PEMASARAN
Oleh :
GERRY GUSTA BASKARA A14104110
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Di bawah bimbingan Lusi Fausia
Indonesia sebagai Negara agraris memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor, diantaranya adalah sektor pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan bagi pemerintah guna meningkatkan kondisi perekonomian Negara Peranan utama sektor pariwisata dalam hal perekonomian Indonesia adalah fungsinya sebagai penambah devisa negara. Selama ini, sektor pariwisata selalu berada pada posisi kedua setelah sektor migas dalam perolehan devisa negara.
Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di mancanegara menunjukan kecenderungan terus meningkat. Prospek sektor pariwisata di masa yang akan datang pun sangat menjanjikan dan memberikan peluang besar, terutama apabila melihat angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional. Berdasarkan perkiraan World Tourism Organization (2002), jumlah wisatawan internasional akan mencapai 1,046 miliyar orang pada tahun 2010 dan 1,602 miliyar orang pada tahun 2020. peluang ini akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar dua triliun US dollar pada tahun 2020.
Sebagai salah satu objek wisata yang sudah dikomersilkan dan dikenal secara umum. Kampoeng Wisata juga dihadapkan pada tantangan untuk menarik perhatian para wisatawan agar mau berkunjung dan menikmati fasilitas yang mereka tawarkan. Selama kurang lebih delapan tahun Kampoeng Wisata Cinangneng ikut meramaikan wisata agro di indonesia, namun sebaran pengunjungnya masih cenderung fluktuatif ( rata-rata 200-1000 pengunjung per bulannya). Selain itu, Kampoeng Wisata belum pernah melaksanakan pengukuran terhadap kepuasan pengunjung.Oleh karena itu, pihak manajemen Kampoeng Wisata perlu mengetahui karekteristik konsumen, proses keputusan kunjungan yang mereka lakukan dan Kepuasan pengunjung terhadap atribut wisata yang ditawarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik umum Pengunjung Kampoeng Wisata dan tahap pengambilan keputusan kunjungan, menganalisis respon konsumen terhadap tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari atribut-atribut performance Kampoeng Wisata, menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap semua atribut yang ditawarkan, dan memformulasikan implikasi bauran pemasaran 7P Kampoeng Wisata.
Penelitian dilakukan di Kampoeng Wisata Cinangneng (HB Garden Guest House Bogor), Ciampea Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kampoeng Wisatamerupakan Pionir
buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian dan laporan-laporan penelitian sebelumnya). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan Cooper (1996 ) adalah pengambilan sampel bertujuan ( purposive sampling ), dengan bentuk pengambilan sampel keputusan ( judgement sampling). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan tabulasi deskriptif,Importance Performance Analysis (IPA) dan CSI (Customer Satisfaction Index). Tabulasi deskriptif digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristik umum responden dan proses keputusan kunjungan ke Kampeong Wisata. IPA digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut Kampoeng Wisata Cinangneng. CSI untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari seluruh atribut.
Secara umum karakteristik pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng didominasi oleh wanita (70 Persen), berusia 33 sampai 38 tahun (35 persen), mayoritas pengunjung memiliki status pernikahan sudah menikah (85 persen), berpendidikan sarjana (45 persen) dan mayoritas memiliki pekerjaan pegawai swasta (34 persen) dan Guru (20 persen). Pada tahap pengenalan kebutuhan, tujuan pengunjung melakukan kunjungan ke agrowisata karena sedang mengikuti program sekolah Field Trip. Manfaat yang didapatkan oleh pengunjung adalah Menambah pengetahuan tentang pertanian / Kebudayaan Jawa Barat. Sedangkan alasan memilih lokasi Agrowisata Kampoeng Wisata disebabkan agrowisata ini memiliki lingkungan yang masih alami. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama responden adalah teman/ keluarga fokus perhatian dari informasi tersebut adalah kegiatan wisata yang menarik dan mendidik. Pada tahap evaluasi alternatif yang menjadi pertimbangan memilih Kampoeng Wisata Cinangneng karena Agrowisata ini menawarkan paket wisata yang menarik dan mendidik. Pada tahap keputusan berkunjung ,mayoritas pengunjung datang ke Agrowisata Kampoeng Wisata untuk pertama kalinya. Kunjungan ke lokasi merupakan kunjungan yang terencana. Mayoritas pengunjung melakukan kunjungan di hari libur yaitu akhir minggu, hari libur nasional. Pada tahap perilaku pasca kunjungan mayoritas pengunjung menyatakan puas dan ingin melakukan kunjungan kembali ke Agrowisata Kampoeng Wisata.
dilaksanakan dengan baik oleh Kampoeng Wisata. Sedangkan manfaat kunjungan, kesopanan pemandu, memiliki kinerja yang berlebih namun perlu dipertahankan oleh perusahaan.
Berdasarkan analisis dengan metode CSI, ternyata pengunjung Agrowisata Kampoeng Wisata puas terhadap kinerja pelayanan selama ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai Customer Satisfaction Index (CSI) yang sebesar 72,56 persen
NRP : A14104110
Program Studi : Manajemen Agribisnis
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Lusi Fausia, M.Ec NIP. 131 578 845
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN” BENAR-BENAR
MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH
DIGUNAKAN PADA SKRIPSI ATAU HASIL KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Juni 2008
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 1986 dari pasangan
Bapak Rachmad, SH dan Ibu Sabariah. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara. Pada tahun 2004 penulis lulus dari SMU N 65 Jakarta Barat dan pada
tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis diterima di Program Studi Manajemen
Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif dalam beberapa organisasi
dan kepanitiaan. Diantaranya adalah menjadi pengurus Departemen Pertanian BEM
(Badan Ekskutif Mahasiswa) Faperta periode 2005/2006, pengurus IAAS
(International Association of Agriculture and related Sciences) periode 2005-2008, dan sebagai anggota biro pengembangan sumberdaya manusia (PSDM) HIMPRO
MISETA periode 2007/2008. Penulis pernah menjadi Juara I dalam lomba film
dokumenter pertanian IPB yang diadakan oleh BEM KM IPB. Selain itu, penulis juga
Puji syukur atas segala rahmat dan hidayah Allah SWT Sang raja sekalian alam
yang selalu menyertai kita dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari serta
pemilik segala ilmu pengetahuan serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad
SAW begitu juga bagi keluarga, sahabat, dan umatnya.
Skripsi ini berjudul “Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata
Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran”. Tujuan dari skripsi ini
adalah untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng.
Alat analisis yang digunakan adalah IPA dan CSI. Hasil akhir dari skripsi ini berupa
rekomendasi kebijakan untuk menganalisis kepuasan pengunjung berdasarkan
atribut-atribut yang dinilai berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama berlangsungnya penelitian.Namun
demikian mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
Bogor, Juni 2008
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagai pemilik segala ilmu pengetahuan, kebenaran, kekuatan, dan
pembimbingan segala kebaikan dalam kehidupan, atas terselesaikannya skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Rasulullah SAW berserta
keluarga, sahabat, dan umatnya.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir. Lusi Fausia, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah merelakan
waktu dan membimbing penulis baik dalam memberi masukan, kritik, saran,
solusi, serta motivasi yang berharga, sehingga penulis mendapatkan pencerahan
dalam mencurahkan gagasan dan ide.
2. Ir. Juniar Atmakusuma,M.S. selaku dosen penguji utama yang bersedia
meluangkan waktunya dan terimakasih atas kritik, saran, dan masukan yang
diberikan kepada penulis.
3. Ir. Narni Farmayanti, M.S, selaku dosen penguji komisi pendidikan yang
memberikan masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini.
4. Keluargaku tersayang papa, mama, Arica Melisa dan Adhrian Prinanda atas doa,
dukungan, bimbingan, dan kasih sayang yang telah diberikan.
5. Pihak Manajemen serta staf Kampoeng Wisata Cinangneng, khususnya Ibu
Hester Basoeki selaku pemilik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
7. Ir. Lukman M. Baga, M.Sc. yang menjadi pembimbing akademik penulis, atas
bimbingan dan saran mengenai perkuliahan di AGB.
8. Etriya, SP, MM dan Feryanto William Karo-Karo, SP yang telah menjadi dosen
pengajar Departemen Agribisnis.
9. Mba Dewi dan Mba Dian yang telah membantu dalam kelancaran kegiatan administrasi dan kerjasamanya yang baik kepada penulis. Teh Ida dan Pak Yusuf atas bantuan dan kelancaran dalam kegiatan seminar dan sidang.
10. Bah Bengketers, Yudhi, Duta, Alie,Anggoy (Penghuni Gelap) terimakasih atas kebersamaannya dan kesetiaannya untuk ngekost di GRINDA, kalian telah mengajarkan banyak hal yang sangat berharga.
11. Riska Karlina Putri, yang telah menjadi pembahas dalam seminar saya.
12. Testi, Nova, teman satu bimbingan yang selalu memberikan semangat.
13. Nunu ( Sensei) dan Evan yang selalu memberikan inspirasi
14. Yoga, Fandi,Ragil, Randi, Krishna, Dinna, Fani, Widy,Sastro, Intan, Nung,Suci,
Tere, Nanin, Menik,Neneng,Remi dan temen-temen Agebers yang saya tidak
bisa sebutkan satu persatu.
15. Muhamad Irfan Setia Adjie, terimakasih telah menjadi sahabat yang baik, dan
kebersamaannya bersama Chu-mi production, mudah-mudahan kita bisa jadi
Cineas sukses.
16. Tim Basket Faperta, Ivan, Fandi,Hadid, Ule, Ewin, Gandhi, Evan atas
PEMASARAN
Oleh :
GERRY GUSTA BASKARA A14104110
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Di bawah bimbingan Lusi Fausia
Indonesia sebagai Negara agraris memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor, diantaranya adalah sektor pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan bagi pemerintah guna meningkatkan kondisi perekonomian Negara Peranan utama sektor pariwisata dalam hal perekonomian Indonesia adalah fungsinya sebagai penambah devisa negara. Selama ini, sektor pariwisata selalu berada pada posisi kedua setelah sektor migas dalam perolehan devisa negara.
Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di mancanegara menunjukan kecenderungan terus meningkat. Prospek sektor pariwisata di masa yang akan datang pun sangat menjanjikan dan memberikan peluang besar, terutama apabila melihat angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional. Berdasarkan perkiraan World Tourism Organization (2002), jumlah wisatawan internasional akan mencapai 1,046 miliyar orang pada tahun 2010 dan 1,602 miliyar orang pada tahun 2020. peluang ini akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar dua triliun US dollar pada tahun 2020.
Sebagai salah satu objek wisata yang sudah dikomersilkan dan dikenal secara umum. Kampoeng Wisata juga dihadapkan pada tantangan untuk menarik perhatian para wisatawan agar mau berkunjung dan menikmati fasilitas yang mereka tawarkan. Selama kurang lebih delapan tahun Kampoeng Wisata Cinangneng ikut meramaikan wisata agro di indonesia, namun sebaran pengunjungnya masih cenderung fluktuatif ( rata-rata 200-1000 pengunjung per bulannya). Selain itu, Kampoeng Wisata belum pernah melaksanakan pengukuran terhadap kepuasan pengunjung.Oleh karena itu, pihak manajemen Kampoeng Wisata perlu mengetahui karekteristik konsumen, proses keputusan kunjungan yang mereka lakukan dan Kepuasan pengunjung terhadap atribut wisata yang ditawarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik umum Pengunjung Kampoeng Wisata dan tahap pengambilan keputusan kunjungan, menganalisis respon konsumen terhadap tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari atribut-atribut performance Kampoeng Wisata, menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap semua atribut yang ditawarkan, dan memformulasikan implikasi bauran pemasaran 7P Kampoeng Wisata.
Penelitian dilakukan di Kampoeng Wisata Cinangneng (HB Garden Guest House Bogor), Ciampea Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kampoeng Wisatamerupakan Pionir
buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian dan laporan-laporan penelitian sebelumnya). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan Cooper (1996 ) adalah pengambilan sampel bertujuan ( purposive sampling ), dengan bentuk pengambilan sampel keputusan ( judgement sampling). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan tabulasi deskriptif,Importance Performance Analysis (IPA) dan CSI (Customer Satisfaction Index). Tabulasi deskriptif digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristik umum responden dan proses keputusan kunjungan ke Kampeong Wisata. IPA digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut Kampoeng Wisata Cinangneng. CSI untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari seluruh atribut.
Secara umum karakteristik pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng didominasi oleh wanita (70 Persen), berusia 33 sampai 38 tahun (35 persen), mayoritas pengunjung memiliki status pernikahan sudah menikah (85 persen), berpendidikan sarjana (45 persen) dan mayoritas memiliki pekerjaan pegawai swasta (34 persen) dan Guru (20 persen). Pada tahap pengenalan kebutuhan, tujuan pengunjung melakukan kunjungan ke agrowisata karena sedang mengikuti program sekolah Field Trip. Manfaat yang didapatkan oleh pengunjung adalah Menambah pengetahuan tentang pertanian / Kebudayaan Jawa Barat. Sedangkan alasan memilih lokasi Agrowisata Kampoeng Wisata disebabkan agrowisata ini memiliki lingkungan yang masih alami. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama responden adalah teman/ keluarga fokus perhatian dari informasi tersebut adalah kegiatan wisata yang menarik dan mendidik. Pada tahap evaluasi alternatif yang menjadi pertimbangan memilih Kampoeng Wisata Cinangneng karena Agrowisata ini menawarkan paket wisata yang menarik dan mendidik. Pada tahap keputusan berkunjung ,mayoritas pengunjung datang ke Agrowisata Kampoeng Wisata untuk pertama kalinya. Kunjungan ke lokasi merupakan kunjungan yang terencana. Mayoritas pengunjung melakukan kunjungan di hari libur yaitu akhir minggu, hari libur nasional. Pada tahap perilaku pasca kunjungan mayoritas pengunjung menyatakan puas dan ingin melakukan kunjungan kembali ke Agrowisata Kampoeng Wisata.
dilaksanakan dengan baik oleh Kampoeng Wisata. Sedangkan manfaat kunjungan, kesopanan pemandu, memiliki kinerja yang berlebih namun perlu dipertahankan oleh perusahaan.
Berdasarkan analisis dengan metode CSI, ternyata pengunjung Agrowisata Kampoeng Wisata puas terhadap kinerja pelayanan selama ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai Customer Satisfaction Index (CSI) yang sebesar 72,56 persen
NRP : A14104110
Program Studi : Manajemen Agribisnis
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Lusi Fausia, M.Ec NIP. 131 578 845
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN” BENAR-BENAR
MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH
DIGUNAKAN PADA SKRIPSI ATAU HASIL KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Juni 2008
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 1986 dari pasangan
Bapak Rachmad, SH dan Ibu Sabariah. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara. Pada tahun 2004 penulis lulus dari SMU N 65 Jakarta Barat dan pada
tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis diterima di Program Studi Manajemen
Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif dalam beberapa organisasi
dan kepanitiaan. Diantaranya adalah menjadi pengurus Departemen Pertanian BEM
(Badan Ekskutif Mahasiswa) Faperta periode 2005/2006, pengurus IAAS
(International Association of Agriculture and related Sciences) periode 2005-2008, dan sebagai anggota biro pengembangan sumberdaya manusia (PSDM) HIMPRO
MISETA periode 2007/2008. Penulis pernah menjadi Juara I dalam lomba film
dokumenter pertanian IPB yang diadakan oleh BEM KM IPB. Selain itu, penulis juga
Puji syukur atas segala rahmat dan hidayah Allah SWT Sang raja sekalian alam
yang selalu menyertai kita dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari serta
pemilik segala ilmu pengetahuan serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad
SAW begitu juga bagi keluarga, sahabat, dan umatnya.
Skripsi ini berjudul “Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata
Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran”. Tujuan dari skripsi ini
adalah untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng.
Alat analisis yang digunakan adalah IPA dan CSI. Hasil akhir dari skripsi ini berupa
rekomendasi kebijakan untuk menganalisis kepuasan pengunjung berdasarkan
atribut-atribut yang dinilai berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama berlangsungnya penelitian.Namun
demikian mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
Bogor, Juni 2008
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagai pemilik segala ilmu pengetahuan, kebenaran, kekuatan, dan
pembimbingan segala kebaikan dalam kehidupan, atas terselesaikannya skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Rasulullah SAW berserta
keluarga, sahabat, dan umatnya.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir. Lusi Fausia, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah merelakan
waktu dan membimbing penulis baik dalam memberi masukan, kritik, saran,
solusi, serta motivasi yang berharga, sehingga penulis mendapatkan pencerahan
dalam mencurahkan gagasan dan ide.
2. Ir. Juniar Atmakusuma,M.S. selaku dosen penguji utama yang bersedia
meluangkan waktunya dan terimakasih atas kritik, saran, dan masukan yang
diberikan kepada penulis.
3. Ir. Narni Farmayanti, M.S, selaku dosen penguji komisi pendidikan yang
memberikan masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini.
4. Keluargaku tersayang papa, mama, Arica Melisa dan Adhrian Prinanda atas doa,
dukungan, bimbingan, dan kasih sayang yang telah diberikan.
5. Pihak Manajemen serta staf Kampoeng Wisata Cinangneng, khususnya Ibu
Hester Basoeki selaku pemilik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
7. Ir. Lukman M. Baga, M.Sc. yang menjadi pembimbing akademik penulis, atas
bimbingan dan saran mengenai perkuliahan di AGB.
8. Etriya, SP, MM dan Feryanto William Karo-Karo, SP yang telah menjadi dosen
pengajar Departemen Agribisnis.
9. Mba Dewi dan Mba Dian yang telah membantu dalam kelancaran kegiatan administrasi dan kerjasamanya yang baik kepada penulis. Teh Ida dan Pak Yusuf atas bantuan dan kelancaran dalam kegiatan seminar dan sidang.
10. Bah Bengketers, Yudhi, Duta, Alie,Anggoy (Penghuni Gelap) terimakasih atas kebersamaannya dan kesetiaannya untuk ngekost di GRINDA, kalian telah mengajarkan banyak hal yang sangat berharga.
11. Riska Karlina Putri, yang telah menjadi pembahas dalam seminar saya.
12. Testi, Nova, teman satu bimbingan yang selalu memberikan semangat.
13. Nunu ( Sensei) dan Evan yang selalu memberikan inspirasi
14. Yoga, Fandi,Ragil, Randi, Krishna, Dinna, Fani, Widy,Sastro, Intan, Nung,Suci,
Tere, Nanin, Menik,Neneng,Remi dan temen-temen Agebers yang saya tidak
bisa sebutkan satu persatu.
15. Muhamad Irfan Setia Adjie, terimakasih telah menjadi sahabat yang baik, dan
kebersamaannya bersama Chu-mi production, mudah-mudahan kita bisa jadi
Cineas sukses.
16. Tim Basket Faperta, Ivan, Fandi,Hadid, Ule, Ewin, Gandhi, Evan atas
18. Teman-teman KKP di Kabupaten Cianjur, terutama Desa Neglasari, Adisti,
Ella,Gani, Della,Keti,dan Dita
19. Teman-teman KPM, EPS, dan AGB 41.
Begitu juga kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam hal penyusunan
dan penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak. Mohon maaf jika
namanya tidak dapat disebut satu persatu, karena keterbatasan ruang. Semoga amal
kebaikan saudara-saudara dicatat oleh Allah sebagai amal kebaikan yang akan
Halaman 3.1.3 Proses Keputusan Pembelian ... 23 3.1.3 Pengenalan Kebutuhan ... 24 3.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan... 34 3.1.10 Bauran Pemasaran Jasa ... 38 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 44
7.1 Strategi Produk (Product) ... 105 7.2 Strategi Promosi (Promotion ... 107 7.3 Strategi Tempat (Place) ... 108 7.4 Strategi Harga (Price) ... 110 7.5 Strategi Orang (Participants) ... 111 7.6 Strategi Bukti Fisik (Physical Evidence) ... 112 7.7 Strategi Proses (Process) ... 113
VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 115 8.1 Kesimpulan ... 115 8.1 Saran ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 119
I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara agraris memiliki kekayaan alam yang dapat
dimanfaatkan oleh berbagai sektor, diantaranya adalah sektor pariwisata. Pariwisata
merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan bagi pemerintah guna
meningkatkan kondisi perekonomian Negara. Wisatawan asing yang mengunjungi
objek-objek wisata di Indonesia akan mendatangkan devisa yang jumlahnya tidak
sedikit. Selain itu, pariwisata juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan
kesempatan untuk berwirausaha. Sektor pariwisata adalah penyedia kesempatan kerja
yang sangat dominan yakni sepuluh persen dari lapangan kerja di Indonesia dengan
jumlah tenaga kerja langsung 7,3 juta orang dan yang tidak langsung sebesar lima
juta orang (Santosa,2004). Peranan utama sektor pariwisata dalam hal perekonomian
Indonesia adalah fungsinya sebagai penambah devisa negara. Selama ini, sektor
pariwisata selalu berada pada posisi kedua setelah sektor migas dalam perolehan
devisa negara. Hal ini ditunjukan pada tabel 1 mengenai penerimaan devisa negara
selama tahun 2000 sampai 2005 dalam bentuk persentase. Berdasarkan tabel tersebut
terlihat bahwa perolehan devisa dari sektor pariwisata selalu menempati posisi ketiga
teratas dibawah penerimaan devisa dari sektor migas. Hal ini membuat sektor
Tabel 1. Persentase Sumber Penerimaan Devisa tahun (2000-2005)
Sumber : Badan Pusat Statistik , 2005
Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di
mancanegara menunjukan kecenderungan terus meningkat. Prospek sektor pariwisata
di masa yang akan datang pun sangat menjanjikan dan memberikan peluang besar,
terutama apabila melihat angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional.
Berdasarkan perkiraan World tourism Organization (2002), jumlah wisatawan
internasional akan mencapai 1,046 miliyar orang pada tahun 2010 dan 1,602 miliyar
orang pada tahun 2020. peluang ini akan mampu menciptakan pendapatan dunia
sebesar dua triliun US dollar pada tahun 2020.
Konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian besar masyarakat
Negara maju dan Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat
meningkatnya pendapatan, aspirasi dan kesejahteraan, sehingga kunjungan wisata
pun meningkat. Jumlah wisatawan yang mengunjungi objek-objek wisata di
Indonesia baik wisatawan asing maupun lokal cukup besar dan relative stabil yang
dapat dilihat pada tabel 1. Penurunan jumlah wisatawan yang cukup besar hanya
terjadi pada tahun 2003 dengan jumlah wisatawan sebesar 4.577.052 orang. Hal ini
diakibatkan oleh tragedy bom bali pada bulan oktober 2002 dan pemboman Hotel
Mariot pada bulan agustus 2003 yang menyebabkan beberapa Negara
Indonesia. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama, karena pada tahun 2004
jumlah wisatawan yang berkunjung kembali meningkat menjadi sebesar 5.432.518
orang (Badan Pusat Statistik)
Tabel 2. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Indonesia (2001-2007) Tahun
2001 5.153.625 103.884 5.257.504
2002 5.033.400 105.378 5.138.778
2003 4.467.021 110.031 4.577.052
2004 5.321.165 111.353 5.432.518
2005 5.002.101 112.701 5.114.802
2006 4.871.351 114.391 4.985.742
2007 5.505.759 116.107 5.621.866
Sumber: Badan pusat statistik, 2007 * : angka sementara
Besarnya jumah wisatawan baik asing maupun lokal yang mengunjungi
objek-objek wisata di Indonesia tersebut merupakan suatu tantangan dan peluang bagi para
pelaku usaha pariwisata untuk mengembangkan suatu usaha pariwisata yang menarik
dan unik. Hal ini terjadi karena preferensi dan motivasi wisatawan terus berkembang
secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati
objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan
produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik
menunjukan peningkatan yang pesat. Selain itu, kondisi perekonomian dan
persaingan global yang semakin kompleks menuntut kreatifitas pengembangan usaha
yang kompetitif sesuai dengan keunggulan yang dimiliki. Agrowisata tercipta untuk
memenuhi tantangan sekaligus peluang tersebut. Agrowisata merupakan salah satu
usaha agribisnis yang prospektif untuk dikembangkan sesuai dengan perannya dalam
Subiyanto (2002), menjelaskan bahwa wisata agro merupakan kegiatan yang
memiliki komponen lokal yang cukup dominan dan mempunyai pasar yang cukup
baik, mengingat adanya kecenderungan bagi masyarakat kota dan kaum intelektual
untuk berpandangan kembali ke alam (back to nature). Preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis serta kecenderungan wisatawan untuk
kembali ke alam menyebabkan pengembangan daya tarik wisata yang berbasiskan
alam menjadi sangat potensial (Koswara, 2005). Kecenderungan lain yang terjadi adalah pergeseran orientasi pasar wisatawan pada jenis-jenis produk wisata baru yang
menekankan pada penghayatan yang lebih pada aspek kelestarian alam, lingkungan,
dan budaya (Supriyadi, 2005). Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek yang spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang
indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun pertanian modern dan spesifik
menunjukan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan sinyal tingginya
permintaan akan wisata agro dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan
produk-produk agribisnis dalam bentuk kawasan maupun produk pertanian yang
memiliki daya tarik spesifik.
Potensi dan daya tarik wisata agro Jawa Barat sangat beragam dan tersebar di
wilayah Jawa Barat. Komoditas agro yang menjadi daya tarik umumnya merupakan
komoditas unggulan yang relatif dikenal masyarakat. Kekhasan komoditas pertanian
tersebut bahkan juga mencirikan keunikan khas jawa barat. Budaya bercocok tanam,
budaya nelayan pesisir, termasuk berbagai upacara sebelum maupun saat panen tiba,
upacara meminta keselamatan sebelum berangkat melaut, menambah daya tarik
Tabel 3. Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat (1999-2004) Tahun Jumlah Wisatawan (Orang) Pendapatan Daerah (Rp)
1999 3.275.889 8.695.861.000
Pendapatan daerah dari kunjungan wisatawan yang datang ke Jawa Barat nilainya
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 9,53%.
Tahun 1999 sebesar Rp. 8.695.861.000 dan meningkat menjadi Rp. 27.981.763.482
pada tahun 2004. Kecenderungan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ini
merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan bagi agrowisata-agrowisata yang ada
di Jawa Barat
Salah satu daerah kunjungan wisata di propinsi Jawa Barat adalah kabupaten
Bogor, Kabupaten ini memiliki beragam jenis objek wisata mulai dari sektor
pertanian, suaka alam, wisata budaya dan lain-lain. Sebagai salah satu kabupaten di
Jawa Barat, Kabupaten Bogor, merupakan wilayah yang memiliki potensi cukup
besar dalam mengembangkan wisata Agro dan merupakan salah satu bagian dari
Kawasan Andalan Bogor-Puncak-Cianjur (Bopunjur) dengan kegiatan utama
Agribisnis dan Pariwisata (Dinas pertanian tanaman pangan, 2005). Pada tahun
2005-2007 jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten Bogor meningkat
dari sejumlah 1.770.981 orang pada tahun 2005 meningkat menjadi 2.120.405 orang
pada tahun 2007 seperti yang terlihat pada tabel 4. Kecenderungan peningkatan
semakin diminati oleh wisatawan. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi
pariwisata yang ada di Bogor, khususnya wisata agro.
Tabel 4. Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor tahun (2002-2007) Tahun Wisatawan
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2007
1.2 Perumusan Masalah
Semakin meningkatnya jumlah objek wisata temasuk wisata agro (Tabel 5)
saat ini menyebabkan tingkat persaingan khususnya persaingan untuk mendapatkan
perhatian dari konsumen menjadi semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena sebagai
salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa, konsumen atau pengunjung merupakan
faktor-faktor penting bagi kelangsungan hidup sebuah objek wisata agro.
Tabel. 5. Jumlah Agrowisata di Bogor, (2001-2006)
Tahun Jumlah Persentase Kenaikan ( %)
2001 25 -
Pertambahan jumlah wisata agro di Bogor menyebabkan semakin tingginya
tingkat persaingan di dalam industri pariwisata di Bogor. Menurut Kottler (2000),
persaingan menghasilkan suatu rangkaian yang terus-menerus mengenai atribut
produk. Kenyataan itu menegaskan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk mempertahankan kepemimpinan dalam memberikan nilai tambah terhadap atribut
yang mereka tawarkan dan dalam mempertahankan atribut baru. Jika usaha dalam
memperkenalkan atribut baru tersebut berhasil di pasaran, maka beberapa pesaing
akan menawarkan atribut yang sama. Keberhasilan dalam mempertahankan
kepemimpinan tersebut, pada akhirnya akan menciptakan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan, yang mengarah pada pangsa pasar dan laba untuk sementara lebih tinggi
dari rata-rata. Oleh karena itu, untuk dapat terus bersaing, penting bagi perusahaan
untuk melakukan inovasi terhadap produk/jasa yang dihasilkan.
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bogor, wisata di Bogor
dibagi menjadi wisata alam dan budaya Di Kabupaten Bogor terdapat beberapa
kawasan wisata alam seperti Gunung Salak Endah, Kebun Raya Bogor, Taman Buah
Mekarsari, Kebun Wisata Pasir Mukti yang masing-masing memiliki konsep dan
keunikan tersendiri. Namun, secara tidak langsung keberadaan agrowisata-agrowisata
alam lainnya di Bogor dapat menjadi ancaman bagi keberadaan satu objek
!
" !
! !
Gambar 1. Grafik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng (2007)
Sumber: Kampoeng Wisata Cinangneng, 2007
Sebagai salah satu objek wisata yang sudah dikomersilkan dan dikenal secara
umum. Kampoeng Wisata juga dihadapkan pada tantangan untuk menarik perhatian
para wisatawan agar mau berkunjung dan menikmati fasilitas yang mereka tawarkan.
Selama kurang lebih delapan tahun Kampoeng Wisata Cinangneng ikut meramaikan
wisata Agro di indonesia, namun sebaran pengunjungnya masih cenderung fluktuatif
(rata-rata 200-1000 pengunjung per bulannya).Dari grafik kunjungan pada tahun
2007, kunjungan tertinggi terjadi pada bulan Juni. Hal ini dapat terjadi karena pada
bulan tersebut merupakan hari libur sekolah, sehingga banyak pengunjung yang
memnanfaatkan momen tersebut untuk berlibur/rekreasi. Fluktuasi tersebut
merupakan tren dari industri pariwisata.Sampai saat ini, Kampoeng Wisata belum
pernah melaksanakan pengukuran terhadap kepuasan pengunjung. Kepuasan
Wisata. Oleh karena itu, pihak manajemen Kampoeng Wisata perlu mengetahui
karekteristik konsumen, proses keputusan kunjungan yang mereka lakukan dan
kepuasan pengunjung terhadap atribut wisata yang ditawarkan. Hal tersebut dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam merumuskan strategi pemasaran
untuk mencapai target dan tujuan pemasarannya. Dengan demikian Kampoeng
Wisata Cinangneng juga dapat mengembangkan usahanya dan bersaing dalam
industri wisata agro yang terus berkembang.
Sesuai dengan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian mengenai
kepuasan konsumen terhadap atribut atau pelayanan yang ditawarkan oleh Kampoeng
Wisata Cinangneng, yang nantinya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana karekteristik responden dan tahapan proses keputusan kunjungan
ke Kampoeng Wisata Cinangneng?
2. Bagaimana tanggapan responden terhadap atribut-atribut yang ditawarkan
oleh pihak manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng?
3. Bagaimana tingkat kepuasan menyeluruh pelanggan terhadap fasilitas yang
ditawarkan oleh pihak manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng?
4. Bagaimana rekomendasi bauran pemasaran yang efektif dalam usaha
pengembangan Kampoeng Wisata Cinangneng?
1.3.Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka
1. Mengkaji tahapan proses pengambilan keputusan pengunjung ke Kampoeng
Wisata Cinangneng.
2. Menganalisis tanggapan responden terhadap atribut-atribut yang ditawarkan
oleh pihak Manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng.
3. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap fasilitas yang ditawarkan
oleh pihak Manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng.
4. Menganalisis mengenai rekomendasi bauran pemasaran yang efektif dalam
usaha pengembangan Kampoeng Wisata Cinangneng.
1.4.Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini
diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan,
yaitu:
1. Bagi perusahaan: Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pihak
manajemen Kampung Wisata untuk menformulasikan alternatif strategi
pemasaran yang tepat agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung.
2. Bagi penulis: penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan dan
pengembangan kemampuan analitis terhadap masalah-masalah praktis yang
ada khususnya di bidang perilaku konsumen dan pemasaran
3. Sebagai masukan bagi institusi, mahasiswa dan penulis tentang penelitian
kepuasan pengunjung pada objek agrowisata dan juga diharapkan dapat juga
1.5.Ruang lingkup Penelitian
1. Responden adalah pengunjung yang sedang dan minimal satu kali sebelumnya
berkunjung ke Kampoeng Wisata Cinangneng dan menikmati fasilitas yang
tersedia di Kampoeng Wisata.
2. Responden adalah pengunjung Kampoeng Wisata yang berusia lebih atau
sama dengan 15 tahun, dengan pertimbangan sudah dapat mengerti atribut
yang ditanyakan dan dapat mengambil keputusan mengenai Objek wisata
yang akan dikunjungi. Menurut Hidayat (2005) konsumen dinyatakan remaja
pada usia 15-24 tahun.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pariwisata
Dalam arti luas, pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk
melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu
aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat
maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Pariwisata semakin
berkembang sejalan perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan politik
(Danamik dan Weber,2006)
Menurut Undang-undang Republik indonesia nomor 9 tahun 1990 tentang
kepariwisataan, definisi dari wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang terkait di dalamnya. Pariwisata didefinisikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk di dalamnya pengusaha objek dan daya tarik
wisata.
Dunia Pariwisata memiliki tiga bentuk komponen sederhana, yaitu:
1. Asal, tempat tinggal wisatawan
2. Perjalanan, sarana untuk tiba di tempat tujuan dan kembali ke tempat asal.
3. Tujuan, tempat kunjungan yang jauh dari tempat asal.
Menurut Yoeti (2000), pariwisata merupakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata terutama pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta
Pariwisata atau tourism adalah fenomena banyak bidang yang meliputi perpindahan ke tempat tujuan dari luar tempat tinggal sehari-hari ( Matheison dan
Wall, 1882). Pariwisata terdiri dari 3 elemen dasar yaitu:
1. Elemen Mekanik yang mencakup masalah ke tempat daerah tujuan
terpilih/ daerah tujuan.
2. Elemen statik yang mencakup masalah tinggal di daerah tujuan.
3. Elemen konsekuensi yang merupakan hasil dari kedua elemen terdahulu,
yang memperhatikan efeknya terhadap subsistem, ekosistem, fisis, dan
sosial dengan kontak langsung atau tidak langsung wisatawan.
Pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang
berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang diluar tempat
tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah. Kepariwisataan merupakan
keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang ditujukan untuk
menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan (Fandelli, 2001)
2.2. Wisata Agro
Wisata agro merupakan salah satu bentuk wisata baru yang berkaitan dengan
dunia pertanian. Di Indonesia bentuk wisata ini baru dikenal sejak akhir tahun
1980-an. Secara sederhana, wisata ini berbentuk rekreasi di lahan pertanian, baik pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan atau peternakan.
Menurut Sugeng (2004), agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang
memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Agrowisata pada
secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk
menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan dan keindahan
alam. Oleh karena itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus
disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para
wisatawan. Objek wisata agro tidak sebatas pada objek dengan skala hamparan yang
luas seperti areal perkebunan dengan sejarah dari ratusan tahun yang lalu. Tapi usaha
pertanian dengan skala kecil juga mempunyai keunikan tersendiri bila dikemas
dengan baik. Keunikan usaha pertanian dari hulur sampai hilir ini bila dikemas
dengan baik maka akan menjadi objek wisata yang menarik.
Pelaksanaan pengembangan agrowisata perlu dilaksanakan secara lintas
sektoral dan multiaktivitas, dimana atraksi agrowisata dalam kegiatan pariwisata
merupakan salah satu mata rantai paket pariwisata. Oleh karena itu, dalam menata
dan mengembangkan agrowisata tidak terlepas dari unsur produk wisata lainnya
yakni hotel, rumah makan, transportasi, souvenir dan lainnya.
2.3. Manfaat Wisata Agro
Manfaat pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi dan
fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya
lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak
langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan
arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata
menyerap tenaga kerja dari masyarakat perdesaan, sehingga dapat menahan atau
mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini (Sugeng, 2004)
Menurut Tirtawinata (1999), beberapa manfaat dari adanya agrowisata antara
lain:
1. Meningkatkan Konservasi Lingkungan.
Pengembangan dan pengelolaan agrowisata yang objeknya benar-benar
menyatu dengan lingkungan alamnya harus memperhatikan kelestarian
lingkungan. Nilai-nilai konservasi yang ditekankan pada keseimbangan
ekosistem yang ada menjadi salah satu tujuan pengelolaan agrowisata.
Daerah agrowisata diharapkan memiliki nilai-nilai existence effect yang berguna bagi lingkungan, yang akan mempengaruhi cuaca bahkan iklim
disekitarnya.
2. Meningkatkan Nilai Estetika dan Keindahan Alam.
Keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna,
dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam satu tata ruang yang serasi
dengan alam. Oleh karena itu, dalam pembuatan agrowisata diperlukan
perencanaan tata letak, arsitektur bangunan dan landscape yang tepat. 3. Memberikan Nilai Rekreasi
Kegiatan wisata agro memiliki nilai rekreasi bagi pengunjung , karena dapat
memberikan kepuasan dan kegembiraan di tengah alam. Sebagai tempat
rekreasi, pengelola agrowisata perlu membuat atau menyediakan
tengah alam. Oleh karena itu kegiatan rekreasi perlu direncanakan secara
matang dan dilengkapi dengan fasilitas dan sarana pendukung.
4. Meningkatkan Kegiatan Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Pengelolaan dan peningkatan kualitas tempat agrowisata dilakukan dengan
membina hubungan dengan lembaga-lembaga penelitian dan pendidikan. Para
peneliti dan mahasiswa diberi kesempatan melakukan penelitian di areal
agrowisata. Bentu kerjasama ini tentunya akan sangat berguna bagi kedua
belah pihak. Pihak pengelola agrowisata menyediakan tempat dan sarana
penelitian, sedangkan peneliti dapat menyumbangkan hasil penelitiannya bagi
pengembangan agrowisata selanjutnya.
5. Mendapatkan keuntungan ekonomi
Agrowisata memberikan keuntungan tidak hanya bagi pengelola agrowisata,
tetapi juga bagi masyarakat disekitarnya, pemerintah daerah dan negara pada
umumnya. Keuntungan ekonomi bagi daerah dan masyarakat antara lain
membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat,
2.4. Tujuan Agrowisata
Tujuan Khusus dari pengembangan wisat agro menurut Departemen Pertanian
adalah:
1. Menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada wisatawan untuk
berkunjung ke objek wisata agro.
2. Menciptakan iklim berusaha kepada para wisatawan di bidang agro dan
pariwisata di dalam penyelenggaraan dan pelayanan wisata agro.
3. Menciptakan pola pemasaran yang terpadu untuk wisata agro.
4. Mengamankan dan melestarikan keberadaan dan citra produk pertanian
sebagai salah satu diversifikasi produk pertanian.
Tujuan umum dari pengembangan agrowisata yang sejalan dengan sasaran
pengembangan pariwisata adalah membina keselarasan hubungan manusia dan
lingkungannya melalui pemanfaatan sumber daya alam untuk tujuan wisata serta
meningkatkan devisa.
2.5.Sistem Wisata Agro
Sistem wisata agro merupakan transformasi input pertanian dan pariwisata
yang memberikan nilai tambah (output). Jadi wisata agro merupakan perpaduan
antara sektor pertanian dan sektor pariwisata yang bergabung dalam satu industri
dimana nilai tambah menjadi tolak ukur keberhasilan. Secara skematik sistem wisata
Gambar 2. Diagram Sederhana Sistem Agrowisata. Sumber: Departemen Pertanian dalam Baehaqie, 2003
2.4Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang perilaku konsumen pada agrowisata telah banyak
dilakukan. Misalnya oleh Vemy(2004), Agatha(2005), Meira (2005),Penelitian yang
mereka lakukan menggunakan metode dan alat analisis yang berbeda-beda tergantung
dari tujuan masing-masing.
Vemy (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Respon Pengunjung
Kampoeng Wisata Cinangneng, Ciampea, Bogor, menggunakan alat analisis
Importance Performance Analysis untuk mengetahui respon pengunjung terhadap atribut-atribut wisata yang ditawarkan dan analisis Thrusthone untuk prioritas
kepentingan. Berdasarkan hasil analisis kuadran diketahui bahwa atribut yang
diprioritaskan untuk diperbaiki adalah atribut kelengkapan fasilitas dan
pengetahuan/karyawan/pemadu wisata sebagai prioritas utama untuk segera
diperbaiki agar kepuasan pengunjung Kampoeng Wisata meningkat. Sedangkan
untuk atribut paket wisata, manfaat kunjungan, pelayanan informasi, kenyamanan,
kebersihan dan keamanan menjadi kekuatan perusahaan. Hasil analisis Thrusthone
atribut yang dipentingkan secara berurutan adalah kelengkapan fasilitas, paket wisata,
manfaat, kenyamanan dan kebersihan Dalam penelitian ini tidak diteliti mengenai
kepuasan pengunjung terhadap kinerja secara keseluruhan
Agatha (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Respon
Pengunjung Terhadap Atribut-atribut Rumah Strawberry serta Implikasinya Terhadap
Bauran Pemasaran, menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis
untuk mengetahui respon pengunjung dan Uji Friedman untuk mengetahui fasilitas
Performance Analysis diketahui bahwa atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki antara lain kesigapan karyawan dalam melayani pengunjung, kecepatan karyawan
dalam menangani transaksi, luas areal parkir, sarana toilet, kemudahan mencapai
lokasi. Sedangkan atribut yang merupakan keunggulan perusahaan yaitu kebersihan,
kenyamanan, kualitas buah strawberry, keramahan dan kesopanan karyawan, kualitas
serta pemeliharaan sarana dan prasarana, fasilitas restoran, sarana keamanan, udara
dan keindahan alam. Dalam penelitian ini tidak diteliti mengenai kepuasan
pengunjung terhadap kinerja secara keseluruhan.
Meira (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kesesuaian,
Prioritas dan Kepuasan Pengunjung Terhadap Nilai-niali Jasa Agrowisata Tlogo,
Tuntang, Semarang dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran menggunakan
Importance-Performance Analysis yang terdiri dari analisis kuadran dan analisis kesenjangan. Dalam penelitian ini pengunjung dibagi menjadi dua kategori, yakni
kelas individual dan kelas kolektif. Berdasarkan hasil analisis kuadran diketahui
bahwa atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki pada kedua kelas adalah harga
paket wisata, paket wisata, hiburan atau atraksi yang menarik, kenyamanan dan
kebersihan fasilitas, kelengkapan fasilitas dan kejutan. Nilai yang perlu diprioritaskan
untuk pengunjung individual adalah respon pengunjung terhadap kebutuhan dan
keinginan pengunjung. Sedangkan nilai yang perlu diprioritaskan oleh pengunjung
kolektif yakni harga fasilitas penunjang, info fasilitas penunjang, hubungan dengan
pihak manajemen dan karyawan Tlogo. Dalam penelitian ini tidak diteliti kepuasan
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran teoritis dari berbagai
penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Beberapa teori yang
digunakan sebagai bahan acuan, adalah sebagai berikut:
3.1.1. Definisi Perilaku Konsumen
Engel, et al (1994), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Sedangkan Peter dan Oslo dalam Rangkuti (2003), mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi perilaku dan
kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek petukaran dalam hidup
mereka. Berdasarkan uraian ini terdapat tiga jenis definisi mengenai perilaku
konsumen yang dapat dijelaskan, yakni:
Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen,
kelompok konsumen maupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu.
Perilaku konsumen melibatkan interaksi, menekankan bahwa untuk
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami apa yang
dipikirkan (kognisi), dirasakan (pengaruh), dan dilakukan (perilaku) oleh
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa konsumen tetap
konsisten dengan definisi pemasaran sejauh ini juga berkaitan dengan pertukaran.
Menurut Umar (2005), perilaku konsumen terbagi dua bagian, yang pertama
adalah perilaku yang tampak. Variabel-variabel yang termasuk ke dalamnya adalah
jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen
melakukan pembelian. Yang kedua adalah perilaku yang tidak tampak,
variabel-variabel yang termasuk di dalamnya antaralain persepsi, ingatan terhadap informasi
dan perasaan pemilikan oleh konsumen.
3.1.2.Model perilaku konsumen
Sebuah model adalah suatu penyederhanaan gambaran dari kenyataan. Model
perilaku konsumen merupakan penyederhanaan dari konsepsi mengenai bagaimana
perilaku konsumen terjadi dan dibentuk oleh variabel-variabel yang
mempengaruhinya. Salah satu model yang dikembangkan oleh Model angel,
Blackward dan Miniard. Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1995), perilaku
konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh Faktor pengaruh lingkungan, perbedaan
Gambar 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Sumber:Engel,Blackwell dan Miniard,1995.
3.1.3. Proses keputusan pembelian
Proses yang dilakukan konsumen dalam mengambil keputusan meliputi
beberapa tahapan. Menurut Engel et al (1994), terdapat lima tahapan proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil.
3.1.3.1 Pengenalan kebutuhan.
Menurut Engel et. Al (1994), pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal pengambilan keputusan. Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atas
perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk
menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Ketika ketidaksesuian yang ada
melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Berdasarkan Kotler
(2000), kebutuhan dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan eksternal. Dalam
rangsangan internal, kebutuhan dasar yang timbul didalam diri seorang seperti lapar,
haus dan lain-lain, akan mencapai titik tertentu dan menjadi dorongan. Sedangkan
dalam rangsangan eksternal, kebutuhan ditimbulkan oleh dorongan eksternal.
3.1.3.2. Pencarian informasi
Konsumen yang telah memenuhi kebutuhan akan terlihat dalam pencarian
informasi untuk memenuhi kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi sebagai
tahap kedua dari pengambilan keputusan didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi
dari pengetahuan yang tersimpan didalam ingatan atau pemerolehan informasi dari
lingkungan.
Pencarian yang dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu situasi,
ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen (Engel et al, 1994). Situasi mempengaruhi pencarian informasi karena adanya tekanan waktu dan ketersediaan
informasi. Ciri-ciri produk mempengaruhi pencarian informasi melalui kepercayaan
konsumen akan kepentingan tingkat differensiasi produk dan harga. Lingkungan
differensiasi antar pengecer. Karakteristik konsumen, meliputi pengetahuan,
keterlibatan, kepercayaan, sikap dan karakteristik demografi.
3.1.3.3. Evaluasi alternatif
Engel et al (1994) mendefinisikan evaluasi alternatif sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Terdapat empat komponen dasar proses evaluasi alternatif yaitu (1)
menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk melihat
alternatif-alternatif,(2) memutuskan alternatif pilihan,(3) menilai kinerja alternatif yang
dipertimbangkan dan (4) menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.
Konsumen memutuskan alternatif mana yang akan dipilih setelah menentukan kriteria
evaluasi. Pertimbangan yang dibuat oleh konsumen tergantung pada kemampuan
konsumen untuk mengingat informasi yang bertahan dalam ingatan. Jika konsumen
tidak mempunyai pengetahuan tentang alternatif pilihan maka harus berpaling pada
lingkungan untuk dapat bantuan dalam perangkat pertimbangan, kemudian dilakukan
penilaian terhadap alternatif-alternatif tersebut. Strategi yang digunakan untuk
membuat pilihan akhir tersebut adalah kaidah keputusan
3.1.3.4. Pembelian dan hasil pembelian
Tahap besar terakhir dari proses keputusan pembelian adalah tahap
pembelian dan hasil pembelian. Pada tahap ini, konsumen harus mengambil tiga
oleh Engel et al (1994) bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu (1) niat dan (2) pengaruh lingkungan dan perbedaan individu.
3.1.4. Pengertian Jasa
Menurut Kotler mengemukakan pengertian jasa (service) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Selanjutnya Stanton (2002 : 537) mengemukakan definisi jasa sebagai berikut: “jasa
adalah aktivitas tidak nyata, tidak dapat diukur sebagai hasil dari transaksi yang
menghasilkan kepuasan konsumen. Zeithaml and Bitner (2003 : 3) mengemukakan definisi jasa sebagai berikut: jasa mencakup seluruh kegiatan ekonomi yang
menghasilkan output bukan dalam bentuk fisik/bangunan, yang dikonsumsi dan
diproduksi dalam waktu yang bersamaan dan menciptakan nilai tambah dalam
berbagai bentuk (nyaman, senang, ketepatan waktu, sehat) yang bersifat intangible
bagi konsumen.
Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain
produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,
memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli
pertamanya.
3.1.5. Karakteristik Jasa
1. Tidak berwujud. Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat,
mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka
membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari
informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, para penyedia dan
penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga
produk jasa tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut: 1.
Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud, 2. Menekankan pada
manfaat yang diperoleh, 3. Menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa, atau 4. Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen.
2. Tidak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan
dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia
akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut,
sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan
skala operasi terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat
menggunakan strategi-strategi, seperti bekerja dalam kelompok yang lebih
besar, bekerja lebih cepat, serta melatih pemberi jasa supaya mereka mampu
membina kepercayaan konsumen.
3. Bervariasi (variability). Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah, tergantung siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa
berdasarkan suatu standar. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dapat
menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu sebagai
berikut: a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang
baik. b. Melakukan standarisasi proses produksi jasa. c. Memantau kepuasan
pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan
comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diketahui dan diperbaiki.
4. Mudah musnah (perishability). Jasa tidak dapat disimpan sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah
suatu masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan
persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka
perusahaan akan menghadapi masalah yang sulit dalam melakukan persiapan
pelayanannya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan
harga, serta program promosi yang tepat untuk mengantisipasi
ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran jasa.
3.1.6. Perbedaan Barang dan Jasa
Produk yang dihasilkan di bidang jasa sangat berbeda dengan produk dalam
bentuk fisik. Perbedaan antara produk dan jasa menyebabkan strategi pemasaran yang
digunakan juga berbeda. Pemasaran jasa akan menghadapi tantangan. Tantangan ini
berhubungan dengan pemahaman mengenai keinginan dan harapan konsumen
memenuhi janji kepada pelanggan. Beberapa perbedaan dan implikasinya dalam
bidang pemasaran dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Perbedaan antara Barang dan Jasa
Barang Jasa Implikasi Hasil
Berwujud Tidak berwujud • Jasa tidak bisa disimpan
• Jasa tidak bisa dipatenakan
• Jasa tidak terlihat
• Penentuan Harga sulit
Terstandarisasi Bervariasi • Kepuasan pelanggan tergantung pada pelayananan karyawan.
• Pelayanan jasa tergantung banyak faktor yang tidak terkontrol
• Konsumen mempengaruhi dan berpartipasi dalam transaksi
• Karyawan mempengaruhi kualitas jasa
• Konsumen saling mempengaruhi
• Produksi dalam skala besar sulit dilakukan
Tidak mudah
musnah
Mudah musnah • Jasa tidak bisa dikembalikan atau dijual kembali
Sumber: Zeithaml dan Bitner(2003:20)
3.1.7. Keunikan Pemasaran Jasa
Berdasar karakteristik jasa tersebut maka dalam pemasaran jasa tidak hanya
dikenal pemasaran eksternal saja namun juga pemasaran internal, dan pemasaran
interaktif. Pemasaran eksternal adalah pemasaran dari produsen untuk mendesain
produk, harga, distribusi, dan promosi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Pemasaran internal adalah usaha dari pemasar untuk memotivasi dan
melatih para karyawannya untuk melayani konsumen dengan sebaik-baiknya.
Pemasaran interaktif adalah usaha dari para karyawan untuk melayani pelanggan
Kerangka kerja strategik dapat digambarkan sebagai service triangle (Gambar 5) yang memperkuat pentingnya orang dalam perusahaan menjaga janji mereka dan
sukses dalam membangun customer relationship. Segitiga menggambarkan tiga kelompok yang saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mengembangkan,
mempromosikan dan menyampaikan jasa. Ketiga pemain utama ini diberi nama pada
poin segitiga: perusahaan (SBU atau departemen atau manajemen), pelanggan dan
provider (pemberi jasa). Provider dapat pegawai perusahaan, subkontraktor, atau pihak luar yang menyampaikan jasa perusahaan. Antara ketiga poin segitiga ini, tiga
tipe pemasaran harus dijalankan agar jasa dapat disampaikan dengan sukses:
pemasaran eksternal (external marketing), pemasaran interaktif (interactive marketing), dan pemasaran internal (internal marketing). Pada sisi kanan segitiga adalah usaha pemasaran eksternal yaitu membangun harapan pelanggan dan membuat
janji kepada pelanggan mengenai apa yang akan disampaikan. Sesuatu atau seseorang
yang mengkomunikasikan kepada pelanggan sebelum menyampaikan jasa dapat
dipandang sebagai bagian dari fungsi pemasaran eksternal. Pemasaran eksternal yang
merupakan permulaan dari pemasaran jasa adalah janji yang dibuat harus ditepati
Gambar 5. The Services Marketing Triangle
Pada dasar segitiga adalah akhir dari pemasaran jasa yaitu pemasaran
interaktif atau real time marketing. Disini janji ditepati atau dilanggar oleh karyawan, subkontraktor atau agen. Ini merupakan titik kritis. Apabila janji tidak
ditepati pelanggan akan tidak puas dan seringkali meninggalkan perusahaan. Sisi kiri
segitiga menunjukkan peran kritis yang dimainkan pemasaran internal. Ini merupakan
kegiatan manajemen untuk membuat provider memiliki kemampuan untuk menyampaikan janji-janji yaitu perekrutan, pelatihan, motivasi, pemberian imbalan,
menyediakan peralatan dan teknologi. Apabila provider tidak mampu dan tidak ingin memenuhi janji yang dibuat, perusahaan akan gagal, dan segitiga jasa akan runtuh.
3.1.8.Kepuasan Pelanggan
Pelanggan memasuki situasi jual-beli dengan harapan-harapan tertentu.
Pelanggan mempunyai angan-angan tentang perasaan yang ingin mereka rasakan
ketika mereka menyelesaikan suatu transaksi atau ketika mereka menggunakan
barang yang mereka beli maupun ketika menikmati pelayanan yang telah mereka
bayar. Mencapai tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah tujuan utama
pemasaran. Pada kenyataannya, akhir-akhir ini banyak perhatian tercurah pada
konsep kepuasan “total,” yang implikasinya adalah mencapai kepuasan sebagian saja
tidaklah cukup untuk membuat pelanggan setia dan kembali lagi. Ketika pelanggan
merasa puas akan pelayanan yang didapatkan pada saat proses transaksi dan juga
puas akan barang atau jasa yang mereka dapatkan, besar kemungkinan mereka akan
kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain dan juga akan