• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pertahananan Hidup Petani Jala Apung (Keramba)

DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.5. Strategi Pertahananan Hidup Petani Jala Apung (Keramba)

Matriks II, Strategi pertahananan Hihup Masyarakat Petani Jala Apung (Keramba) (Kaya, sedang/berkecukupan, dan miskin)

No Informan Strategi pertahananan hidup orang kaya 1 M. Situmorang Strategi bertahan hidup dalam pekerjaan harus

menikmati apa yang kita kerjakan, selain itu memang istri saya guru SMP. Hasil dari keramba ia menambah usaha, dengan membuka, café (café Tipang mas), lalu mereka juga mengusahakan kilang padi yang ada di desa Tipang, dan harus ada modal, dalam bertahan hidup kita harus tetap cari usaha yang lain supaya bisa meningkat.

2 H. Simanullang Bisa bertahan sebenarnya harus dibarengi dengan skill, sedikit banyaknya kita carilah cara biar bisa bertahan hidup kalaupun sering gagal ya jangan langsung menyerah, tetapi harus tetap dibarengi modal. Sebenarnya pertama sekali harus ada

keberanian diri dalam berusaha walaupun gagal harus berharap untuk sukses dan lama kelamaan dan tetap berharap pada Tuhan pastilah ada hasilnya nanti, bagaimanalah istilahnya biar sukses tetapnya berusaha, sebenarnya banyaknya resiko termasuk juga situasi alam, maunya dirawat bibitnya tetapi hasilnya tidak memuaskan, tetapi kenapa tetap bertahan dan bisa dibilang agak meningkatlah karena itu tadi pekerjaan itu adalah profesi, tidak ada karena pintar saja, ya puji Tuhanlah sampai sekarang bisa bertahan hidup dan berkecukupan, selain itu juga dia bekerja sebagai pegawai kantor camat di kecamatan Baktiraja. Jadi hasil dari keramba ditambah dengan gaji dari saya sebagai pegawai.

3 V. Banjarnahor strateginya yaitu, mereka membuka pekerjaan yang lain, yaitu membuka bagan (biaya 1 bagan dua belas juta rupiah) untuk menangkap ikan pora-pora dan ikan nila, bagan dibuat 2 tempat, 1 agak dipinggir, satu lagi agak jauh dari darat supaya hasil tangkapan lebih maksimal, selain itu juga mereka bertani menanam padi, yaitu di kerjakan oleh istrinya lebih banyak, walaupun kadang-kadang dibantu oleh keluarga pada sore hari.

Strategi pertahananan hidup orang sedang/berkecukupan

1 R.Sitohang Strategi hidup menurutnya itu ahh… basa-basani Tuhani doi (berkat-berkat Tuhan). Makanya bisa bertahan hidup ya sabar, selain berkeramba mereka bertani, memelihara babi dan istrinya adalah seorang guru. Jadi saling membantulah, sedikit dari sini, sedikit dari sana, sehingga dapat bertahan.

2 Henry Sinambela, SP

Strateginya, kalau dalam mengelola keramba ini kami mengolah sendiri sebagian makanannya, seperti jagung, pora-pora direbus, ubi dicampur dengan abu dari pellet, walaupun tetap masih beli pellet, baru saya juga bertani, menanam cabe, bawang merah, tomat, kentang, fokusku memang ke pertanian

sawah/ladang, memelihara ternak babi, menurut dia kalau dari keramba ini saja pas-pasanlah, yang kedua, bertahan hidup karena ini kampung kami jadi bagaimanapun kondisinya, sakitnya dalam hidup ini ya harus bertahan, alasannya tidak mungkin ditinggalkan kampung ini dan tidak mungkin lagi beralih dari pekerjaan lain, karena kalau mencari usaha yang lain harus ada modal segar. Untuk bertahan hidup harus ulet baru SDM nya harus tinggi, contohnya dalam bertani bawang ini, selalu berusaha walaupun gagal, tetapi ada usaha misalnya mengganti obat-obatannya, pupuk dan harus berpikir juga bagaimana cara supaya bagus apa yang kita kerjakan itu, begitulah bertahan hidup.

3 Kordis Nainggolan Untuk dapat bertahan, selain dari usaha ini mereka memelihara babi, itik, ayam, dan ada juga usaha yang lain, yaitu mengusahakan kapal milik orangtuanya. Selain itu juga istrinya berjualan ke Dolok Sanggul. Strategi pertahananan hidup orang miskin

1 Jubel Sinambela Strateginya, selain bertani jala apung (keramba), mereka juga martoba (nelayan), yaitu menangkap ikan menggunakan doton dan solu (jaring dan sampan) untuk menangkap ikan pora-pora setiap harinya, dan orangtuanya juga bertani, menanam padi, sayur, kopi.

Sebenarnya mengusahakan keramba ini modalnya sedikit, baru supaya bertahan, ya kami irit-iritlah dalam hidup sehari-hari, dan abang dan kakak yang membantu keluarga kami, mereka sering juga mengirim uangnya sama kami.

2 Oppu Naomi B Strategi bertahan hidup kalau ada yang memberikan pinjaman, apabila tidak ada ditahan-tahankanlah, tidak mungkin kita paksa orang. Jadi tidak bisa dipastikan, seperti orang Jawa bilang mangan ora mangan yang penting ngumpul, apapun yang ada

itulah yang kami makan, usaha kami yang lain, memelihara itik dan entok, ya itulah cara kami bertahan hidup sampai sekarang apa adanya.

3 A. Arnold L.Toruan Strategi pertahananan hidup yaitu haruslah bertahan, gimana ya? Anak dan istri ikutlah kerja membantu, ikut ke sawah termasuklah memberi ikan makan kalau sore-sore, istri lebih banyak bekerja di sawah untuk mengurusi padi dan tanaman-tanaman yang lain, karena tidak sanggup dari keramba ini saja, bisa dikatakan dari keramba ini pas-pasanlah, tapi itu intinya sama-sama bekerjalah dan sehati. Kalupun tidak ada yang kami punya kami tidak saling menekan dan menyalahkan.

4 Op Lumingga L. Toruan

Keluarganya dapat bertahan, karena kurang mampu untuk bekerja, mereka dikirimi uang untuk tambahan penghasilan, anak-anak kami ada yang bekerja di Batam, ada juga di Surabaya, sebenarnya menurut pengakuannya mereka sudah cukup capek, tapi gimana mau dikatakan tidak mungkin ga kerja, bisa dikatakan merawat ikan ini gampang-gampang susah juga, apalagi jika banyak yang mati langsung stres juga rasanya, tapi pelan-pelan kami kerjakan juga, bagaimana supaya bertahan hidup.

5 Jimmy S Mereka dapat bertahan hidup, mereka mencari sumber penghasilan yang lain, seperti memelihara ternak, bertani, dan kadang-kadang mau juga dibantu abangnya yang pekerjaannya sudah lumayan baik dari dia.

6 Zuanda Sihombing Bertahan hidup karena ada pinjaman contohnya ada pinjaman dari toke, yang kedua bantuan dari keluarga bisa memotivasi kami, ya kuncinya sedikit modalnya sedikit usahanya kalau ada untung sedikit kami pergunakan untuk membeli bibit, lalu sering mengolah makanannya sendiri selain dari pelet, kami memberikan makanan tambahan seperti pora-pora direbus dulu, jagung yang dimasak, bunga-bunga

(daun berwarna hijau, bentuknya panjang). Untuk mencukupi bibit karena kurang modal kami membuat pembibitan sendiri di sawah jadi tidak semua lagi kami beli dari Siantar, ya begitulah mereka lakukan agar bertahan hidup, lalu berusaha itu kita harus melihat iklim, kalau menurut kita cuaca itu kurang baik kita tidak membuat bibit banyak-banyak, bertahan hidup itu selain berkeramba mereka bertani juga karena dari keramba saja sebenarnya cukup, tetapi harus tetap berusaha agar dapat meningkat. Sumber: FGD dan wawancara Juni 2010