Pada shot ini sang tokoh wakil rakyat yang sebelumnya melakukan kampanye
akan merasa frustasi karena ia menganggap perbuatannya tidak membuahkan
hasil, yang ada ia hanya menghabiskan sisa waktu hidupnya yang diberikan oleh
sang Kadim. Akhirnya ia menyesali sifat arogannya selama ini. Studi referensi
akan menggunakan karya audiovisual yang sudah ada dan memiliki konteks
naratif yang relatif sama untuk dianalisa bagaimana shotnya dieksekusi.
Referensi yang sama masih digunakan untuk shot ini yaitu film Memories
of Murderer karena adanya kesamaan konteks narasi yang terjadi di mana tokoh
Yoon yang di awal film merasa percaya diri akan metodenya, pada akhirnya di
penghujung film dirinya merasa frustasi karena metode detektif yang ia gunakan
tidak membuahkan hasil. Kesamaan konteks ini dinilai kompatibel untuk
digunakan sebagai bahan referensi untuk shot ini.
3.3.4.1. Sudut dan Jarak Pengambilan Gambar
Pada film Memories of Murders (2003), tokoh detektif Yoon
diperkenalkan sebagai detektif yang teladan dan dapat dipercaya. Ia sangat
percaya diri bahwa data – data sangat penting sebagai basis pencarian
Gambar 3.39 High angle pada detektif Yoon (Memories of Murder, 2003)
Pada adegan di atas, Yoon yang sudah menelusuri berbagai macam data
bukti dan petunjuk investigasi tetap tidak membuahkan hasil. Yoon yang
sudah menghalalkan segala cara kehabisan ide untuk mencari pelaku
sesungguhnya. Hari terus berganti dan pembunuhan tetap berlangsung
tanpa tahu siapa pelakunya. Hal tersebut mengubah sifat Yoon yang
sebelumnya sangat percaya akan dirinya mampu menyelesaikan kasus
tersebut menjadi sosok yang sangat putus asa. Perubahan sifat dari percaya
diri menjadi putus asa tersebut dieksekusi dengan menggunakan high
angle untuk membuat posisi Yoon terasa lemah bagi audiens. Seperti yang
Thompson dan Bowen (2009, hal. 41) katakan bahwa dengan
menggunakan high angle audiens akan menilai karakter tersebut sedang
dalam kondisi tak berdaya. Hal tersebut sejalan dengan perasaan putus asa
Gambar 3.40 Extreme long shot pada detektif Yoon (Memories of Murder, 2003)
Penggunaan angle yang sama juga ditunjukan kembali ketika Yoon
dengan putus asanya memukuli calon tersangka yang belum terbukti
bersalah. Tingginya sudut pengambilan gambar membuat adegan ini
memiliki efek yang lebih kuat dari adegan sebelumnya. Namun perbedaan
jarak pengambilan juga menjadi faktor yang mempengaruhi pesan yang
disampaikan.
Gambar 3.39 menggunakan close up sebagai bentuk visualisasi
keputus asaan Yoon. Dengan close up penonton langsung bisa merasakan
kefrustrasian yang dialami Yoon dari ekspresinya. Sedangkan Gambar
3.40 Menggunakan extreme long shot sebagai bentuk eksekusi perasaan
Yoon. Hal tersebut dikarenakan jenis shot ini mampu menangkap keputus
3.3.4.2. Komposisi
Film Memories of Murderer memiliki contoh penggunaan komposisi yang
cukup menggambarkan situasi keputusasaan karakter. Seperti pada gambar
3.41,
Gambar 3.41 Look room yang sempit untuk memberi kesan kegelisahan (Memories of Murder, 2003)
Penggunaan Unbalanced digunakan untuk memfokuskan kegelisahan
tokoh Yoon. Dari penempatan objek, Yoon dihadapkan kepada sisi kiri
frame yang sempit di mana ia tidak memiliki look room, padahal ada ruang
yang cukup besar di belakangnya. Hal tersebut membuat keseluruhan
frame memiliki atmosfir yang tidak nyaman. Gambar 3.40 juga
menggunakan komposisi Unbalaced untuk merekam kefrustasian Yoon.
Menempatkan karakter pada posisi yang tidak nyaman di kiri bawah frame
sama – sama membuat atmosfir yang tidak nyaman.
3.3.4.3. Visual Storytelling
a. Space
Kedua contoh sebelumnya menggunakan deep space sebagai eksekusi
kedua gambar sebelumnya memiliki prespektif. Namun Gambar 3.39
memiliki perbedaan tone yang lebih keras daripada Gambar 3.40. Memang
keduanya memiliki deep space, tapi gambar 3.39 yang menunjukan close
up wajah sang detektif lebih memiliki kualitas intensitas visual dan kontras
yang lebih tinggi.
b. Line
Dari arah orientas garis, keduanya hampir memililki intensitas yang sama.
Gambar 3.42 Penyederhanaan bentuk objek menjadi garis pada gambar sebelumnya
(Dokumentasi penulis)
Gambar yang atas adalah hasil simplifikasi dari Gambar 3.39. Dapat
dilihat bahwa gambar tersusun dari perpaduan garis – garis diagonal dan
dan diagonal. Artinya, secara orientasi garis, kedua contoh memiliki
intensitas dan kontras visual yang cukup tinggi.
Gambar 3.43 Kualitas garis yang tercipta dari gambar sebelumnya (Dokumentasi penulis)
Secara kualitas garis, keduanya pun sama – sama tersusun oleh
kombinasi garis lurus dan garis lengkung. Namun gambar 3.39 lebih
didominasi oleh garis – garis lurus dibanding Gambar 3.40. Maka bisa
disimpulkan bahwa Gambar 3.40 memiliki kontras kualitas garis yang
lebih tinggi. Namun pada kasus Gambar 3.40, pengelihatan penonton
bisa beresiko terdistraksi oleh garis lengkung yang ada pada gambar. Hal
tersebut bisa dihindari karena shot tersebut adalah establishing atau shot
yang diam, maka pusat perhatian penonton masih tertuju pada objek yang
bergerak.
Gerakan seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, dapat membuat
distraksi atau memfokuskan audiens, tergantung dari tujuan
penggunaannya.
Gambar 3.44 Arah gerak yang tercipta dari gambar sebelumnya (Memories of Murder, 2003)
Pada shot close up detektif Yoon, ia secara konsisten terus bergerak di
dalam frame, tetapi di belakang sang bos pun ikut bergerak memutar dan
berbicara kepada Yoon. Jika bagian background frame tidak diburamkan
maka perhatian penonton dapat terdistraksi oleh gerak – gerik bos dan
penonton pun beresiko tidak memahami apa yang dirasakan oleh Yoon.
Berbeda dengan gambar yang di bawah, meskipun shot terdominasi oleh
terowongan besar, perhatian penonton akan langsung terfokuskan kepada
akan langsung terfokuskan kepada hal apapun yang bergerak di dalam
frame.
3.3.4.4. Lensa
Acuan – acuan yang digunakan untuk shot 143 ini pun tidak menggunakan
lensa wide ataupun lensa long. Hal ini bisa dibuktikan dengan tidak adanya
distorsi atau penyempitan yang terjadi pada contoh – contoh shot tersebut.
Hal ini terbilang masuk akal karena objek shot merupakan manusia biasa,
seperti yang diucapkan oleh Mercado (2011, hal 13) bahwa lensa normal
memang lebih lazim untuk digunakan dalam keadaan tersebut.
3.3.4.5. Kesimpulan
Tabel 3.4 Hasil penelitian shot 143
Jarak Close up atau extreme long shot
Sudut High angle
Komposisi Unbalanced, look room sempit
Space Deep space
Line Orientation Vertikal atau diagonal
Line Quality Kombinasi garis, lurus dan melengkung
Movement Satu gerakan utama
Lensa Normal
Tabel diatas adalah rincian bagiamana aspek – aspek visual harus diatur di