• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

IMPLIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN

7.2. Strategi Promos

Pengunjung dan calon pengunjung memerlukan informasi yang cukup tentang Kampoeng Wisata.Berdasarkan hasil analisis Importance-Performance Analysis

atribut promosi menepati posisi di kuadran pertama, hal ini menandakan atribut ini memerlukan peningkatan kinerja. Strategi Promosi komersial belum perlu dilakukan oleh Kampoeng Wisata, padahal promosi semacam itu akan meningkatkan jumlah pengunjung secara signifikan.Saat ini promosi dilakukan hanya sebatas informasi dari mulut ke mulut ( word of mouth communication )

Alternatif strategi promosi yang bisa dilakukan Kampoeng Wisata Cinangneng antara lain melakukan promosi dalam berbagai kesempatan seperti pertemuan-pertemuan, seminar atau konferensi dalam bidang pertanian dan pariwisata. Kampoeng Wisata Cinangneng bisa menyebarkan brosur dan Leaflet ke sekolah-sekolah baik melalui email atau memberi penjelasan langsung kepada mereka tentang program-program Kampoeng Wisata Cinangneng (strategi pemasaran langsung, menurut Kotler 2000). Hal ini didukung dari analisis

perilaku pengunjung yang menunjukan bahwa 38 persen dari responden yang ditanya, alasan mereka berkunjung adalah mengikuti program sekolah dan analisis karakteristik menunjukan 20 persen pengunjung bekerja sebagai guru, bahkan beberapa sekolah sudah memasukan kunjungan ke Kampoeng Wisata Cinangneng sebagai alternatif dari kurikulum mereka. Kampoeng Wisata juga dapat melakukan kerjasama dengan bandara Soekarno Hatta dan Bogor Tourism

Information Center untuk penyebaran brosur ke turis yang sedang berkunjung ke

Indonesia khususnya Bogor. Hal ini dimaksudkan agar Kampoeng Wisata dapat lebih dikenal. Selain itu penciptaan dan penjagaan image yang baik dari Kampoeng Wisata Cinangneng (Konsep Komunikasi pemasaran hubungan masyarakat dan publisitas menurut Kotler,2000) menjadikan promosi melalui

word of mouth communication yang selama ini dijalankan akan semakin efektif.

7.3. Strategi Tempat

Berdasarkan analisis Importance-Performance Analysis , atribut kemudahan akses transportasi bukan hal yang dianggap penting oleh pengunjung. Walaupun ada Beberapa pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi masih mengeluhkan kesulitan mencari lokasi dan jalan yang macet menuju lokasi. Hal ini dapat membuat kenyamanan mereka sedikit terganggu. Namun Saat ini Kampoeng Wisata sudah bekerjasama dengan aparat masyarakat untuk mengatur lalu lintas jika pengunjung mengunakan bis pariwisata dan kendaraan pribadi dalam jumlah banyak, sehingga pengunjung tidak mengalami kesulitan menuju lokasi karena sudah diatur sedemikian rupa lalu lintasnya Alternatif strategi yang

dapat dilakukan oleh Kampoeng Wisata adalah hendaknya ada papan petunjuk jalan di tempat-tempat strategis begitu memasuki kota Bogor sehingga dapat membantu pengunjung untuk menemukan lokasi dengan mudah.

Selain petunjuk jalan, Kampoeng Wisata juga sebaiknya mengganti papan nama lokasinya dengan papan nama yang lebih besar dan menarik sehingga lebih terlihat (khususnya dari jauh) oleh calon pengunjung. Keberadaan papan nama yang lebih besar dan lebih menarik dapat memperbesar kemungkinan berkunjungnya orang-orang yang kebetulan lewat walaupun mereka tidak punya rencana berkunjung ke Kampoeng Wisata sebelumnya. Dengan adanya petunjuk jalan dan papan nama, diharapkan kemungkinan batalnya kunjungan karena pengunjung kesulitan menemukan lokasi Kampoeng Wisata dapat diperkecil.

Pihak manajemen Kampoeng Wisata perlu mempertahankan kinerja kebersihan, kenyamanan, dan kerapihan lokasi, kualitas pemeliharaan sarana dan prasarana, penataan lokasi lay out dan keamanan. Berdasarkan hasil analisis kuadran, ke empat atribut tersebut berada pada kuadran II yang artinya tingkat kepentingan dari masing-masing atribut dinilai tinggi oleh responden dan memiliki tingkat kinerja yang baik.

Kebersihan, kenyamanan dan kerapihan lokasi dapat terus dipertahankan dengan cara menaruh tempat sampah pada beberapa sudut lokasi sehingga pengunjung mudah dalam menemukan tempat pembuangan sampah sehingga mencegah mereka dalam membuang sampah sembarangan disekitar lokasi. Pihak kampoeng wisata juga harus mempertahankan kinerja keamanan karena sudah memiliki kinerja yang baik. Petugas keamanan juga harus melakukan pemantauan

keliling lokasi secara rutin untuk mengurangi resiko terjadinya tindak kriminal di sekitar lokasi. Selain itu, Kualitas pemeliharaan sarana dan prasarana dapat terus dipertahankan dengan melakukan perawatan secara rutin dan berkala terhadap sarana dan prasarana yang tersedia.

7.4. Strategi Harga

Dari analisis Importance-Performance Analysis harga termasuk ke dalam atribut yang berada pada kuadran tiga, yang berarti harga merupakan atribut yang kurang penting menurut responden. Hal ini dapat terjadi karena tingginya pendidikan sebagian besar responden membuat mereka lebih mementingkan kualitas suatu agrowisata dibandingkan dengan harga. Harga yang ditetapkan oleh Kampoeng Wisata Cinangneng memang relatif mahal, berkisar antara Rp. 75.000- 350.000. untuk paket wisata Kampoeng Wisata Cinangneng harga disesuaikan dengan masing-masing paket. Kondisi ini sesuai dengan karakteristik responden yang sebagian besar adalah kelas menengah keatas (51 persen pengunjung memiliki pendapatan diatas Rp. 3000.000). Dapat ditarik kesimpulan bahwa target pengunjung yang ditujukan adalah untuk golongan menengah ke atas. Alternatif strategi yang disarankan adalah Kampoeng Wisata dapat memfokuskan pada pengunjung kelas menengah atas ini, dengan memberikan kualitas pelayanan yang sesuai dengan harga yang harus dibayar oleh pengunjung ini.

Selain itu dengan Penetapan harga diskriminasi, terutama penetapan harga yang berkaitan dengan waktu. Dalam hal ini Kampoeng Wisata dapat menetapkan harga berdasarkan perbedaan waktu antara hari kerja (weekdays) dengan hari

kerja (weekends), Kampoeng Wisata dapat menetapkan harga paket wisata yang lebih rendah pada hari kerja dibandingkan dengan hari libur. Hal ini dapat meningkatkan kunjungan pengunjung pada hari kerja/sekolah dan tidak hanya pada hari libur atau akhir pekan.

7.5. Strategi Orang

Atribut kerapihan pemandu, pelayanan karyawan/pemandu, pengetahuan

karyawan/pemandu, ketanggapan pemandu/karyawan, kecepatan

pemandu/karyawan berada pada kuadran dua, yang berarti tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaanya sudah baik dan harus dipertahankan oleh pihak Manajemen Kampoeng wisata. Sedangkan atribut kesopanan karyawan/pemandu berada pada kuadran IV. Hal ini berarti atribut-atribut tersebut kurang penting bagi responden tetapi memiliki kinerja baik di mata konsumen.

Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh Kampoeng Wisata adalah dengan memberikan perhatian yang lebih khusus lagi kepada para karyawan/ pemandu wisatanya, terutama masalah pengetahuan karyawan/pemandu wisata. Hal yang bisa diberikan adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para karyawan/pemandunya. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemahiran berbahasa dan pengetahuan mereka tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Kampoeng Wisata Cinangneng, karena karyawan bahkan pemandu wisata merupakan orang yang akan berhadapan langsung dengan pengunjung. Saat ini Kampoeng Wisata sudah memberikan pelatihan bahasa belanda dan inggris kepada pemandu, sehingga ketika wisatawan asing datang,

para pemandu dapat menyapa sehingga proses komunikasi berjalan dengan baik. Selain itu sikap dan respon karyawan/pemandu wisata hendaknya dipertahankan, sehingga Kampoeng Wisata dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pengunjungnya. Selain itu, perlu dilakukan pelatihan-pelatihan secara rutin dan berkala. Dengan demikian diharapkan pelayanan yang diberikan oleh karyawan akan memiliki kinerja yang baik di mata pengunjung dan tidak dianggap berlebihan.

7.6. Strategi Bukti Fisik

Berdasarkan analisis Importance Performance Analysis, atribut luas areal parkir dan fasilitas sarana toilet berada pada kuadran I, sehingga harus menjadi prioritas utama perusahaan. Sebagian responden menyatakan bahwa sarana parkir kurang luas, kurang teratur dan kondisi tempat parkir yang terbatas menyulitkan mereka mencari tempat yang dekat dengan lokasi. Selain itu keterbatasan jumlah toilet menyebabkan mereka harus antri cukup lama untuk membersihkan diri sehabis mengikuti tur dan program poelang kampoeng, apalagi jika pengunjung yang datang besar jumlahnya. Sebagian responden beragama islam yang juga merasa kesulitan untuk beribadah, karena tidak adanya musholla.

Hal ini harus mendapat perhatian dari Kampoeng Wisata, karena 85 persen responden memutuskan berkunjung dengan terencana untuk datang ke Kampoeng Wisata. Jadi kelengkapan fasilitas yang diberikan sebaiknya sesuai dengan

opportunity cost yang pengunjung keluarkan,sehingga memberikan kenyamanan

bagi mereka. Karena ketidakpuasan pengunjung dapat membawa pengaruh negatif bagi Kampoeng Wisata terutama dari word of mouth communication. Pengunjung yang kecewa akan menceritakan lebih banyak kepada orang lain dibandingkan jika ia mendapakan kepuasan. Saat ini Kampoeng Wisata sudah menyewa lokasi dekat dengan Kampoeng Wisata untuk dijadikan sebagai lahan parkir, namun beberapa pengunjung masih mengeluhkan jauhnya jarak antara lokasi parkir dengan pintu gerbang. Alternatif strategi melalui kelengkapan fasilitas ini dapat diatasi dengan melakukan pengaturan areal parkir sedemikian rupa secara maksimal untuk parkir kendaraan pribadi atau bus-bus pariwisata. Penambahan jumlah toilet dan pengadaan tempat ibadah khususnya mushala dapat menjadi pertimbangan Pihak Kampoeng Wisata untuk prioritas pembangunan.

Strategi lain yang dapat dilakukan selain melengkapi fasilitas Kampoeng Wisata, seperti toilet, mushala dan arena parkir, tapi juga variasi makanan dan minuman balai kampoeng yang dapat langsung dibeli disana, serta menambah keragaman dan jumlah souvenir dari kerajinan dan kebudayaan masyarakat Cinangneng. Walaupun Berdasarkan analisis Importance-Performance Analysis

atribut fasilitas penunjang berada pada kuadran III, namun tidak bisa dipungkiri keberadaan atribut ini dapat mejadi daya tarik minat pengunjung utuk datang.

7.7. Strategi Proses

Pihak manajemen Kampoeng Wisata tidak perlu melakukan peningkatan kinerja terhadap atribut kemudahan prosedur pelayanan bagi pengunjung, karena

atribut ini berada pada kuadran II. Hal ini menunjukan bahwa atribut ini menjadi kekuatan perusahaan dalam melakukan pelayanan kepada pengunjung. Pihak manajemen Kampoeng Wisata hanya perlu menjaga agar tidak terjadi penurunan kualitas prosedur pelayanan bagi pengunjung dengan cara mengkoordinasikan semua bauran pemasaran yang telah disebutkan di atas sehingga kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan dapat terjamin. Selain itu keluhan-keluhan dari pelanggan hendaknya dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pengawasan terhadap kualitas jasa..

Dokumen terkait