• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGAMA (KUA) KECAMATAN KANDANGAN

14. Strategi yang dilakukan Untuk Mengatasi Kendala

Dari sekian banyakanya jumlah penduduk yang ada pada kecamatan kandangan maka untuk menunjang dalam hal pembinaan pra pernikahan maka pihak KUA juga harus melakukan perubahan terutama dalam hal: a. Perlu adanya penambahan pegawai KUA sehingga pada nantinya

sesuai dengan jumlah volume penduduk yang terus meninggkat

b. Perlu adanya kendaraan dinas demi kelancara tugas Kantor Urusan Agama Kandangan

c. Harus berinisiatif untuk mencari waktu yang efektif sehingga pembinaan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak KUA itu sendiri serta masyarakat tidak merasa terbebani dengan waktu yang ditentukan sehingga calon pengantin dapat datang ke KUA untuk melangsungkan pembinaan pra pernikahan itu sendiri. d. Perlu juga adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembinaan

yang dilakukan oleh KUA itu sendiri kepada masyarakat, karena masih kurang mengetahui dan betapa pentingya pembinaan itu bagi calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisa dari data yang diperoleh, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembinaan pra pernikahan yang dilakukan oleh pihak KUA Kandangan adalah sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembinaan pra pernikahan pada dasarnya sudah diatur dalam peraturan pemetintah, akan tetapi setiap KUA memiliki cara dan strategi

yang dilakukan guna untuk memberlangsungkan pembinaan tersebut. Dari sini peneliti dapat menyimpulkan bahwa KUA mempunyai 2 pola dalam hal pembinaan yaitu, klasik dan modern adapun utuk klasik calon penganti datang ke KUA kemudian diberikan materi setelah itu dilakukan wawancara mengenai tentang pernikahan, sedangkan yang modern adalah calon pemgantin datang ke KUA kemudian diberikan selebaran sebuah materi setelah itu dilakukan tanya jawab yang dilakukan oleh pihak KUA itu sendiri untuk saat ini KUA kandangan lebih menggunakan pada pola yang modern karena dirasa cukup efektif dan juga menghemat waktu.

Dari kesimpulan diatas peneliti dapat mengetahui bahwa pola yang ada pada KUA Kandangan ada dua pola, yaitu pola klasik dan modern akan tetapi dari pihak KUA sendiri lebih cenderung menggunakan pola yang modern karena dirasa cukup efektif dan tidak terlalu banyak memakan waktu, sehingga dengan pola modern tersebut dapat terlaksana dengan baik pembinaan itu sendiri.

Akan tetapi pembinaan tersebut kurang berhasil di dalam kehidupan masyarakat karena disini KUA hanya bersifat pasif saja, sehingga disini peneliti menyimplkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh pihak KUA kurang begitu efektif , serta harus banyak aktif dalam masyarkat.

2. Dalam hal ini dari sekian banyaknya pernikahan yang telah terjadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk beberapa terakhir ini KUA terutama dalam hal pembinaan pra pernikahan menggangap sudah begitu efektif dengan pembinaan pra pernikahan tersebut, karena pihak KUA sendiri

memiliki strategi sendiri bahwa pembinaan yang paling efektif adalah disaat akan berlangsungnya pernikahan tersebut meskipun hanya beberapa menit saja akan tetapi.

Sehingga dengan strategi tersebut khususnya KUA Kecamatan Kandangan sudah merasa sangat efektif dengan pembinaan yang dilakukan pada saat akan berlansungya pernikahan tersebut meskipun tidak lama yaitu hanya beberapa menit saja.

Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pembinaan yang paling efektif yaitu apa bila pihak KUA pro aktif dalam masyarakat karena selama ini banyak dari calon pengantin yang tidak tahu dngan pembinaan itu sendiri, sehingga dari sini peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh pihak KUA kurang berhasil.

Dalam hal ini KUA mempunyai dua faktor dalam pembinaan pra penikahan itu sendiri antara lain yang dapat peneliti simpulkan diantaranya. a. Pembinaan itu berhasil dilakukan oleh pihak KUA, akan tetapi tidak

secara terjadwal melainkan pembinaan tersebut dilakukan pada saat akan berlangsungya pernikahan tersebut karena dirasa cukup efektif dan sangat tepat.

b. Pembinaan itu tidak berhasil dilakukan oleh pihak KUA sendiri yang dikarenakan kesadaran dari masyarakat itu masih kurang sehingga untuk pembinaa yang dilakukan oleh pihak KUA secara terjadwal tidak bisa dilangsungkan, sehingga hanya bisa dilangsungkan pada saat berlangsungnya pernikahan tersebut, adapun bisa tidak semuanya

hanya ada beberapa calon pengantin saja yang bisa dari sekian banyak peristiwa pernikahan.

Dari kesimpulan diatas dalam mengenai keberhasilan dari pembinaan itu sendiri teryata peneilit memiliki pandangan yang berbeda dengan pihak KUA bahwa pembinaan yang dilakukan oleh pihak KUA selama ini tidak berhasil, karena KUA yang penting program itu jalan tanpa mencari tahu alsan-alasan kenapa banyak dari calon pengantin yang tidak ikut pembinaan, teryata selain jarak dan kesibukan teryata juga kurang mengetahuinya dari calon pengantin akan adanya pembinaan yang dilakukan oleh KUA sehingga itu menjadi tugas tersendiri agar pembinaan itu brhasil serta perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembinaan itu sendir.

Yang dilakukan oleh pihak KUA dalam rangka perlu adanya perubahan strategi dalam hal keberhasilan dari pembinaan itu sendiri, sehingga peluang banyak yang ikut dalam pembinaan itu sendiri semakin besar.

B. SARAN

Berdasarkan dari apa yang diperoleh selama ini maka peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan pada nantinya dapat memberikan manfaat baik itu bagi KUA, kedua calon pengantin, dan beberapa pihak yang ikut dalam proses pembinaan pra pernikahan itu sendiri maka beberapa saran diantaranya sebagai berikut:

Bagi KUA kandangan alangkah sebaiknya kalau dalam hal pembinaan pra pernikahan tidak bersifat pasif melainkan bagaimana agar juga bisa bersifat aktif sehingga pada akhirnya akan adanya saling mendukung antara pihak KUA dengan calon pengantin juga sehingga akhirnya akan ada keberhasilan dalam hal pembinaan pra perniahan serta penambahan dalam pegawai KUA sehingga akan seimbang nantinya antara pegawai dengan masyarakat yang ada di kecamatan kandangan itu sendiri.

Serta harus lebih aktif dalam memberikan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pembinaan pra pernikahan, dengan adanya sosialisasi tersebut maka diharapkan masyarakat akan sadar bahwa betapa pentingya pembinaan itu bagi kehidupanya nanti.

Semisal coba saja dari KUA melakukan satu saja sebagai contoh desa binaan, sehingga pada nantinya akan lebih mengatahui bagaimana desa itu berkembang setelah dibina oleh KUA dan tidak begitu lama mungkin selama dua atau tiga bulan desa itu dibina maka pada nantinya akan kelihatan hasilnya.

Dokumen terkait