• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (STUDI KASUS KABUPATEN DELI SERDANG

C. Studi Kabupaten Deli Serdang Megenai Penyaluran Gas LPG 3 Kg

Efisiensi akibat adanya substitusi minyak tanah ke LPG merupakan efisiensi yang timbul dari kebijakan diversifikasi energi. Diversifikasi energi sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi adalah merupakan upaya penganekaragaman pemanfaatan sumber energi. Pemanfaatan energi yang semula hanya bersumber pada minyak tanah menjadi minyak tanah dan gas inilah yang dimaksud sebagai kebijakan diversifikasi yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram.

Pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat dilaksanakan dengan memberikan tugas dan wewenang tersendiri kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang selaku pemerintah daerah. Dari hasil penelitian didapatkan adanya tugas dan kewenangan pemerintah daerah di bidang energi. Tugas dan kewenangan tersebut sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi yaitu:

17

Surna T Djajadiningrat, Neraca Sumber Daya Alam untuk Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta 1992, hal 5

1) Pasal 7 ayat (2) mengamanatkan pemerintah daerah untuk menyediakan dana subsidi bagi kelompok masyarakat tidak mampu.

2) Pasal 17 ayat (2) mengamanatkan pemerintah daerah untuk ikut serta dalam

menyusun rencana umum energi nasional dengan memperhatikan pendapat dan masukan dari masyarakat.

3) Pasal 18 mengamanatkan pemerintah daerah untuk menyusun rencana umum

energi daerah dengan mengacu pada rencana umum energi nasional dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

4) Pasal 26 ayat (3) memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah dalam

hal:

a) Pembuatan peraturan daerah kabupaten/kota;

b) Pembinaan dan pengawasan pengusahaan di kabupaten/kota; dan

c) Penetapan kebijakan pengelolaan di kabupaten/kota.

5) Pasal 29 mengamanatkan pemerintah daerah untuk memfasilitasi penelitian

dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi penyediaan dan pemanfaatan sesuai dengan kewenangannya.

Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi inilah yang dapat dijadikan dasar bagi pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang ketika akan melaksanakan kebijakan pemerintah pusat. Dasar lain yang dapat digunakan dalam menjalankan tugas pemerintah daerah adalah ajaran tentang kebebasan bertindak pemerintah.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa kebijakan pemerintah pusat dalam pemanfaatan sumber energi minyak bumi. Kebijakan tersebut adalah Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan,

Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram

dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak. Pelaksanaan kebijakan tersebut di Kabupaten Deli Serdang .

Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan,

Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram

memiliki keterkaitan dengan penggunaan sumber energi minyak bumi khususnya dalam bentuk bahan bakar minyak (BBM). Keterkaitan ini dapat dilihat dari bagian konsideran yang menyatakan bahwa ditetapkannya peraturan presiden tersebut adalah dalam rangka untuk menjamin penyediaan dan pengadaan bahan bakar di dalam negeri dan mengurangi subsidi bahan bakar minyak guna meringankan beban keuangan negara. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan substitusi penggunaan minyak tanah ke LPG. Substitusi atau pengalihan penggunaan bahan bakar minyak bumi berupa minyak tanah ke gas LPG tabung 3 Kg ini kemudian dikenal dengan kebijakan konversi minyak tanah ke gas.

Pengalihan penggunaan minyak tanah ke LPG tabung 3 Kg sebagai sebuah kebijakan pemerintah terlihat dari rumusan Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 104

Tahun 2007 Tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied

Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram yang berbunyi: “Pengaturan penyediaan, pendistribusian, dan penetapan harga LPG Tabung 3 Kg dalam Peraturan Presiden ini meliputi perencanaan volume penjualan tahunan dari Badan Usaha, harga patokan dan harga jual eceran serta ketentuan ekspor dan impor LPG Tabung 3 Kg dalam

rangka mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak khususnya untuk mengalihkan penggunaan minyak tanah bersubsidi sesuai kebijakan pemerintah”.

Sasaran kebijakan pengalihan penggunaan minyak tanah ke LPG tabung 3 Kg adalah rumah tangga dan usaha mikro. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan, Pendistribusian,

dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram. Pelaksanaan

kebijakan ini diawali dengan pembagian secara gratis tabung, LPG tabung 3 Kg dan kompor gas beserta peralatan lainnya kepada rumah tangga dan usaha mikro secara gratis dan hanya dilakukan satu kali. Pembagian ini berdasarkan ketentuan Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram.

Sebagai pelaksanaan, Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram juga mengamanatkan beberapa hal kepada Menteri ESDM, antara lain:

1) Pasal 3 memerintahkan kepada Menteri untuk menetapkan daerah yang akan

melaksanakan program konversi.

2) Pasal 5 memerintahkan kepada Menteri untuk menetapkan perencanaan

volume penjualan tahunan LPG.

3) Pasal 7 memerintahkan kepada Menteri untuk menetapkan harga jual eceran

LPG.

4) Pasal 15 memerintahkan kepada Menteri untuk melakukan pengawasan dan

Tugas dan wewenang yang diberikan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun

2007 Tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied

Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram kepada Menteri pada akhirnya dalam beberapa hal dilimpahkan kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang secara teknis.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagaimana tercantum dalam kabijakan yang dibuat berdasarkan perintah dari peraturan yang lebih tinggi atau delegasi wewenang dari Pemerintah di tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan teori kebebasan bertindak yang dikemukakan Diana Halim Koentjoro, kewenangan membuat kebijakan yang mendasarkan pada perundang- undangan terjadi akibat pembuat peraturan tidak mampu memperhatikan setiap permasalah di seluruh wilayah secara rinci sehingga perturan di tingkat pusat hanya mengatur garis besarnya saja. Selain teori kebebasan bertindak, menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Deli Serdang selaku pemerintah daerah berwenang membuat kebijakan berdasarkan ketentuan paasal 26 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi. Berdasarkan pasal tersebut, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang berwenang untuk membuat peraturan daerah, melakukan pembinaan dan pengawasan, dan menetapkan kebijakan pengelolaan di wilayahnya

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak bertujuan untuk menjaga besaran volume bahan bakar minyak. Pelaksanaan pengendalian penggunaan bahan bakar minyak diawali dengan melakukan pembatasan penggunaan jenis bahan bakar minyak tertentu untuk transportasi jalan. Bahan bakar minyak yang termasuk dalam jenis bahan bakar minyak tertentu diatur

dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang berbunyi : “Jenis bahan bakar minyak tertentu yang selanjutnya disebut jenis BBM tertentu adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari minyak bumi dan/atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari minyak bumi yang telah dicampurkan dengan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi) tertentu, volume tertentu, dan konsumen tertentu, dan harga yang disubsidi.

Pembatasan penggunaan jenis bahan bakar minyak tertentu diperuntukkan bagi kendaraan dinas dan kendaraan berupa mobil barang yang digunakan dalam kegiatan perkebunan dan pertambangan. Kendaraan dinas yang meliputi seluruh kendaraan bermotor yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha

Milik Daerah dilarang menggunakan bahan bakar minyak jenis bensin (gasoline)

RON 88 atau nama lain yang sejenis.

Pembatasan penggunaan jenis bahan bakar minyak tertentu bagi kendaraan berupa mobil barang yang digunakan untuk perkebunan dan pertambangan dilaksanakan terhitung sejak tanggal 1 September 2012. Bagi kendaraan barang ini

dilarang menggunakan jenis bahan bakar minyak tertentu barupa minyak solar (gas

oil) atau nama lain yang sejenis. Terkait dengan pembatasan penggunaan bahan bakar minyak bagi mobil barang, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan surat edaran nomor 02 E/10/MEM/2012. Surat edaran tersebut pada intinya memberikan pengecualian terhadap ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak. Pengecualian yang diberikan adalah bagi perkebunan perorangan warga negara Indonesia yang melakukan usaha perkebunan dengan skala usaha kurang dari 25 hektar, pertambangan rakyat, dan pengangkutan dan penjualan pertambangan batuan diperbolehkan menggunakan jenis bahan bakar minyak tertentu berupa minyak solar sampai dengan ditentukan lebih lanjut oleh pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan,

Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram

mengambil langkah untuk mengganti penggunaan sumber energi minyak bumi yang berupa minyak tanah dengan sumber energi berupa gas LPG. Penggantian minyak tanah ke LPG akan mengakibatkan penurunan konsumsi masyarakat terhadap minyak tanah. Menurunya pemanfaatan minyak tanah secara global akan menurunkan penggunaan minyak bumi.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1. Prosedur pembuatan Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam

kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengansuhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalamkolom fraksinasi. Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasandengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi)

2. LPG (liquefied petroleum gas) terdiri dari campuran utama propan dan butan dengan sedikit persentase hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilen) dan beberapa fraksi C2 yanglebih ringan dan C5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG adalah propan(C3H8), propilen (C3H6), normal dan iso- butan (C4H10) dan butilen (C4H8). LPGmerupakan campuran dari hidrokarbon tersebt yang terbentuk gas pada tekanan atmosfir,namun dapat diembunkan menadi bentuk cair pada suhu normal, dengan tekanan yang cukup besar.

3. Pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat dilaksanakan dengan memberikan tugas

dan wewenang tersendiri kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang selaku pemerintah daerah. Dari hasil penelitian didapatkan adanya tugas dan kewenangan pemerintah daerah di bidang energi. Tugas dan kewenangan

Dokumen terkait