BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
V.2. Quality Of Work (kualitas pekerjaan)
Kualitas kerja merupakan salah satu indikator penentu kinerja peagawai. Kualitas kerja dapat terlihat dari hasil pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai. Kualitas kerja pegawai dapat dipengaruhi dari internal pegawai maupun dari external pegawai itu sendiri. Faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas kerja pegawai pendidikan atau penguasaan pekerjaan dan faktor eksternal yaitu sarana prasarana dan target yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kualitas kerja arsiparis dapat dipengaruhi oleh target yang dituntut untuk diselesaikan, diklat atau pelatihan-pelatihan yang terkait dengan pekerjaan, ketelitian dan kerapian arsiparis dalam mengelolah arsip, serta sarana dan prasarana yang menunjang dalam pengelolaan arsip inaktif atau statis (ruang peyimpanan arsip, rak arsip, box arsip dll) sehingga arsip dapat dengan mudah di temukan ketika diperlukan.
Adapun kegiatan arsiparis dalam pengolahan arsip statis yang teridir dari 1) akuisisi yakni penambahan khazanah asip statis dengan menerima kemudian menilai arsip. 2) pengolahan yaitu penyimpinan arsip-arsip statis sesuai dengan aturan, yakni pengelompokan arsip-arsip yang sejenis kemudian di boxkan dan diberi penomoran/abjad dan disimpan pada rank arsip. 3) Preservasi arsip yaitu perawatan arsip agar informasinya tetap terjaga dengan merawat fisik arsip dengan terhindar dari faktor-faktor perusak arsip seperti, rayap, kutu, suhu dan jamur. 4) akses arsip yaitu penyediaan layanan bagi masyarakat kampus yang ingin
61 mencari arsipnya. Hal ini semua tentunya ditunjang dengan sarana-prasarana yang sesuai agar penemuan kembali dapat secara efektif dan efisien.
Berikut wawancara yang mengenai kualitas kerja pegawai terkait dengan target dalam menyeleesiakan pekerjaan di unit kearsipan Universitas Hasanuddin (Wawancara oleh informan P.4 pada hari Selasa, 02 Februari 2018, Pukul 13.00 WITA) :
“iya ada target dalam jangka satu tahun seperti, pekerjaan saya ini (mengimput arsip transkrip) dikerjakan dalam jangka satu tahun. kita atur pekerjaan perhari, Tapi kita sesuaikan dengan Target yang ada.
Banyangkan saja dalam satu fakultas itu ada 7000 ada 8000 arsip transkrip sedangkan target yang telah dihitung adalah 3500 per tahun. dan kita tidak bisa juga mengambil target terlalu banyak, karena jika target tidak terpenuhi maka di SKP penilaiannya akan menurun”.
Senada dengan penyataan diatas, hasil wawancara dari informan P.3 pada hasi Selasa, 02 Februari 2018, pukul 10.00 WITA sebagai berikut :
“iya ada target, kan ada namanya NPK target satu tahun. Kalau tidak terpenuhi target maka penilaian prestasi kerja akan menurun”.
Sama halnya dengan hasil wawancara informan P.6 yang dilakukan pada 01 Februari 02 2018, pukul 13.00 WITA :
“iya, ada. sekarang itu di Unhas ada sistemnya, namanya SKP. Ada targetnya, perbulan itu ada dan pertahun”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa pegawai di Unit Kearsipan Universitas Hasanuddin selalu dituntut
62 untuk menyelesaiakan pekerjaan sesuai dengan taerget yang telah ditentukan di dalam sasaran kerja pegawai.
Selain itu peneliti menggali informasi mengenai upaya apa yang dilakukan guna meningkatkan kualitas kerja pegawai. Berikut petikan wawancara oleh informan P.4 pada hari Selasa, 02 Februari 2018. pukul 13.00 WITA :
“yah sudah cukup, tapikan setiap tahun ada perkembangan, seharusnya tiap tahun diperbaharui, kalau misal 1-2 kali saja kan bisa dilupa tpi kalau berkali-kali ikut pelatihan atau diklat kan diasah kembali pengetahuan kita”.
Hal yang sama dikemukakan oleh informan P.2 yang diwawancarai pada hari selasa tanggal 02 Februari 2018 pukul 09.00 WITA :
“Saya pernah ikut diklat di bogor 2 kali, pelatihan arsiparis dan angka kredit, pernah juga ikut pelatihan di Unhas maupun di bogor. Kalau diklat yagn pernah diikuti semestinya belum cukup, karena kan pengarsipan ini terus berkembang selalu ada hal yang baru, semestinya kalau ada perkembangan-perkembangan dipusat kita juga diikutkan, tapi sekarang kan ganti-gantian, bukan kita sendiri, teman-teman juga”.
Pentingnya diklat untuk pegawai dikemukakan juga oleh informan P.1 yang diwawancarai pada hari Selasa 02 Februari 2018, pukul 11.00 WITA :
“Seharusnya sering dilakukan diklat, kan ilmu itu selalu berkembang. Dan arsip sekrang ini juga ikut berkembang. Saat ini sudah era teknologi dan pengelolaan arsip juga masuk kerana itu. Disamping itu diklat juga dibutuhkan untuk memberikan semangat kerja. makanya diklat itu diperlukan secara berkelanjutan dan perkembangan. tapi pegawai disini juga kurang keinginan untuk mengikuti diklat. Karena kita disini semua kan impasing bukan ijazah kearsipan makanya kita harusnya perbanyak diklat. Terkadang kita ingin kirim orang untuk diklat tetapi tdak diikutkan, ada yang ingin dan ada yang tidak ingin mengikuti diklat”.
63 Berdasarkan wawncara diatas dapat disimpulkan bahwa diklat dibutuhkan pegawai guna meningkatkan kualitas kerjanya, disamping itu diklat haruslah berkelanjutan seiring perkembangan baik dari teknologi maupun kebijakan. Namun kenyataan yang terjadi di unit kearsipan bahwa tidak semua pegawai yang ingin mengikuti diklat yang berarti mengakitbatkan tidak meningkatnya kualitas pegawai menegnai pekerjaan yang diemban.
Adapun kendala yang dihadapi oleh arsiparis di unit kearsipan Universitas Hasanuddin yang adapat mempengaruhi kualitas kerja adalah terkait sarana dana prasarana yang masih kurang lengkap. Berikut petikan wawancara informan P.3 (Sleasa 02 Februari 2018, pukul 10.00 WITA) :
“Dari segi srana-prasarana, seharusnya kita sudah ingin menata rapi arsip, tapi sarananya masih kurang, seperti lemari. Kan itu arsip di dalam masih berhamburan boxnya. Kita sudah ajukan kepimpinan rektorat tapi belum terealisasi. Ini kendalanya kita ingin menata arsip dengan baik tapi ternyata fasilitas belum ada jadi kualitas nya juga seadanya”.
Hal yang senada juga dikemukakan oleh informaan P.4 yang diwawancarai pada hari Selasa 02 Februari 2018 pukul 13.00 WITA, berikut petikan wawancaranya :
“Yah sarana-prasarana seperti rak arsip yang sudah penuh, sedangkan arsip terus bertambah jadi box arsip di tumpuk dilantai karena tidak memiliki tempat dirak arsip lagi. Jadi sasarannya nanti kalau kita mencari arsip akan kwalahan karena box arsip yang tidak teratur.
sedangkan kita sudah meminta untuk diadakan tapi belum ada”.
64 Kurangnya sarana prasarana dalam menunjang kualitas pegawai di perkuat oleh informan P.1 yang diwawancarai pada hari Selasa 02 Februari 2018, pukul 11.00 WITA, berikut perikan wawancaranya :
“Sebagian ada pegawai yang teliti dan rapi, namun kan tipe orang kan berbeda-beda, tapi secara keseluruhan ya pegawai teliti dan rapi.
Namun kendalanya lagi yaitu saran-prasarana harus ada dukungan pimpinan universitas, mengenai sarana prasarana dan bagaimana mencipkan ruangan yang memenuhi standar. Pimpinan harus tau itu.
Sedangkan kami sudah sejak tahun 2017 mengusulkan rak tapi belum ada sampai sekarang”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang mempengaruhi kualitas kerja pegawai yaitu sarana dan prasarana yang mendukung hasil kerja arsiparis dan disisi lain kurangnya perhatian pimpinan Universitas terhadap arsip Universitas Hasanuddin membuat pengelolaan arsip di unit kearsipan Universitas Hasanuddin berjalan lambat.
Tenaga arsiparis di Unit Kearsipan telah memiliki dan mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan target dan secara umum tenaga arsiparis teliti dan rapi dalam bekerja. Namun hal itu tidak ditunjang dengan sarana prasarana yang ada seperti masih kurangnya rak arsip dan ruang penyimpnan arsip yang sudah hampir penuh. Sedangkan hasil dari pekerjaan seorang arsiparis akan menghasilkan kumpulan-kumpulan arsip yang disatukan dalam box arsip yang tentunya akan mebutuhkan rak arsip dan ruangan pemyimpanan serta sarana prasarana lain yang memadai agar arsip tidak mudah rusak atau hilang. Sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ditemukan arsip-arsip yang berada
65 di Unit kearsipan di ruang penyimpanan arsip statis, arsip yang telah berada di dalam box hanya diimpan tertumpuk di lantai ruang penyimpanan arsip. Sedangkan arsip yang telah berada di dalam box arsip seharusnya disimpan di rak arsip dan diurutkan berdasarkan nomor dan klasifikasi arsip yang telah tertera di depan box arsip. Hal ini berguna agar dalam proses penemuan kembali arsip, mudah untuk ditemukan dan tidak mudah rusak karena kelembaban lantai atau faktor perusak lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas kerja arsiparis di Unit Kearsipan Universitas Hasanuddin masih kurang baik.