• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS 5.5: INFEKSI NEONATAL Arahan

Bacalah kasus dibawah ini sendiri-sendiri, setelah semua peserta selesai membaca, jawablah bersama-sama pertanyaan berikut:

Studi kasus

Bayi M lahir di Puskesmas 3 hari yang lalu dari ibu dengan riwayat infeksi saat hamil, kulit ketuban pecah 24 jam sebelum kelahiran, keruh. Aktifitas bayi berkurang, tangis melemah.

Penilaian (Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium)

1. Sebutkan langkah-langkah tindakan yang harus diambil.

a. Orang tua bayi M harus disapa dengan sopan dan dihargai dengan baik.

b. Orang tua bayi M harus diberitahu apa yang akan dilakukan dan didengarkan dengan baik apa yang ingin ditanyakan. Sebagai tambahan, pertanyaan yang diajukan orang tua bayi M harus dijawab secara perlahan-lahan dan bersifat meyakinkan klien.

c. Lakukan anamnesa:

− riwayat ibu mengalami infeksi intra uterin, demam dengan kecurigaan infeksi berat

atau ketuban pecah dini,

− riwayat persalinan dengan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan

yang kurang higienis,

− riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah,

− riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium, riwayat bayi malas

minum, penyakitnya cepat memberat,

− riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk atau aktivitas berkurang atau iritabel

/rewel, bayi malas minum, demam tinggi atau hipotermi, gangguan napas, kulit ikterus, sklerema atau skleredema, kejang

d. Lakukan pemeriksaan secara cepat kesadaran, nadi, suhu dan frekuensi pernafasan, gerakan janin. Ibu harus ditanya kapan keluhan pusing, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium mulai dirasakan setelah kunjungan yang terakhir.

2. Sebutkan pemeriksaan fisik khusus yang harus dilakukan untuk mendiagnosis.

a. Keadaan umum

− Suhu tubuh tidak normal (hipotermi atau hipertermi), letargi atau lunglai, mengantuk

atau aktivitas berkurang

− Malas minum sebelumnya minum dengan baik. − Iritabel atau rewel,

− Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis

b. Gastrointestinal - Muntah, diare, perut kembung, hepatomegali, tanda mulai muncul sesudah hari ke empat.

c. Kulit - Perfusi kulit kurang, sianosis, pucat, petekie, ruam, sklerem, ikterik d. Kardiopulmuner - Takipnu, gangguan napas, takikardi, hipotensi

e. Neurologis - Iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun membonjol, kaku kuduk sesuai dengan meningitis.

3. Sebutkan pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan.

− Pemeriksaan jumlah lekosit dan hitung jenis secara serial untuk menilai perubahan

akibat infeksi, adanya lekositosis atau lekopeni, trombositopenia

− Ditemukan kuman pada pemeriksaan pengecatan Gram dari darah. − Gangguan metabolik

− Hipoglikemi atau hiperglikemi, asidosis metabolik. − Peningkatan kadar bilirubin

Diagnosis (Identifikasi masalah)

Saudara telah menyelesaikan penilaian bayi M, dengan hasil sebagai berikut: Berat bayi 2700 gram, nadi 148 x/menit, pernapasan 24 kali/menit dan suhu 37.8 °C. Bayi kurang aktif, menyusui kurang kuat.

4. Berdasarkan temuan diatas apa diagnosis bayi M, apa alasannya ?

Kelompok temuan yang berhubungan dengan infeksi neonatorum

Kategori A Kategori B

1) Kesulitan bernapas (mis. apnea, napas lebih dari 30 kali per menit, retraksi dinding dada, grunting pada waktu ekspirasi, sianosis sentral)

2) Kejang 3) Tidak sadar

4) Suhu tubuh tidak normal (tidak normal sejak lahir & tidak memberi respons terhadap terapi atau suhu tidak stabil sesudah pengukuran suhu normal selama tiga kali atau lebih, menyokong ke arah sepsis)

5) Persalinan di lingkungan yang kurang higienis (menyokong ke arah sepsis) 6) Kondisi memburuk secara cepat dan

dramatis (menyokong kearah sepsis)

1) Tremor

2) Letargi atau lunglai

3) Mengantuk atau aktivitas berkurang 4) Iritabel atau rewel

5) Muntah (menyokong ke arah sepsis) 6) Perut kembung (menyokong ke arah

sepsis)

7) Tanda tanda mulai muncul sesudah hari ke empat (menyokong ke arah sepsis) 8) Air ketuban bercampur mekonium 9) Malas minum sebelumnya minum

dengan baik (menyokong ke arah sepsis)

a. Dugaan sepsis

− Jika tidak ditemukan riwayat infeksi intra uteri, ditemukan satu kategori A dan satu

atau dua kategori B maka kelola untuk tanda khususnya (mis. kejang). Lakukan pemantauan.

− Jika ditemukan tambahan tanda sepsis, maka dikelola sebagai kecurigaan besar

sepsis.

b. Kecurigaan besar sepsis

− Pada bayi umur sampai dengan 3 hari

Bila ada riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam dengan kecurigaan infeksi berat atau (ketuban pecah dini) atau bayi mempunyai 2 atau lebih Kategori A ,atau 3 atau lebih Kategori B

c. Pada bayi umur lebih dari tiga hari

d. Bila bayi mempunyai dua atau lebih temuan Kategori A atau tiga atau lebih temuan Kategori B.

Bayi lahir di Puskesmas 3 hari yang lalu dari ibu dengan riwayat infeksi saat hamil, kulit ketuban pecah 24 jam sebelum kelahiran, keruh, dengan suhu tidak normal (37.8 °C), kurang aktif, menyusui kurang kuat mendukung diagnosis kearah sepsis.

Penatalaksanaan/ Intervensi

5. Berdasarkan diagnosis, rencana tindakan apa yang akan dilakukan, apa alasannya?

Antibiotik

• Antibiotik awal diberikan Ampisilin dan Gentamisin, bila organisme tidak dapat

ditemukan dan bayi tetap menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti Ampisilin dan beri Sefotaksim disamping Gentamisin.

• Jika ditemukan organisme penyebab infeksi, digunakan antibiotik sesuai uji

kepekaan kuman. Antibiotika diberikan sampai 7 hari setelah ada perbaikan (dosis lihat tabel).

• Pada sepsis dengan meningitis, pemberian antibiotik sesuai pengobatan meningitis.

Dosis antibiotik untuk sepsis

Antibiotik pemberian Cara Dosis dalam mg

Hari 1-7 Hari 8+

Ampisilin IV, IM 50 mg/kg setiap 12 jam 50mg/kg setiap 8jam Ampisilin untuk

meningitis IV 100mg/kg setiap 12 jam 100 mg/kg setiap 8jam Sefotaksim IV, IM 50mg/kg setiap 12 jam 50 mg/kg setiap 8 jam Sefotaksim untuk

meningitis IV 50mg/kg setiap 6 jam 50 mg/kg setiap 6 jam

Gentamisin IV, IM < 2 kg

4mg/kg sekali sehari 3,5mg/kg setiap 12 jam ≥ 2 kg

5mg/kg sekali sehari 3,5mg/kg setiap 12 jam

Respirasi

Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia. Pada kasus tertentu membutuhkan ventilator mekanik.

Kardiovaskuler

Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat serta pemantauan tensi dan perfusi jaringan untuk cegah syok

Evaluasi

Setelah dilakukan penatalaksanaan selama 48 jam ternyata bayi belum menunjukan perbaikan klinis.

6. Apa tindakan selanjutnya ?

a. Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta serta komplikasi yang terjadi (mis. kejang, hipoglikemi, gangguan napas, ikterus).

b. RUJUKAN

− Persiapkan untuk merujuk bayi yang menderita infeksi neonatal dengan komplikasi,

− Pengelolan bersama dengan sub bagian neurologi anak, pediatri sosial, bagian mata,

bedah syaraf dan rehabilitasi medik.

c. Pemantauan (“Monitoring”) Tumbuh Kembang

− Komplikasi yang sering terjadi pada penderita dengan sepsis dapat mengakibatkan

gangguan tumbuh kembang, mis. gejala sisa neurologis berupa retardasi mental, gangguan penglihatan, kesukaran belajar, kelainan tingkah laku.

PRAKTEK KETERAMPILAN BAGIAN 5.1: MENGHANGATKAN BAYI

Tujuan Instruksi Sumber

Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat peserta latih mampu untuk melakukan praktek menghangatkan bayi

Kegiatan ini harus dilakukan pada simulasi keadaan yang

sebenarnya dengan menggunakan model.

- Buku Acuan - Buku Panduan - DAFTAR TILIK 5.1

Peserta latih harus mem-pelajari DAFTAR TILIK 5.1 sebelum melakukan kegiatan ini.

Pelatih harus melakukan demonstrasi langkah baku pada pemasangan jalur infus intravena

Peserta latih harus memiliki kemampuan untuk melaku-kan langkah/tugas dalam DAFTAR TILIK 5.1 sebelum kompetensi ketrampilannya dinilai oleh pelatih pada simulasi

Dibawah pengawasan pelatih, peserta latih bekerja menggunakan DAFTAR TILIK3.1

Peserta latih saling menilai kinerja masing-masing.

Akhirnya, setelah mengikuti praktek di klinik dibawah pengawasan, pelatih me-lakukan penilaian kemahiran dari masing-masing peserta latih