• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola-pola pekerjaan sebagai nelayan tidak jarang membatasi aktivitasnya kesektor pekerjaan lain sehingga hal ini mempengaruhi tingkat pendapatan dan pengeluaran rumah tangganya (Muyarto et al vide Kusnadi, 2000). Pola strategi adaptasi untuk kelangsungan hidup seperti membatasi aktivitas kesektor pekerjaan lain ataupun berpaling ke sistem penunjang yang lain akan terus berputar sekitar akses sumber daya dan pekerjaan. Dalam perebutan sumber daya ini, kelompok-kelompok miskin tidak hanya bersaing dengan pihak yang kaya dan kuat, tetapi juga diantara mereka sendiri (Kusnadi, 2000).

Hal itu pun terjadi dikalangan masyarakat nelayan Cilauteureun, penggunaan biaya operasi yang telah menjadi biaya tetap dalam operasi penangkapan seperti yang terlihat pada sub bab biaya operasional rata-rata (hal. 45-48) serta perolehan hasil tangkapan yang tidak dapat dipastikan tiap tripnya. Menyebabkan nelayan Cilauteureun melakukan diversifikasi (mengombinasikan) pekerjaan dalam hal ini upaya penangkapan ikan untuk merasionalkan perolehan pendapatan. Beberapa pola usaha penangkapan terbentuk di PPP Cilauteureun dari hasil pengkombinasian alat tangkap yang ada di Cilautureun. Usaha penangkapan itu antara lain usaha penangkapan jaring gill net, dimana dalam pola usaha penangkapan tersebut terdiri dari beberapa alat tangkap yang beroperasi di Cilauteureun tetapi alat tangkap gill net merupakan alat tangkap utama dari usaha penangkapan tersebut.

Upaya penangkapan kombinasi antar alat tangkap yang dilakukan nelayan Cilauteureun tersebut sesuai dengan pernyataan Kusnadi (2000), bahwa dalam masyarakat nelayan modern diversifikasi pekerjaan adalah hal yang lazim dilakukan. Kegiatan menangkap ikan dilakukan secara bergantian dengan alat tangkap yang lain untuk pengoptimalan penggunaan biaya operasi yang digunakan serta perolehan hasil tangkapan yang tidak passti dari setiap operasi penangkapan.

5.2 Pembahasan

Alat tangkap yang digunakan nelayan Cilauteureun Kabupaten Garut, Jawa Barat ada lima jenis yaitu gill net, mini purse seine, pukat pantai, sirang, dan pancing. Kelima jenis alat tangkap tersebut terbagi menjadi dua kategori menurut nelayan Cilauteureun yaitu kategori kelompok alat tangkap jaring dan kelompok alat tangkap pancing. Kategori alat tangkap jaring meliputi jenis gill net, mini purse seine, pukat pantai (jaring arad), dan jaring sirang yang juga termasuk dalam coral reef gill net. Alat tangkap kelompok pancing yang digunakan nelayan di PPP Cilauteureun yaitu pancing tonda (troll line) dan pancing rawai tegak lurus (vertical long line).

Pada umumnya karakteristik alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Cilauteureun cenderung sama dari setiap jenis alat tangkap yang ada di PPP Cilauteureun, yang membedakan hanyalah jumlah kepemilikkan nelayan

terhadap dari beberapa jenis alat tangkap. Nelayan biasanya mempunyai lebih dari dua alat penangkap ikan yang digunakan secara kombinasi antar penggunaan jenis alat tangkap (Tabel 13). Kombinasi pertama meliputi kepemilikkan nelayan atas empat jenis alat tangkap yaitu gill net, mini purse seine, sirang dan pancing. Kombinasi kedua adalah kepemilikan nelayan atas tiga jenis alat tangkap kombinasi antara gill net, mini purse seine, pukat pantai, sirang dan jenis pancing. Kombinasi kepemilikan nelayan atas jenis alat tangkap yang terakhir adalah nelayan dengan jumlah dua jenis alat tangkap, yang dikombinasikan penggunaannya antara gill net, mini purse seine, pukat pantai, sirang dan jenis pancing. Kombinasi alat penangkap ikan ini tergantung pada modal kepemilikan nelayan untuk membeli beberapa alat tangkap tersebut.

Pengoperasian alat tangkap di PPP Cilauteureun berdasarkan hasil pengamatan terbagi menjadi dua jenis, yaitu pola pengoperasian alat tangkap tunggal dan pola pengoperasian alat tangkap kombinasi. Pola pengoperasian alat tangkap tunggal dapat dikelompokkan lagi berdasarkan musim penangkapan menjadi non insidental dan insidental. Pola pengoperasian alat tangkap ketegori tunggal non insidental adalah pola pengoperasian yang dalam satu kali trip pengoperasian, API tersebut teratur digunakan sehari-hari dan tidak terpengaruh musim penangkapan. Jenis alat tangkap yang termasuk pola pengoperasian tunggal non insidental adalah pukat pantai, jaring sirang dan pancing. Hal itu karena alat tangkap jaring sirang dan pancing lebih mudah dalam penggunaannya selain ukuran yang kecil dibandingkan alat tangkap jenis gill net, mini purse seine dan pukat pantai, sehingga nelayan Cilauteureun lebih memilih untuk mengoperasikan kedua alat tangkap ini sehari-hari tanpa terpengaruhi musim puncak atau musim terdapat banyak ikan. Alat tangkap pukat pantai termasuk dalam pola pengoperasian tunggal non insidental, karena pengoperasiannya hanya sekitar pantai Cilauteureun yang hingga saat ini cenderung terjadi penurunan hasil tangkapannya.

Kategori pola pengoperasian tunggal insidental yaitu dalam satu kali trip pengoperasian API tersebut digunakan pada waktu-waktu tertentu berdasarkan musim penangkapan. Kategori alat tangkap di PPP Cilauteureun yang termasuk dalam pola ini adalah kelompok alat tangkap jaring gill net dan mini purse seine.

Hal ini dipengaruhi oleh metode pengoperasian dari kedua alat tangkap tersebut yang termasuk rumit dan membutuhkan sumberdaya nelayan yang cukup banyak serta biaya operasi yang besar, walaupun produktivitas hasil tangkapan (Gambar 14) dari kedua usaha penangkapan gill net dan mini purse seine yang ada di PPP Cilauteureun termasuk tinggi.

Pola pengoperasian tunggal insidental ini juga terlihat pada Tabel 14, dimana penggunaan alat tangkap gill net dan mini purseseine adalah mayor atau penggunaan API yang lebih dari 20 hari. Penggunaan kedua alat tangkap mayor tersebut terdapat pada bulan Juni, Juli, dan Agustus yang merupakan musim puncak atau musim terdapat banyak ikan di perairan Cilauteureun, sedangkan pada bulan-bulan lainnya selain musim puncak, gill net dan mini purse seine tidak digunakan sama sekali atau digunakan secara kombinasi dengan alat tangkap yang ada di Cilauteureun.

Sedangkan pola jenis pengoperasian kedua adalah pola pengoperasian ’kombinasi’ maksudnya dalam satu kali trip pengoperasian, alat penangkap tersebut digunakan secara bergantian/kombinasi dengan alat penangkap ikan yang lain. Jenis alat tangkap yang termasuk dalam pola kombinasi adalah gill net, mini purse seine, sirang, dan pancing. Penggunaan pola kombinasi ini tergantung dari kepemilikan modal nelayan atas jenis maupun jumlah alat tangkap. Pola kombinasi saat satu kali trip dapat terjadi ketika nelayan membawa dua alat tangkap atau lebih pada saat yang sama menuju laut. Sebagai contoh, ketika nelayan dengan dua alat tangkap yaitu mini purse seine dan pancing melakukan operasi penangkapan dengan satu kali trip. Ketika sampai daerah penangkapan ikan mini purse seine pun dioperasikan, tetapi karena hasil tangkapannya sedikit, maka nelayan akan segera mengoperasikan pancing untuk mendapatkan hasil tangkapan tambahan.

Alat tangkap gill net, mini purse seine dan pukat pantai di PPP Cilauteureun termasuk jenis alat tangkap utama, artinya dalam usaha penangkapan yang dilakukan nelayan Cilauteureun alat tangkap tersebut lebih diutamakan penggunaannya saat musim puncak atau musim banyak terdapat ikan serta jaring sirang yang digunakan untuk menangkap lobster. Penggunaan alat tangkap ini dulunya, menjadi andalan disetiap operasi penangkapan ikan oleh nelayan

Cilauteureun. Seiring berjalannya waktu, ditambah harga kebutuhan operasi yang terus mengalami perubahan yang fluktuatif sejak tahun 1998 menyebabkan nelayan Cilauteureun menentukan strategi adaptasi dengan cara menempuh opsi-opsi rasional dan efektif dari sumberdaya yang tersedia (Apriyanto, 2008). Apabila nelayan tetap menggunakan alat tangkap utama ini dalam setiap kegiatan operasi penangkapan, maka kerugian yang harus ditanggung akan lebih besar. Hal ini terkait dengan pola dan metode pengoperasian dari alat tangkap utama, seperti kebutuhan biaya operasi yang tidak sebanding apabila hasil tangkapan minim atau tidak memperoleh hasil tangkapan sama sekali.

Sedangkan alat tangkap jenis lain yang juga dimiliki oleh nelayan di PPP Cilauteureun yaitu pancing, penggunaannya secara sekunder yaitu setelah alat tangkap utama seperti gill net dan mini purse seine sudah tidak lagi digunakan atau pada saat alat tangkap utama sedikit hingga tidak mendapatkan hasil tangkapan. Alat tangkap jenis pancing oleh nelayan Cilauteureun hanya digunakan sebagai alat tangkap selingan untuk menambah perolehan hasil tangkapan. Tetapi setelah nelayan menyadari kondisi usaha penangkapan yang sebelumnya tidak membantu penutupi biaya operasi penangkapan serta pendapatan mereka dari hasil tangkapan ikan, maka bentuk adaptasi nelayan yang dilakukan nelayan Cilauteureun antara lain berupaya untuk merasionalkan biaya pengeluaran usaha dengan cara mengkombinasikan penggunaan alat tangkap yang ada di PPP Cilauteureun berdasarkan pola operasinya. Sesuai pula seperti apa yang dikatakan Mulyadi (2007), bahwa tingginya resiko yang dihadapi setiap saat menyebabkan masyarakat nelayan lebih mengutamakan pemerataan resiko. Hal itu juga dipengaruhi karena sektor usaha yang penuh dengan spekulatif, pendapatan yang tidak menentu, dan penuh resiko seperti penangkapan ikan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan. Maka umumnya yang terjadi adalah adaptasi terhadap ekosistem lingkungan fisik laut dan lingkungan sosial (Nadjib, 2000).

Penggunaan alat tangkap yang dikombinasikan dan keahlian nelayan Cilauteureun dalam menggunakan beberapa alat penangkap ikan ini merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan pendapatan nelayan di luar kebutuhan untuk biaya operasi penangkapan sehari-hari. Hal ini pula yang dijelaskan dalam pernyataan Kusnadi (2000), melakukan diversifikasi (pengombinasian) pekerjaan

dalam hal ini upaya penangkapan ikan merupakan strategi adaptasi yang dapat dilakukan oleh nelayan untuk menghadapi ketidakpastian pendapatan dari hasil tangkapan.

Ketidakpastian perolehan hasil tangkapan pun telah terlihat sejak beberapa tahun belakangan ini khususnya di perairan Cilauteureun (Gambar 1), dimana perkembangan produksi hasil tangkapan di perairan Cilauteureun terus mengalami fluktuasi hingga tahun 2008. Beberapa faktor penyebab fluktuasi hasil tangkapan ini antara lain penggunaan rumpon oleh pihak swasta di beberapa tempat di perairan Samudera Hindia yang bebatasan langsung dengan perairan Cilauteureun. Hal ini menyebabkan jalur ruaya ikan di perairan Cilauteureuun menjadi terganggu karena ikan-ikan yang menjadi sasaran tangkap oleh nelayan Cilauteureun berkumpul di rumpon (Disnakkanla Cikelet, 2008).

Penurunan produksi hasil tangkapan secara tidak langsung mempengaruhi biaya operasional penangkapan. Produksi hasil tangkapan nelayan yang menurun maka pendapatan nelayan pun menurun, hal ini terkait pengembalian modal untuk upaya penangkapan keesokan harinya. Kedua hal antara produksi hasil tangkapan yang fluktuatif dan penggunaan biaya operasi yang tetap oleh nelayan Cilauteureun, maka nelayan perlu melakukan adaptasi sebagai langkah strategis untuk memaksimalkan kesempatan hidup (Nadjib, 2000). Pola usaha nelayan Cilauteureun dalam menambah jumlah pendapatan atau perolehan hasil tangkapan dilakukan dengan cara pengkombinasian antara kelima jenis alat tangkap sebagai cara adaptasi nelayan di Cilauteureun. Namun pengkombinasian alat penangkap ikan itu tergantung pada modal kepemilikan nelayan untuk membeli beberapa alat tangkap. Pemilik dengan modal besar dapat memiliki keseluruhan jenis alat tangkap yang dapat beroperasi di PPP Cilauteureun, sehingga perolehan pendapatan akan hasil tangkapan pun akan meningkat dan tertutupi karena dapat terus melakukan kegiatan penangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang tepat pada saat yang tepat.

Dokumen terkait