• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA SISTEM BERJALAN

B. Stuktur Organisasi dan Fungsi

Perusahaan adalah suatu organisasi yang terdapat unsur-unsur organisasi di dalamnya yaitu sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah Organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi, yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan di antara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab, untuk menunjukan rantai perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Dengan adanya stuktur organisasi maka tujuan organisasi lebih mudah tercapai dengan efektif dan efisien. Berikut ini adalah struktur organisasi yang ada pada Kementrian Pekerjaan Umum Jakarta.

Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum

Gambar III.1.

Adapun tugas dan fungsi masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasi Kementrian Pekerjaan Umum Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat Jenderal

Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat Jenderal

menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan

advokasi hukum;

f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan

pengadaan barang/jasa;

2. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dipimpin oleh Direktur Jenderal. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi:

a. Merumusan kebijakan di bidang konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada sumber air permukaan, dan pendayagunaan air tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air yang terpadu

dan berkelanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan

sumber daya air;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengelolaan sumber

daya air;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan sumber daya air;

f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;

3. Direktorat Jenderal Bina Marga

Direktorat Jenderal Bina Marga berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Bina Marga dipimpin oleh Direktur Jenderal. Direktorat Jenderal Bina Marga mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Bina Marga menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan nasional;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan konektivitas yang menjadi

prioritas nasional;

d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyelenggaraan jalan;

e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan jalan;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan jalan;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Marga;

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

4. Direktorat Jenderal Cipta Karya

Direktorat Jenderal Cipta Karya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Cipta Karya dipimpin oleh Direktur Jenderal.

Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman,

pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman,

pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan

kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan

kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaanair minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya;

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

5. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan

Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan dipimpin oleh Direktur Jenderal. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan penyediaan perumahan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi penyediaan rumah umum, rumah

khusus, dan rumah swadaya bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan penyelenggaraan penyediaan

perumahan;

d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan penyediaan perumahan;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan penyediaan

perumahan;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan;

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

6. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dipimpin oleh Direktur Jenderal. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan penyelenggaraan, kelembagaan,

dan sumber daya jasa konstruksi;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan penyelenggaraan,

kelembagaan, dan sumber daya jasa konstruksi;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan dan pengawasan

penyelenggaraan jasa konstruksi yang dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah daerah;

d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan jasa

e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan penyelenggaraan, kelembagaan, dan sumber daya jasa konstruksi;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan penyelenggaraan,

kelembagaan, dan sumber daya jasa konstruksi;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi;

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

7. Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan

Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan dipimpin oleh Direktur Jenderal. Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang pembiayaan perumahan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem pembiayaan

perumahan;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi kemudahan dan bantuan

pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

d. pengendalian pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi masyarakat

berpenghasilan rendah;

e. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembiayaan

f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembiayaan perumahan;

g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembiayaan perumahan;

h. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan;

i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

8. Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat;

e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal;

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah menyelenggarakan fungsi:

10. Badan Penelitian dan Pengembangan

Badan Penelitian dan Pengembangan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Badan Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pekerjaan umum dan

perumahan rakyat.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan

pengembangan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pekerjaan umum dan

perumahan rakyat;

c. pelaksanaan pengkajian kebijakan, strategi pengembangan infrastruktur, dan

penerapan teknologi hasil penelitian dan pengembangan;

d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan

e. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan;

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

11. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumber daya manusia pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program pengembangan sumber

daya manusia pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia pekerjaan umum dan

perumahan rakyat;

c. pelaksanaan penilaian kompetensi sumber daya manusia di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

d. pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan jabatan

fungsional bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan sumber

daya manusia di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

f. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;

12. Staf Ahli

Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.

a. Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan mempunyai tugas memberikan

rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang keterpaduan pembangunan.

b. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi mempunyai tugas memberikan

rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang ekonomi dan investasi.

c. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat mempunyai tugas

memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang sosial budaya dan peran masyarakat.

d. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas memberikan

rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang hubungan antar lembaga.

e. Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan mempunyai tugas

memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang teknologi, industri, dan lingkungan.

13. Jabatan Fungsional

Di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

14. Unit Pelaksana Teknis

Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis. Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala. Unit Pelaksana Teknis ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.

C. Visi Dan Misi Kementrian Pekerjaan Umum

Visi dan Misi adalah sesuatu hal yang penting untuk dimiliki setiap perusahaan, setidaknya dengan visi dan Misi perusahaan menjadi lebih terarah. Berikut ini adalah Visi dan Misi pada Kementrian Pekerjaan Umum Jakarta sebagai berikut:

1. Visi :

Terwujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

2. Misi :

a) Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk sumber

daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.

b) Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung

sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritime.

c) Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan

rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip „infrastruktur untuk semua.

d) Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan

rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI.

e) Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum

dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat

3.3. Proses Bisnis Sistem Berjalan

Staf pelaksana pada proses pengadaan alat tulis kantor melayani semua bagian bidang kerja mulai dari bidang kerja Pusat Penilaian Kompetensi dan Pemantauan Kerja, Pusat Diklat SDA dan Konstruksi, Pusat Diklat Jalan, Perumahan, Pemukiman, Pengemb. Infrastruktur Wilayah, Pusat Diklat Manajemen dan Pengembangan Jafung tetapi dalam penulisan tugas akhir penulis

hanya mengambil sampel di bidang kerja Pusat Penilaian Kompetensi dan Pemantauan Kerja

Bag.bidang kerja memberikan permintaan barang kepada Staf Pelaksana. Setelah Staf Pelaksana menerima permintaan barang, selanjutnya Staf Pelaksana membuat rencana pengadaan barang dan surat permintaan harga barang yang diserahkan ke atasan langsung Pejabat Pengadaan selaku penanggung jawab untuk mendapatkan persetujuan pengadaan barang. Setelah mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pengadaan, kemudian Staf pelaksana memberikan surat penawaran harga yang ditunjukkan kepada cv.cahaya purnama indah selaku rekanan dan penanggung jawab semua pembelian perlengkapan alat tulis kantor yang sudah di setujui oleh atasan.

Setelah rekanan memberikan surat balasan penawaran harga kepada staf pelaksana, selanjutnya staf pelaksana akan memberikan surat penawaran harga dari rekanan kepada pejabat pengadaan agar mendapatkan persetujuan atas harga yang diberikan rekanan, setelah disetujui rekanan akan melakukan mengirim barang dan memberikan surat pengantar barang.

Setelah itu staf pelaksana menyerahkan surat pengantar barang dan tanda terima barang kepada Bag.bidang kerja.

Selanjutnya staf pelaksana membuat berita acara serah terima barang atau kerja dan berita acara pembayaran yang akan direstui oleh kedua belah pihak.dikembalikan lagi kepada staf pelaksana untuk laporan kepada Pejabat Pengadaan.

3.4. Unified Modelling Language (UML)

Dokumen terkait