII Pengendalian biaya produksi dengan

mempercepat proses dan perbaikan sistem produksi dan peningkatan teknologi

W2, W5, O1, O2, O3 4,46 V

Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan W4, O2, O3 4.79 IV Strategi W - T

Pemasaran ke luar dan dalam negeri W2, W4, T1, T3, T4 4,39 VI Penetapan harga bersaing W2, T1, T3, T4 4,33 VII Gudang tempat penyimpanan bahan baku

memehuni syarat

W5, T2 3,80 X

Strategi S - T

Mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan.

S2, S3, S5, T1, T2, T3, T4 5,28 I Menghindari ketergantungan dengan satu

pemasok

S2, S3, T2 3,94 IX

Berdasarkan analisis tersebut, strategi yang paling tepat untuk pengembangan usaha sapu di Karawang adalah mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (skor 5,28), mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran (skor 5,15) dan menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal (skor 5,03). Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena saling mendukung satu dengan yang lainnya, dan dapat diartikan sebagai konsep strategi yang berorientasi pada produk dan pasar.

Kebijakan bauran pemasaran yang dapat diterapkan oleh perusahaan atas dasar matriks SWOT adalah :

a. Produk (product)

Produk yang dihasilkan tidak memerlukan diferensiasi produk, karena telah sesuai dengan standar mutu dan berdasarkan spesifikasi permintaan dari konsumen, baik konsumen luar negeri maupun dalam negeri. Namun untuk meningkatkan penjualan, mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan dan tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Untuk menjaga kontinuitas usaha, perusahaan harus tetap menjalin hubungan baik dengan pemasok dan tidak tergantung hanya pada satu atau beberapa pemasok. Untuk meningkatkan produksi dan

pengendalian biaya produksi, perusahaan harus meningkatkan

produktifitas dan teknologi yang digunakan, serta menggunakan tenaga terampil, sedangkan untuk mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran, perusahaan mengefektifkan fungsi tenaga pemasaran.

b. Harga (price)

Untuk tetap dapat menguasai pasar, perusahaan harus menetapkan harga yang bersaing dengan melakukan efisiensi terhadap biaya variabel maupun biaya tetap, sehingga biaya total dapat dikurangi dan akhirnya menurunkan harga jual.

c. Tempat (place)

Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan saluran distribusi, untuk itu diperlukan tenaga pemasaran yang kompeten.

d. Promosi (promotion)

Promosi yang dilakukan adalah dengan personal selling (door

to door selling, mail order, telephone selling dan direct selling) kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk sapu baik dalam maupun luar negeri dan juga melalui pemasangan iklan baik di media

Dokumen terkait