• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2. Keragaan Umum Perusahaan

5.2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi Wahana Cory terdiri atas Direktur, Wakil Direktur, Manajer Kebun dan bagian administrasi dan keuangan. Struktur perusahaan Wahana Cory dapat dilihat pada Gambar 2. Uraian jabatan berdasarkan pada struktur organisasi di Wahana Cory adalah sebagai berikut :

1) Direktur

Direktur pada Wahana Cory merupakan pemilik perusahaan. Fungsi dan tanggung jawab direktur Wahana Cory merupakan bagian dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengendalian. Direktur Wahana Cory sebagai wujud kegiatan perencanaan menentukan garis-garis kebijaksanaan dalam membuat suatu keputusan, dalam proses pengkoordinasian direktur membuat perjanjian-perjanjian dengan pihak luar yang terkait dengan bidang usaha perusahaan dan memfasilitasi semua kegiatan perusahaan. Direktur memberikan pengarahan kepada para karyawan dengan mengadakan rapat umum dan membuat keputusan dalam segala hal yang terkait dengan bidang usaha pertanian. Selain itu direktur juga melakukan pengendalian dengan cara mengawasi jalannya kegiatan usaha minimal satu atau dua kali dalam seminggu, mengawasi pekerjaan wakil direktur agar sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, dan menjaga kelancaran kegiatan usaha perusahaan.

2) Wakil Direktur

Wakil direktur bertanggung jawab dalam mewakili atau membantu fungsi kerja direktur dalam kegiatan perusahaan. Wakil direktur memiliki fungsi yang hampir sama dengan direktur, yaitu mengambil dan membuat keputusan dalam bidang usaha perusahaan, menerima, dan mendengar aspirasi karyawan, melakukan rapat rutin dengan semua staf dan koordinator lapangan, dan melakukan pengendalian perusahaan dengan cara melakukan pengawasan lapangan.

3) Manajer Kebun

Manajer kebun bertanggung jawab terhadap kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan produksi, yaitu pembibitan dan persemaian, pemeliharaan, panen dan pascapanen, dan litbang. Tanggung jawab yang dilakukan oleh manajer kebun, yaitu (1) Membuat jadwal rotasi persemaian serta pembibitan, membuat laporan penyediaan bibit tanaman yang siap diproduksi, melakukan pengawasan terhadap pembuatan pupuk, mengawasi petani dalam hal menanam hasil persemaian sesuai dengan jadwal dan rotasi tanam, menjaga persediaan bibit serta perawatan terhadap bibit dan persemaian yang diproduksi, (2) Membuat jadwal pemberian pestisida, pemupukan, dan mengawasi pekerja dalam pemeliharaan tanaman, (3) Membuat jadwal panen dan estimasi jumlah hasil panen, melakukan quality control terhadap hasil panen, mengawasi kegiatan pascapanen, dan menjaga persediaan panen, dan (4) Melakukan inovasi baru dalam bidang pertanian organik serta melakukan riset dan pengembangan pertanian.

4) Administrasi dan Keuangan

Administrasi dan keuangan bertanggung jawab untuk mengatur jadwal administrasi perusahaan, bekerjasama dengan manajer kebun dalam melakukan pembayaran kepada petani dan plasma tani, mengawasi penyusunan anggaran usaha perusahaan, menyusun laporan keuangan untuk dipertanggungjawabkan kepada direktur dan wakil direktur, melakukan pengendalian dengan cara mengawasi keuangan sesuai dengan rencana dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, memeriksa pencatatan inventaris, menganalisa data dari semua laporan yang diterima, mengawasi sumber dan penggunaan dana, dan memantau setiap realisasi pembayaran.

Gambar 2. Struktur Organisasi Wahana Cory

Sumber : Wahana Cory, 2009

5.2.3. Kegiatan Perusahaan

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Wahana Cory berkaitan dengan usaha yang dijalankan khususnya dalam pengembangan usaha srikaya organik yaitu :

1) Pengadaan Input

Wahana Cory memperoleh sarana produksi untuk berbagai kegiatan usahanaya dengan cara meproduksi sendiri dan membeli pada toko pertanian di Pasar Bogor. Sarana produksi yang diperoleh perusahaan dari toko pertanian berupa peralatan pertanian yang biasa digunakan untuk budidaya tanaman seperti cangkul, kored, garpu, sepatu boot, sprayer, pembungkus buah, gunting pohon, dan lain-lain. Sedangkan sarana produksi yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan adalah pupuk dan benih serta bibit tanaman sayur atau buah. Untuk pengusahaan pupuk organik, perusahaan memperoleh bahan baku pupuk dari sisa sayuran yang tidak terjual.

Pengusahaan srikaya organik yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan bibit yang diproduksi sendiri, dengan menggunakan empat tanaman induk jenis new varietas dan srikaya Australia yang telah dimiliki oleh perusahaan,

Wakil Direktur

Manajer Kebun Administrasi dan

Keuangan Pembibitan dan Persemaian Pemeliharaan Panen dan Pascapanen LITBANG

dilakukan sambung susu dengan bibit batang bawah varietas lokal. Harga bibit tanaman srikaya jenis new varietas dan srikaya Australia siap tanam cukup tingi yaitu berkisar antara Rp 75.000,- – Rp 150.000,-. Sehingga untuk menekan biaya produksi, perusahaan mengusahakan sendiri pembibitan srikaya tersebut. Sedangkan untuk bibit bawah digunakan varietas lokal yang diperoleh perusahaan dari salah satu produsen bibit tanaman yang berada di Jakarta. Harga satu bibit srikaya jenis lokal tersebut adalah Rp 2.500,-.

Tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan berasal dari masyarakat sekitar. Tenaga kerja umunya melakukan kegiatan yang meliputi pengolahan tanah dan penanaman, pemeliharaan serta panen dan pascapanen. Dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan dan panen tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja pria, sedangkan untuk pascapanen dilakukan oleh tenaga kerja wanita, hal ini dikarenakan wanita lebih teliti dalam kegiatan pascapanen seperti penyortiran, penimbangan, dan pengemasan. Besarnya upah yang diberikan oleh perusahaan adalah Rp 25.000,- per hari kerja. Jam kerja yang ditetapkan adalah dari jam 07.30 – 15.30 WIB atau sama dengan 8 jam kerja per hari.

2) Teknik Budidaya Srikaya Organik

Pengusahaan srikaya organik tersebut dilaksanakan di lahan seluas 5.000 m2 dengan ukuran lubang tanam 50 cm x 50 cm x 50 cm dan jarak tanam 3 m x 4 m sehingga populasinya adalah 416 tanaman. Dengan luas lahan 5.000 m2, produksi srikaya organik dapat mencapai 10 – 15 ton per tahun. Berikut ini adalah teknik budidaya tanaman srikaya organik yang diterapkan oleh Wahana Cory.

a) Pembibitan

Pembibitan tanaman merupakan upaya untuk memperbanyak tanaman. Bibit yang akan digunakan dalam pengusahaan srikaya organik ini diperoleh dari pembibitan yang dilakukan sendiri oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi, karena harga untuk satu buah bibit srikaya jenis new varietas dan srikaya Australia

– Rp 150.000,-. Pembibitan srikaya organik dilakukan secara vegetatif dengan menggunakan pohon induk yang telah ada yaitu srikaya Australia dan new varietas. Perbanyakan bibit secara vegetatif dilakukan dengan pertimbangan bahwa bibit vegetatif memiliki ciri yang sama atau identik dengan sifat induknya dan cepat menghasilkan buah.

Perbanyakan bibit secara vegetatif dilakukan dengan teknik sambung susu. Perusahaan menggunakan teknik sambung susu dalam pembibitan srikaya organik tersebut karena teknik sambung susu memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan teknik pembibitan lain seperti okulasi, sambung pucuk, dan cangkok. Tingkat keberhasilan pembibitan dengan teknik sambung susu mencapai 90 persen. Tahapan pembuatan bibit sambung susu dan perawatannya hingga siap tanam di kebun sebagai berikut :

i) Pilih tanaman induk yang telah berbuah lebat serta sehat dan memiliki banyak cabang.

ii) Siapkan bibit batang bawah yang telah berumur sekitar 6-12 bulan. Bibit batang bawah yang digunakan merupakan jenis varietas lokal yaitu varietas Sumbawa, hal ini dikarenakan varietas lokal memiliki sifat yang adaptif sehingga bibit tanaman srikaya hasil sambung susu dapat tumbuh dengan baik. Wahana Cory memperoleh bibit batang bawah dari produsen bibit di Jakarta seharga Rp 2.500,- per bibit.

iii) Media tanam bibit batang bawah yang telah dibeli diganti dengan kompos dan tanah dengan perbandingan 1 : 1, hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa bibit tersebut mendapat perlakuan secara organik.

iv) Bibit batang bawah dipotong pada ketinggian 10 – 20 cm dari tanah dan ujungnya disayat miring.

v) Cabang pada induk yang digunakan untuk sambung susu merupakan cabang air yang memiliki karakteristik cepat tumbuh

dibanding cabang utama. Cabang tersebut kemudian disayat miring.

vi) Sisipkan bibit batang bawah ke dalam sayatan cabang pada pohon induk sehingga kedua sisi sayatan antara batang bawah dan cabang induk saling bersinggungan.

vii) Balut dengan tali rafia hingga rapat benar dan pada bagian bawah polybag bibit batang bawah diikat dengan tali rafia yang kemudian diikatkan pada bambu yang dibangun melindungi tanaman induk untuk menahan beban tanah pada polybag agar cabang induk tidak patah sehingga akan terlihat bibit tersebut tergantung pada tanaman induk.

Bibit-bibit tersebut dipelihara dengan dilakukan penyiraman, penyiangan dan pengendalian hama terpadu. Setelah bibit tersebut menghasilkan tunas yaitu sekitar 2 bulan sejak dilakukan penyambungan, bibit-bibit tersebut dipotong dan dipisahkan dari tanaman induk. Bibit yang dihasilkan tersebut tidak langsung ditanam pada lahan, tetapi dibiarkan selama 2 bulan untuk memperbaiki kondisi kesehatan bibit-bibit tersebut.

b) Pengolahan Tanah

Pengolahan lahan memegang peranan yang penting dalam budidaya tanaman. Pengolahan lahan ditujukan untuk menciptakan kondisi pertanaman yang ideal bagi tanaman itu sendiri, yakni lahan yang gembur sehingga memudahkan bagi tanaman dalam meyerap unsur hara dari dalam tanah, banyak mengandung bahan organik dam memiliki tata air yang baik. Lahan yang digunakan dibersihkan dari gulma/tanaman-tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan srikaya organik. Tahapan selanjutnya yaitu menggemburkan tanah dengan dicangkul.

Ukuran lubang tanam srikaya organik adalah 50 cm x 50 cm x 50 cm dengan jarak tanaman 3 m x 4 m. Lubang tanam dibuat menggunakan cangkul atau garpu tanah. Lubang tanam tersebut kemudian diisi pupuk kompos sebanyak 60 kg per lubang. Pupuk kompos yang telah dimasukkan dalam lubang tanam dicampur dengan tanah galian. Lubang dibiarkan selama 1 minggu supaya gas yang terjadi karena penggalian hilang atau menguap.

d) Penanaman

Setelah lubang tanam disiapkan dan bibit telah tersedia maka penanaman srikaya dapat dilakukan. Bibit srikaya dengan tinggi 70 – 100 cm dimasukkan ke dalam lubang tegak lurus dengan batas sambungan sekitar 10 cm di atas permukaan tanah. Saat bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam, kantong polybag harus dibuka dengan hati-hati supaya gumpalan tidak pecah. Kemudian lubang ditutup dengan tanah sisa yang ada di pinggir lubang hingga batas leher perakaran tanaman lalu dipadatkan. Untuk memperkuat tanaman agar tidak roboh, tanaman diberi ajir dan diberi penyiraman air.

e) Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya, baik kualitas maupun kuantitas hasil produksi. Beberapa pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

i) Penyulaman

Bibit yang mati, rusak, atau pertumbuhannya tidak sempurna harus segera diganti dengan bibit baru. Penggantian atau penyulaman yang terlambat dapat menyebabkan keseragaman waktu berbunga dan berbuah tidak sama.

ii) Penyiraman

Penyiraman secara intensif dilakukan pada musim kemarau, karena pembentukan bunga dan buah memerlukan ketersediaan air tanah yang cukup. Penyiraman pada tanaman muda dilakukan dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari. Sedangkan pada tanaman dewasa, penyiraman cukup dilakukan setiap 2 – 3 hari

sekali sebab tanaman telah mampu beradaptasi dan memiliki daya tahan yang tinggi.

iii) Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman srikaya adalah hama penggerek batang, hama penggerek buah, ulat pemakan daun, kutu putih, dan penyakit busuk buah. Pada teknik budidaya organik yang dilakukan oleh Wahana Cory, hama yang terdapat pada tanaman srikaya dibiarkan hidup pada batas yang tidak merugikan bagi kelangsungan usaha tersebut. Jika jumlah populasi gulma atau hama sudah dianggap mengancam pertumbuhan tanaman srikaya maka dilakukan penyemprotan pestisida alami tetapi tetap membiarkan beberapa gulma atau hama untuk tetap hidup. Karena tujuan utama dari pengendalian hama adalah mencapai kualitas dan kuantitas produksi tanpa mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

iv) Penggemburan Tanah

Penggemburan tanah dapat memudahkan pergantian udara tanah dan proses peresapan air ke dalam tanah. Penggemburan tanah harus dilakukan dengan hati-hati agar perakaran tanaman tidak banyak yang rusak karena perakaran yang rusak menggangu pertumbuhan tanaman.

v) Pemupukan

Pemupukan bertujuan mengganti dan menyediakan bahan makanan bagi tanaman sekaligus memperbaiki struktur dan produktivitas tanah. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik berupa pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diberikan 3 kali dalam setahun, sedangkan pupuk cair diberikan tiap minggu pada tanaman srikaya.

vi) Pemangkasan

Dilakukan pemangkasan pada batang dan cabang tanaman srikaya. Pemangkasan batang pada tanaman srikaya dilakukan pada tahun pertama untuk pembentukan tanaman agar tumbuh

pendek dan bercabang banyak. Sedangkan pemangkasan cabang bertujuan untuk mempermudah tanaman berbunga dan berbuah kembali setelah berbuah lebat.

vii) Pembungkusan Buah

Buah srikaya mudah terserang hama, terutama hama kutu buah, semut dan lalat buah. Hal ini merupakan akibat adanya kadar gula buah yang tinggi. Untuk menghindarkan serangan hama yang merugikan, maka dilakukan pembungkusan buah saat masih muda dengan menggunakan pembungkus dari nilon yang berbentuk jaring.

f)Panen dan Pascapanen

Pada tanaman srikaya lokal, tanaman berbuah saat berumur 4 – 5 tahun, tetapi pada tanaman srikaya jenis new varietas dan srikaya Australia, tanaman dapat berbuah lebih cepat yaitu saat berumur 2 – 3 tahun. Buah yang siap panen ditandai dengan warna kulit buah berubah dari hijau menjadi hijau kekuningan, jarak antar sisik buah telah merenggang dan mengeluarkan aroma yang khas. Buah yang dipanen diusahakan tidak sampai matang di pohon, tujuannya agar buah tidak rusak selama pengangkutan atau pengiriman. Buah jenis

new varietas dan srikaya Australia memiliki bobot sekitar 0,5 – 1,2 kg per buah. Buah dipetik dengan memotong tangkai buah menggunakan pisau atau gunting untuk menghindari kerusakan pada buah. Panen buah srikaya tidak dilakukan secara sekaligus, tetapi pemetikan hanya dilakukan pada buah yang terpilih dan memenuhi kriteria untuk dipanen. Biasanya buah srikaya dapat dipanen setiap 2 minggu sekali dan mampu menghasilkan buah srikaya sebanyak 1 – 5 kg/pohon.

Penanganan hasil panen buah srikaya dilakukan untuk

mempertahankan kualitas buah agar memiliki nilai jual yang tinggi. Hasil panen di kebun dikumpulkan pada tempat yang bersih dan tidak terkena sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan menghindarkan kelayuan pada buah akibat laju respirasi yang tinggi dan memudahkan penanganan selanjutnya. Kemudian buah dibersihkan dari segala

kotoran, terutama hama kutu putih yang menempel diantara sisik buah. Pembersihan dilakukan menggunakan kuas kering dan bersih, serta diusahakan tidak terkena air yang dapat mengakibatkan busuknya buah. Setelah itu dilakukan sortasi yang bertujuan memisahkan buah yang baik dan jelek. Buah yang jelek yaitu buah yang mengalami kerusakan fisik, banyak mengandung hama dan penyakit dan busuk. Setelah terpilih buah yang memenuhi kriteria untuk dijual, buah tersebut diberikan label. Wahana Cory menjual srikaya dalam keadaan terbuka atau curah, sehingga tidak dilakukan pengemasan.

3) Strategi Pemasaran

Wahana Cory mulai melakukan pemasaran ke supermarket pada bulan Juli 2007. Kegiatan pemasaran dilakukan oleh distributor pribadi Wahana Cory yaitu PT Cory Organic International (COI). PT COI juga merupakan perusahaan milik Bapak Dedi Haryanto, tetapi memiliki manajemen yang berbeda dengan Wahana Cory. Seluruh produk yang dihasilkan oleh Wahana Cory masuk ke PT COI dan Wahana Cory memperoleh penerimaan dari PT COI atas produk-produk yang dihasilkan. Kemudian PT COI menjual produk-produk tersebut ke beberapa supermarket, toko-toko sayur dan buah serta ke konsumen akhir. Untuk menjual produknya ke konsumen akhir, PT COI mempunyai gerai atau toko pribadi yang menjual produk- produk dari Wahana Cory. PT COI menjual produk-produk tersebut dengan harga yang berbeda dari yang ditetapkan Wahana Cory, hal ini dilakukan untuk menutupi biaya transportasi, risiko kerusakan produk, dan risiko produk tidak habis terjual. Walaupun antara Wahana Cory dan PT COI memiliki struktur manajemen yang berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Supermarket yang menjadi pelanggan tetap Wahana Cory, yaitu beberapa Super Indo di Jakarta diantaranya Mall Cinere, Cilandak, Plaza Cibubur, Bintaro, Sunrise Garden, Pulomas dan Pamulang. Skema saluran pemasaran sayur-sayuran dan buah-buahan organik yang dilakukan oleh Wahana Cory dapat dilihat pada Gambar 3.

Untuk lebih memperkenalkan perusahaan dan produk-produk organik tersebut, Wahana Cory melakukan promosi dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pameran produk-produk pertanian dan melakukan penawaran produk pada supermarket atau swalayan dengan cara memberikan brosur yang berisi keterangan tentang proses produksi yang dilakukan beserta pupuk yang digunakan, keterangan bebas bahan kimia, harga produk dan alamat produsen. Promosi juga dilakukan melalui situs pribadi milik Wahana Cory, yaitu www.pangansehat.com. Situs tersebut berisi tentang profil perusahaan, produk-produk yang ditawarkan, pengertian mengenai pertanian organik, dan halaman untuk melakukan permintaan terhadap produk yang ditawarkan.

Gambar 3. Skema Saluran Pemasaran Srikaya Organik Wahana Cory

Sumber : Wahana Cory (2009)

Wahana Cory juga akan mendistribusikan seluruh hasil panen srikaya organik tersebut melalui PT COI. PT COI kemudian menjual srikaya organik melalui 2 sistem yaitu dengan sistem langsung kepada konsumen melalui outlet yang dioperasikan sendiri dan sistem tidak langsung dengan cara menjual kepada pihak kedua, diantaranya toko buah, supermarket dan agen penjual. Srikaya organik tersebut sebagian dijual kepada pelanggan tetap perusahaan dan sebagian lagi dijual kepada konsumen yang bukan pelanggan tetap. Konsumen yang telah melakukan permintaan terhadap srikaya organik diantaranya 20 Super Indo yang tersebar di wilayah Jakarta, toko buah All Fresh, Total, Paradise, Sunter, dan Istana Buah Segar.

Wahana Cory

PT Cory Organic Internasional

Konsumen Akhir Agen Penjual

Srikaya organik tersebut dijual dalam bentuk segar untuk dikonsumsi langsung oleh konsumen. Untuk membedakan produk organik dan an- organik, perusaahaan memberikan label pada srikaya organik yang ditempelkan langsung pada buahnya. Label tersebut digunakan untuk memberikan keterangan pada konsumen mengenai nama produsen dan keterangan jaminan organik. Harga yang ditawarkan oleh Wahana Cory pada PT COI adalah Rp 60.000,- per kg, sedangkan harga pada tingkat konsumen akhir dapat mencapai kisaran Rp 75.000,- per kg. Penetapan harga berdasarkan survey terhadap harga produk srikaya yang sejenis pada lokasi yang sama. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap mutu, perkiraan serapan pasar, biaya-biaya serta kemampuan suplai produk srikaya organik, maka dapat ditetapkan harga jualnya.

VI. ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK

6.1. Aspek Non Finansial

6.1.1. Aspek Pasar

Dalam aspek pasar akan dikaji mengenai potensi pasar srikaya organik, baik dari sisi permintaan, penawaran maupun harga yang berlaku, juga strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat, dan promosi.

6.1.1.1. Peluang Pasar

Kebutuhan masyarakat di Indonesia untuk mengkonsumsi buah-buahan diperkirakan meningkat setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi dari buah-buahan juga mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap buah. Pada Tabel 6 dapat dilihat perkiraan konsumsi buah per kapita pada tahun 2000 – 2010 masih dibawah jumlah konsumsi yang dianjurkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi pangan PBB yaitu 65,75 kg per kapita per tahun agar dapat tetap sehat. Namun pada Tahun 2015, konsumsi buah diperkirakan mencapai 78,74 kg per kapita. Pemenuhan konsumsi buah dapat dilakukan dengan mengkonsumsi berbagai macam buah yang saat ini tersedia di pasar, salah satunya adalah buah srikaya. Buah srikaya kaya akan vitamin seperti karoten 7 IU, thiamin 0,13 mg, dan riblofamin 0,931 mg serta mengandung asam amino diantaranya tryptofan 10 mg, methionin 8 mg, dan lysin 69 mg, yang diyakini dapat digunakan sebagai obat antikanker14

.

Tabel 6. Perkiraan Konsumsi dan Permintaan Buah-buahan di Indonesia Tahun 2000 – 2015 Tahun Jumlah Penduduk (Juta) Konsumsi per Kapita (Kg/Thn) Peningkatan Konsumsi (%) Permintaan (Ribu Ton) 2000 213 36,76 - 7,830 2005 227 45,70 32,50 10,375 2010 240 57,92 34,00 13,900 2015 254 78,74 34,50 20,00 Sumber : BPS (2007) 14

Adanya permintaan buah srikaya dari beberapa toko buah yang ada di Jakarta kepada Wahana Cory, dijadikan peluang oleh perusahaan untuk mengembangkan usaha srikaya organik. Perusahaan memperkirakan penjualan buah srikaya organik sekitar 5-10 ton per tahun. Pengusahaan srikaya organik dilakukan pada lahan seluas 5.000 m2. Jumlah penjualan srikaya organik berbeda setiap tahunnya, hal ini disebabkan oleh jumlah produksi yang berbeda. Jumlah produksi srikaya organik sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, cuaca, dan umur tanaman. Ada masanya tanaman berproduksi secara maksimal, namun ada juga masa dimana tanaman mengalami penurunan produksi. Dari seluruh produksi srikaya organik yang dihasilkan, diasumsikan 10 persen merupakan produk yang tidak dapat dijual ke pasar. Berikut ini perencanaan penjualan srikaya organik setiap bulan pada tahun ke-3 sampai tahun ke-12 pada perusahaan Wahana Cory.

Tabel 7. Perencanaan Jumlah Penjualan Srikaya Organik setiap Bulan (Kg)

No Bulan ke- Tahun ke-

3 4-6 7-8 9-10 11-12 1 1 0 416 832 416 416 2 2 0 416 832 416 416 3 3 0 416 832 416 416 4 4 832 832 1.248 832 416 5 5 416 416 832 416 416 6 6 416 416 832 416 416 7 7 416 416 832 416 416 8 8 832 832 1.248 832 416 9 9 416 416 832 416 416 10 10 416 416 832 416 416 11 11 416 416 832 416 416 12 12 832 832 1.248 832 416 Total 4.992 Kg 6.240 Kg 11.232 Kg 6.240 Kg 4.992 Kg

Konsumen yang dijadikan pasar untuk srikaya organik adalah konsumen rumah tangga yang memiliki kesadaran yang tinggi akan kesehatan dan kepedulian terhadap lingkungan serta memiliki kesukaan terhadap buah tersebut. Konsumen yang menjadi sasaran merupakan masyarakat menengah ke atas dengan tingkat pendapatan yang tinggi dan bersedia mengeluarkan biaya yang tinggi untuk produk organik khususnya srikaya organik.

Permintaan buah srikaya organik saat ini cukup tinggi, namun penawaran terhadap buah srikaya khususnya srikaya organik masih sangat terbatas karena masih sedikit masyarakat yang melakukan usaha budidaya srikaya secara

Dokumen terkait