• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Tinjauan tentang Narsistik 1. Pengertian Narsistik

5. Struktur kepribadian

a) Fungsi

Kedua sisi introvert dan ekstrovert dapat dikombinasikan dengan satu atau lebih dari empat fungsi dan membentuk delapan

kemungkinan orientasi atau jenis. Empat fungsi tersebut-sensing,

thingking, feeling, dan intuiting dapat di deskripsikan sebagai berikut: Sensing membuat orang dapat menjelaskan bahwa sesuatu itu

benar-benar ada, thingking membuat kita dapat mengerti sesuatu, feeling

membuat manusia mengerti nilai atau seberapa berharganya sesuatu,

serta intuition dapat membuat manusia mengetahui sesuatu tanpa

mengetahui bagaimana caranya. a. Thingking

Aktivitas intelektual logika dapat memproduksi serangkaian

50

dapat dikatakan introvert atau ekstrovert, bergantung pada sikap seseorang.

Orang yang memiliki karakteristik berpikir ekstrovert sangat bergantung pada pemikiran yang nyata, tetapi mereka juga menggunakan ide abstrak jika ide tersebut dapat ditrasmisikan kepada mereka secara langsung, contohnyadari guru atau orang tua. Menurut Jung, tanpa interpretasi dari beberapa individu, ide dapat dikatakan fakta tanpa keaslian atau kreativitas. (dalam Feist and Feist, 2010: 139)

Orang orang yang memiliki karakteristik berpikir introvert bereaksi terhadap rangsangan eksternal, tetapi interpretasi mereka tehadap suatu kejadian lebih diwarnai oleh pemaknaan internal yang mereka bawa dalam dirinya sendiri dibanding dengan fakta objektif yang ada. Menurut Jung (1921), saat mereka terbawa dalam situasi yang ekstrem, mereka akan terbawa dalam pemikiran mistis yang tidak produktif dan sangat individualistis sehingga mereka menjadi tidak berguna bagi orang lain. (dalam Feist and Feist, 2010: 139)

b. Feeling

Orang-orang dengan perasaan ekstrovert menggunakan data objektif untuk melakukan evaluasi . mereka tidak banyak dipandiu oleh opini subyektif mereka, tetapi lebih oleh nilai eksternaldan penilaian standar yang dinilai luarmereka dapat

51

dimudahkan oleh situasi sosial, dengan mengetahui saat yang

tepatuntuk mengatakan sesuatu dan bagaimana cara

mengatakannya.Mereka juga biasanya disukai karena kemampuan sosialnya.

Orang-orang dengan perasaan introvert mendasarkan

penilaian mereka sebagian besar pada persepsi subjektif dibanding dengna fakta objektif. Kritik terhadap berbagai bentuk seni membutuhkan perasaan introvert karena membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan data individual objektif, dan kerap kali menyebabkan orang-orang sekitar merasa tidak nyaman dan bereaksi dingin terhadap mereka.

c. Sensing

Orang-orang dengan sensing ekstrovert menerima rangsangan eksternal secara objektif kurang lebih sama seperti ransangan eksis daam kenyataan. Sensasi mereka tidak dipengaruhi secara signifikan oleh sikap subjektifnya.

Orang-orang dengan sensing introvert biasanya sangat dipengaruhi oleh sensasi subjek akan penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan dan lainnya. Mereka dipengaruhi oleh interpretasi mereka akan ransangna sensing dibanding dengan ransangan itu sendiri.

52 d. Intuisi

Orang-orang dengan intuisi ekstrovert selalu berorientasi fakta dalam dunia eksternal dibanding melakukan sensing secara keseluruhan, mereka lebih suka mengidentifikasi fakta secara subliminal. Oleh karena ransangan sensori yang kuat kerap mengintervensiintuisi, maka orang yang intuitif menekan sensasi mereka dan dipandu oleh firasatdan perkiraan yang kontras jika dibandingkan dengan data dari indra.

Mereka dengan intuisi introvert dipandu oleh persepsi ketidaksadaran terhadap fakta yang umumnya subjektif dan memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kesamaan dengan kenyataan eksternal. Persepsi subjektif intuisi mereka kerap digambarkan sangat kuat dan mampu memotivasi pengambilan keputusan yang besar.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan sisi introvert dan ekstrovert dapat dikombinasikan dengan satu atau lebih dari empat fungsi dan membentuk delapan kemungkinan orientasi atau jenis. Empat fungsi tersebut yaitu sensing, thingking, feeling, dan intuiting.Thingking pada karakteristik berpikir ekstrovert sangat bergantung pada pemikiran yang nyata, tetapi mereka juga menggunakan ide abstrak jika ide tersebut dapat ditrasmisikan kepada mereka secara langsung. memiliki karakteristik berpikir introvert bereaksi terhadap rangsangan eksternal, tetapi interpretasi mereka tehadap suatu kejadian lebih diwarnai oleh

53

pemaknaan internal yang mereka bawa dalam dirinya sendiri dibanding dengan fakta objektif yang ada. Orang dengan perasaan ekstrovert menggunakan data objektif untuk melakukan evaluasi, sedangkan orang dengan perasaan introvert mendasarkan penilaian mereka sebagian besar pada persepsi subjektif dibanding dengna fakta objektif. Sensasiyang dimiliki orang ekstrovert mereka tidak dipengaruhi secara

signifikan oleh sikap subjektifnya, namun orang-orang dengan sensing

introvert biasanya sangat dipengaruhi oleh sensasi subjek akan

penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan dan lainnya. Selanjutnya pada orang-orang dengan intuisi ekstrovert selalu berorientasi fakta dalam dunia eksternal dibanding melakukan sensing secara keseluruhan, mereka lebih suka mengidentifikasi fakta secara subliminal. Namun mereka dengan intuisi introvert dipandu oleh persepsi ketidaksadaran terhadap fakta yang umumnya subjektif dan memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kesamaan dengan kenyataan eksternal.

C. Tinjauan tentang Remaja. 1. Pengertian Remaja.

Masa remaja sering disebut sebagai masa adoselen, yang berasal dari

kata Latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi

dewasa”. Kedewasaan atau kematangan ini mencangkup kematangan

54

Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, menurut Monks (1982 : 262) masa remaja berlangsng antara umur 12- 21 yang dibagi 3 bagian yaitu:

a. 12-15 tahun, merupakan masa remaja awal.

b. 15-18 tahun, merupakan masa remaja madya.

c. 18-21 tahun, merupakan masa remaja akhir.

Masa remaja dimulai ketika anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat anak mencapai kedewasaan secara hukum. Sering dikatakan bahwa masa adoselen adalah suatu masa transisi atau perpindahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Menurut Papalia and Olds (dalam Jahja Yudrik, 2011 : 220), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun yang berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahunan.

Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan yang terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat badan; dan kualitaitif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkrit menjadi abstrak. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek-aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001) yaitu: (1) perkembangan fisik; (2) kognitif;

55

(3) kepribadian dan sosial. (Papalia dan Olds dalam Jahja Yudrik, 2011 : 221)

Berdasarkan beberapa paparan ahli mengenai pengertian masa remaja di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perkembangan pesat yang meliputi perkembangan secara fisik, mental, sosial-ekonomi, dan seksual sekunder.

Dokumen terkait