• Tidak ada hasil yang ditemukan

Limbah merupakan hasil dari proses yang terjadi di dalam industri yang dapat bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Pencemaran pada setiap proses produksi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi pencemaran ini dapat dikendalikan sehingga menimbulkan dampak yang seminimal mungkin. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengendalian pada sumbernya. Setelah sumber pencemarnya diketahui, maka dilakukan pengenalan sifat dan karakter pencemar tersebut. Kemudian masing-masing sumber pencemar tersebut dimasukkan dalam suatu daftar dan dilakukan pengelompokan sesuai dengan karakter pencemarannya.

Studi Aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah secara lingkungan hidup rencana bisnis diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Studi aspek lingkungan hidup dilakukan dengan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). AMDAL dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri. AMDAL harus mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup setempat studi AMDAL dilakukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 17 Tahun 2001, tentang jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL terdiri dari 4 dokumen, yaitu PIL (Penyajian Informasi Lingkungan), KA (Kerangka Acuan), AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan), RKL (Rencana Kelola Lingkungan).

Tujuan studi AMDAL adalah untuk meminimumkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif, maka segenap upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan uraian kegiatan yang dilakukan oleh pabrik, maka komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasional dan tahap pasca operasi. Dari setiap tahap ini dilakukan analisa dan penanganan terhadap setiap limbah yang dihasilkan. Untuk penyusunan AMDAL perusahaan menggunakan jasa konsultan yang memiliki memiliki sertifikat AMDAL A (dasar-dasar AMDAL) atau B (penyusun) dan perusahaan menggunakan ahli di bidang biodiesel. Pemanfaatan limbah akan dapat menunjang pada peningkatan pendapatan industri. Dalam tahapan operasinya industri biodiesel ini akan menghasilkan limbah cair, limbah padat, dan limbah udara. Limbah yang akan dibuang di lingkungan harus benar-benar bersih dari bahan yang berbahaya sehingga tidak menyebabkan kerusakan bagi lingkungan sekitar.

67

1. Limbah yang dihasilkan dan upaya pengelolaan 

 

a. Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan industri biodiesel dari biji nyamplung ini umumnya berupa limbah yang berasal dari pengupasan dan pengepresan biji nyamplung yaitu bungkil. Upaya pengelolaan limbah padat yaitu limbah padat tersebut dapat dimanfaatkan antara lain yaitu :

• Limbah pengepresan biji berupa bungkil yang terdiri dari campuran tempurung, daging biji dan minyak dapat digunakan untuk pembuatan briket arang. Briket arang ini memiliki potensi untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi daripada menjual limbah secara mentah. Permintaan briket arang dalam negeri 40 ton per bulan dengan daerah tujuan adalah Surabaya dan Jakarta. Harga arang briket dalam negeri berkisar antara Rp 3.000 – Rp 3.500 per kilogram sedangkan harga ekspor berkisar antara Rp 5.750 – Rp 7.500 per kilogram dengan Kurs 1 US $ = Rp 9.000. 

Keunggulan dari briket arang ini adalah :

- Memperbesar rendemen pada pembuatan arang karena arang yang diperoleh dapat dipergunakan dalam pembuatan briket arang

- Memiki bentuk yang seragam dan lebih padat - Kualitas pembakaran lebih baik

Gambar 22. Diagram alir proses pembuatan briket arang

• Kulit dan tempurung dari limbah pengupasan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar tungku pada proses produksi sehingga mengurangi biaya kebutuhan bahan bakar.

b. Limbah Cair

Limbah cair dan limbah domestik merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi antara lain metanol, gliserol dan air. Limbah tersebut tidak dibuang akan tetapi di proses kembali untuk digunakan dalam proses produksi lagi, sehingga akan mengurangi biaya pembelian bahan baku. Pabrik menentukan jadwal pencucian peralatan setiap satu bulan sekali tetapi waktu pencucian ini bisa diubah sesuai dengan keadaan dilapangan seperti terjadinya tumpahan oli dan kebocoran. Selain itu minyak nyamplung tidak menghasilkan kerak yang bisa merusak mesin. Pencucian peralatan harus dilakukan setelah proses produksi berakhir agar tidak mengganggu selama kegiatan proses produksi.

Limbah cair dari industri biodiesel dari biji nyamplung yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah :

• Metanol yang dihasilkan dari proses esterifikasi dan transesterifikasi biodiesel dapat diolah kembali dan digunakan untuk proses berikutnya. Proses esterifikasi dengan metanol bekas terdistilasi sampai dengan 100 % baik untuk frekuensi distilasi dan campuran tidak ada perbedaan dengan metanol baru dilihat dari kadar FFA dari produk esterifikasi yang

68 dihasilkan. Begitu pula dengan proses transesterifikasi dengan metanol bekas terdistilasi sampai dengan 100 % baik untuk frekuensi distilasi dan campuran tidak ada perbedaan dengan metanol baru

• Hasil endapan proses pembuatan biodiesel adalah gliserin sebesar 10%. Gliserin tersebut dapat digunakan untuk pembuatan sabun rakyat atau sabun transparan

c. Limbah Gas

Limbah gas yang dihasilkan oleh industri biodiesel dari biji nyamplung ini berasal dari proses produksi, emisi generator dan kendaraan bermotor. Limbah yang dihasilkan dapat menyebabkan penurunan terhadap kualitas udara dan debu yang dapat membahayakan lingkungan pabrik dan sekitar pabrik. Pengelolaan limbah gas ini difokuskan untuk menjaga kualitas udara dan debu di lokasi pabrik dan sekitarnya agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Pada penanganan limbah gas ini pabrik memanfaatkan penggunaan exhaust fan. Exhaust fan ini berfungsi untuk membuang limbah gas ke udara bebas sehingga limbah gas yang terlepas dapat terurai diudara bebas.

Gambar 24. Contoh exhaust fan yang akan digunakan untuk pabrik

IV. 7. ASPEK LEGALITAS

Pendirian dan beroperasinya suatu industri akan lebih diketahui serta diakui keberadaannya oleh pemerintah apabila telah berbentuk badan usaha. Suatu industi yang layak untuk direalisasikan, perlu mendapatkan legalitas sehingga dalam perjalanannya dapat melakukan akses keluar yang baik, dan mendapat dukungan serta terikat pada kebijakan yang berlaku baik di tingkat wilayah/daerah, nasional, maupun internasional.

Dokumen terkait