• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dibidang redaksiomal majalah Gatra, meliputi, Pemimpin Redaksi, Wakil Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, kepala Pusat Liputan, Redaktur, Sidang Redaksi, Manajer Redaksi, Manajer Produki, Sekretaris Redaksi, Kepala Bagian produksi dan Tatamuka, Kepala bagian Perpustakaan dan Dukomentasi, Fotografer, Reporter, Redaktur Bahasa, dan Kpala Penelititian dan Pengembangan.

E. Segmentasi Pemasaran

Gatra terbita pada hari kamis setiap minggunya. Hasil survey RSI (Survey Research Indonesia) 1996 di semhilan kota besar Indonesia menunjukkan, Gatra dibaca oleh lebih dari 879.000 pembaca. Kemudian beberapa tahun kemudian yaitu 1999 Gatra terbit dengan oplah 95.000 eksemplar dan didistribusikan ke berbagai provinsi di Indonesia.

Sirkulasi per daerah:

 Jakarta 54,2%

 Jawa Barat 8,80%

 Jawa Tengah 3,50%

 Jawa Timur 7,80%

 Daerah Istimewa Yogyakarta 3,10%

 Sumatera Barat/Jambi/Riau 5,10%  Sumatera Selatan/Bengkulu/Lampung 2,70  Kalimantan Barat 0,60%  Kalimantan Tengah 0,10%  Kalimantan Selatan 1,00%  Kalimantan Timur 1,20%  Sulawesi Utara 0.80%  Sulawesi Selatan/Tengah 1,50%  Maluku 0,10%  Irian Jaya 0,30%  Bali/Nusa Tenggara 1,00%  Luar Negri 0,90%

Kemudian segmentasi pembaca Gatra berdasarkan angket pembaca dengan responden 3.305 orang menampilkan hasil sebagai berikut:

Gambar 1 Pembaca Berdasarkan Jenis Kelamin

Wanita 19%

Pria 81%

0 0

Wanita Pria

Gambar 2 Pembaca Berdasarkan Usia

Gambar 3 Pembaca Berdasarkan Pendidikan

0,60% 16,70% 42,60% 25,50% 10,20% 4,40% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 45,00%

< 17 tahun 17-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun > 56 tahun

63% 26% 8% 3% SMA/Sederajat Sarjana Pasca Sarjana Lain-lain

Gambar 4 Pembaca Berdasarkan Pekerjaan 25,80% 21,30% 15,30% 9,70% 9,30% 2,80% 2,50% 3,30% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00%

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

Dalam bab ini, penulis akan menguraikan temuan data dan analisis terhadap berita "Cuti Kampanye Pejabat Negara" dalam majalah. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif analisis wacana model Teun A Van Dijk. Model analisis wacana Van Dijk ini menganalisis tiga elemen yaitu analisis dari segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

A. Analisis Struktur Teks

1. Tematik

Tematik termasuk kedalam tingkatan analisis teks pertama yakni struktur makro. Tema merupakan gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Tema atau kadang disebut topik ini menggambarkan apa

yang ingin diungkapkan oleh pemberitaan dalam berita yang dibuatnya.1

Tabel 5

Temuan Teks Elemen Tematik Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Struktur Makro

(Tematik) Topik/Tema Teks pada Terlibatnya para Gubernur dan lead: Menteri sebagai jurkam (juru kampanye) partai politik pada fase kampanye terbuka.

1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 229

2. Skematik

Tingkatan kedua dalam analisis wacana Van Dijk adalah super struktur. Skematik ini merupakan bagian dalam tingkatan tersebut. Teks wacana pada umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan hingga akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membuat kesatuan arti.2 Alur dari skema ini memiliki bentk yang beragam. Namun, pada umumnya berita terbagi menjadi dua skema besar yaitu, summary yang terdiri dari judul dan lead, dan yang kedua adalah story yaitu berita secara keseluruhan.

Skema pertama dalam berita ini dimulai dengan judul berita yakni “Cuti Kampanye Pejabat Negara”. Kemudian dilanjutkan dengan lead

“Gubernur dan menteri jadi jurkam andalan parpol pada fase kampanye terbuka. Potensial menjadi ajang politisasi birokrasi dan anggaran. Perlu mekanisme pengawasan ekstra”.

Pada skema kedua (story) yang menguraikan situasi atau jalannya peristiwa ini muncul setelah lead. Pada bagian pertama berita ini menceritakan tentang beberapa nama pejabat negara dari PDI Perjuangan

yang terlibat dalam proses pemenangan pemilu. Dipaparkan “Nama paling

menonjol, tentu, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), yang setahun terakhir meraih angka elektabilitas teratas dalam berbagai survey calon presiden (capres). Sosok berikutnya, gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mengalahkan pejabat incumbent, Bibit Waluyo,

2 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 232

secara mengejutkan, satu putaran tahun lalu. Di bagian Jawa Timur, ada walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang belakang reputasinya meroket”.

Pada paragraf selanjutnya juga dikemukakan beberapa data pejabat negara yang didaftarkan sebagai jurkamnas (juru kampanye nasional) salah satu partai. Dipapaarkan “Ujung Jawa Barat, Provinsi Banten, kini de facto dipimpin kader PDI Perjuangan, Rano Karno, pasca-penahanan Gubernur Atut Chosiyah, kader Golkar. Diseberang selat sunda, Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP, juga kader banteng. Menyebrang ke utara, Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, dan Kalimantan Tengah, Teras Narang pun milik PDI Perjuangan. Untuk Indonesia Timur, partai ini punya Frans Lebu Raya, Gubernur NTT. Sejumlah gubernur tersebut tercatat masuk daftar jurkamnas PDI Perjuangan”.

Berikutnya, pada bagian tengah skema story dalam berita ini, memaparkan tentang aturan pejabat negara ketika ingin menjadi juru kampanye. Sehingga, para pejabat negara tidak dalam menjalankan

tugasnya sebagai pejabat negara. Dipaparkan “Juru bicara Kepresidenan

Dalam Negeri, Didik Suprayitno menjelaskan, izin kempanye diberikan hanya dua hari dalam atu minggu. Kampenye akhir pekan, Sabtu-Minggu, tidak perlu cuti, hanya pemberitahuhan. Izin kampanye menteri, menurut Didik, diajukan ke Presiden. “Gubernur dan wakilnya ke Menteri Dalam Negri,” lanjut Didik. Izin cuti kampanye, tambah Didik, tidak boleh digabung berturut-turut. “Seminggu hanya dua hari. Titik”. Kata Didik kepada M. Afwan Fathul Barry dari Gatra”.

Sedangkan bagian penutup dalam berita ini menjelaskan berbagai syarat dan polemik yang terjadi jika seorang pejabat negara menjadi

jurkamnas. Dipaparkan “Komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiansyah,

menandaskan bahwa menteri dan kepala daerah yang menjadi jurkam harus memenuhi beberapa ketentuan. Pertama, tidak menggunakan fasilitas negara terkait dengan jabatannya. Keduam saat mendaftar jurkam, memastikan ada surat cuti, ketiga, jadwal harus memperhatikan keberlangsungan tugas”. Sedangkan pada paragraf terakhir dipaparkan

“Ari melihat potensi kepala daerah itu memengakan partai dengan segala cara. “Mobilisasi aparat internal dan politisasi anggaran untuk menguntungkan parpol si kepala daerah sering terjadi.” Tutur Ari. Karena itu, katanya, lembaga pengawas pemilu bekerja lebih keras dalam mengawasi. Aturan ditegakkan lebih tegas. “Pelanggaran bukan hanya money politic oleh parpol, melainkan juga politisasi birokrasi dan anggaran. Ini wilayah abu-abu,” kata Ari.

Tabel 6

Temuan Teks Elemen Skema Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Suprastruktur

(Skematik) Skema/alur: Summary Story

Summary: Gubernur dan menteri jadi jurkam andalan parpol pada fase kampanye terbuka. Potensial menjadi ajang politisasi birokrasi dan

anggaran. Perlu mekanisme

pengawasan ekstra

Story:

Skema 1 : Paragraf 1 Skema 2 : Paragraf 2-3 Skema 3 : Paragraf 4

Skema 4 : Paragraf 5 Skema 5 : Paragraf 6-8 Skema 6 : Paragraf 9-10 Skema 7 : Paragraf 11-13 Skema 8 : Paragraf 14-15 Skema 9 : Paragraf 16-21 3. Latar

Latar termasuk ke dalam bagian analisis struktur mikro yakni semantik. Latar merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar biasanya ditulis sebagai latar belakang suatu berita atau peristiwa. Latar yang ditulis tersebut menentukan ke arah mana pandangan khalayak dibawa oleh wartawan tersebut.3

Latar dalam berita “Cuti Kampanye Pejabat Negara” adalah Negara Indonesia (secara umum) dan beberapa kota/kabupaten dan provinsi yang ada di Indonesia. Kondisi tahun politik yang terjadi di Indonesia menarik bagi wartawan untuk melihat geliat para pejabat publik untuk membantu partainya dalam memenangkan pemilu.

Tabel 7

Temuan Teks Elemen latar Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Suprastruktur

(Semantik) Latar Teks paragraf 2: Nama paling menonjol, tentu,

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo

3 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 235

(Jokowi), yang setahun terakhir meraih angka elektabilitas teratas dalam berbagai survey calon presiden (capres). Sosok berikutnya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang mengalahkan pejabat incumbent, Bibit Waluyo, secara mengejutkan, sekali putaran, tahun lalu. Di Jawa bagian timur, ada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang belakangan reputasinya meroket. Teks paragraf 3:

Ujung Jawa Barat, Provinsi Banten, kini de facto dipimpin kader PDI Perjuangan, Rano Karno, pasca-penahanan Gubernur Atut Chosiyah, kader Golkar. Diseberang selat sunda, Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP, juga kader banteng. Menyebrang ke utara, Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, dan Kalimantan Tengah, Teras Narang pun milik PDI Perjuangan. Untuk Indonesia Timur, partai ini punya Frans Lebu Raya, Gubernur NTT. Sejumlah gubernur tersebut tercatat masuk daftar jurkamnas PDI Perjuangan

Teks Paragraf 5:

Wasekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menjelaskan, sejumlah kader kepala daerahnya dibagi dalam beberapa kelompok kampanye. Teras Narang disatukan dengan Rano Karno, Rustam Efendi (Gubernur Bangka Belitung), dan Soeryo

Respationo (Wakil Gubernur

Kepulauan Riau). Jokowi di

kelompok sendiri. Demikian juga Ganjar. Selain kampanye di Jawa Tengah, Ganjar diagendakan ke Lampung, Kalimantan, Sumetera Utara, dan Yogyakarta, pada liburan akhir pekan.

Teks Paragraf 9:

Partai Demokrat, yang punya kader

terbanyak di kabinet, akan

mengerahkan seluruh menterinya sebagai jurkamnas. Ada lima menteri asal demokrat: Syarif Hasan, Jero Wacik, Amir Syamsuddin, Roy Suro, dan EE Mangindan. Ketua Bapilu Partai Demokrat, Syarief Hasan,

mengatakan beberapa gubernur

kadernya juga dikerahkan: Gubernur Jawa Timur, Soekarwo; Gubernur NTB, Zainul Majdi; dan Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang.

4. Detil

Elemen detil termasuk dalam semantik. Detil merupakan elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Elemen detil merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.4

Beberapa teks yang ditemukan sesuai dengan elemen detil ini adalah penjelasan secara panjang lebar mengenai keterlibatan sejumlah pejabat negara dalam membantu kampanye partai mereka. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap paragraf yang ditulis wartawan. Dalam hampir setiap paragraf tersebut wartawan menjabarkan secara detil pejabat-pejabat negara dan tempat mereka memimpin, serta keterkaitan mereka dengan partai politik yang ada di belakang mereka.

4 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 238

Tabel 8

Temuan Teks Elemen Detil Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Suprastruktur

(Semantik) Detil Teks Paragraf 5: Wasekjen PDI Perjuangan, Hasto

Kristiyanto, menjelaskan, sejumlah kader kepala daerahnya dibagi dalam beberapa kelompok kampanye. Teras Narang disatukan dengan Rano Karno, Rustam Efendi (Gubernur Bangka Belitung), dan Soeryo

Respationo (Wakil Gubernur

Kepulauan Riau). Jokowi di

kelompok sendiri. Demikian juga Ganjar. Selain kampanye di Jawa Tengah, Ganjar diagendakan ke Lampung, Kalimantan, Sumetera Utara, dan Yogyakarta, pada liburan akhir pekan.

Teks Paragraf 10:

Menurut Syarif, semua kader Demokrat kini sedang all out meraih kembali suara yang merosot dari 21,8% hasil pemilu 2009 yang kini tersisa 10,4% versi survey internal. “Target kami menjadi 15%” tutur Menteri Koperasi itu. “semua kader harus turun,” katanya. Ia memetakan

daerah lumbung Demokrat.

“Khususnya di Jawa,” ucap Syarif kepada Averoes Lubis dari Gatra. “Mudah-mudahan Jawa Timur dan Jawa Barat dapat menjadi lumbung suara.”

5. Maksud

Elemen maksud hampir sama dengan elemen detil. Bedanya, dalam elemen detil informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan

dengan panjang, sedangkan dalam elemen maksud informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara esplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi.5

Elemen maksud dalam berita ini dapat kita temukan pada beberapa paragraf akhir berita ini. Wartawan mencoba menyampaikan mengenai kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang yang dimiliki para pejabat negara. Dilengkapi dengan beberapa pernyataan dari berbagai narasumber untuk menguatkan isi berita tersebut.

Tabel 9

Temuan Teks Elemen Maksud Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Suprastruktur

(Semantik) Maksud Teks paragraf 14: Komisioner KPU, Ferry Kurnia

Rizkiansyah, menandaskan bahwa menteri dan kepala daerah yang menjadi jurkam harus memenuhi beberapa ketentuan. Pertama, tidak menggunakan fasilitas negara terkait jabatannya. Kedua, saat mendaftar jurkam, memastikan ada surat cuti.

Ketiga, jadwal cuti harus

memperhatikan keberlangsungan

tugas.

Teks paragraf 16:

Firman Soebagyo, politikus Golkar,

berpendapat bahwa semestinya

seorang kepala deaerah, menteri , dan presiden tidak boleh lagi menjadi jurkam partai. Hal itu akan menjadi

5 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 240

dua sisi mata uang. Teks paragraf 17:

Peneliti politik pemerintahan LIPI, Siti Zuhro, lebih melihat aspek etik, karena secara legal, gubernur dan menteri berkampanye adalah sah. Secara etik, kata Zahro, semestinya

para menteri berkonsentrasi

menuntaskan tugasnya di akhir masa jabatan ini. “Tidak mungkin mereka

konsentrasi kerja di Jakarta,

sementara mereka harus tur ke berbagai daerah,” katanya.

Teks paragraf 21:

Ari melihat potensi kepala daerah itu memenangkan partai dengan segala cara. “mobilisasi aparat internal dan

politisasi anggaran untuk

menguntungkan parpol si kepala daerah sering terjadi,” tutur Ari. Karena itu katanya, lembaga pengawasan pemilu bekerja lebih keras dalam mengawasi. Aturan ditegakkan lebih tegas. “Pelanggaran

bukan hanya money politic oleh

parpol, melainkan juga politik birokrasi dan anggaran. Ini wilayah abu-abu,” kata Ari

6. Praanggapan

Elemen wacana lainnya, praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Hampir serupa dengan latar yang berupaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang. Kalau praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan

memberikan premis yang dipercayai kebenarannya.6 Meskipun berupa

anggapan, praanggapan umumnya didasarkan pada ide common sense,

praanggapan yang masuk akal atau logis sehingga meskipun kenyataannya tidak ada, tidak dipertanyakan kebenarannya.

Tabel 10

Temuan Teks Elemen Praanggapan Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Struktur Mikro

(Semantik) Praanggapan Teks paragraf 19: ……Secara politik, mereka orang-orang yang memiliki pengaruh dan dibuktikan dalam memenangkan kompetisi pemilu. Parpol tentu akan memanfaatkan pengaruh mereka guna meraih dukungan pemilu.

7. Koherensi

Koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang

menghubungkannya.7

Koherensi merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana seseorang secara strategis menggunakan wacana untuk menjalaskan suatu fakta atau peristiwa. Apaka peristiwa itu dipandang saling terpisah, berhubungan, atau malah sebab akibat. Koherensi ini secara mudah dapat

6 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 256

7 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 242

diamati di antaranya dari kata hubung yang dipakai untuk menghubungkan fakta. Kata hubung yang dipakai dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun, dll, menyebabkan makna yang berlainan.

Beberapa koherensi ditemukan dalam penulisan berita ini. Hal tersebut digunakan untuk menghubungkan beberapa pokok permasalahan yang diangkat, agar menjadi sebuah kesatuan berita yang maknanya dapat tersampaikan.

Tabel 11

Temuan Teks Elemen Koherensi Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Struktur Mikro

(Sintaksis) Koherensi Teks paragraf 8: Rano Karno diperlakukan beda. “Rano tidak punya wakil. Dia sendirian. Beban dan jadwal yang diberikan tidak seberat kepala daerah lain,” ujar Hasto lagi. Risma tidak dimasukkan sebagai jurkam. “Mbak Risma kan PNS, beda dengan yang lain, yang orang politik,” katanya. Ketua umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kata Hasto menghormati posisi Risma. Namun, kata Hasto, bila Mega kampanye ke Surabaya, Risma akan menemani, meski tidak ikut kampanye.

Teks paragraf 12:

Izin cuti diajukan minimal 12 hari sebelum kampanye. “Empat hari setelah datang permohonan, harus diterbitkan izin oleh Menteri Dalam Negeri,” kata Didik. Diterima atau tidaknya permohonan tergantung pada

pemenuhan syarat. “Asalkan

memenuhi syarat, akan diizinkan. Syaratnya, seminggu, dua hari kerja.

Kepala daerah dan wakil harus mengatur waktu kampanye agar tidak bersamaan. Kalau bersamaan, ditolak oleh Menteri Dalam Negri,” katanya. “Karena roda pemerintahan harus tetap berjalan.”

Teks paragraf 15:

“Jangan sampai itu diabaikan. Kalau cutinya panjang, itu juga harus dilihat,” kata Ferry kepada Joni Aswira Putra dari Gatra. Surat cuti diterima KPU paling lambat tiga hari sebelum pejabat yang bersangkutan berkampanye. Dalam surat cuti harus disebut lokasi dan jadwal kamapanye. Bila terjadi penjadwalan ulang oleh partai, sang pejabat harus mengajukan izin cuti baru.

Teks paragraf 20:

Namun Ari memberikan catatan pemimpin daerah sebagai jurkam tidak serta merta efektif. “Performa figur harus dilihat,” kata dia. Peran mereka akan efektif jika sosok itu berprestasi, dekat dengan rakyat, dan popularitasnya tinggi. Jika kinerja figur itu buruk kredibelitasnya dianggap buruk. “sentimen negatif ini bisa berpengaruh ke parpol,” ujarnya.

8. Leksikon

Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seorang wartawan atau penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan saja, tetapi

bisa jadi mengandung unsur ideologis yang menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.8

Tabel 12

Temuan Teks Elemen Leksikon Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Struktur Mikro

(Stilistik) Leksikon Teks paragraf 2: ……Bibit Waluyo, secara

mengejutkan, sekali putaran, tahun lalu. Di Jawa bagian timur, ada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang belakangan reputasinya meroket. Teks paragraf 4:

Pergerakan PDI Perjuangan penting dicermati, selain punya aset bakal

capres laris manis, juga tengah

nikmati posisi teratas………. Teks Paragraf 7:

…….”Karena mereka harus jadi jurkam di Sumatera Utara. Di sana,

PDI Perjuangan tidak dapat jatah

kampanye sabtu dan minggu,” kata Hasto

Teks paragraf 10:

……”Khususnya di Jawa,” ucap Syarif kepada Averoes Lubis dari Gatra. “Mudah-mudahan Jawa Timur dan Jawa Barat dapat menjadi

lumbung suara.” Teks paragraf 17:

…..”Tidak mungkin mereka

konsentrasi kerja di Jakarta,

sementara mereka harus tur ke

berbagai daerah,” katanya.

8 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 255

9. Grafis

Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis dalam wacana berita, biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar, tebal, dan pemakaian

angka untuk mendukung arti penting sebuah pesan.9

Unsur grafis dalam pemberitaan ini muncul pada foto yang menggambarkan Joko Widodo selaku Gubernur DKI Jakarta mendampingi cagub-cawagub dalam kampanye pilkada di Depok, Jawa Barat.

Tabel 13

Temuan Teks Elemen Grafis Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Struktur Mikro

(Retoris) Grafis Teks paragraf 4: Pergerakan PDI Perjuangan penting dicermati, selain punya aset bakal capres laris manis, juga tengah nikmati posisi teratas dalam berbagai survey elektabilitas partai sejak akhir 2013. Kemenangan dalam Pemilu 1999 berpeluang kembali diraih, meski elektabilitas PDI Perjuangan masih sama dengan Pemilu 2009: kisaran 14,9%. Dalam rilis survey

Saiful Mujani Research &

Consulting, ahad lalu, skor PDI Perjuangn beda tipis dari Golkar (13,3%). Pada Pemilu 1999, PDI

9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 257

Perjuangan meraih 33,7%. Teks paragraf 10:

Menurut Syarif, semua kader Demokrat kini sedang all out meraih kembali suara yang merosot dari 21,8% hasil Pemilu 2009 yang kini tersisa 10,4% versi hasil survey internal. “Target kami menjadi 15%,” tutur Menteri Koperasi itu.

10.Metafora

Metafora adalah bentuk pengungkapan pesan melalui kiasan atau ungkapan. Metafora ini dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita.10 Metafora merupakan pemakaian kata bukan dengan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.11

Tabel 14

Temuan Teks Elemen Metafora Struktur

Wacana Elemen Keterangan

Struktur Mikro

(Sintaksis) Metafora Teks paragraf 16: Firman Soebagyo, politikus Golkar,

berpendapat bahwa semestinya

seorang kepala deaerah, menteri , dan presiden tidak boleh lagi menjadi jurkam partai. Hal itu akan menjadi

dua sisi mata uang. Teks paragraf 17:

…..”Tidak mungkin mereka

konsentrasi kerja di Jakarta,

sementara mereka harus tur ke

10 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 259

berbagai daerah,” katanya

B. Analisis Kognisi Sosial

Selain menganalisis teks, dalam analisis wacana juga penting untuk mengamati kognisi sosial teks yakni bagaimana suatu teks itu bisa diproduksi. Karena anggapan seseorang mengenai teks bahwa teks itu memiliki makna yang tidak sebenarnya. Suatu teks itu bisa bermakna sesuatu karena diberikan oleh si pemakai bahasa (penulis). Makna inilah yang dikonstruksi oleh penulis. Selain makna, dalam teks juga mengandung pendapat dan ideologi penulis tersebut.

Dalam pandangan Van Dijk, kognisi sosial terutama dihubungkan dengan proses produksi berita. Titik kunci dalam memahami produksi berita adalah dengan meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga memasukkan informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan, dan dimaknai oleh wartawan.12

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. Singkatnya wartawan adalah bagian dari publik yang selalu bersentuhan dengan wacana yang berkembang

12 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 266

di publik dan kognisi sosial ini merupakan penghubung antara peristiwa, teks dengan publik.

Penulis melakukan wawancara langsung kepada Asrori S. Karni selaku redaktur sekaligus penulis berita terkait untuk meneliti kognisi sosialnya dalam penulisan berita tersebut. Asrori yang telah bergabung dengan Gatra 1999 ini mengatakan bahwa, berita ini ditulis karena isunya masih aktual dan menjadi sorotan publik.

“Saat ditulis, isu itu tengah aktual. Jadi sorotan. Sejumlah pejabat publik, baik pusat maupun daerah, tengah mengajukan cuti untuk kampanye. Publik menyorot, kampanye oleh pejabat publik ini rawan penyalahgunaan fasilitas publik.”13

Dikutip dari wawancara peneliti dengan narasumber terkait dengan kebijakan pengangkatan isu ini, Asrori menjelaskan bahwa penentu isi

Dokumen terkait