BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA
4.1. Penyusunan Business Plan
4.1.1. Industry Analysis
4.1.1.3. Struktur Industri
Analisis struktur industri menurut Porter mencakup dalam lima elemen dasar, yaitu:
Tabel 4.2 Analisis Five Forces Porter
Kekuatan yang mempengaruhi persaingan
Uraian singkat kondisi dan tren perkembangan yang mempengaruhi organisasi
Kategori R/T/S
Ancaman Pendatang Baru
Diferensiasi Produk Diferensiasi produk tinggi karena merupakan salah satu daya saing dari produk herbal satu dengan yang lainnya.
Rendah Kebutuhan Modal Modal yang dibutuhkan rendah, peralatan yang dibutuhkan
relatif sederhana dan usaha dapat dilakukan dalam skala rumah tangga.
Tinggi Alih Pemasok Keberadaan supplier bahan baku tinggi, biaya alih supplier
rendah dan supplier berasal dari petani herbal dan penjual-penjual rempah dan herbal yang mudah ditemukan.
Tinggi Saluran Distribusi Akses ke saluran distribusi rendah, dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai alat transportasi.
Tinggi Keunggulan Industri Standarisasi produk tinggi, produk yang dihasilkan harus
memiliki sertifikasi minimal nomor PIRT dari BPOM Indonesia.
Rendah Kebijakan Pemerintah Produk minuman herbal dapat dijual secara mudah di
pasaran. tidak ada regulasi khusus dari pemerintah untuk kategori produk ini.
Tinggi
Simpulan Ancaman Pendatang Baru: Tinggi Persaingan dalam Industri
Jumlah pemain dan pertumbuhan industri herbal
Jumlah usaha produk herbal di Indonesia tidak terlalu banyak, tetapi usaha ini tetap tumbuh 14% setiap tahunnya.
Sedang
Exit barriers Exit barriers bisnis ini sangat rendah, karena bisnis ini
dapat dijalankan dengan kebutuhan modal yang tidak terlalu tinggi, sehingga risiko yang dialami pemilik juga rendah.
Rendah
Simpulan Persaingan dalam Industri: Rendah Ancaman Produk Substitusi
Jumlah Produk Substitusi Banyak, terdiri dari minuman berenergi, isotonik, jus kemasan, buah kaleng, selai buah dan coklat.
26
Kekuatan yang mempengaruhi persaingan
Uraian singkat kondisi dan tren perkembangan yang mempengaruhi organisasi
Kategori R/T/S
Simpulan Ancaman Produk Substitusi: Tinggi Daya Tawar Pembeli
Konsumen produk herbal Jumlah konsumen produk herbal sangat tinggi, saat ini masyarakat sudah beralih pada gaya hidup sehat dan natural.
Rendah Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi, pada tahun
2014 adalah 1,49%.
Rendah
Switching Cost Konsumen dapat dengan bebas beralih produk satu ke produk yang lainnya. Switching produk rendah.
Tinggi
Simpulan Daya Tawar Pembeli: Rendah Daya Tawar Pemasok
Jumlah supplier yang tersedia
Jumlah supplier yang tersedia tinggi, karena supplier dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional.
Rendah Alih supplier Untuk menentukan supplier, industri dapat dengan bebas
menentukan supplier yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan karena tidak membutuhkan kontrak perjanjian.
Rendah
Simpulan Daya Tawar Pemasok: Rendah
SIMPULAN ANALISIS INDUSTRI : INDUSTRI PRODUK HERBAL SANGAT MENARIK
Berdasarkan analisis Five Forces Porter pada Tabel 4.3, diperoleh simpulan bahwa ancaman pendatang baru tinggi, persaingan dalam industri rendah, ancaman produk substitusi tinggi, daya tawar pembeli rendah, dan daya tawar pemasok rendah. Pada industri herbal persaingan antara produsen produk herbal satu dengan yang lainnya dapat dikategorikan rendah. Hal ini mengingat masih belum banyak inovasi produk yang dikembangkan dalam mengolah olahan herbal. persaingan dapat dikatakan hanya terjadi pada industri herbal kecil saja. terdapat indutri herbal dalam skala besar namun, penggunaan bahan pengawet di dalam produk industri herbal skala besar patut dipertanyakan. Sehingga secara umum dapat dikatakan kondisi persaingan antar produsen produk herbal masih tergolong rendah. Sementara melihat kondisi pasar yang masih sangat potensial mengakibatkan industri olahan herbal memiliki tingkat ancaman pendatang baru yang tinggi.
Gaya hidup masyarakat yang semakin memperhatikan aspek kesehatan dapat membuat pola konsumtif masyarakat ke produk herbal. tidak hanya ancaman dari pendatang baru saja yang tinggi namun juga ancaman produk substitusi seperti minuman pnyegar rasa buah, minuman sari kedelai dan sari buah lainnya juga dapat menjadi ancaman yang serius bagi pelaku usaha industri herbal. Produk-produk substitusi ini umumnya unggul dalam bentuk kemasan dan pangsa pasar yang berhasil dikuasai yaitu pasar retailer modern seperti minimarket, dan supermarket yang ada di Indonesia.
27
Bahan baku produk herbal ini pada dasarnya sangat mudah ditemui di pasaran dan murah. Hal ini tentu menjadi salah satu daya tarik produsen untuk berkecimpung dalam bisnis olahan herbal ini. apalagi melihat permintaan pasar yang masih ada dan potensial. Tentu saja hal ini pula yang menjadi daya beli konsumen dan daya tawar supplier menjadi rendah. Akan tetapi, produk olahan herbal ini tetap diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Hanya saja sekarang kembali pada inovasi dari produsen olahan herbal masing-masing bagaimana cara mengemas minuman dan olahan herbal ini menjadi minuman yang terpercaya khasiatnya dan kualitas terjaga serta dapat menarik minat masyarakat.
Gambar 4. 1 Five Forces Porter's Analysis
INDUSTRI PRODUK HERBAL SANGAT MENARIK Pendatang Baru Industri Herbal Ancaman Pendatang Baru Tinggi Stakeholders Anggota USAHA KELOMPOK OLAHAN HERBAL, Masyarakat, Retailer
Daya Tawar Pembeli Rendah Persaingan Jamu Borobudur, Sidomuncul, BioManggis, efota Konsumen Komunitas/Instansi, Rumah Tangga, Individu Pemasok Pasar Tradisional,
Kelompok Tani Ancaman Produk
Substitusi Tinggi Daya Tawar
Pemasok Rendah
Produk substitusi Minuman berenergi, isotonik, jus kemasan, buah kaleng, selai buah
28 4.1.1.4. Key Success Factors
Key Success Factors (KSF) merupakan informasi penting yang bersifat finansial
ataupun non finansial yang berada dalam lingkungan perusahaan dan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan, sehingga diperlukan tindakan yang cepat dan tepat dari manajer jika terjadi perubahan yang penting. KSF merupakan faktor kompetitif yang mempengaruhi kemampuan sejumlah industri untuk berkembang di pasar. KSF secara alamiah sangat penting untuk keberhasilan persaingan di masa depan dimana semua perusahaan dalam industri harus berkompeten melakukannya atau mencapai KSF atau menanggung risiko tertentu yang membuat industri tetap berjalan. KSF dari industri produk hebal adalah sebagai berikut
1. Efisiensi dalam kegiatan produksi.
Dalam industri produk olahan herbal, efisiensi dalam kegiatan produksi sangat diperlukan. Efisiensi yang diterapkan merupakan efisiensi waktu dan efisiensi biaya. Untuk efisiensi yang dilakukan oleh usaha kelompok olahan herbal ini adalah dengan melakukan produksi setiap seminggu sekali dengan proses produksi yang dilakukan secara gotong royong untuk menghasilkan efisiensi waktu dalam proses produksi. Penjadwalan anggota-anggota yang melakukan proses produksi secara bergilir juga bertujuan untuk melakukan efisiensi pengeluaran biaya tenaga kerja yang dikeluarkan. Setiap anggota diberikan pos-pos tertentu untuk mengerjakan tahap-tahap produksi yang ada.
2. Pemasaran yang aktif melalui kegiatan-kegiatan pameran dan online
marketing.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha produk herbal haruslah aktif, karena produk herbal ini merupakan produk kuliner, sehingga dibutuhkan brand
awareness dari masyarakat agar produk-produk tersebut mampu dikenal dan
dipercaya sebagai produk layak konsumsi. Selain itu, pemasaran online melalui
online website, social media dan kartu nama juga diperlukan untuk memperluas
jangkauan pasar produk ini. Untuk upaya pemasaran yang aktif, usaha kelompok olahan herbal Gencar Mandiri sering mengikuti pameran-pameran yang diselenggarakan maupun yang direkomendasikan oleh Disperdagin Kota Surabaya. Sedangkan untuk pemasaran online yang dilakukan oleh usaha kelompok olahan herbal Gencar Mandiri saat ini hanya melalui online website dan
29
3. Diferensiasi dan inovasi ragam jenis produk yang tinggi.
Diferensiasi produk tinggi karena merupakan salah satu daya saing dari produk herbal satu dengan yang lainnya. Diferensiasi dan inovasi pada produk akan menghasilkan ciri khas produk herbal. Diferensiasi dan inovasi yang semakin tinggi pada produk akan semakin menambah nilai produk. Seperti yang dilakukan oleh usaha kelompok olahan herbal Gencar Mandiri yang terus memberikan inovasi-inovasi ragam produk yang unik dan menarik seperti selai belimbing wuluh, sirup belimbing wuluh gula jawa, dan manisan cabai.
4. Penentuan segmentasi pasar yang tepat.
Segmentasi pasar merupakan pengelompokan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumenn yang homogen. Segmentasi pasar ini berguna untuk mengetahui target pemasaran dari suatu produk sehingga produsen lebih mampu untuk menerapkan strategi-strategi yang tepat untuk mencapai target konsumennya secara efektif. 5. Komitmen pada originalitas produk herbal.
Pada industri produk herbal, komitmen pada originalitas produk sangat diperlukan untuk mempertahankan image herbal yang sudah melekat pada produk. Untu menjaga originalitas produk herbal sendiri dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, seperti tidak menggunakan bahan-bahan kimia untuk pengawet makanann maupun perisa makanan. Usaha kelompok olahan herbal Gencar Mandiri berkomitmen untuk menjual produk herbal dengan jaminan keaslian produk herbal. Usaha kelompok olahan herbal berkomitmen untuk tetap mempertahankan image herbal dalam produknya dengan tidak menambahkan bahan-bahan pengawet ke dalam produknya, sehingga tetap terjaga kualitas produk sebagai produk herbal.
4.1.1.5. Budaya Pesaing
Sido Muncul, Jamoe Iboe, Nyonya Meneer dan lain sebagainya adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur produk jamu tradisional yang sudah termasuk dalam skala bisnis perseroan. Produk tersebut merupakan jamu tradisional instan yang sudah banyak dijual dan terdistribusi dengan baik di seluruh bagian Indonesia. Berbeda dengan produk usaha kelompok olahan herbal Gencar Mandiri, produk jamu perusahaan-perusahaan tersebut lebih cenderung ke produk farmasi. Selain itu, perusahaan-perusahaan tersebut sudah masuk dalam skala besar. Pemasaran produk kompetitor produk usaha kelompok olahan herbal dalam skala industri besar juga sudah
30
mampu merambah ke pemasaran yang lebih modern dan canggih. Hal ini tentunya membuat kompetitor tersebut semakin unggul.
4.1.1.6. Tren Industri
Salah satu kategori industri yang sangat berprospek merupakan industri kuliner. Menurut data Kemenprin tahun 2014, pertumbuhan industri di sektor kuliner ini cukup tinggi di Indonesia, sehingga cenderung menarik bagi investor asing untuk masuk. Pertumbuhan industri kuliner di Indonesia sendiri berkisar pada angka 5,7% pada tahun 2014 dan melonjak 8,16% pada tahun 2015.
Sedangkan pada tahun 2014, Gabungan Perusahaan Farmasi mencatat pertumbuhan kinerja produk herbal terus bertumbuh hingga 14% akibat permintaan konsumen akan produk yang natural. Produk herbal ini sudah mengalami pertumbuhan sejak tahun 2011 dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 13-15%. Sebagian besar masyarakat lebih memiih produk olahan herbal karena aman, menyehatkan,dan juga lebih murah. Selain itu, saat ini tren back to nature tidak hanya sedang terjadi di Indonesia, namun juga di seluruh belahan dunia. Hal ini dapat menjadi prospek yang cukup baik bagi usaha kelompok olahan herbal Gencar Mandiri, mengingat pada akhir tahun 2015 Indonesia akan menghadapi MEA.
Akhir-akhir ini gaya hidup masyarakat dunia cenderung lebih condong ke gaya hidup yang sehat dan alami. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya konsumsi obat herbal di dunia. Menurut data yang dilansir oleh situs republika, penggunaan obat herbal di dunia terus meningkat, begitupula tren herbal di pasar Indonesia. Menurut Sugiharjo, Vice President Sales and Marketing for Professional Products SOHO Global Health, produk herbal telah digunakan oleh 80 persen penduduk dunia. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan pada 2006 pasar obat herbal di Indonesia mencapai Rp 5 Triliun.