• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.2.1. Studi Pustaka

Pada tahap ini, teori-teori serta konsep-konsep penelitian yang telah dikembangkan sebelumnya dan ada hubunganya dengan masalah yang dihadapi dan dikemukakan sebagai dasar menuju tahapan selanjutnya. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

3.3. PELAKSANAAN PENELITIAN

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi waktu dan tempat penelitian, pembuatan alat dengan metode dehidrasi osmosis bertekanan, perencanaan eksperimen, persiapan alat dan pembuatan telur asin.

3.3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Data waktu dan tempat penelitian memberikan keterangan mengenai waktu dan tempat berlangsungnya penelitian yang meliputi pembuatan adonan, pengujian telur asin, hingga pengambilan dan pengolahan data.

1. Waktu penelitian

Penelitian dimulai dari bulan november 2010. Pembuatan adonan dan pengujian adonan dilakukan pada bulan desember 2010, sedangkan pengolahan data dilakukan pada bulan januari 2010.

2. Tempat penelitian

Pembuatan alat dilakukan di Laboratorium Perancangan dan Perencanaan Produk (P3), Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pengujian kadar garam dilakukan di Laboratorium, Jurusan Teknik kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

3.3.2 Perancangan Eksperimen

Perancangan eksperimen terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap perencanaan (planning phase) tahap perancangan (design phase) dan Tahap analisis (analysis phase).

commit to user 1. Tahap Perencanaan (Planning Phase)

a. Membuat problem statement :

Problem statement dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tekanan dan waktu pemeramaan terhadap kadar garam telur asin.

b. Menentukan variabel respon atau kriteria atau ukuran performansi.

1). Variabel respon : Kadar garam, yaitu besarnya nilai kadar garam pada telur asin tersebut.

2). Unit eksperimen : 36 spesimen telur asin metode dehidrasi osmosis.

c. Menentukan faktor-faktor yang ingin diuji pengaruhnya dalam

eksperimen.

1) Faktor yang ingin diuji: a) faktor tekanan (A),

b) faktor lama waktu pemeramaan (B), 2) Sifat faktor :

Tekanan dan lama waktu pemeramaan bersifat kuantitatif d. Menentukan banyaknya level (nilai) dari setiap faktor yang diuji.

Banyaknya level yang diuji dari setiap faktor :

1) Faktor tekanan(A) terdiri dari empat level, yaitu 15 psi (A1), 30 psi (A2), 45 psi (A3) dan 60 psi (A4).

2) Faktor lama waktu pemeramaan (B) terdiri dari tiga level, yaitu 24 jam

(B1), 48 jam (B2) dan 72 jam (B3). Level-level dari semua faktor

dipilih secara fixed.

e. Menentukan jenis desain eksperimen yang dipakai.

Dalam tahap ini dilakukan penentuan teknik desain eksperimen yang digunakan. Teknik desain eksperimen yang dipilih yaitu Factorial Experiment Completely Randomized Design. Desain ini digunakan karena eksperimen ini terdiri dari dua faktor, yaitu faktor tekanan(A) dan faktor lama pemeramaan (B).

1). Desain eksperimen yang dipakai adalah Factorial Experiment

Completely Randomized Design

2). Tabulasi Factorial Experiment Completely Randomized Design adalah seperti tabel 3.1.

commit to user

Tabel 3.1. Factorial experiment completely randomized design4x3

WAKTU TEKANAN

15 Psi (A1) 30 Psi (A2) 45 Psi (A3) 60 Psi (A4)

24 Jam (B1) A1B1 A2B1 A3B1 A4B1

48 Jam (B2) A1B2 A2B2 A3B2 A4B2

72 Jam (B3) A1B3 A2B3 A3B3 A4B3

2. Tahap Desain (Design Phase)

a. Menentukan jumlah observasi atau jumlah replikasi, masing-masing kombinasi dilakukan tiga kali pengukuran. Replikasi digunakan untuk (Sudjana, 1995):

1). Memberikan tafsiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk menetukan panjang selang kepercayaan atau dapat digunakan sebagai ”satuan dasar pengukuran” untuk penetapan taraf signifikan perbedaan-perbedaan yang diamati.

2). Menghasilkan tafsiran yang lebih akurat untuk kekeliuran eksperimen. 3). Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik

mengenai efek rata-rata suatu faktor. b. Urutan eksperimen : secara random.

Urutan eksperimen ditentukan secara random (complete

randomization) seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.2. misal eksperimen ke-1 dilakukan pada tekanan 60 psi dan lama waktu pemeramaan 24 jam.

Tabel 3.2. Urutan eksperimen factorial experiment completely randomized design 4x3

TEKANAN (A)

15 Psi(A1) 30 Psi(A2) 45 Psi(A3) 60 Psi(A4)

WA K T U ( B ) 24 Jam (B1) 1 7 4 11 1 2 5 3 2 6 3 12 10 8 9 48 Jam (B2) 1 13 23 21 20 2 24 14 18 15 3 17 19 16 22 72 Jam (B3) 1 36 27 35 30 2 32 34 31 33 3 25 29 28 26

commit to user c. Menentukan Hipotesis yang diuji

Hipotesis umum yang diajukan dalam eksperimen ini adalah faktor yang berpengaruh terhadap kadar garam telur asin dimana faktor tersebut mungkin berdiri sendiri ataupun berinteraksi dengan faktor yang lain. Hipotesis umum ini disebut sebagai hipotesis satu (H1).

Adapun hipotesis nol dari eksperimen dalam penelitian ini adalah: 1). Faktor Tekanan

a). H0: = 0

Perbedaan tekanan tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya nilai kadar garam telur asin.

b). H1 : ≠ 0

Perbedaan tekanan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap nilai kadar garam telur asin.

2). Faktor Lama Waktu Pemeramaan

a). H0 : = 0

Perbedaan lama pemeramaan tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya nilai kadar garam telur asin.

b). H1 :≠ 0

Perbedaan lama pemeramaan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap nilai kadar garam telur asin.

3). Interaksi Dua Faktor Tekanan dan Lama Waktu Pemeramaan

a). H0: = 0

Perbedaan interaksi desain tekanan dan lama pemeramaan tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya nilai kadar garam telur asin.

b). H1 : ≠ 0

Perbedaan interaksi desain tekanan dan lama pemeramaan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya nilai kadar garam telur asin.

3. Tahap analisis (analysis phase)

a. Pengumpulan dan pemrosesan data.

commit to user c. Menginterpretasikan hasil eksperimen.

3.3.3 Pembuatan Spesimen

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan unit eksperimen tersebut.

1. Alat yang digunakan dalam penelitian, adalah:

a. Tabung berukuran diameter 20 cm, tinggi 30 cm dan tebal 0.5 cm.

Gambar 3.2. Alat pemeraman metode dehidrasi osmosis

b. Baskom

c. Timbangan digital dengan tingkat akurasi sebesar 1/5000, ukuran pan 150 mm x 150 mm dan kapasitas 500 gr, sumber energi berupa baterai AA.

Gambar 3.3. Timbangan digital

Sumber: Lab. Sistem Kualitas Teknik Industri UNS Surakarta, 2010

d. Kompresor e. Pengkur tekanan f. pengaduk

2. Bahan yang digunakan untuk membuat spesimen, sebagai berikut: a. Telur

b. Garam c. Ampelas d. Abu gosok

commit to user

3.3.4 Langkah Pembuatan Adonan

Langkah-langkah pembuatan spesimen: 1. Penyeleksian telur itik.

Penseleksian telur itik dilakukan pada saat pembelian telur di peternak itik dimana telur dengan kualitas jelek tidak akan diterima atau dibeli. Sedangkan penyeleksian telur di lokasi industri dilakukan pada saat melakukan pencampuran dengan adonan. Tingkat kegagalan proses ini sangat rendah, dimana dari 1000 butir telur hanya terdapat 1 butir yang tidak layak untuk dijadikan telur asin (satu permil). Proses penseleksian telur itik pada saat akan melakukan pencampuran dengan adonan terbagi menjadi dua macam pengamatan, yaitu pengamatan kekuatan kulit telur (dites dengan membenturkan dua butir telur satu sama lain) serta pengamatan keutuhan kulit telur (diamati secara visual apabila terdapat keretakan).

2. Pembuatan adonan

Adonan yang digunakan dalam proses pemeraman telur itik adalah campuran antara garam, tanah liat atau serbuk bata merah dan air. Garam menjadi bahan pembantu utama karena berfungsi sebagai pencipta rasa asin dan sekaligus bahan pengawet serta dapat mengurangi kelarutan oksigen (oksigen diperlukan oleh bakteri), menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak protein) dan menyerap air dari dalam telur. Dilakukan pengadukan untuk Adonan tanah liat, garam dan air hingga rata dan berbentuk seperti bubur kental.

3. Pemeraman

Proses perendaman dalam adonan pengasin adalah salah satu faktor penentu derajat keasinan telur asin. Proses ini diawali dengan memasukkan telur itik yang telah diseleksi ke dalam wadah/ember yang telah berisi adonan. Setelah seluruh lapisan telur tertutup oleh adonan, maka telur tersebut dipindahkan kedalam kotak kayu yang telah disiapkan untuk proses pemeraman. Pemeraman metode dehidrasi osmosis tekanan sekitar 24 Jam, 48 Jam dan 72 Jam.

commit to user

3.3.5 Uji Kadar Garam

Pada uji kadar garam digunakan untuk menentukan kandungan nilai kadar garam yang terdapat dalam telur asin. Langkah pengambilan data untuk uji kadar garam:

1. Menentukan Normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/ml).

2. Memecahkan telur asin, mengambil 1mL putih telus asin dan memasukan ke

dalam labu elenmeyer 250mL

3. Menambahkan 1 ml larutan indikator kalium kromat (K2CrO4) 5%

4. Titrasi dengan larutan AgNO3 sampai titik akhir titrasi yang ditandai terjadinya endapan warna merah kecoklatan dari AgCrO4. Mencatat volume AgNO3 yang digunakan.

5. Melakukan titrasi blanko, seperti langkah 1 sampai 2 terhadap 100 ml air suling bebas klorida.

6. Menghitung kadar klorida

7. Menghitung kadar garam telur asin

3.4. PENGOLAHAN DATA

Tahap pengolahan data meliputi uji asumsi, uji ANOVA faktorial

experiment, uji pembanding ganda menggunakan Student Newman-Keuls (SNK), regresi, uji nilai rata-rata dan uji organoleptik

3.4.1 Uji Asumsi

Pada tahap uji asumsi meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji independensi

1. Uji normalitas

Untuk memeriksa apakah populasi berdistribusi normal atau tidak, dapat ditempuh uji normalitas dengan menggunakan metode kolmogorov- smirnov atau dengan normal probability–plot. Uji Kolmogorov-Smirnov ini dilakukan pada tiap threatment/perlakuan, dimana pada tiap perlakuan terdiri dari n buah data (replikasi). Persyaratan dalam melakukan uji Kolmogorov- Smirnov adalah sebagai berikut:

a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)

commit to user c. Dapat digunakan untuk n besar maupun n kecil.

Langkah - langkah uji Kolmogorov-Smirnov (Sudjana, 2005) yaitu: a. Urutkan data dari yang terkecil sampai terbesar.

b. Hitung rata-rata ( ) dan standar deviasi ( ) data tersebut.

...(3.1)

...(3.2) Keterangan:

xi = data ke-i

n = banyaknya data

c. Transformasikan data tersebut menjadi nilai baku ( ).

...(3.3) Keterangan:

xi = data ke-i = rata-rata = standar deviasi

d. Berdasarkan nilai baku ( ), tentukan nilai probabilitasnya P( ) berdasarkan sebaran normal baku, sebagai probabilitas pengamatan. Gunakan tabel standar luas wilayah di bawah kurva normal.

e. Tentukan nilai probabilitas harapan kumulatif P(x) dengan rumus, sebagai berikut:

...(3.4) Keterangan:

i = data ke-

n = jumlah data

f. Tentukan nilai maksimum dari selisih absolut P(z) dan P(x) yaitu: maks |P(z) - P(x)| , sebagai nilai L hitung.

Tahap berikutnya adalah menganalisis apakah data observasi dalam n kali replikasi berdistribusi normal. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Sampel data observasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal x s n x x n i i÷÷ ø ö ç ç è æ =

å

=1

(

)

1 2 2 - - =

å

å

n n x x s i i z (x x) s zi = i- / x s z z n i x P( i)= /

commit to user

H1 : Sampel data observasi berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

g. Memilih taraf nyata a, dengan wilayah kritik Lhitung > La(n). Apabila nilai Lhitung < Ltabel, maka terima H0 dan simpulkan bahwa data observasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas bertujuan menguji apakah variansi error dari tiap level atau perlakuan bernilai sama. Alat uji yang sering dipakai adalah uji bartlett. Namun uji bartlett dapat dilakukan setelah uji normalitas terlampaui. Untuk menghindari adanya kesulitan dalam urutan proses pengolahan, maka alat uji yang dipilih adalah uji levene test. Uji levene dilakukan dengan menggunakan analisis ragam terhadap selisih absolut dari setiap nilai pengamatan dalam sampel dengan rata-rata sampel yang bersangkutan.

Prosedur uji homogenitas levene (Wijaya, 2000) sebagai berikut : a. Kelompokkan data berdasarkan faktor yang akan diuji.

b. Hitung selisih absolut nilai pengamatan terhadap rata-ratanya pada tiap level.

c. Hitung nilai-nilai berikut ini :

1) Faktor Koreksi (FK) =

xi

)

2 n .…... (3.5)

keterangan xi = data hasil pengamatan

i = 1, 2, . . ., n (n banyaknya data) 2) JK-Faktor = xi k÷÷-FK ø ö ç ç è æ ÷ ø ö ç è æ

å

2 .…... (3.6) keterangan k = banyaknya data pada tiap level

3) JK-Total (JKT) =

(

å

yi2

)

-FK ……..…... (3.7) keterangan yi = selisih absolut data hasil pengamatan dengan rata-

ratanya untuk tiap level

4) JK-Error (JKE) = JKT – JK(Faktor)…...…... (3.8) Nilai-nilai hasil perhitungan di atas dapat dirangkum dalam sebuah daftar analisis ragam sebagaimana tabel 3.3 di bawah ini.

commit to user

Tabel 3.3. Skema daftar analisis ragam uji homogenitas

Sumber

Keragaman Db JK KT F

Faktor F JK(Faktor) JK(Faktor) / db

) ( ) ( error KT faktor KT

Error n-1-f JKE JKE / db

Total n-1 JKT

d. Hipotesis yang diajukan adalah : H0 : s =12 s22

H1 : Ragam seluruh level faktor tidak semuanya sama

e. Taraf nyata yang dipilih adalah α = 0.05 f. Wilayah kritik : F > F α (v1 ; v2) 3. Uji independensi

Salah satu upaya mencapai sifat independen adalah dengan melakukan pengacakan terhadap observasi. Namun demikian, jika masalah acak ini diragukan maka dapat dilakukan pengujian dengan cara memplot residual versus urutan pengambilan observasinya. Hasil plot tersebut akan memperlihatkan ada tidaknya pola tertentu. Jika ada pola tertentu, berarti ada korelasi antar residual atau error tidak independen. Apabila hal tersebut terjadi, berarti pengacakan urutan eksperimen tidak benar (eksperimen tidak terurut secara acak).

3.4.2 Uji ANOVA Faktorial Experiment

Eksperimen faktorial digunakan bilamana jumlah faktor yang akan diuji lebih dari satu. Eksperimen faktorial adalah eksperimen dimana semua (hampir semua) taraf (levels) sebuah faktor tertentu dikombinasikan dengan semua (hampir semua) taraf (levels) faktor lainnya yang terdapat dalam eksperimen. (Sudjana, 1995).

Di dalam eksperimen faktorial, bisa terjadi hasilnya dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor, atau dikatakan terjadi interaksi antar faktor. Secara umum interaksi didefinisikan sebagai ‘perubahan dalam sebuah faktor mengakibatkan

commit to user

perubahan nilai respon, yang berbeda pada tiap taraf untuk faktor lainnya, maka antara kedua faktor itu terdapat interaksi’ (Sudjana, 1995).

Skema data sampel untuk desain eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4. Skema data sampel eksperimen faktorial 2x3 dengan 3 observasi tiap sel

WAKTU (B)

TEKANAN (A)

15 Psi (A1) 30 Psi (A2) 45 Psi (A3) 60 Psi (A4)

24 JAM (B1)

Ya1b11 Ya1b21 Ya1b31 Ya1b41

Ya1b12 Ya1b22 Ya1b32 Ya1b42

Ya1b13 Ya1b23 Ya1b33 Ya1b43

48 JAM (B2)

Ya2b11 Ya2b21 Ya2b31 Ya2b41

Ya2b12 Ya2b22 Ya2b32 Ya2b42 Ya2b13 Ya2b23 Ya2b33 Ya2b43

72 JAM (B3)

Ya3b11 Ya3b21 Ya3b31 Ya3b41

Ya3b12 Ya3b22 Ya3b32 Ya3b42

Ya3b13 Ya3b23 Ya3b33 Ya3b43

Berdasarkan model persamaan (3.1), maka untuk keperluan ANOVA dihitung harga-harga (Hicks, 1993) sebagai berikut :

1. Jumlah kuadrat total (SStotal) :

nAB T.... A i B j n k 2 to ta l SS =

å å åy

2 - IJK …...………...(3.9) 2. Jumlah kuadrat nilai pengamatan yang terdapat dalam taraf ke-i faktor A

(SSA): na b T.... a 1 i 2 A SS

å

-

= = nb Ti2 …...…………...(3.10) 3. Jumlah kuadrat nilai pengamatan yang terdapat dalam taraf ke-j faktor B

(SSB): na b T.... b 1 j 2 B SS

å

-

= = na TJ2 …...………...(3.11) 4. Jumlah kuadrat nilai pengamatan yang terdapat dalam interaksi taraf ke-ij

antara faktor A dan faktor B (SSAxB)

nab ij T b j na j T a i nb i T2 2 2 + - - =

ååå

å å = = = n Tij.k a 1 i b 1 j n 1 k 2 AXB SS …...…………...(3.12)

commit to user 5. Jumlah kuadrat error (SSE):

SS - SS - SS - SS SSE = total A B AB …...…………...(3.13) Tabel ANOVA untuk eksperimen faktorial dengan dua faktor (a, dan b), dengan nilai-nilai perhitungan dalam bentuk diatas adalah sebagaimana tabel 3.5. Pada kolom terakhir tabel 3.5, untuk menghitung harga F yang digunakan sebagai alat pengujian statistik, maka perlu diketahui model mana yang diambil. Model yang dimaksud ditentukan oleh sifat tiap faktor, apakah tetap atau acak. Model tetap menunjukkan di dalam eksperimen terdapat hanya m buah perlakuan,

sedangkan model acak menunjukkan bahwa dilakukan pengambilan m buah

perlakuan secara acak dari populasi yang ada.

Tabel 3. 5 ANOVA Eksperimen Faktorial 2 Faktor Desain Acak Sempurna

Sumber Variansi Derajat Bebas (df) Jumlah Kuadrat (SS) Kuadrat Tengah (MS) F

Faktor A a –1 SSA SSA/dfA MSA/MSE

Faktor B b – 1 SSB SSB/dfB MSB/MSE

Interaksi AxB (a – 1)(b – 1) SSAxB SSAxB/dfAxB MSAxB/MSE

Error ab(n - 1) SSE SSE/dfE

Total Abn SSTotal

3.4.3 Uji Pembanding Ganda Menggunakan Student Newman-Keuls (SNK)

Prosedur uji Student Newman-Keuls (SNK) (Hicks, 1993) terhadap suatu level yang pengaruhnya dinyatakan cukup signifikan adalah sebagai berikut :

1. Susun rata-rata tiap level yang diuji dari kecil ke besar. 2. Ambil nilai mean squareerror dan dferror dari tabel ANOVA.

3. Hitung nilai error standar untuk mean level dengan rumus berikut :

k S e rro r .j Y MS = .…...…………...(3.14)

keterangan k = jumlah level

4. Tetapkan nilai a dan ambil nilai-nilai significant ranges dari Tabel Stundentized range dengan n2 = dferror dan p = 2, 3, … ,k sehingga diperoleh significant range (SR).

5. Kalikan tiap nilai significant range (SR) yang diperoleh dengan error standar sehingga diperoleh least significant range (LSR).

commit to user

6. Hitung beda (selisih) mean antar dua level (akan terbentuk kK2 = k(k – 1)/2 pasang), dimulai dari mean terbesar dengan sampai dengan mean terkecil. Bandingkan kembali beda second largest dan next smallest dengan LSR untuk p = k – 1, demikian seterusnya sampai diperoleh kK2 perbandingan.

3.4.4 Regresi

Pada penelitian ini model regresi digunakan untuk menentukan koefisiensi waktu pemeraman, tekanan dan interaksi waktu pemeraman dengan tekanan berdasarkan nilai rata-rata kadar garam telur asin metode tradisional (Walpole, 1995). Sehingga persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

ª = + ¢ + ¢ + ¢ ¢ +e …...…………...(3.16) Keterangan Y = Kadar garam = Koefisien konstanta = Koefisien tekanan = Koefisien waktu

= Koefisien interaksi tekanan dan waktu

¢ = Tekanan

¢ = Waktu

¢ ¢ = Interaksi tekanan dan waktu = Error

Dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda, diperoleh skenario tekanan dan waktu pemeramaan yang dapat menghasilkan kadar garam.

3.4.5 Uji Nilai Rata-rata

Uji hipotesis rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis bahwa nilai rataan kadar garam metode tradisional sama dengan nilai kadar garam metode dehidrasi osmosi (Walpole, 1995).

Langkah-Langkah pengujian hipotesis mengenai parameter rataan µ lawan suatu hipotesis alternatifya adalah sebagai berikut;

1. Nyatakan hipotesis nol-nya bahwa µ=µ0

2. Pilih hipotesis alternatif atau H1 yang sesuai diantara µ≠ µ0 3. Tentukan taraf nyatanya (α).

4. Pilih statistik uji yang sesuai dan kemudian tentukan wilayah kritiknya. 5. Hitung nilai statistik uji berdasarkan data contohnya.

commit to user

6. Kesimpulan : Tolak Ho bila nilai statistik uji tersebut jatuh dalam wilayah kritiknya, sedangkan bila nilai itu jatuh di luar wilayah kritiknya, maka terimalah Ho-nya.

3.4.6 Uji Organoleptik

Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk (Soekarto, 1981). Pada proses pengambilan data dilakukan wawancara kepada 6 orang panelis dengan kuesioner. Jumlah panelis ada 6 orang karena pada proses pemeraman telur asin alat yang digunakan menghasilkan telur untuk 6 panelis. Ini dilakukan untuk menjaga objektivitas panelis. Jika panelis lebih dari 6 orang, telur yang dirasakan tiap panelis semakin sedikit sehingga objektivitas panelis menurun. Pada penelitian ini digunakan kuesioner sebagai kartu bantu pada saat wawancara. Panelis yang terdiri 6 orang tersebut 3 orang berasal dari industri telur asin Nyonya. Siam dan 3 orang konsumen telur asin yang menyukai telur asin.

Langkah pengambilan data untuk uji organoleptik: 1. Mempersiapkan atribut yang dipakai.

2. Membuat kuisioner.

3. Mempersiapkan spesimen yang diuji. 4. Memasak spesimen agar matang. 5. Mencobakan spesimen ke pada panelis. 6. Panelis menjawab kusioner.

7. Mencatat hasil jawaban panelis.

3.5 ANALISIS

Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian untuk memberikan gambaran secara menyeluruh sebagai bahan pertimbangan dalam rekomendasi setting level optimal metode dehidrasi osmosis bertekanan yang mirip dengan kadar garam tradisional.

commit to user

3.6 KESIMPULAN DAN SARAN

Tahap ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang membahas kesimpulan dari hasil yang diperoleh serta usulan atau rekomendasi untuk implementasi lebih lanjut dan bagi penelitian selanjutnya.

commit to user

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini diuraikan proses pengambilan data yang dilanjutkan dengan pengolahan data sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini. Pada bagian awal akan dibahas karakteristik eksperimen dan proses pengumpulan data eksperimen. Bagian selanjutnya tentang proses pengolahan data yang meliputi pengujian data, perhitungan pengaruh faktor dengan pengujian ANOVA, penentuan level terbaik dari faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon dengan menggunakan pengujian Student-Newman-Keuls (SNK), penentuan parameter-parameter proses dengan regresi dan menentukan kemiripan telur asin metode tradisional dengan metode dehidrasi osmosis dengan uji nilai rata-rata dan uji organoleptik.

4.1. PENGUMPULAN DATA

Berikut ini adalah data yang diperoleh dalam pelaksanaan eksperimen:

Tabel 4.1. Data kadar garam telur asin metode tradisional (mg/L)

No Kadar Garam (mg/L) No Kadar Garam (mg/L) 1 65,50 16 66,57 2 66,10 17 61,21 3 59,21 18 66,08 4 61,39 19 61,34 5 66,54 20 64,56 6 64,76 21 65,30 7 66,74 22 65,69 8 65,54 23 64,56 9 67,20 24 65,67 10 67,54 25 60,50 11 64,25 26 62,89 12 65,36 27 63,78 13 64,49 28 59,67 14 67,37 29 65,20 15 65,89 30 64,10

commit to user

Tabel 4.2. Data kadar garam telur asin metode dehidrasi osmosis tekanan (mg/L) WAKTU (B) TEKANAN (A) A1 (15 psi) A2 (30 psi) A3 (45 psi) A4 (60 psi) B1 (24 jam ) 32,78 40,44 44,14 53,93 28,55 38,59 46,00 54,98 29,61 38,07 44,94 51,81 B2 (48 jam) 39,39 44,25 50,54 59,09 41,24 44,76 52,30 59,59 40,71 44,00 52,55 58,84 B3 (72 jam) 52,34 56,57 61,86 66,88 52,60 57,10 61,60 68,90 51,02 57,63 61,10 67,39

Tabel 4.3. Data kadar garam telur asin metode dehidrasi osmosis tekanan (mg/L) untuk regresi linear

WAKTU (B)

TEKANAN (A)

A1 A2 A3 A4

(psi 15) (psi30) (psi 45) (psi 60)

B1 (24 jam) 30.31 39.03 45.03 53.57

B2 (48 jam) 40.45 44.34 51.80 59.17

B3 (72 jam) 51.99 57.10 61.52 67.72

4.2. PENGOLAHAN DATA

Pada tahap pengolahan data metode tradisional dilakukan uji normalitas dan nilai rata-rata kadar garamnya. Sedangkan metode dehidrasi osmosis tekanan dilakukan uji asumsi dasar, uji ANOVA, uji pembanding ganda untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel respon dan memodelkannya menggunakan regresi untuk mengetahui hubungan antar parameter-parameter proses. Setelah diketahui model dan mengetahui parameter-parameter proses yang mempengaruhi metode dehidrasi osmosis bertekanan maka dilakukan penentuaan tekanan dan waktu pemeramaan berdasarkan nilai kadar garam telur asin rata-rata metode tradisional. Berikut ini adalah contoh perhitungan:

commit to user

Dokumen terkait