• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI AWAL STATUS PEKERJA RADIASI 2005- 2009

Maria Evalisa

Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrolgi Radiasi - BATAN

ABSTRAK

STUDI AWAL STATUS PEKERJA RADIASI 2005-2009. Dampak radiasi pengion pada individu terpapar bergantung pada sumber radiasinya. Paparan radiasi pada seseorang yang terlihat berdasarkan pada berapa grey (Gy) paparan awal yang menyebabkan terpapar radiasi sampai mengganggu sistem hematopoetik, kemudian sampai timbul periode laten. Pemeriksaan kesehatan minimum saat ini mencakup kawasan dari berbagai daerah radiasi. Pemantauan kesehatan diawali dari sistem haematologi, sistem ekskresi (pembuangan) yang dapat menilai fungsi hati dan ginjal, jantung.Terdapat data kesehatan para pekerja radiasi setiap tahun untuk waktu yang lama, yang dapat dipelajari sehingga didapat suatu gambaran penyakit karena kegiatan pada daerah radiasi pengion. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran kejadian penyakit yang kemungkinan disebabkan dampak oleh pekerjaan menggunakan sumber radiasi. Metoda pada penelitian ini menggunakan riwayat yang akan terjadi (histori proskpektif) yang dihubungkan dengan data kondisi kesehatan pekerja yang telah terpapar radiasi beberapa waktu yang lalu, dan mengisi beberapa lembar pertanyaan. Hasil pekerja radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional selama tahun 2005 sampai 2009, telah diperoleh 1120 pekerja radiasi dan dipantau terhadap kasus anemia pada lokasi berturut- turut di Pasar Juma’at 5%, Serpong 3,6%, Bandung 6,6% dan Jogyakarta 0%. Sedangkan anemia tidak satupun ditemukan pada pekerja radiasi di 22 rumah sakit di Indonesia yang kami lakukan pemantauan kesehatan pekerja radiasinya.

Kata kunci : Pemeriksaan kesehatan, Para pekerja radiasi, Anemia. .

ABSTRACT

PRELIMENARY STUDY OF RADIATION WORKER STATUS 2005-2009. Impact ionizing radiation

exposure in individual depend on radiation source. Radiation exposure in someone to presentation base on how many grey (Gy) early exposure causing by radiation exposure bother haematopetic system to arised latent period. The minimal health examination at this time covered an various areas radiation of radiation. The early health monitoring from hematologic system, than excretion system (washout) to assess hearth, lung and liver function. There had health data of radiation worker every year for along time, which could be studied to mapping diseases caused impact of working area with ionizing radiation. The goal of this study is to obtain mapping diseases could be possibility caused impact by worked with radiation source. Method of this study used the historical at worker was done (prospective historical) to correlation with worker health data condition who was exposure radiation a few times ago, and fill some work sheet question. Result of this study we founded of BATAN radiation workers since 2005 until 2009, have been obtained for follow up 112 radiation workers, and monitoring of anemia cases at Pasar Jumat 5%, Sepong 3.6%, Bandung 6.6% and Yogyakarta 0% respectively. No one radiation worker founded in 22 hospitals in Indonesia which we were monitoring done.

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi nuklir di Indonesia cukup lama di manfaatkan untuk berbagai bidang ke ilmuan mulai dari pertanian, peternakan, hidrologi, industri, pengawetan ternasuk juga bidang kesehatan yang telah cukup banyak memanfaatkan untuk diagnostik termasuk terapi dengan sumber radiasi.

Di bidang kesehatan pemanfaatan radiasi pengion khususnya untuk manusia harus dipantau dalam pelaksanaan kegiatannya, dalam segi pemantauan kesehatan adalah dengan melakukan evaluasi dari hasil pemeriksaan kesehatan rutin untuk melihat adanya gangguan kesehatan para pekerja radiasi akibat menggunakan radiasi pengion. Untuk dapat menentukan adanya dampak akibat pajanan radiasi diperlukan suatu pengembangan teknik prediksi risiko radiasi pengion pada pekerja radiasi, maupun masyarakat yang terdekat dengan instalasi radiasi, sehingga sangat diperlukan kerjasama lintas keilmuan dengan berbagai kompetensi termasuk juga dengan aparat pemerintah.1.2

Bila kita meninjau dari sisi pemanfaatan radiasi yang makin meningkat khususnya di dunia kedokteran, maka risiko yang mungkin akan terjadipun akan meningkat khususnya dampak terhadap kesehatan akibat terpapar radiasi, mulai dari paparan radiasi dosis rendah sampai tertinggi bahkan mungkin saja terjadi

kecelakaan radiasi seperti yang terpantau oleh IAEA di luar negeri (Goiyana di Brazil, Tokaimura di Jepang).

Agar tidak terjadi kecelakaan nuklir seperti di Jepang ataupun Brazil, maka faktor keselamatan adalah yang utama, sehingga pemakaian APD dapat berupa TLD ataupun pocket dosimetri oleh seorang pekerja radiasi adalah suatu kewajiban .

Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang keselamatan kerja terhadap radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif, menyebutkan keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

Pemeriksaan kesehatan minimal yang harus dilakukan adalah pemeriksaan sistem hematologi dan pemeriksaan fisik sehingga adanya kelainan pada pekerja radiasi terutama kemungkinan adanya pajanan radiasi berlebih pada instalasi radiasi dapat terpantau. Sindroma radiasi akut, yaitu suatu kumpulan gejala (sindrom) yang meliputi stadium awal berupa mual, muntah, kelelahan dengan manifes penyakit adanya penurunan sistem hematologi dan gastrointestinal. Bila pekerja radiasi mengalami gejala tersebut dapat diduga telah menerima pajanan radiasi antara 50-100 rem.

Kompenen darah lainnya adalah sel darah merah. Sumsum tulang yang mendapat dosis tidak terlalu tinggi masih dapat

memproduksi sel- sel darah Gejala klinis meliputi gangguan persarafan, termasuk juga gangguan tidur sampai terjadi kelemahan serta kelelahan pada anggota badan akibat anemia, berkurangnya konsentrasi, vertigo, nyeri tulang. Tanda tanda klinis berupa hipotensi (rendahnya tensi darah), denyut nadi yang cepat, refleks yang berlebihan atau berkurang dan gejala tremor.

II. METODA

Metode yang digunakan adalah prospektif historis dimana pendataan dilakukan terhadap status kesehatan pekerja yang sudah terpajan radiasi pada masa lampau kemudian, pengisian kuesioner . Studi ini berupa pengumpulan data kesehatan para pekerja radiasi di BATAN dan 22 RS di 15 kota di Indonesia yaitu Medan: RS St Elisabeth. Padang: RSU M Jamil dan RS Yos Sudarso.

Pekanbaru : RSU Arifin Achmad Palembang; RSU M Hoesin Jakarta : RSU Persahabatan, RSPP Bandung : RSU Hasan Sadikin. Semarang RS Roemani, RS St Elisabeth Surabaya : RS Vincentius. Bali : RSU sanglah, RSU Buleleng. Samarinda : RSU AW Syahrani. Balikpapan : RS Pertamina Makasar : Stella Maris, RS Hikmah, RS Akademis. Manado : Prof Kandou, RS sam ratulangi. Mataram : RSU Mataram dan RS Islam Mataram.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data pekerja radiasi di seluruh BATAN dalam selang waktu 2005- 2009 yang telah diperoleh 1120 pekerja radiasi dan dipantau terhadap kasus anemia pada lokasi berturut- turut di Pasar Juma’at 5%, Serpong 3,6%, Bandung 6,6% dan Jogyakarta 0%. (Gambar 1 dan 2).

Gambar 1. Jumlah pekerja radiasi di seluruh BATAN

Pekerja radiasi di seluruh Batan yang menderita anemia

0 100 200 300 400 500 600 Batan Pasar Jumat

Batan Serpong Batan Bandung Batan

Jogyakarta Kawasan di Batan J um la h pe k e r j r a di a s i y a ng di pe r ik s a Normal Anemia

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010