• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan pengunjung kampoeng wisata dan implikasinya terhadap bauran pemasaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kepuasan pengunjung kampoeng wisata dan implikasinya terhadap bauran pemasaran"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PEMASARAN

Oleh :

GERRY GUSTA BASKARA A14104110

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Di bawah bimbingan Lusi Fausia

Indonesia sebagai Negara agraris memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor, diantaranya adalah sektor pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan bagi pemerintah guna meningkatkan kondisi perekonomian Negara Peranan utama sektor pariwisata dalam hal perekonomian Indonesia adalah fungsinya sebagai penambah devisa negara. Selama ini, sektor pariwisata selalu berada pada posisi kedua setelah sektor migas dalam perolehan devisa negara.

Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di mancanegara menunjukan kecenderungan terus meningkat. Prospek sektor pariwisata di masa yang akan datang pun sangat menjanjikan dan memberikan peluang besar, terutama apabila melihat angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional. Berdasarkan perkiraan World Tourism Organization (2002), jumlah wisatawan internasional akan mencapai 1,046 miliyar orang pada tahun 2010 dan 1,602 miliyar orang pada tahun 2020. peluang ini akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar dua triliun US dollar pada tahun 2020.

Sebagai salah satu objek wisata yang sudah dikomersilkan dan dikenal secara umum. Kampoeng Wisata juga dihadapkan pada tantangan untuk menarik perhatian para wisatawan agar mau berkunjung dan menikmati fasilitas yang mereka tawarkan. Selama kurang lebih delapan tahun Kampoeng Wisata Cinangneng ikut meramaikan wisata agro di indonesia, namun sebaran pengunjungnya masih cenderung fluktuatif ( rata-rata 200-1000 pengunjung per bulannya). Selain itu, Kampoeng Wisata belum pernah melaksanakan pengukuran terhadap kepuasan pengunjung.Oleh karena itu, pihak manajemen Kampoeng Wisata perlu mengetahui karekteristik konsumen, proses keputusan kunjungan yang mereka lakukan dan Kepuasan pengunjung terhadap atribut wisata yang ditawarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik umum Pengunjung Kampoeng Wisata dan tahap pengambilan keputusan kunjungan, menganalisis respon konsumen terhadap tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari atribut-atribut performance Kampoeng Wisata, menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap semua atribut yang ditawarkan, dan memformulasikan implikasi bauran pemasaran 7P Kampoeng Wisata.

Penelitian dilakukan di Kampoeng Wisata Cinangneng (HB Garden Guest House Bogor), Ciampea Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kampoeng Wisatamerupakan Pionir

(3)

buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian dan laporan-laporan penelitian sebelumnya). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan Cooper (1996 ) adalah pengambilan sampel bertujuan ( purposive sampling ), dengan bentuk pengambilan sampel keputusan ( judgement sampling). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan tabulasi deskriptif,Importance Performance Analysis (IPA) dan CSI (Customer Satisfaction Index). Tabulasi deskriptif digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristik umum responden dan proses keputusan kunjungan ke Kampeong Wisata. IPA digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut Kampoeng Wisata Cinangneng. CSI untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari seluruh atribut.

Secara umum karakteristik pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng didominasi oleh wanita (70 Persen), berusia 33 sampai 38 tahun (35 persen), mayoritas pengunjung memiliki status pernikahan sudah menikah (85 persen), berpendidikan sarjana (45 persen) dan mayoritas memiliki pekerjaan pegawai swasta (34 persen) dan Guru (20 persen). Pada tahap pengenalan kebutuhan, tujuan pengunjung melakukan kunjungan ke agrowisata karena sedang mengikuti program sekolah Field Trip. Manfaat yang didapatkan oleh pengunjung adalah Menambah pengetahuan tentang pertanian / Kebudayaan Jawa Barat. Sedangkan alasan memilih lokasi Agrowisata Kampoeng Wisata disebabkan agrowisata ini memiliki lingkungan yang masih alami. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama responden adalah teman/ keluarga fokus perhatian dari informasi tersebut adalah kegiatan wisata yang menarik dan mendidik. Pada tahap evaluasi alternatif yang menjadi pertimbangan memilih Kampoeng Wisata Cinangneng karena Agrowisata ini menawarkan paket wisata yang menarik dan mendidik. Pada tahap keputusan berkunjung ,mayoritas pengunjung datang ke Agrowisata Kampoeng Wisata untuk pertama kalinya. Kunjungan ke lokasi merupakan kunjungan yang terencana. Mayoritas pengunjung melakukan kunjungan di hari libur yaitu akhir minggu, hari libur nasional. Pada tahap perilaku pasca kunjungan mayoritas pengunjung menyatakan puas dan ingin melakukan kunjungan kembali ke Agrowisata Kampoeng Wisata.

(4)

dilaksanakan dengan baik oleh Kampoeng Wisata. Sedangkan manfaat kunjungan, kesopanan pemandu, memiliki kinerja yang berlebih namun perlu dipertahankan oleh perusahaan.

Berdasarkan analisis dengan metode CSI, ternyata pengunjung Agrowisata Kampoeng Wisata puas terhadap kinerja pelayanan selama ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai Customer Satisfaction Index (CSI) yang sebesar 72,56 persen

(5)

NRP : A14104110

Program Studi : Manajemen Agribisnis

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Lusi Fausia, M.Ec NIP. 131 578 845

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN” BENAR-BENAR

MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH

DIGUNAKAN PADA SKRIPSI ATAU HASIL KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juni 2008

(7)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 1986 dari pasangan

Bapak Rachmad, SH dan Ibu Sabariah. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Pada tahun 2004 penulis lulus dari SMU N 65 Jakarta Barat dan pada

tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis diterima di Program Studi Manajemen

Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif dalam beberapa organisasi

dan kepanitiaan. Diantaranya adalah menjadi pengurus Departemen Pertanian BEM

(Badan Ekskutif Mahasiswa) Faperta periode 2005/2006, pengurus IAAS

(International Association of Agriculture and related Sciences) periode 2005-2008, dan sebagai anggota biro pengembangan sumberdaya manusia (PSDM) HIMPRO

MISETA periode 2007/2008. Penulis pernah menjadi Juara I dalam lomba film

dokumenter pertanian IPB yang diadakan oleh BEM KM IPB. Selain itu, penulis juga

(8)

Puji syukur atas segala rahmat dan hidayah Allah SWT Sang raja sekalian alam

yang selalu menyertai kita dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari serta

pemilik segala ilmu pengetahuan serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad

SAW begitu juga bagi keluarga, sahabat, dan umatnya.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata

Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran”. Tujuan dari skripsi ini

adalah untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng.

Alat analisis yang digunakan adalah IPA dan CSI. Hasil akhir dari skripsi ini berupa

rekomendasi kebijakan untuk menganalisis kepuasan pengunjung berdasarkan

atribut-atribut yang dinilai berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung.

Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna mengingat

keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama berlangsungnya penelitian.Namun

demikian mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

Bogor, Juni 2008

(9)

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagai pemilik segala ilmu pengetahuan, kebenaran, kekuatan, dan

pembimbingan segala kebaikan dalam kehidupan, atas terselesaikannya skripsi ini.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Rasulullah SAW berserta

keluarga, sahabat, dan umatnya.

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Lusi Fausia, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah merelakan

waktu dan membimbing penulis baik dalam memberi masukan, kritik, saran,

solusi, serta motivasi yang berharga, sehingga penulis mendapatkan pencerahan

dalam mencurahkan gagasan dan ide.

2. Ir. Juniar Atmakusuma,M.S. selaku dosen penguji utama yang bersedia

meluangkan waktunya dan terimakasih atas kritik, saran, dan masukan yang

diberikan kepada penulis.

3. Ir. Narni Farmayanti, M.S, selaku dosen penguji komisi pendidikan yang

memberikan masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini.

4. Keluargaku tersayang papa, mama, Arica Melisa dan Adhrian Prinanda atas doa,

dukungan, bimbingan, dan kasih sayang yang telah diberikan.

5. Pihak Manajemen serta staf Kampoeng Wisata Cinangneng, khususnya Ibu

Hester Basoeki selaku pemilik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

(10)

7. Ir. Lukman M. Baga, M.Sc. yang menjadi pembimbing akademik penulis, atas

bimbingan dan saran mengenai perkuliahan di AGB.

8. Etriya, SP, MM dan Feryanto William Karo-Karo, SP yang telah menjadi dosen

pengajar Departemen Agribisnis.

9. Mba Dewi dan Mba Dian yang telah membantu dalam kelancaran kegiatan administrasi dan kerjasamanya yang baik kepada penulis. Teh Ida dan Pak Yusuf atas bantuan dan kelancaran dalam kegiatan seminar dan sidang.

10. Bah Bengketers, Yudhi, Duta, Alie,Anggoy (Penghuni Gelap) terimakasih atas kebersamaannya dan kesetiaannya untuk ngekost di GRINDA, kalian telah mengajarkan banyak hal yang sangat berharga.

11. Riska Karlina Putri, yang telah menjadi pembahas dalam seminar saya.

12. Testi, Nova, teman satu bimbingan yang selalu memberikan semangat.

13. Nunu ( Sensei) dan Evan yang selalu memberikan inspirasi

14. Yoga, Fandi,Ragil, Randi, Krishna, Dinna, Fani, Widy,Sastro, Intan, Nung,Suci,

Tere, Nanin, Menik,Neneng,Remi dan temen-temen Agebers yang saya tidak

bisa sebutkan satu persatu.

15. Muhamad Irfan Setia Adjie, terimakasih telah menjadi sahabat yang baik, dan

kebersamaannya bersama Chu-mi production, mudah-mudahan kita bisa jadi

Cineas sukses.

16. Tim Basket Faperta, Ivan, Fandi,Hadid, Ule, Ewin, Gandhi, Evan atas

(11)

PEMASARAN

Oleh :

GERRY GUSTA BASKARA A14104110

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Di bawah bimbingan Lusi Fausia

Indonesia sebagai Negara agraris memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor, diantaranya adalah sektor pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan bagi pemerintah guna meningkatkan kondisi perekonomian Negara Peranan utama sektor pariwisata dalam hal perekonomian Indonesia adalah fungsinya sebagai penambah devisa negara. Selama ini, sektor pariwisata selalu berada pada posisi kedua setelah sektor migas dalam perolehan devisa negara.

Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di mancanegara menunjukan kecenderungan terus meningkat. Prospek sektor pariwisata di masa yang akan datang pun sangat menjanjikan dan memberikan peluang besar, terutama apabila melihat angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional. Berdasarkan perkiraan World Tourism Organization (2002), jumlah wisatawan internasional akan mencapai 1,046 miliyar orang pada tahun 2010 dan 1,602 miliyar orang pada tahun 2020. peluang ini akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar dua triliun US dollar pada tahun 2020.

Sebagai salah satu objek wisata yang sudah dikomersilkan dan dikenal secara umum. Kampoeng Wisata juga dihadapkan pada tantangan untuk menarik perhatian para wisatawan agar mau berkunjung dan menikmati fasilitas yang mereka tawarkan. Selama kurang lebih delapan tahun Kampoeng Wisata Cinangneng ikut meramaikan wisata agro di indonesia, namun sebaran pengunjungnya masih cenderung fluktuatif ( rata-rata 200-1000 pengunjung per bulannya). Selain itu, Kampoeng Wisata belum pernah melaksanakan pengukuran terhadap kepuasan pengunjung.Oleh karena itu, pihak manajemen Kampoeng Wisata perlu mengetahui karekteristik konsumen, proses keputusan kunjungan yang mereka lakukan dan Kepuasan pengunjung terhadap atribut wisata yang ditawarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik umum Pengunjung Kampoeng Wisata dan tahap pengambilan keputusan kunjungan, menganalisis respon konsumen terhadap tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari atribut-atribut performance Kampoeng Wisata, menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap semua atribut yang ditawarkan, dan memformulasikan implikasi bauran pemasaran 7P Kampoeng Wisata.

Penelitian dilakukan di Kampoeng Wisata Cinangneng (HB Garden Guest House Bogor), Ciampea Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kampoeng Wisatamerupakan Pionir

(13)

buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian dan laporan-laporan penelitian sebelumnya). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan Cooper (1996 ) adalah pengambilan sampel bertujuan ( purposive sampling ), dengan bentuk pengambilan sampel keputusan ( judgement sampling). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan tabulasi deskriptif,Importance Performance Analysis (IPA) dan CSI (Customer Satisfaction Index). Tabulasi deskriptif digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristik umum responden dan proses keputusan kunjungan ke Kampeong Wisata. IPA digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut Kampoeng Wisata Cinangneng. CSI untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari seluruh atribut.

Secara umum karakteristik pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng didominasi oleh wanita (70 Persen), berusia 33 sampai 38 tahun (35 persen), mayoritas pengunjung memiliki status pernikahan sudah menikah (85 persen), berpendidikan sarjana (45 persen) dan mayoritas memiliki pekerjaan pegawai swasta (34 persen) dan Guru (20 persen). Pada tahap pengenalan kebutuhan, tujuan pengunjung melakukan kunjungan ke agrowisata karena sedang mengikuti program sekolah Field Trip. Manfaat yang didapatkan oleh pengunjung adalah Menambah pengetahuan tentang pertanian / Kebudayaan Jawa Barat. Sedangkan alasan memilih lokasi Agrowisata Kampoeng Wisata disebabkan agrowisata ini memiliki lingkungan yang masih alami. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama responden adalah teman/ keluarga fokus perhatian dari informasi tersebut adalah kegiatan wisata yang menarik dan mendidik. Pada tahap evaluasi alternatif yang menjadi pertimbangan memilih Kampoeng Wisata Cinangneng karena Agrowisata ini menawarkan paket wisata yang menarik dan mendidik. Pada tahap keputusan berkunjung ,mayoritas pengunjung datang ke Agrowisata Kampoeng Wisata untuk pertama kalinya. Kunjungan ke lokasi merupakan kunjungan yang terencana. Mayoritas pengunjung melakukan kunjungan di hari libur yaitu akhir minggu, hari libur nasional. Pada tahap perilaku pasca kunjungan mayoritas pengunjung menyatakan puas dan ingin melakukan kunjungan kembali ke Agrowisata Kampoeng Wisata.

(14)

dilaksanakan dengan baik oleh Kampoeng Wisata. Sedangkan manfaat kunjungan, kesopanan pemandu, memiliki kinerja yang berlebih namun perlu dipertahankan oleh perusahaan.

Berdasarkan analisis dengan metode CSI, ternyata pengunjung Agrowisata Kampoeng Wisata puas terhadap kinerja pelayanan selama ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai Customer Satisfaction Index (CSI) yang sebesar 72,56 persen

(15)

NRP : A14104110

Program Studi : Manajemen Agribisnis

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Lusi Fausia, M.Ec NIP. 131 578 845

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(16)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN” BENAR-BENAR

MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH

DIGUNAKAN PADA SKRIPSI ATAU HASIL KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juni 2008

(17)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 1986 dari pasangan

Bapak Rachmad, SH dan Ibu Sabariah. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Pada tahun 2004 penulis lulus dari SMU N 65 Jakarta Barat dan pada

tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis diterima di Program Studi Manajemen

Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif dalam beberapa organisasi

dan kepanitiaan. Diantaranya adalah menjadi pengurus Departemen Pertanian BEM

(Badan Ekskutif Mahasiswa) Faperta periode 2005/2006, pengurus IAAS

(International Association of Agriculture and related Sciences) periode 2005-2008, dan sebagai anggota biro pengembangan sumberdaya manusia (PSDM) HIMPRO

MISETA periode 2007/2008. Penulis pernah menjadi Juara I dalam lomba film

dokumenter pertanian IPB yang diadakan oleh BEM KM IPB. Selain itu, penulis juga

(18)

Puji syukur atas segala rahmat dan hidayah Allah SWT Sang raja sekalian alam

yang selalu menyertai kita dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari serta

pemilik segala ilmu pengetahuan serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad

SAW begitu juga bagi keluarga, sahabat, dan umatnya.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata

Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran”. Tujuan dari skripsi ini

adalah untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng.

Alat analisis yang digunakan adalah IPA dan CSI. Hasil akhir dari skripsi ini berupa

rekomendasi kebijakan untuk menganalisis kepuasan pengunjung berdasarkan

atribut-atribut yang dinilai berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung.

Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna mengingat

keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama berlangsungnya penelitian.Namun

demikian mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

Bogor, Juni 2008

(19)

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagai pemilik segala ilmu pengetahuan, kebenaran, kekuatan, dan

pembimbingan segala kebaikan dalam kehidupan, atas terselesaikannya skripsi ini.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Rasulullah SAW berserta

keluarga, sahabat, dan umatnya.

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Lusi Fausia, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah merelakan

waktu dan membimbing penulis baik dalam memberi masukan, kritik, saran,

solusi, serta motivasi yang berharga, sehingga penulis mendapatkan pencerahan

dalam mencurahkan gagasan dan ide.

2. Ir. Juniar Atmakusuma,M.S. selaku dosen penguji utama yang bersedia

meluangkan waktunya dan terimakasih atas kritik, saran, dan masukan yang

diberikan kepada penulis.

3. Ir. Narni Farmayanti, M.S, selaku dosen penguji komisi pendidikan yang

memberikan masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini.

4. Keluargaku tersayang papa, mama, Arica Melisa dan Adhrian Prinanda atas doa,

dukungan, bimbingan, dan kasih sayang yang telah diberikan.

5. Pihak Manajemen serta staf Kampoeng Wisata Cinangneng, khususnya Ibu

Hester Basoeki selaku pemilik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

(20)

7. Ir. Lukman M. Baga, M.Sc. yang menjadi pembimbing akademik penulis, atas

bimbingan dan saran mengenai perkuliahan di AGB.

8. Etriya, SP, MM dan Feryanto William Karo-Karo, SP yang telah menjadi dosen

pengajar Departemen Agribisnis.

9. Mba Dewi dan Mba Dian yang telah membantu dalam kelancaran kegiatan administrasi dan kerjasamanya yang baik kepada penulis. Teh Ida dan Pak Yusuf atas bantuan dan kelancaran dalam kegiatan seminar dan sidang.

10. Bah Bengketers, Yudhi, Duta, Alie,Anggoy (Penghuni Gelap) terimakasih atas kebersamaannya dan kesetiaannya untuk ngekost di GRINDA, kalian telah mengajarkan banyak hal yang sangat berharga.

11. Riska Karlina Putri, yang telah menjadi pembahas dalam seminar saya.

12. Testi, Nova, teman satu bimbingan yang selalu memberikan semangat.

13. Nunu ( Sensei) dan Evan yang selalu memberikan inspirasi

14. Yoga, Fandi,Ragil, Randi, Krishna, Dinna, Fani, Widy,Sastro, Intan, Nung,Suci,

Tere, Nanin, Menik,Neneng,Remi dan temen-temen Agebers yang saya tidak

bisa sebutkan satu persatu.

15. Muhamad Irfan Setia Adjie, terimakasih telah menjadi sahabat yang baik, dan

kebersamaannya bersama Chu-mi production, mudah-mudahan kita bisa jadi

Cineas sukses.

16. Tim Basket Faperta, Ivan, Fandi,Hadid, Ule, Ewin, Gandhi, Evan atas

(21)

18. Teman-teman KKP di Kabupaten Cianjur, terutama Desa Neglasari, Adisti,

Ella,Gani, Della,Keti,dan Dita

19. Teman-teman KPM, EPS, dan AGB 41.

Begitu juga kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam hal penyusunan

dan penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak. Mohon maaf jika

namanya tidak dapat disebut satu persatu, karena keterbatasan ruang. Semoga amal

kebaikan saudara-saudara dicatat oleh Allah sebagai amal kebaikan yang akan

(22)

Halaman 3.1.3 Proses Keputusan Pembelian ... 23 3.1.3 Pengenalan Kebutuhan ... 24 3.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan... 34 3.1.10 Bauran Pemasaran Jasa ... 38 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 44

(23)
(24)

7.1 Strategi Produk (Product) ... 105 7.2 Strategi Promosi (Promotion ... 107 7.3 Strategi Tempat (Place) ... 108 7.4 Strategi Harga (Price) ... 110 7.5 Strategi Orang (Participants) ... 111 7.6 Strategi Bukti Fisik (Physical Evidence) ... 112 7.7 Strategi Proses (Process) ... 113

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 115 8.1 Kesimpulan ... 115 8.1 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara agraris memiliki kekayaan alam yang dapat

dimanfaatkan oleh berbagai sektor, diantaranya adalah sektor pariwisata. Pariwisata

merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan bagi pemerintah guna

meningkatkan kondisi perekonomian Negara. Wisatawan asing yang mengunjungi

objek-objek wisata di Indonesia akan mendatangkan devisa yang jumlahnya tidak

sedikit. Selain itu, pariwisata juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan

kesempatan untuk berwirausaha. Sektor pariwisata adalah penyedia kesempatan kerja

yang sangat dominan yakni sepuluh persen dari lapangan kerja di Indonesia dengan

jumlah tenaga kerja langsung 7,3 juta orang dan yang tidak langsung sebesar lima

juta orang (Santosa,2004). Peranan utama sektor pariwisata dalam hal perekonomian

Indonesia adalah fungsinya sebagai penambah devisa negara. Selama ini, sektor

pariwisata selalu berada pada posisi kedua setelah sektor migas dalam perolehan

devisa negara. Hal ini ditunjukan pada tabel 1 mengenai penerimaan devisa negara

selama tahun 2000 sampai 2005 dalam bentuk persentase. Berdasarkan tabel tersebut

terlihat bahwa perolehan devisa dari sektor pariwisata selalu menempati posisi ketiga

teratas dibawah penerimaan devisa dari sektor migas. Hal ini membuat sektor

(30)

Tabel 1. Persentase Sumber Penerimaan Devisa tahun (2000-2005)

Sumber : Badan Pusat Statistik , 2005

Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di

mancanegara menunjukan kecenderungan terus meningkat. Prospek sektor pariwisata

di masa yang akan datang pun sangat menjanjikan dan memberikan peluang besar,

terutama apabila melihat angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional.

Berdasarkan perkiraan World tourism Organization (2002), jumlah wisatawan

internasional akan mencapai 1,046 miliyar orang pada tahun 2010 dan 1,602 miliyar

orang pada tahun 2020. peluang ini akan mampu menciptakan pendapatan dunia

sebesar dua triliun US dollar pada tahun 2020.

Konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian besar masyarakat

Negara maju dan Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat

meningkatnya pendapatan, aspirasi dan kesejahteraan, sehingga kunjungan wisata

pun meningkat. Jumlah wisatawan yang mengunjungi objek-objek wisata di

Indonesia baik wisatawan asing maupun lokal cukup besar dan relative stabil yang

dapat dilihat pada tabel 1. Penurunan jumlah wisatawan yang cukup besar hanya

terjadi pada tahun 2003 dengan jumlah wisatawan sebesar 4.577.052 orang. Hal ini

diakibatkan oleh tragedy bom bali pada bulan oktober 2002 dan pemboman Hotel

Mariot pada bulan agustus 2003 yang menyebabkan beberapa Negara

(31)

Indonesia. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama, karena pada tahun 2004

jumlah wisatawan yang berkunjung kembali meningkat menjadi sebesar 5.432.518

orang (Badan Pusat Statistik)

Tabel 2. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Indonesia (2001-2007) Tahun

2001 5.153.625 103.884 5.257.504

2002 5.033.400 105.378 5.138.778

2003 4.467.021 110.031 4.577.052

2004 5.321.165 111.353 5.432.518

2005 5.002.101 112.701 5.114.802

2006 4.871.351 114.391 4.985.742

2007 5.505.759 116.107 5.621.866

Sumber: Badan pusat statistik, 2007 * : angka sementara

Besarnya jumah wisatawan baik asing maupun lokal yang mengunjungi

objek-objek wisata di Indonesia tersebut merupakan suatu tantangan dan peluang bagi para

pelaku usaha pariwisata untuk mengembangkan suatu usaha pariwisata yang menarik

dan unik. Hal ini terjadi karena preferensi dan motivasi wisatawan terus berkembang

secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati

objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan

produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik

menunjukan peningkatan yang pesat. Selain itu, kondisi perekonomian dan

persaingan global yang semakin kompleks menuntut kreatifitas pengembangan usaha

yang kompetitif sesuai dengan keunggulan yang dimiliki. Agrowisata tercipta untuk

memenuhi tantangan sekaligus peluang tersebut. Agrowisata merupakan salah satu

usaha agribisnis yang prospektif untuk dikembangkan sesuai dengan perannya dalam

(32)

Subiyanto (2002), menjelaskan bahwa wisata agro merupakan kegiatan yang

memiliki komponen lokal yang cukup dominan dan mempunyai pasar yang cukup

baik, mengingat adanya kecenderungan bagi masyarakat kota dan kaum intelektual

untuk berpandangan kembali ke alam (back to nature). Preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis serta kecenderungan wisatawan untuk

kembali ke alam menyebabkan pengembangan daya tarik wisata yang berbasiskan

alam menjadi sangat potensial (Koswara, 2005). Kecenderungan lain yang terjadi adalah pergeseran orientasi pasar wisatawan pada jenis-jenis produk wisata baru yang

menekankan pada penghayatan yang lebih pada aspek kelestarian alam, lingkungan,

dan budaya (Supriyadi, 2005). Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek yang spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang

indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun pertanian modern dan spesifik

menunjukan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan sinyal tingginya

permintaan akan wisata agro dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan

produk-produk agribisnis dalam bentuk kawasan maupun produk pertanian yang

memiliki daya tarik spesifik.

Potensi dan daya tarik wisata agro Jawa Barat sangat beragam dan tersebar di

wilayah Jawa Barat. Komoditas agro yang menjadi daya tarik umumnya merupakan

komoditas unggulan yang relatif dikenal masyarakat. Kekhasan komoditas pertanian

tersebut bahkan juga mencirikan keunikan khas jawa barat. Budaya bercocok tanam,

budaya nelayan pesisir, termasuk berbagai upacara sebelum maupun saat panen tiba,

upacara meminta keselamatan sebelum berangkat melaut, menambah daya tarik

(33)

Tabel 3. Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat (1999-2004) Tahun Jumlah Wisatawan (Orang) Pendapatan Daerah (Rp)

1999 3.275.889 8.695.861.000

Pendapatan daerah dari kunjungan wisatawan yang datang ke Jawa Barat nilainya

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 9,53%.

Tahun 1999 sebesar Rp. 8.695.861.000 dan meningkat menjadi Rp. 27.981.763.482

pada tahun 2004. Kecenderungan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ini

merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan bagi agrowisata-agrowisata yang ada

di Jawa Barat

Salah satu daerah kunjungan wisata di propinsi Jawa Barat adalah kabupaten

Bogor, Kabupaten ini memiliki beragam jenis objek wisata mulai dari sektor

pertanian, suaka alam, wisata budaya dan lain-lain. Sebagai salah satu kabupaten di

Jawa Barat, Kabupaten Bogor, merupakan wilayah yang memiliki potensi cukup

besar dalam mengembangkan wisata Agro dan merupakan salah satu bagian dari

Kawasan Andalan Bogor-Puncak-Cianjur (Bopunjur) dengan kegiatan utama

Agribisnis dan Pariwisata (Dinas pertanian tanaman pangan, 2005). Pada tahun

2005-2007 jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten Bogor meningkat

dari sejumlah 1.770.981 orang pada tahun 2005 meningkat menjadi 2.120.405 orang

pada tahun 2007 seperti yang terlihat pada tabel 4. Kecenderungan peningkatan

(34)

semakin diminati oleh wisatawan. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi

pariwisata yang ada di Bogor, khususnya wisata agro.

Tabel 4. Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor tahun (2002-2007) Tahun Wisatawan

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2007

1.2 Perumusan Masalah

Semakin meningkatnya jumlah objek wisata temasuk wisata agro (Tabel 5)

saat ini menyebabkan tingkat persaingan khususnya persaingan untuk mendapatkan

perhatian dari konsumen menjadi semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena sebagai

salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa, konsumen atau pengunjung merupakan

faktor-faktor penting bagi kelangsungan hidup sebuah objek wisata agro.

Tabel. 5. Jumlah Agrowisata di Bogor, (2001-2006)

Tahun Jumlah Persentase Kenaikan ( %)

2001 25 -

(35)

Pertambahan jumlah wisata agro di Bogor menyebabkan semakin tingginya

tingkat persaingan di dalam industri pariwisata di Bogor. Menurut Kottler (2000),

persaingan menghasilkan suatu rangkaian yang terus-menerus mengenai atribut

produk. Kenyataan itu menegaskan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk mempertahankan kepemimpinan dalam memberikan nilai tambah terhadap atribut

yang mereka tawarkan dan dalam mempertahankan atribut baru. Jika usaha dalam

memperkenalkan atribut baru tersebut berhasil di pasaran, maka beberapa pesaing

akan menawarkan atribut yang sama. Keberhasilan dalam mempertahankan

kepemimpinan tersebut, pada akhirnya akan menciptakan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan, yang mengarah pada pangsa pasar dan laba untuk sementara lebih tinggi

dari rata-rata. Oleh karena itu, untuk dapat terus bersaing, penting bagi perusahaan

untuk melakukan inovasi terhadap produk/jasa yang dihasilkan.

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bogor, wisata di Bogor

dibagi menjadi wisata alam dan budaya Di Kabupaten Bogor terdapat beberapa

kawasan wisata alam seperti Gunung Salak Endah, Kebun Raya Bogor, Taman Buah

Mekarsari, Kebun Wisata Pasir Mukti yang masing-masing memiliki konsep dan

keunikan tersendiri. Namun, secara tidak langsung keberadaan agrowisata-agrowisata

alam lainnya di Bogor dapat menjadi ancaman bagi keberadaan satu objek

(36)

!

" !

! !

Gambar 1. Grafik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng (2007)

Sumber: Kampoeng Wisata Cinangneng, 2007

Sebagai salah satu objek wisata yang sudah dikomersilkan dan dikenal secara

umum. Kampoeng Wisata juga dihadapkan pada tantangan untuk menarik perhatian

para wisatawan agar mau berkunjung dan menikmati fasilitas yang mereka tawarkan.

Selama kurang lebih delapan tahun Kampoeng Wisata Cinangneng ikut meramaikan

wisata Agro di indonesia, namun sebaran pengunjungnya masih cenderung fluktuatif

(rata-rata 200-1000 pengunjung per bulannya).Dari grafik kunjungan pada tahun

2007, kunjungan tertinggi terjadi pada bulan Juni. Hal ini dapat terjadi karena pada

bulan tersebut merupakan hari libur sekolah, sehingga banyak pengunjung yang

memnanfaatkan momen tersebut untuk berlibur/rekreasi. Fluktuasi tersebut

merupakan tren dari industri pariwisata.Sampai saat ini, Kampoeng Wisata belum

pernah melaksanakan pengukuran terhadap kepuasan pengunjung. Kepuasan

(37)

Wisata. Oleh karena itu, pihak manajemen Kampoeng Wisata perlu mengetahui

karekteristik konsumen, proses keputusan kunjungan yang mereka lakukan dan

kepuasan pengunjung terhadap atribut wisata yang ditawarkan. Hal tersebut dapat

dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam merumuskan strategi pemasaran

untuk mencapai target dan tujuan pemasarannya. Dengan demikian Kampoeng

Wisata Cinangneng juga dapat mengembangkan usahanya dan bersaing dalam

industri wisata agro yang terus berkembang.

Sesuai dengan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian mengenai

kepuasan konsumen terhadap atribut atau pelayanan yang ditawarkan oleh Kampoeng

Wisata Cinangneng, yang nantinya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana karekteristik responden dan tahapan proses keputusan kunjungan

ke Kampoeng Wisata Cinangneng?

2. Bagaimana tanggapan responden terhadap atribut-atribut yang ditawarkan

oleh pihak manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng?

3. Bagaimana tingkat kepuasan menyeluruh pelanggan terhadap fasilitas yang

ditawarkan oleh pihak manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng?

4. Bagaimana rekomendasi bauran pemasaran yang efektif dalam usaha

pengembangan Kampoeng Wisata Cinangneng?

1.3.Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka

(38)

1. Mengkaji tahapan proses pengambilan keputusan pengunjung ke Kampoeng

Wisata Cinangneng.

2. Menganalisis tanggapan responden terhadap atribut-atribut yang ditawarkan

oleh pihak Manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng.

3. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap fasilitas yang ditawarkan

oleh pihak Manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng.

4. Menganalisis mengenai rekomendasi bauran pemasaran yang efektif dalam

usaha pengembangan Kampoeng Wisata Cinangneng.

1.4.Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini

diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan,

yaitu:

1. Bagi perusahaan: Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pihak

manajemen Kampung Wisata untuk menformulasikan alternatif strategi

pemasaran yang tepat agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung.

2. Bagi penulis: penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan dan

pengembangan kemampuan analitis terhadap masalah-masalah praktis yang

ada khususnya di bidang perilaku konsumen dan pemasaran

3. Sebagai masukan bagi institusi, mahasiswa dan penulis tentang penelitian

kepuasan pengunjung pada objek agrowisata dan juga diharapkan dapat juga

(39)

1.5.Ruang lingkup Penelitian

1. Responden adalah pengunjung yang sedang dan minimal satu kali sebelumnya

berkunjung ke Kampoeng Wisata Cinangneng dan menikmati fasilitas yang

tersedia di Kampoeng Wisata.

2. Responden adalah pengunjung Kampoeng Wisata yang berusia lebih atau

sama dengan 15 tahun, dengan pertimbangan sudah dapat mengerti atribut

yang ditanyakan dan dapat mengambil keputusan mengenai Objek wisata

yang akan dikunjungi. Menurut Hidayat (2005) konsumen dinyatakan remaja

pada usia 15-24 tahun.

(40)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

Dalam arti luas, pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk

melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu

aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat

maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Pariwisata semakin

berkembang sejalan perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan politik

(Danamik dan Weber,2006)

Menurut Undang-undang Republik indonesia nomor 9 tahun 1990 tentang

kepariwisataan, definisi dari wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan secara

sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata serta

usaha-usaha yang terkait di dalamnya. Pariwisata didefinisikan sebagai sesuatu yang

berhubungan dengan wisata, termasuk di dalamnya pengusaha objek dan daya tarik

wisata.

Dunia Pariwisata memiliki tiga bentuk komponen sederhana, yaitu:

1. Asal, tempat tinggal wisatawan

2. Perjalanan, sarana untuk tiba di tempat tujuan dan kembali ke tempat asal.

3. Tujuan, tempat kunjungan yang jauh dari tempat asal.

Menurut Yoeti (2000), pariwisata merupakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan wisata terutama pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta

(41)

Pariwisata atau tourism adalah fenomena banyak bidang yang meliputi perpindahan ke tempat tujuan dari luar tempat tinggal sehari-hari ( Matheison dan

Wall, 1882). Pariwisata terdiri dari 3 elemen dasar yaitu:

1. Elemen Mekanik yang mencakup masalah ke tempat daerah tujuan

terpilih/ daerah tujuan.

2. Elemen statik yang mencakup masalah tinggal di daerah tujuan.

3. Elemen konsekuensi yang merupakan hasil dari kedua elemen terdahulu,

yang memperhatikan efeknya terhadap subsistem, ekosistem, fisis, dan

sosial dengan kontak langsung atau tidak langsung wisatawan.

Pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang

berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang diluar tempat

tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah. Kepariwisataan merupakan

keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang ditujukan untuk

menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan (Fandelli, 2001)

2.2. Wisata Agro

Wisata agro merupakan salah satu bentuk wisata baru yang berkaitan dengan

dunia pertanian. Di Indonesia bentuk wisata ini baru dikenal sejak akhir tahun

1980-an. Secara sederhana, wisata ini berbentuk rekreasi di lahan pertanian, baik pertanian

tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan atau peternakan.

Menurut Sugeng (2004), agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang

memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Agrowisata pada

(42)

secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk

menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan dan keindahan

alam. Oleh karena itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus

disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para

wisatawan. Objek wisata agro tidak sebatas pada objek dengan skala hamparan yang

luas seperti areal perkebunan dengan sejarah dari ratusan tahun yang lalu. Tapi usaha

pertanian dengan skala kecil juga mempunyai keunikan tersendiri bila dikemas

dengan baik. Keunikan usaha pertanian dari hulur sampai hilir ini bila dikemas

dengan baik maka akan menjadi objek wisata yang menarik.

Pelaksanaan pengembangan agrowisata perlu dilaksanakan secara lintas

sektoral dan multiaktivitas, dimana atraksi agrowisata dalam kegiatan pariwisata

merupakan salah satu mata rantai paket pariwisata. Oleh karena itu, dalam menata

dan mengembangkan agrowisata tidak terlepas dari unsur produk wisata lainnya

yakni hotel, rumah makan, transportasi, souvenir dan lainnya.

2.3. Manfaat Wisata Agro

Manfaat pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi dan

fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya

lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak

langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan

arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata

(43)

menyerap tenaga kerja dari masyarakat perdesaan, sehingga dapat menahan atau

mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini (Sugeng, 2004)

Menurut Tirtawinata (1999), beberapa manfaat dari adanya agrowisata antara

lain:

1. Meningkatkan Konservasi Lingkungan.

Pengembangan dan pengelolaan agrowisata yang objeknya benar-benar

menyatu dengan lingkungan alamnya harus memperhatikan kelestarian

lingkungan. Nilai-nilai konservasi yang ditekankan pada keseimbangan

ekosistem yang ada menjadi salah satu tujuan pengelolaan agrowisata.

Daerah agrowisata diharapkan memiliki nilai-nilai existence effect yang berguna bagi lingkungan, yang akan mempengaruhi cuaca bahkan iklim

disekitarnya.

2. Meningkatkan Nilai Estetika dan Keindahan Alam.

Keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna,

dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam satu tata ruang yang serasi

dengan alam. Oleh karena itu, dalam pembuatan agrowisata diperlukan

perencanaan tata letak, arsitektur bangunan dan landscape yang tepat. 3. Memberikan Nilai Rekreasi

Kegiatan wisata agro memiliki nilai rekreasi bagi pengunjung , karena dapat

memberikan kepuasan dan kegembiraan di tengah alam. Sebagai tempat

rekreasi, pengelola agrowisata perlu membuat atau menyediakan

(44)

tengah alam. Oleh karena itu kegiatan rekreasi perlu direncanakan secara

matang dan dilengkapi dengan fasilitas dan sarana pendukung.

4. Meningkatkan Kegiatan Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

Pengelolaan dan peningkatan kualitas tempat agrowisata dilakukan dengan

membina hubungan dengan lembaga-lembaga penelitian dan pendidikan. Para

peneliti dan mahasiswa diberi kesempatan melakukan penelitian di areal

agrowisata. Bentu kerjasama ini tentunya akan sangat berguna bagi kedua

belah pihak. Pihak pengelola agrowisata menyediakan tempat dan sarana

penelitian, sedangkan peneliti dapat menyumbangkan hasil penelitiannya bagi

pengembangan agrowisata selanjutnya.

5. Mendapatkan keuntungan ekonomi

Agrowisata memberikan keuntungan tidak hanya bagi pengelola agrowisata,

tetapi juga bagi masyarakat disekitarnya, pemerintah daerah dan negara pada

umumnya. Keuntungan ekonomi bagi daerah dan masyarakat antara lain

membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat,

(45)

2.4. Tujuan Agrowisata

Tujuan Khusus dari pengembangan wisat agro menurut Departemen Pertanian

adalah:

1. Menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada wisatawan untuk

berkunjung ke objek wisata agro.

2. Menciptakan iklim berusaha kepada para wisatawan di bidang agro dan

pariwisata di dalam penyelenggaraan dan pelayanan wisata agro.

3. Menciptakan pola pemasaran yang terpadu untuk wisata agro.

4. Mengamankan dan melestarikan keberadaan dan citra produk pertanian

sebagai salah satu diversifikasi produk pertanian.

Tujuan umum dari pengembangan agrowisata yang sejalan dengan sasaran

pengembangan pariwisata adalah membina keselarasan hubungan manusia dan

lingkungannya melalui pemanfaatan sumber daya alam untuk tujuan wisata serta

meningkatkan devisa.

2.5.Sistem Wisata Agro

Sistem wisata agro merupakan transformasi input pertanian dan pariwisata

yang memberikan nilai tambah (output). Jadi wisata agro merupakan perpaduan

antara sektor pertanian dan sektor pariwisata yang bergabung dalam satu industri

dimana nilai tambah menjadi tolak ukur keberhasilan. Secara skematik sistem wisata

(46)

Gambar 2. Diagram Sederhana Sistem Agrowisata. Sumber: Departemen Pertanian dalam Baehaqie, 2003

(47)

2.4Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang perilaku konsumen pada agrowisata telah banyak

dilakukan. Misalnya oleh Vemy(2004), Agatha(2005), Meira (2005),Penelitian yang

mereka lakukan menggunakan metode dan alat analisis yang berbeda-beda tergantung

dari tujuan masing-masing.

Vemy (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Respon Pengunjung

Kampoeng Wisata Cinangneng, Ciampea, Bogor, menggunakan alat analisis

Importance Performance Analysis untuk mengetahui respon pengunjung terhadap atribut-atribut wisata yang ditawarkan dan analisis Thrusthone untuk prioritas

kepentingan. Berdasarkan hasil analisis kuadran diketahui bahwa atribut yang

diprioritaskan untuk diperbaiki adalah atribut kelengkapan fasilitas dan

pengetahuan/karyawan/pemadu wisata sebagai prioritas utama untuk segera

diperbaiki agar kepuasan pengunjung Kampoeng Wisata meningkat. Sedangkan

untuk atribut paket wisata, manfaat kunjungan, pelayanan informasi, kenyamanan,

kebersihan dan keamanan menjadi kekuatan perusahaan. Hasil analisis Thrusthone

atribut yang dipentingkan secara berurutan adalah kelengkapan fasilitas, paket wisata,

manfaat, kenyamanan dan kebersihan Dalam penelitian ini tidak diteliti mengenai

kepuasan pengunjung terhadap kinerja secara keseluruhan

Agatha (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Respon

Pengunjung Terhadap Atribut-atribut Rumah Strawberry serta Implikasinya Terhadap

Bauran Pemasaran, menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis

untuk mengetahui respon pengunjung dan Uji Friedman untuk mengetahui fasilitas

(48)

Performance Analysis diketahui bahwa atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki antara lain kesigapan karyawan dalam melayani pengunjung, kecepatan karyawan

dalam menangani transaksi, luas areal parkir, sarana toilet, kemudahan mencapai

lokasi. Sedangkan atribut yang merupakan keunggulan perusahaan yaitu kebersihan,

kenyamanan, kualitas buah strawberry, keramahan dan kesopanan karyawan, kualitas

serta pemeliharaan sarana dan prasarana, fasilitas restoran, sarana keamanan, udara

dan keindahan alam. Dalam penelitian ini tidak diteliti mengenai kepuasan

pengunjung terhadap kinerja secara keseluruhan.

Meira (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kesesuaian,

Prioritas dan Kepuasan Pengunjung Terhadap Nilai-niali Jasa Agrowisata Tlogo,

Tuntang, Semarang dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran menggunakan

Importance-Performance Analysis yang terdiri dari analisis kuadran dan analisis kesenjangan. Dalam penelitian ini pengunjung dibagi menjadi dua kategori, yakni

kelas individual dan kelas kolektif. Berdasarkan hasil analisis kuadran diketahui

bahwa atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki pada kedua kelas adalah harga

paket wisata, paket wisata, hiburan atau atraksi yang menarik, kenyamanan dan

kebersihan fasilitas, kelengkapan fasilitas dan kejutan. Nilai yang perlu diprioritaskan

untuk pengunjung individual adalah respon pengunjung terhadap kebutuhan dan

keinginan pengunjung. Sedangkan nilai yang perlu diprioritaskan oleh pengunjung

kolektif yakni harga fasilitas penunjang, info fasilitas penunjang, hubungan dengan

pihak manajemen dan karyawan Tlogo. Dalam penelitian ini tidak diteliti kepuasan

(49)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran teoritis dari berbagai

penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Beberapa teori yang

digunakan sebagai bahan acuan, adalah sebagai berikut:

3.1.1. Definisi Perilaku Konsumen

Engel, et al (1994), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan

jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Sedangkan Peter dan Oslo dalam Rangkuti (2003), mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi perilaku dan

kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek petukaran dalam hidup

mereka. Berdasarkan uraian ini terdapat tiga jenis definisi mengenai perilaku

konsumen yang dapat dijelaskan, yakni:

Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen,

kelompok konsumen maupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak

sepanjang waktu.

Perilaku konsumen melibatkan interaksi, menekankan bahwa untuk

mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami apa yang

dipikirkan (kognisi), dirasakan (pengaruh), dan dilakukan (perilaku) oleh

(50)

Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa konsumen tetap

konsisten dengan definisi pemasaran sejauh ini juga berkaitan dengan pertukaran.

Menurut Umar (2005), perilaku konsumen terbagi dua bagian, yang pertama

adalah perilaku yang tampak. Variabel-variabel yang termasuk ke dalamnya adalah

jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen

melakukan pembelian. Yang kedua adalah perilaku yang tidak tampak,

variabel-variabel yang termasuk di dalamnya antaralain persepsi, ingatan terhadap informasi

dan perasaan pemilikan oleh konsumen.

3.1.2.Model perilaku konsumen

Sebuah model adalah suatu penyederhanaan gambaran dari kenyataan. Model

perilaku konsumen merupakan penyederhanaan dari konsepsi mengenai bagaimana

perilaku konsumen terjadi dan dibentuk oleh variabel-variabel yang

mempengaruhinya. Salah satu model yang dikembangkan oleh Model angel,

Blackward dan Miniard. Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1995), perilaku

konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh Faktor pengaruh lingkungan, perbedaan

(51)

Gambar 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

Sumber:Engel,Blackwell dan Miniard,1995.

3.1.3. Proses keputusan pembelian

Proses yang dilakukan konsumen dalam mengambil keputusan meliputi

beberapa tahapan. Menurut Engel et al (1994), terdapat lima tahapan proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil.

(52)

3.1.3.1 Pengenalan kebutuhan.

Menurut Engel et. Al (1994), pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal pengambilan keputusan. Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atas

perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk

menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Ketika ketidaksesuian yang ada

melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Berdasarkan Kotler

(2000), kebutuhan dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan eksternal. Dalam

rangsangan internal, kebutuhan dasar yang timbul didalam diri seorang seperti lapar,

haus dan lain-lain, akan mencapai titik tertentu dan menjadi dorongan. Sedangkan

dalam rangsangan eksternal, kebutuhan ditimbulkan oleh dorongan eksternal.

3.1.3.2. Pencarian informasi

Konsumen yang telah memenuhi kebutuhan akan terlihat dalam pencarian

informasi untuk memenuhi kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi sebagai

tahap kedua dari pengambilan keputusan didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi

dari pengetahuan yang tersimpan didalam ingatan atau pemerolehan informasi dari

lingkungan.

Pencarian yang dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu situasi,

ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen (Engel et al, 1994). Situasi mempengaruhi pencarian informasi karena adanya tekanan waktu dan ketersediaan

informasi. Ciri-ciri produk mempengaruhi pencarian informasi melalui kepercayaan

konsumen akan kepentingan tingkat differensiasi produk dan harga. Lingkungan

(53)

differensiasi antar pengecer. Karakteristik konsumen, meliputi pengetahuan,

keterlibatan, kepercayaan, sikap dan karakteristik demografi.

3.1.3.3. Evaluasi alternatif

Engel et al (1994) mendefinisikan evaluasi alternatif sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Terdapat empat komponen dasar proses evaluasi alternatif yaitu (1)

menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk melihat

alternatif-alternatif,(2) memutuskan alternatif pilihan,(3) menilai kinerja alternatif yang

dipertimbangkan dan (4) menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.

Konsumen memutuskan alternatif mana yang akan dipilih setelah menentukan kriteria

evaluasi. Pertimbangan yang dibuat oleh konsumen tergantung pada kemampuan

konsumen untuk mengingat informasi yang bertahan dalam ingatan. Jika konsumen

tidak mempunyai pengetahuan tentang alternatif pilihan maka harus berpaling pada

lingkungan untuk dapat bantuan dalam perangkat pertimbangan, kemudian dilakukan

penilaian terhadap alternatif-alternatif tersebut. Strategi yang digunakan untuk

membuat pilihan akhir tersebut adalah kaidah keputusan

3.1.3.4. Pembelian dan hasil pembelian

Tahap besar terakhir dari proses keputusan pembelian adalah tahap

pembelian dan hasil pembelian. Pada tahap ini, konsumen harus mengambil tiga

(54)

oleh Engel et al (1994) bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu (1) niat dan (2) pengaruh lingkungan dan perbedaan individu.

3.1.4. Pengertian Jasa

Menurut Kotler mengemukakan pengertian jasa (service) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang

pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Selanjutnya Stanton (2002 : 537) mengemukakan definisi jasa sebagai berikut: “jasa

adalah aktivitas tidak nyata, tidak dapat diukur sebagai hasil dari transaksi yang

menghasilkan kepuasan konsumen. Zeithaml and Bitner (2003 : 3) mengemukakan definisi jasa sebagai berikut: jasa mencakup seluruh kegiatan ekonomi yang

menghasilkan output bukan dalam bentuk fisik/bangunan, yang dikonsumsi dan

diproduksi dalam waktu yang bersamaan dan menciptakan nilai tambah dalam

berbagai bentuk (nyaman, senang, ketepatan waktu, sehat) yang bersifat intangible

bagi konsumen.

Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain

produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,

memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli

pertamanya.

3.1.5. Karakteristik Jasa

(55)

1. Tidak berwujud. Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat,

mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka

membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari

informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, para penyedia dan

penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga

produk jasa tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut: 1.

Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud, 2. Menekankan pada

manfaat yang diperoleh, 3. Menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa, atau 4. Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan

konsumen.

2. Tidak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan

dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia

akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut,

sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan

skala operasi terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat

menggunakan strategi-strategi, seperti bekerja dalam kelompok yang lebih

besar, bekerja lebih cepat, serta melatih pemberi jasa supaya mereka mampu

membina kepercayaan konsumen.

3. Bervariasi (variability). Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah, tergantung siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa

(56)

berdasarkan suatu standar. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dapat

menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu sebagai

berikut: a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang

baik. b. Melakukan standarisasi proses produksi jasa. c. Memantau kepuasan

pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan

comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diketahui dan diperbaiki.

4. Mudah musnah (perishability). Jasa tidak dapat disimpan sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah

suatu masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan

persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka

perusahaan akan menghadapi masalah yang sulit dalam melakukan persiapan

pelayanannya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan

harga, serta program promosi yang tepat untuk mengantisipasi

ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran jasa.

3.1.6. Perbedaan Barang dan Jasa

Produk yang dihasilkan di bidang jasa sangat berbeda dengan produk dalam

bentuk fisik. Perbedaan antara produk dan jasa menyebabkan strategi pemasaran yang

digunakan juga berbeda. Pemasaran jasa akan menghadapi tantangan. Tantangan ini

berhubungan dengan pemahaman mengenai keinginan dan harapan konsumen

(57)

memenuhi janji kepada pelanggan. Beberapa perbedaan dan implikasinya dalam

bidang pemasaran dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perbedaan antara Barang dan Jasa

Barang Jasa Implikasi Hasil

Berwujud Tidak berwujud • Jasa tidak bisa disimpan

• Jasa tidak bisa dipatenakan

• Jasa tidak terlihat

• Penentuan Harga sulit

Terstandarisasi Bervariasi • Kepuasan pelanggan tergantung pada pelayananan karyawan.

• Pelayanan jasa tergantung banyak faktor yang tidak terkontrol

• Konsumen mempengaruhi dan berpartipasi dalam transaksi

• Karyawan mempengaruhi kualitas jasa

• Konsumen saling mempengaruhi

• Produksi dalam skala besar sulit dilakukan

Tidak mudah

musnah

Mudah musnah • Jasa tidak bisa dikembalikan atau dijual kembali

Sumber: Zeithaml dan Bitner(2003:20)

3.1.7. Keunikan Pemasaran Jasa

Berdasar karakteristik jasa tersebut maka dalam pemasaran jasa tidak hanya

dikenal pemasaran eksternal saja namun juga pemasaran internal, dan pemasaran

interaktif. Pemasaran eksternal adalah pemasaran dari produsen untuk mendesain

produk, harga, distribusi, dan promosi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen. Pemasaran internal adalah usaha dari pemasar untuk memotivasi dan

melatih para karyawannya untuk melayani konsumen dengan sebaik-baiknya.

Pemasaran interaktif adalah usaha dari para karyawan untuk melayani pelanggan

(58)

Kerangka kerja strategik dapat digambarkan sebagai service triangle (Gambar 5) yang memperkuat pentingnya orang dalam perusahaan menjaga janji mereka dan

sukses dalam membangun customer relationship. Segitiga menggambarkan tiga kelompok yang saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mengembangkan,

mempromosikan dan menyampaikan jasa. Ketiga pemain utama ini diberi nama pada

poin segitiga: perusahaan (SBU atau departemen atau manajemen), pelanggan dan

provider (pemberi jasa). Provider dapat pegawai perusahaan, subkontraktor, atau pihak luar yang menyampaikan jasa perusahaan. Antara ketiga poin segitiga ini, tiga

tipe pemasaran harus dijalankan agar jasa dapat disampaikan dengan sukses:

pemasaran eksternal (external marketing), pemasaran interaktif (interactive marketing), dan pemasaran internal (internal marketing). Pada sisi kanan segitiga adalah usaha pemasaran eksternal yaitu membangun harapan pelanggan dan membuat

janji kepada pelanggan mengenai apa yang akan disampaikan. Sesuatu atau seseorang

yang mengkomunikasikan kepada pelanggan sebelum menyampaikan jasa dapat

dipandang sebagai bagian dari fungsi pemasaran eksternal. Pemasaran eksternal yang

merupakan permulaan dari pemasaran jasa adalah janji yang dibuat harus ditepati

Gambar 5. The Services Marketing Triangle

(59)

Pada dasar segitiga adalah akhir dari pemasaran jasa yaitu pemasaran

interaktif atau real time marketing. Disini janji ditepati atau dilanggar oleh karyawan, subkontraktor atau agen. Ini merupakan titik kritis. Apabila janji tidak

ditepati pelanggan akan tidak puas dan seringkali meninggalkan perusahaan. Sisi kiri

segitiga menunjukkan peran kritis yang dimainkan pemasaran internal. Ini merupakan

kegiatan manajemen untuk membuat provider memiliki kemampuan untuk menyampaikan janji-janji yaitu perekrutan, pelatihan, motivasi, pemberian imbalan,

menyediakan peralatan dan teknologi. Apabila provider tidak mampu dan tidak ingin memenuhi janji yang dibuat, perusahaan akan gagal, dan segitiga jasa akan runtuh.

3.1.8.Kepuasan Pelanggan

Pelanggan memasuki situasi jual-beli dengan harapan-harapan tertentu.

Pelanggan mempunyai angan-angan tentang perasaan yang ingin mereka rasakan

ketika mereka menyelesaikan suatu transaksi atau ketika mereka menggunakan

barang yang mereka beli maupun ketika menikmati pelayanan yang telah mereka

bayar. Mencapai tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah tujuan utama

pemasaran. Pada kenyataannya, akhir-akhir ini banyak perhatian tercurah pada

konsep kepuasan “total,” yang implikasinya adalah mencapai kepuasan sebagian saja

tidaklah cukup untuk membuat pelanggan setia dan kembali lagi. Ketika pelanggan

merasa puas akan pelayanan yang didapatkan pada saat proses transaksi dan juga

puas akan barang atau jasa yang mereka dapatkan, besar kemungkinan mereka akan

kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain dan juga akan

Gambar

Tabel 1. Persentase Sumber Penerimaan Devisa tahun (2000-2005)
Tabel 2. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Indonesia (2001-2007)
Tabel. 5. Jumlah Agrowisata di Bogor, (2001-2006)
Gambar 1. Grafik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng (2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Partikel wa dipakai pada bagian akhir kalimat ragam lisan. Partikel wa sering dipakai dalam ragam bahasa wanita untuk melemahlembutkan bahasa yang diucapkan. Hal ini sebagai

Sehubungan dengan penelitian pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat yang ingin dicapai. Tujuan dan manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui

Secara y-on-y atau dengan membandingkan angka produksi di triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, pertumbuhan IBS Sumatera Selatan pada triwulan II tahun 2017 juga

Hasil suku bunga N : P ; untuk model suku bunga Vasicek dan model suku bunga CIR disubstitusi ke semua persamaan sesuai dengan kasus yang terkait penyelesaian menghitung

PADA LAGU COWBOY’S DREAM KARYA TOMMY EMMANUEL DALAM INSTRUMEN GITAR AKUSTIK.. Oleh: Adam Malik

(kiri) Foto thoraks posisi telentang menunjukkan sekumpulan kecil udara di bawah diafragma (panah) pada pasien dengan pneumoperitoneum.. (kanan) Foto polos abdomen posisi

Sehubungan dengan itu, perekaan bentuk format pentaksiran baharu Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) dilaksanakan oleh LP sebaik sahaja Kementerian Pendidikan Malaysia

Peraturan daerah ini sesuai dengan nomenklaturnya menggantikan Peraturan Daerah yang lama yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 9 Tahun 2006 tentang