• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hotel Entrance

LUAS LAHAN

F. Studi Citra Arsitektural

3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.3 Studi Sistem Utilitas

o Jaringan Air Bersih

Sumber utama air bersih untuk mensuplai kebutuhan air di dalam kompleks Hotel Resort Karimunjawa memiliki 2 jenis sumber. Sumber air dari sumur dan sumber air PDAM. Sumber air sumur digunakan untuk memenuhi kebutuhan kamar mandi dan lavatory, sedangkan sumber air yang berasal dari PDAM digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi air minum di dalam bangunan. Ada dua jenis cara mensuplai air bersih ke dalam bangunan, yaitu :

o Up feet system

Keuntungan : dapat mengurangi beban struktur bangunan dan untuk efisiensi tempat penampungan.

Kerugian : Bila listrik padam distribusi air akan terhambat untuk di distribusikan ke dalam bangunan. Kemudian boros energy untuk kerja pompa.

o Down feet system

Keuntungan:saat listrik padam masih ada persediaan air di roof tank sehingga tidak menggangu aktivitas dan hemat energy untuk kerja pompa.

o Jaringan Air Kotor

Merupakan air buangan (air bekas pakai/ air kotor) dan air bersih yang sudah dipakai. Sebelum air limbah dibuang ke saluran umum/ ke dalam tanah, diolah terlebih dahulu.

o Jaringan Sampah

Sistem pengaturan sampah dalam Hotel Resort Karimunjawa ini dibagi menjadi 2, yaitu :

" Sampah Organik

Sampah Organik merupakan sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (kompos). Sampah organik berasal dari sisa – sisa makanan olahan dapur dan sampah halaman yang berupa daun – daun kering, pangkasan tanaman, potongan rumput, bunga layu, jerami dan serbuk gergaji. Hasil pengolahan dari sampah organik ini dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman sayuran.

" Sampah Anorganik

Sampah Anorganik merupakan sampah yang tidak bisa mengalami pelapukan, berasal dari limbah bahan pabrikasi, seperti kertas yang tidak terpakai, plastik, logam sisa rangka besi (tidak bisa diurai),

o Jaringan pemadam kebakaran

o Bangunan yang menggunakan BAS (Building Automatic System) yang mengintegrasikan evakuasi dengan sistem kelanjutan

123

o Prinsip : Kebakaran terjadi, alarm berbunyi otomatis, diketahui

letak kebakaran, pintu darurat terbuka otomatis, kipas darurat bekerja, AHU mati, dan exhaust fan bekerja.

o Sistem Deteksi Awal Api

Alat deteksi asap (smoke detector)

Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila muncul asap di ruang tempat alat itu terpasang.

o Alat deteksi panas (heat detector)

Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi perbedaan kenaikan temperatur (panas) yang terjadi dalam ruangan.

o Springkle

Mempunyai kelebihan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran di dalam bangunan.

Gambar 3.60 Smoke and Heat Detector

Sumber: http://www.Google.com

Gambar 3.61 Springkle

Sistem Pemadam Kebakaran

o Portable Fire Extinghuser (APAR)

Adalah alat pemadam kebakaran manual yang mudah dibawa-bawa. Umumnya diletakkan pada radius jarak 25 m. dengan portable pump untuk pemadaman yang cukup luas. Pemakaian hydrant ini sangat cocok dipakai untuk penataan massa-massa bangunan yang menggunakan bahan-bahan alam yang mudah terbakar.

Fire Hydrant Pilar

Penempatan pilar pada lokasi tertentu sebagai sumber air dan dikombinasikan

Gambar 3.62 Portable Fire Extinghuser

Sumber: http://www.valpro.lv

Gambar 3.63 Hydrant

125

o Jaringan Penangkal Petir

o Model Franklin

Berupa tongkat logam, umumnya dipergunakan pada bangunan tinggi. Radius aktif 7.5m dan setiap bentang lebih dari 15 meter perlu ditambahkan penangkal petir.

o Model Tomas

Memiliki 1 tiang penangkal petir untuk setiap bangunan. Tinggi tiang mengikuti dari lebar bangunan. Memiliki radius 30° dari garis luar dinding bangunan.

o Jaringan Keamanan

Sistem Manual

Dilakukan selama 24 jam oleh tenaga manual, yaitu satpam yang berkerja secara rutin dan bergantian(shift) dengan rekan lainnya untuk menjaga dan bertanggung jawab terhadap kompleks.

Sistem Teknologi

Menggunakan sitem keamanan CCTV

Gambar 3.64 CCTV

o Jaringan Komunikasi

Sistem komunikasi eksternal melalui telepon seluler, faksimili, dan internet. Untuk penggunaan internet melalui sistem router dan wi-fi internet

o Jaringan utilitas entrance

" Tangga

Tangga digunakan untuk tangga utama, dan sebagai tangga darurat saat terjadi kebakaran.

" Ramp

Digunakan untuk mempermudah para pelaku maupun pelaku difable people dalam Pusat Pelatihan Olahraga Selancar (Surfing) ini.

Gambar 3.65 router wi-fi internet

Sumber: http://www.linksys.com

Gambar 3.66 Tangga

Sumber: http://www.google.com

Gambar 3.67 Tangga

127

3.2.4 Studi Pemanfaatan Teknologi

o Pemanfaatan teknologi untuk bangunan Hotel Resort Karimunjawa ini menggunakan teknologi (GENSET) untuk tenanga listrik bangunan.

Solar Cell

Pemanfaatan teknologi pada proyek ini difokuskan pada respon terhadap iklim dan keadaan lingkungan dimana site proyek ini berada. Karena dengan merespon keadaan iklim dan lingkungan dengan baik dan benar, maka penggunaan energi yang berlebihan tidak diperlukan Pemanfaatan teknologi yang akan diterapkan di dalam kompleks Hotel Resort Karimunjawa adalah pemanfaatan teknologi energi terbarukan “panel surya/ solar cell”.

Gambar 3.68 Genset ( Generator Listrik )

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), adalah pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk menangkap, perubah dan penghasil listrik adalah Photovoltaic atau yang disebut secara umum Modul / Panel Solar Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron negatif dan positif didalam cell modul tersebut karena perbedaan electron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery / aki sesuai tegangan dan ampere yang diperlukan. Rata-rata produk modul solar cell yang ada dipasaran menghasilkan tegangan 12 s/d 18 VDC dan ampere antara 0.5 s/d 7 Ampere. Modul juga memiliki kapasitas beraneka ragam mulai kapsitas 10 Watt Peak s/d 200 Watt Peak juga memiliki type cell monocrystal dan polycrystal. Komponen inti dari sistem PLTS ini meliputi peralatan : Modul Solar Cell, Regulator / controller, Battery / Aki, Inverter DC to

Gambar 3.69 Solar panel

Sumber: http://www.Google.com

Gambar 3.70 Solar panel

129

Gambar 3.71 Skematik kinerja panel surya

Sumber : http://www.google.co.id

listrik tenaga surya adalah solusi pengembangan energi yang ramah lingkungan dan alternative mengurangi dampak Pemanasan Suhu Bumi (Global Warming).

Karakteristik P a n e l S u r y a

" Panel surya / solar cell memerlukan sinar matahari. Tempatkan panel surya / solar cell pada posisi dimana tidak terhalangi oleh objek sepanjang pagi sampai sore.

" Panel surya - solar cell menghasilkan listrik arus searah DC.

" Untuk efisiensi yang lebih tinggi, gunakan lampu DC seperti lampu LED.

Bila listrik DC yang tersimpan dalam aki ingin digunakan menyalakan perangkat AC:

pompa air, kulkas, dansebagainya maka diperlukan inverter yang dapat mengubah listrik

DC menjadi AC. Sesuaikan kebutuhan daya yang dibutuhkan dengan panel sel surya,

inverter, aki.

Gambar 3.72 Pengguna energy Tenaga surya

Rainwater Haversting

Merupakan penampungan air hujan yang di tampung kemudian di saring sehingga kotoran yang ada dapat hilang. Air yang ada di bak penampungan dimaksudkan untuk di gunakan kembali untuk menyirami taman dll.

o Penggunaan Atap Bertanaman

Penggunaan atap bertanaman merupakan salah satu alternatif teknologi masa kini, dimana atap yang semula hanya berupa dak atau pun genteng, saat ini sudah ada terobosan baru supayan memanfaatkan atap untuk tanaman. Pemanfaatan ini sangat membantu dan berguna mengurangi panas matahari yang masuk kedalam bangunan. Atap Bertanaman juga menjadi alternatif ekologis di dalam bangunan.

Gambar 3.73 Rainwater haversting

131 Atap bertanaman pada dasarnya disusun sebagai berikut:

• Atap pelat beton bertulang dengan plesteran finishing semen; atauatap konstruksi kayu dengan lapisan papan atau multipleks. • lapisan kedap air yang tahan terhadap akar tanaman.

• lapisan pelindung lapisan kedap air terhadap kerusakan mekanis.

• lapisan drainase (pengaliran air). • lapisan penyaring.

• lapisan media tanam (tanah dan sebagainya). • vegetasi (tanaman/pepohonan).

Gambar 3.74 Lapisan atap tanaman

Dokumen terkait