BAB I PENDAHULUAN
A. Strategi
bagaimana proses kerja public relation teater Koma? apa saja strategi yang digunakan teater Koma dalam menarik minat penonton?
Teater Koma melakukan strategi public relation agar mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi dirancang mulai dari penelitian, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi .
Teori yang digunakan adalah teori Public Relation menurut Cutlip, Center dan Broom yakni fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik. Metode yang digunakan metode penelitian kualitatif dan mengacu kepada sumber tulisan / studi pustaka.
Teater Koma memulai proses kerjanya dengan memahami apa saja kejadian sekitar yang sedang terjadi dimasyarakat, mencoba menyelami lebih dalam strategi yang dapat menarik perhatian masyarakat, kemudian mereka mengadakan rapat internal dan melaksanakan strategi tersebut dalam tahap pelaksanaan, selanjutnya proses terakhir yakni mereka mengadakan evaluasi agar selalu ada perubahan terhadap kualitas kerja maupun strategi yang dibangun. Strategi yang digunakan yakni strategi door to door, strategi kedekatan, strategi media online, strategi publikasi dan strategi database.
Teori menurut Cutlip Center dan Broom ini merupakan salah satu konsep teori yang ampuh dalam menjalankan sebuah proses public relation, karena saat prosesnya, terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan agar tujuan yang diraih dapat mendekati atau berhasil mendekati harapan yang diinginkan. Teori ini lebih mengedepankan daya kreatif sumber daya manusianya agar ide atau gagasan strategi yang didapat semakin berkembang.
Dari penelitian ini, dapat dipahami bahwa teater Koma memiliki strategi public relation yang sangat baik dan terkonsep dengan rapih sehingga mampu meraup penonton hingga mencapai 20.000 penonton setiap pertunjukkan.
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT yang dengan segala keindahan-Nya telah mengkaruniakan penulis hidup yang indah sehingga berbagai kesulitan dapat penulis lalui dengan perasaan bahagia dan penuh syukur.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpah bagi kekasih Allah, Muhammad SAW. Beliaulah Sang Pembawa misi kebenaran sepanjang zaman dan semoga dengan kasihnya kita dapat menjadi umatnya yang selalu dalam naungannya.
Selanjutnya, Penulis mempersembahkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini:
1. DR. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, beserta jajarannya.
2. Rachmat Baihaky, MA selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam serta ibu Fita Fathkhurokhmah M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama peneliti menimba ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.
3. Bapak Ade Masturi, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar mengajarkan, membantu, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk peneliti. Semoga bapak selalu diberikan limpahan
karunia dan nikmat sehat serta senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT.
4. Dosen-dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Komunikasi, yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas ilmu dan dedikasi yang diberikan kepada peneliti. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT serta selalu diberi nikmat sehat dan ilmu yang bermanfaat.
5. Om Nano Riantiarno beserta sang istri tante Ratna Riantiarno selaku penanggung jawab Teater Koma, terimakasih sekali sudah mengizinkan peneliti menjadikan teater Koma sebagai objek penelitian, juga ilmu serta wawasan yang sudah diberikan kepada peneliti. Semoga Om dan Tante senantiasa diberi nikmat sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa. Dan khususnya untuk Teater Koma semoga terus berkembang dan semakin sukses agar selalu dibanggakan oleh masyarakatnya.
6. Secara khusus kepada kedua Orang tua terkasih ayahanda dan ibunda (Imrawady, SE dan Deswita) yang tak jarang dibuat kecewa oleh perilaku peneliti. Terima kasih Pah, Mah, untuk semua dukungan, kelembutan kasih sayang, materi, juga kesabaran dalam merawat peneliti serta doa-doa indah yang selalu kalian lantunkan untuk peneliti. Semoga kalian selalu diberikan nikmat sehat juga selalu dalam lindungan rahmat dan hidayah dari Allah sang pencipta langit dan bumi.
7. Kakak ku tersayang, Yenita Indrayati, Amd. Keb. Terimakasih kakak
telah mencurahkan kasih sayang, do‟a serta dukungan yang berlimpah
kepada peneliti. Semoga kakak selalu sehat dan dilindungi oleh Allah SWT.
8. Teman-teman KPI D 2011, yang mungkin tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih kawan untuk cerita dan kisah-kisah indah yang sudah kita ukir bersama, semoga kisah dan persahabatan kita tak lekang oleh waktu meski jarak nantinya akan memisahkan kita. Sukses selalu untuk kita semua.
9. Teman-teman KKN UINESCO, Fikri, Udon, Hilman, Siska, dara, Intan, Nadhiroh, Mariam, Hakim, Rusdy, Evi, Ela, Indana, Dede, Arif. Terimakasih kawan, kalian mampu membuat peneliti bahagia setiap kali berkumpul dengan kalian, juga dukungan serta doa yang kalian berikan selama penelitian ini. aku bangga bisa jadi bagian dari kalian. Sukses selalu untuk kita dan Desa Cijambe tempat kita mengabdi. 10.Kawan-kawan KPI A hingga E angkatan 2011, Kakak-kakak dan
adik-adik Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, meski banyak yang tidak peneliti kenal tapi peneliti bangga dan bahagia menjadi bagian dari kalian. Semoga kita semua bisa membanggakan almamater kita.
11.Segenap Keluarga Besar Teater Syahid yang telah memberikan banyak sekali ilmu, pengalaman dan tempat peneliti berkeluh kesah disamping kegiatan kuliah. Khususnya kepada teman-teman angkatan 2011 Amel,
Idat, Elita, Zaza, Ari, Jafar, Julpong, Fiqi, Ocho, Rajab. Terimakasih keluargaku, aku banyak belajar dari semuanya. Terimakasih sudah membuat peneliti jadi lebih baik dan lebih produktif. Sukses selalu untuk teater Syahid dan orang-orang didalamnya.
12.Teman-teman kosant, Ella, Tria, Itha, Anni, Azizah. Terimakasih neng sudah selalu perhatian, mendukung, membantu juga menghibur peneliti selama mengerjakan penelitian ini. semoga kita semua lulus dengan nilai yang membanggakan. Tak lepas doa-doa indah kuucapkan kepada kalian agar senantiasa diberi nikmat sehat, rezeki yang bermanfaat, juga kesuksesan dimasa mendatang. Semoga persahabatan ini tak pernah putus hingga kelak kita saling berjauhan. 13.Spesial untuk seorang lelaki hebat Iman Hamdani. Terima kasih ya
sudah selalu menemani dan banyak membantu peneliti lewat do‟a, dukungan serta motivasi demi lancarnya penelitian ini. semoga kau senantiasa sehat, diberi rezeki yang bermanfaat, sukses selalu juga bahagia yang tak terhingga.
Dan kepada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah membalas budi baik yang telah kalian berikan. Akhirnya teriring salam dan doa, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI
ABSTRAK………...i
KATA PENGANTAR………ii
DAFTAR ISI………..vi
DAFTAR TABEL………... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………... 6
1. Pembatasan Masalah... 6 2. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian………... 7 D. Manfaat Penelitian... 7 E. Metodologi Penelitian……….... 9 1. Paradigma Penelitian... 9 2. Pendekatan Penelitian... 9 3. Metode Penelitian... 10
4. Subjek dan Objek Penelitian... 11
5. Teknik Pengumpulan Data... 11
6. Teknik Analisis Data... 13
7. Teknik Penulisan... 16
F. Tinjauan Pustaka………. 17
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi……… 19
1. Pengertian Strategi……… 19
2. Tahap –Tahap Strategi...……… 22
B. Public Relation…...………... 24
1. Pengertian Public Relation... 24
2. Proses Public Relation... 26
a. Penelitian (Research)... 26 b. Perencanaan (Planning)... 27 c. Pelaksanaan (action)... 28 d. Evaluasi (evaluation)... 30 C. Teater …...………... 31 1. Pengertian Teater…...………... 31
2. Sejarah Teater di Indonesia…...……….. 35
3. Minat Penonton... 37
BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya Teater Koma………..……….. 39
B. Profil Umum Teater Koma……….. 43
C. Visi dan Misi Teater Koma...………. 46
D. Sistem Kerja Teater Koma..……… 47
E. Produksi Teater Koma dari Masa ke Masa... 54
1. Era Tahun 70-an... 54
2. Era Tahun 80-an... 55
3. Era Tahun 90-an... 56
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Penelitian...………. 59
B. Perencanaan...………. 61
1. Strategi Door to Door... 62
2. Strategi Kedekatan... 63
3. Strategi Media Online... 65
4. Strategi Publikasi... 68
5. Strategi Database... 69
C. Pelaksanaan... 70
D. Evaluasi... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 80
B. Saran………...….... 82
DAFTAR PUSTAKA... 84
DAFTAR TABEL
1. Tabel.1 Daftar Tim Produksi Teater Koma... 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahKomunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan kita, karena semua kegiatan yang kita lakukan menggunakan komunikasi. Komunikasi juga bagaikan urat nadi dalam kehidupan sosial manusia. Bahkan bisa dikatakan tidak mungkin jika seseorang dapat menjalani kehidupannya tanpa berkomunikasi. Sebab tanpa komunikasi manusia tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai pembawa amanah dari Allah di muka bumi (khalifah). Komunikasi menduduki tempat yang utama karena susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi.1 komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol atau kode dari satu pihak kepada pihak yang lain dengan efek untuk mengubah sikap atau tindakan agar tujuan yang dimaksud tercapai.
Jadi, secara umum komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Apapun jenis aktivitasnya manusia pasti memerlukan komunikasi, baik komunikasi secara individu, kelompok maupun organisasi. Dan teater menjadi salah satu media yang dapat mengkomunikasikan pesan-pesan kepada masyarakat.
Sedangkan teater berasal dari bahasa Yunani yakni teatron, artinya tempat melihat, Atau area yang tinggi tempat meletakkan sesajian untuk para
1
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.377
dewa.2 Dan berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa teater adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai alat atau media utama untuk menyatakan rasa dan karsa nya dikemas dalam suatu karya yang disebut sebagai seni. Didalam menyatakan rasa dan karsa tersebut, alat atau media utamanya ditunjang oleh berbagai unsur pendukung, seperti gerak, suara, bunyi, dan rupa.3
Jadi, teater memiliki alat utama dan alat penunjang, dimana alat utamanya adalah tubuh manusia itu sendiri yang biasa kita sebut dengan aktor atau aktris, aktor ataupun aktris menjadi sorot utama atau media utama yang menjadi perhatian utama para penonton, baru kemudian unsur yang dapat mendukung aktor/aktris tersebut diantaranya gerak seperti gerak tubuh, bunyi dan sejenisnya, kemudian suara seperti kata atau ucapan, dan bunyi seperti efek bunyi atau musik, dan yang terakhir rupa seperti cahaya, sinar lampu, kostum.4
Teater mencerminkan nilai-nilai sosial masyarakatnya dan mampu menimbulkan dampak. Teater juga bisa dikatakan sebuah gerakan sosial yang mungkin menjadi profesi tertua setelah kekuasaan politik, mengingat teater berkembang sejak zaman yunani kuno. Didalamnya terkandung unsur-unsur komitmen, kerja sama, kepekaan, kerja keras demi hasil akhir yang diinginkan, kepuasan pribadi, pembangunan serta pengembangan diri,
2
Nano Riantiarno, Kitab Teater, (Jakarta: Grasindo, 2011), h.1 3
Nano Riantiarno, Kitab Teater, h.1 4
pembelajaran terhadap pengalaman hidup, penghargaan bagi manusia dan alam, serta tanggung jawab. 5
Sebagai seni, teater adalah sebuah objek, dan merupakan kombinasi dari berbagai bentuk seni. jika disejajarkan dengan jenis-jenis kesenian lainnya, teater akan terasa memiliki kelebihan yang spesifik. Berbeda dengan film, mungkin film bisa ditonton berungkali dan pesan yang sampai akan sama ketika menonton untuk yang kesekian kalinya, maka dari itu tidak heran jika film menjadi salah satu media yang sangat efektif dalam penyampaian pesan kepada penontonnya. Namun teater memiliki cara dan keunikan tersendiri dalam menyampaikan pesan-pesannya, dimana media utamanya adalah tubuh sang aktor dan panggung menjadi media tempat mereka menyampaikan pesan-pesan tersebut. sangat berbeda ketika kita melihat pertunjukkan teater secara langsung dengan menonton di tayangan ulang yang sudah berbentuk rekaman/video.
Sesungguhnya hakikat seni teater adalah pertunjukkan langsung. Karena jika sudah direkam itu berarti beberapa esensi dari pertunjukkan tersebut telah lenyap. Dimana aura-aura prima dari para aktor sudah tidak terasa lagi, juga artistik dan seluruh unsur penunjang sudah berupa tayangan ulang. Berbeda saat kita menyaksikan pertunjukkan teater secara langsung, seluruh unsur yang ada dalam pertunjukkan tersebut adalah bagian dari pertunjukkan. Semua yang ada memiliki arti tersendiri baik itu berbentuk verbal maupun simbol-simbol. Tidak hanya aktor yang menjadi sorotan para penonton,
5
namun juga segala yang ada disekitarnya, seperti makeup, kostum, artistik, setting panggung, lighting, properti, handprop (property yang melekat ditangan/dipegang) dan masih banyak lagi, bahkan penonton menjadi salah satu unsur penunjang dari pertunjukkan tersebut. penonton akan dibawa kedalam pertunjukkan tersebut, bagaimana jiwa dan raga kita berada dalam satu emosi dengan para aktor serta semua unsur penunjangnya, sehingga penonton dengan bebas dapat menyaksikan apa-apa yang ada dan yang terjadi diatas panggung. Sehingga pesan-pesan yang disampaikan akan terasa lebih efektif. Mungkin film dapat diulang beberapa kali ketika mengalami kesalahan saat pengambilan adegan, namun tidak dengan teater, apapun yang terjadi saat pengadeganan akan menjadi bagian dari sebuah pertunjukkan tanpa bisa diperbaiki. Oleh karenanya diperlukan latihan berbulan-bulan untuk dapat meraih hasil akhir yang terbaik juga meminimalisir kesalahan-kesalahan saat pertunjukkan tiba.
Namun nyatanya, sampai saat ini film masih menjadi media utama yang diminati oleh masyarakat. Orang-orang bahkan tak segan memesan tiket bioskop terlebih dahulu sebelum film tersebut dikeluarkan. Film memang salah satu media yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan. Tidak sulit bagi para penggiat film untuk menarik para penonton agar menonton film-film mereka.
Saat ini, teater masih bisa dikatakan media atau hiburan untuk masyarakat kelas menengah keatas. Juga keterbatasan media massa dalam menayangkan dan menyebar luaskan seni teater. Seolah teater menjadi topik
yang tidak laku, berbagai pertunjukkan teater hanya diminati oleh kalangan sesama teaterawan atau pencinta seni. Melihat perbandingan jumlah penonton yang ada antara film dan teater. Teater seolah menjadi produk yang
“eksklusif” ditengah masyarakat, menjadikannya terpisah dalam kehidupan
sehari-hari hanya bisa diakses dan dinikmati oleh mereka yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk itu. Padahal sesungguhnya teater sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, karena pertunjukkan-pertunjukkan yang diangkat berasal dari fenomena atau kejadian sehari-hari yang ada di masyarakat.
Indonesia masih menjadi negara yang asing untuk menjadikan pertunjukkan seni teater menjadi bagian dalam kehidupan mereka sehari-sehari. Hal inilah yang menjadi dampak bahwa penonton teater tidak berkembang. Ditengah polemik ini, ternyata masih ada teater yang sejak awal berdiri mengalami perkembangan yang sangat baik bagi kelangsungan kesenian di Indonesia, ia bernama teater Koma, yang didirikan oleh seniman bernama Nano Riantiarno sejak tahun 1977 di Jakarta. Teater koma termasuk kedalam teater kontemporer/teater modern. Mengingat ciri-ciri teater modern adalah memiliki tempat khusus untuk pergelaran, penyaji dan penonton dipisah, jika dipanggung prosenium terdapat tirai-tirai yang diangkat dan diturunkam sebagai penanda pentas dimulai atau telah selesai, penonton harus membayar karcis, dan fungsinya hiburan, lakon sejalan dengan zamannya,
idiom-idiom modern digunakan, terdapat naskah drama sebagai acuan jalannya sebuah pertunjukkan .6
Dan teater Koma sampai saat ini masih konsisten terhadap pertunjukkan-pertunjukkan yang mereka sajikan dan sukses mempertahankan penonton-penonton setianya, teater Koma sudah memiliki penonton-penonton tetap yang secara pasti menyaksikan setiap pertunjukkan mereka berlangsung. Biasanya penonton-penonton tersebut akan menyebarkan informasi pertunjukkan teater Koma kepada kerabat dan orang-orang di sekitarnya hingga akhirnya mereka menonton teater Koma. karena di beberapa pertunjukkan, peneliti pernah menemukan fenomena penonton baru yang baru pertama kali menonton teater Koma, bahkan tidak jarang dari mereka berasal dari luar kota. Hal inilah yang menjadi percontohan bagi teater-teater di Indonesia untuk bisa menarik minat masyarakat agar menonton pertunjukkan teater..
Maka, berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut, peneliti ingin menyusun skripsi dengan judul: “Strategi Public Relation Teater Koma dalam Menarik Minat Penonton”
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Media untuk menyampaikan pesan-pesan moral memang sangat banyak. Televisi, film, dan sebagainya kini menjadi media utama yang banyak digunakan oleh masyarakat. Namun teater memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri bagi siapapun yang menyaksikan pertunjukkannya.
6
Sehingga pesan-pesan yang disampaikan kepada penonton akan lebih efektif. Dan agar penelitian ini lebih terarah dan pembahasannya tidak terlalu meluas, penulis merasa perlu memberikan pembatasan masalah.
Adapun pembatasan masalahnya yakni pada strategi public relation yang digunakan oleh teater Koma dalam menarik minat masyarakat untuk menonton pertunjukkan Teater Koma.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan diatas, maka rumusan masalah yang akan peneliti teliti adalah:
a. Bagaimana perencanaan strategi Public Relation teater Koma dalam menarik minat penonton?
b. Bagaimana pelaksanaan strategi Public Relation teater Koma dalam menarik minat penonton?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui rencana strategi apa yang digunakan oleh teater koma dalam menarik para penonton.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan strategi yang telah mereka rencanakan dalam menarik minat penonton.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat memberikan manfaat secara:
1. Secara Teoritis, yaitu memberikan sumbangan wawasan keilmuan, khususnya mengenai keikutsertaan teater dalam menjaga dan
memelihara kesenian melalui pengemasan sebuah pertunjukkan di teater Koma.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat dalam perkembangan kajian kesenian khususnya mengenai kajian yang berhubungan dengan seni teater dalam menarik minat penontonnya. Selain itu, semoga skripsi ini dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa di masa datang. 3. Dalam tataran praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
rujukan bagi praktisi, seniman, serta pihak-pihak yang terlibat dalam dunia teater agar lebih memperhatikan strategi public relation apa yang akan digunakan agar mampu menumbuhkan minat masyarakat dalam menonton pertunjukkan teater khususnya teater Koma. Selain itu, semoga penelitian ini menjadi sebuah rujukan untuk meningkatkan kesadaran pelaku kesenian terhadap membangun minat masyarakat untuk menonton pertunjukkan teater. Untuk masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran untuk lebih peduli tidak hanya pada cerita apa yang akan di sajikan oleh sebuah pementasan teater, tetapi hal-hal yang luput dari suatu pementasan. Tentunya peneliti mengharapkan penelitian ini bisa menambah wawasan bagi para pembacanya.
E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ini memandang komunikasi sebagai suatu proses produksi dan pertukaran makna.7 Dua hal yang menjadi karakteristik penting dari paradigma ini adalah politik pemaknaan dan proses seseorang membuat gambaran tentang realitas dan komunikasi sebagai sebuah kegiatan yang dinamis.8
Paradigma konstruktivis bermula dari yang umum menuju yang spesifik, paradigma konstruktivis menjelaskan bahwa realitas tertampilkan dalam simbol-simbol melalui bentuk-bentuk deskriptif serta pengetahuan diperoleh tidak melalui indra semata karena pemahaman mengenai makna adalah jauh lebih penting.9 Paradigma ini lebih menekankan pada pemahaman makna pada suatu realita dari yang paling umum hingga yang paling khusus.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.10 Penelitian deskriptif kualitatif sesungguhnya dapat dikatakan sebagai
7
Eriyanto, Analisis Framing: Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: Lkis, 2005), h.42 8
Eriyanto, Analisis Framing: Ideologi, dan Politik Media, h.42. 9
Poerwandari, Kristi, Pendekatan kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia (Depok: LPS3P, 2007), h.23
10
Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),h.24.
penelitian yang diarahkan pada pengukuran yang cermat terhadap suatu fenomena sosial tertentu.11 Dalam konteks ini peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta namun tidak melakukan pengujian hipotesis.
Menurut Crasswell dalam sebuah pendekatan kualitatif memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih penelitian jenis ini, yaitu: Pertama, sebuah penelitian yang lebih memperhatikan proses daripada hasil, Kedua, peneliti kualitatif lebih memperhatikan interpretasi, ketiga, peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam pengumpulan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi di lapangan, dan Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.12
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus ini hanya terbatas pada suatu kasus-kasus tertentu yang sedang diteliti pada objek tertentu atau perusahaan yang bersangkutan13.
Metode studi kasus ini termasuk ke dalam riset lapangan, dimana peneliti meneliti suatu permasalahan tertentu secara khusus, peneliti bisa melakukannya dengan teknik survey maupun teknik eksperimen14.
11
Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Metode Penelitian Komunikasi, h.24 12
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h.303 13
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2010) h.33
14
Peneliti terlebih dahulu membuat kerangka konseptual untuk kemudian melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya.
4. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah kelompok kesenian teater. Dalam hal ini adalah teater Koma.
b. Objek Penelitian