• Tidak ada hasil yang ditemukan

78Suat u hari Abu Nawas dipanggil Baginda

Dalam dokumen kisah 1001 malam abu nawas (Halaman 78-130)

"Abu Nawas. " kat a Baginda Raj a Harun Al Rasyid memulai pembicaraan.

"Daulat Paduka yang mulia. " kat a Abu Nawas penuh t akzim.

"Aku harus bert erus t erang kepadamu bahwa kali ini engkau kupanggil bukan unt uk kupermainkan at au kuperangkap. Tet api aku benar-benar memerlukan bant uanmu. " kat a Baginda bersungguh-sungguh.

"Gerangan apakah yang bisa hamba lakukan unt uk Paduka yang mulia?" t anya Abu Nawas.

"Ket ahuilah bahwa beberapa hari yang lalu aku mendapat kunj ungan kenegaraan dari negeri sahabat . Kebet ul an raj anya beragama Yahudi. Raj a it u adalah sahabat karibku. Begit u dia berj umpa denganku dia langsung mengucapkan salam secara Islam, yait u Assalamualaikum (kesej aht eraan buat kalian semua) Aku t ak menduga sama sekali. Tanpa pikir panj ang aku menj awab sesuai dengan yang diaj arkan oleh agama kit a, yait u kalau mendapat salam dari orang yang t idak beragama Islam hendaklah engkau j awab dengan Wassamual aikum (Kecelakaan bagi kamu) Tent u saj a dia merasa t ersinggung. Dia menanyakan mengapa aku t ega membalas salamnya yang penuh doa keselamat an dengan j awaban yang mengandung kecelakaan. Saat it u sungguh aku t ak bisa berkat a apa-apa selain di am. Pert emuanku dengan dia selanj ut nya t idak berj alan dengan semest inya. Aku berusaha menj elaskan bahwa aku hanya

79

melaksanakan apa yang dianj urkan oleh aj aran agama Islam. Tet api dia t idak bisa menerima penj elasanku. Aku merasakan bahwa pandangannya t erhadap agama Islam t idak semakin baik, t et api sebaliknya. Dan sebelum kami berpisah dia berkat a: Rupanya hubungan ant ara. kit a mulai sekarang t idak semakin baik, t et api sebaliknya. Namun bila engkau mempunyai alasan laih yang bisa aku t erima, kit a akan t et ap bersahabat . " kat a Baginda menj elaskan dengan waj ah yang amat murung.

"Kalau hanya it u persoalannya, mungkin, hamba bisa memberikan alasan yang dikehendaki raj af sahabat Paduka it u yang mulia. " kat a Abu Nawas meyakinkan Baginda.

Mendengar kesanggupan Abu Nawas, Baginda amat riang. Beliau berulang-ulang menepuk pundak Abu Nawas. Waj ah Baginda yang semula gundah gul ana seket ika it u berubah cerah secerah mat ahari di pagi hari.

"Cepat kat akan, wahai Abu Nawas. Jangan biarkan aku menunggu. " kat a Baginda t ak sabar.

"Baginda yang mulia, memang sepant asnyalah kalau raj a Yahudi it u menghat urkan ucapan salam keselamat an dan kesej aht eraan kepada Baginda. Karena aj aran Islam memang menuj u keselamat an (dari siksa api neraka) dan kesej aht eraan (surga) Sedangkan Raj a Yahudi it u t ahu Baginda adalah orang Islam. Bukankah Islam mengaj arkan t auhid (yait u t idak menyekut ukan Allah dengan yang lain, j uga t idak menganggap Al lah mempunyai anak. Aj aran t auhid ini t idak dimiliki oleh agama-agama lain t ermasuk agama yang dianut Raj a Yahudi sahabat Paduka yang mulia. Aj aran agama Yahudi menganggap Uzair

80

adalah anak Allah sepert i orang Nasrani beranggapan Isa anak Allah. Maha Suci Allah dari segala sangkaan mereka. Tidak pant as Allah mempunyai anak. Sedangkan orang Islam membalas salam dengan ucapan Wassamualaikum (kecelakaan bagi kamu) bukan berart i kami mendoakan kamu agar celaka. Tet api semat a-mat a karena ket ulusan dan kej uj uran aj aran Islam yang masih bersedia

memperingat kan orang l ain at as kecel akaan

yang akan menimpa mereka bil a mereka t et ap berpegang t eguh pada keyakinan yang keliru it u, yait u t uduhan mereka bahwa Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak. " Abu Nawas menj elaskan.

Seket ika it u kegundahan Baginda Raj a Harun Al Rasyid sirna. Kali ini saking gembiranya Baginda menawarkan Abu Nawas agar memilih sendiri hadiah apa yang disukai. Abu Nawas t idak memilih apa-apa karena ia berkeyakinan bahwa t ak selayaknya ia menerima upah dari ilmu agama yang ia sampaikan.

oo000oo

Asmara Memang Aneh

Secara t ak t erduga Pangeran yang menj adi put ra marikot a j at uh sakit . Sudah banyak t abib yang didat angkan unt uk memeriksa dan mengobat i t api t ak seorang pun mampu menyembuhkannya. Akhirnya Raj a mengadakan sayembara. Sayembara boleh diikut i oleh rakyat dari semua lapisan. Tidak t erkecuali oleh para penduduk negeri t et angga.

Sayembara yang menyediakan hadiah menggiurkan it u dalam wakt u beberapa hari berhasil menyerap rat usan pesert a. Namun t ak sat u pun dari mereka

81

berhasil mengobat i penyakit sang pangeran. Akhirnya sebagai sahabat dekat Abu Nawas, menawarkan j asa baik unt uk menolong sang put ra mahkot a.

Baginda Harun Al Rasyid menerima usul it u dengan penuh harap. Abu Nawas sadar bahwa dirinya bukan t abib. Dari it u ia t idak membawa peral at an apa-apa. Para t abib yang ada di ist ana t ercengang melihat Abu Nawas yang dat ang t anpa peralat an yang mungkin diperlukan. Mereka berpikir mungkinkah orang macam Abu Nawas ini bisa mengobat i penyakit sang pangeran? Sedangkan para t abib t erkenal dengan peralat an yang lengkap saj a t idak sanggup. Bahkan penyakit nya t idak t erlacak. Abu Nawas merasa bahwa seluruh perhat ian t ert uj u padanya. Namun Abu Nawas t idak begit u memperdulikannya.

Abu Nawas dipersilahkan memasuki kamar pangeran yang sedang t erbaring. la menghampiri sang pangeran dan duduk di sisinya.

Set elah Abu Nawas dan sang pangeran saling pandang beberapa saat , Abu Nawas berkat a, "Saya membut uhkan seorang t ua yang di masa mudanya sering mengembara ke pelosok negeri. "

Orang t ua yang diinginkan Abu Nawas didat angkan. "Sebut kan sat u persat u nama-nama desa di daerah selat an. " perint ah Abu Nawas kepada orang t ua it u.

Ket ika orang t ua it u menyebut kan nama-nama desa bagian selat an, Abu Nawas menempel kan t elinganya ke dada sang pangeran. Kemudian Abu Nawas memerint ahkan agar menyebut kan bagian ut ara, barat dan t imur. Set elah

82

semua bagian negeri disebut kan, Abu Nawas mohon agar diizinkan mengunj ungi sebuah desa di sebelah ut ara. Raj a merasa heran.

"Engkau kuundang ke sini bukan unt uk bert amasya. " "Hamba t idak bermaksud berlibur Yang Mulia. " kat a Abu Nawas.

"Tet api aku belum paham. " kat a Raj a.

"Maaf kan hamba, Paduka Yang Mulia. Kurang bij aksana rasanya bila hamba j elaskan sekarang. " kat a Abu Nawas. Abu Nawas pergi selama dua hari.

Sekembali dari desa it u Abu Nawas menemui sang pangeran dan membisikkan sesuat u kemudian menempelkan t elinganya ke dada sang pangeran. Lal u Abu Nawas menghadap Raj a.

"Apakah Yang Mulia masih menginginkan sang pangeran t et ap hidup?" t anya Abu Nawas.

"Apa maksudmu?" Raj a balas bert anya.

83

"Sang pangeran sedang j at uh cint a pada seorang gadis desa di sebelah ut ara negeri ini. " kat a Abu Nawas menj elaskan.

"Bagaimana kau t ahu?"

"Ket ika nama-nama desa di seluruh negeri disebut kan t iba-t iba degup j ant ungnya bert ambah keras ket ika mendengarkan nama sebuah desa di bagian ut ara negeri ini. Dan sang pangeran t idak berani mengut arakannya kepada Baginda. "

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" t anya Raj a.

"Mengawinkan pangeran dengan gadis desa it u. "

"Kalau t idak?" t awar Raj a ragu-ragu.

"Cint a it u but a. Bila kit a t idak berusaha mengobat i kebut aannya, maka ia akan mat i. " Rupanya saran Abu Nawas t idak bisa dit olak. Sang pangeran adalah put ra sat u-sat unya yang merupakan pewaris t unggal keraj aan.

84

Abu Nawas benar. Begit u mendengar perset uj uan sang Raj a, sang pangeran berangsur-angsur pulih. Sebagai t anda t erima kasih Raj a memberi Abu Nawas sebuah cincin permat a yang amat indah.

oo000oo

Cara Memilih Jalan

Kawan-kawan Abu Nawas merencanakan akan mengadakan perj alanan wisat a ke hut an. Tet api t anpa keikut sert aan Abu Nawas perj alanan akan t erasa memenat kan dan membosankan. Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke rumah Abu Nawas unt uk mengaj aknya ikut sert a. Abu Nawas t idak keberat an. Mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkrama.

Tak t erasa mereka t elah menempuh hampir separo perj alanan. Kini mereka t iba di pert igaan j alan yang j auh dari perumahan penduduk. Mereka berhent i karena mereka ragu-ragu. Set ahu mereka kedua j alan it u memang menuj u ke hut an t et api hut an yang mereka t uj u adalah hut an wisat a. Bukan hut an yang dihuni binat ang-binat ang buas yang j ust ru akan membahayakan j iwa mereka.

Abu Nawas hanya bisa menyarankan unt uk t idak meneruskan perj alanan karena bila salah pilih maka mereka semua t ak akan pernah bisa kembali. Bukankah lebih bij aksana bila kit a meninggalkan sesuat u yang meragukan? Tet api salah seorang dari mereka t iba-t iba berkat a,

85

"Aku mempunyai dua orang sahabat yang t inggal dekat semak-semak sebelah sana. Mereka adalah saudara kembar. Tak ada seorang pun yang bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begit u mirip. Yang sat u selalu berkat a j uj ur sedangkan yang lainnya sel alu berkat a bohong. Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menj awab sat u pert anyaan saj a. "

"Apakah engkau mengenali salah sat u dari mereka yang selalu berkat a benar?" t anya Abu Nawas.

"Tidak. " j awab kawan Abu Nawas singkat .

"Baiklah kalau begit u kit a berist irahat sej enak. " usul Abu Nawas.

Abu Nawas makan daging dengan madu bersama kawan-kawannya.

Seusai makan mereka berangkat menuj u ke rumah yang dihuni dua orang kembar bersaudara. Set elah pint u dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara it u.

"Maaf , aku sangat sibuk hari ini. Engkau hanya boleh mengaj ukan sat u pert anyaan saj a. Tidak boleh lebih. " kat anya. Kemudian Abu Nawas

86

menghampiri orang it u dan berbisik. Orang it u pun j uga menj awab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas. Abu Nawas mengucapkan t erima kasih dan segera mohon diri.

"Hut an yang kit a t uj u melewat i j alan sebel ah kanan. " kat a Abu Nawas mant ap kepada kawan-kawannya.

"Bagaimana kau bisa memut uskan harus menempuh j alan sebelah kanan? Sedangkan kit a t idak t ahu apakah orang yang kit a t anya it u orang yang selalu berkat a benar at au yang selalu berkat a bohong?" t anya salah seorang dari mereka.

"Karena orang yang kut anya menunj ukkan j alan yang sebelah kiri. " kat a Abu Nawas.

Karena masih belum mengert i j uga, maka Abu Nawas menj elaskan. "Tadi aku bert anya: Apa yang akan dikat akan saudaramu bila aku bert anya j alan yang mana yang menuj u hut an yang indah?" Bila j alan yang benar it u sebelah kanan dan bil a orang it u kebet ulan yang selalu berkat a benar maka ia akan menj awab: Jalan sebelah kiri, karena ia t ahu saudara Kembarnya akan mengat akan j alan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong. Bila orang it u kebet ulan yang selalu berkat a bohong, maka ia akan menj awab: j alan sebelah kiri, karena ia t ahu saudara kembarnya akan mengat akan j alan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berkat a benar.

87 oo000oo

St rat egi Maling

Tanpa pikir panj ang Abu Nawas memut uskan unt uk menj ual keledai kesayangannya. Keledai it u merupakan kendaraan Abu Nawas sat u-sat unya. Sebenarnya ia t idak t ega unt uk menj ualnya. Tet api keluarga Abu Nawas amat membut uhkan uang. Dan ist rinya set uj u.

Keesokan harinya Abu Nawas membawa keledai ke pasar. Abu Nawas t idak t ahu kalau ada sekelompok pencuri yang t erdiri dari empat orang t el ah menget ahui keadaan dan rencana Abu Nawas. Mereka sepakat akan memperdaya Abu Nawas. Rencana pun mulai mereka susun.

Ket ika Abu Nawas berist irahat di bawah pohon, salah seorang mendekat dan berkat a,

"Apakah engkau akan menj ual kambingmu?"

Tent u saj a Abu Nawas t erperanj at mendengar pert anyaan yang begit u t iba-t iba.

88

"Ini bukan kambing. " kat a Abu Nawas.

"Kalau bukan kambing, lalu apa?" t anya pencuri it u sel anj ut nya.

"Keledai. " kat a Abu Nawas.

"Kalau engkau yakin it u keledai, j ual saj a ke pasar dan dan t anyakan pada mereka. " kat a komplot an pencuri it u sambil berlalu. Abu Nawas t idak t erpengaruh. Kemudian ia meneruskan perj alanannya.

Ket ika Abu Nawas sedang menunggang keledai, pencuri kedua menghampirinya dan berkat a. "Mengapa kau menunggang kambing. "

"Ini bukan kambing t api keledai. "

"Kalau it u keledai aku t idak bert anya sepert i it u, dasar orang aneh. Kambing kok dikat akan keledai. "

89

"Kalau ini kambing' aku t idak akan menungganginya. " j awab Abu Nawas t anpa ragu.

"Kalau engkau t idak percaya, pergilah ke pasar dan t anyakan pada orang-orang di sana. " kat a pencuri kedua sambil berlalu.

Abu Nawas belum t erpengaruh dan ia t et ap berj alan menuj u pasar.

Pencuri ket iga dat ang menghampiri Abu Nawas, "Hai Abu Nawas akan kau bawa ke mana kambing it u?"

Kali ini Abu Nawas t idak segera menj awab. la mulai ragu, sudah t iga orang mengat akan kalau hewan yang dibawanya adalah kambing.

Pencuri ket iga t idak menyia-nyiakan kesempat an. la makin merecoki ot ak Abu Nawas, "Sudahlah, biarpun kau bersikeras hewan it u adalah kel edai nyat anya it u adalah kambing, kambing . . . kambiiiiiing !"

Abu Nawas berhent i sej enak unt uk berist irahat di bawah pohon. Pencuri keempat melaksanakan st rat egi busuknya. la duduk di samping Abu Nawas dan mengaj ak t okoh cerdik ini unt uk berbincang-bincang.

90

"Ahaa, bagus sekali kambingmu ini. . . ! " pencuri keempat membuka percakapan.

"Kau j uga yakin ini kambing?" t anya Abu Nawas.

"Lho? ya j elas sekali kalau hewan ini adalah kambing. Kalau boleh aku ingin membelinya. "

"Berapa kau mau membayarnya?"

"Tiga dirham! "

Abu Nawas set uj u. Set elah menerima uang dari pencuri keempat kemudian Abu Nawas langsung pulang. Set iba di rumah Abu Nawas dimarahi ist rinya.

"Jadi keledai it u hanya engkau j ual t iga dirham lant aran mereka mengat akan bahwa keledai it u kambing?" Abu Nawas t idak bisa menj awab. la hanya mendengarkan ocehan ist rinya dengan set ia sambil menahan rasa dongkol. Kini ia baru menyadari kalau sudah diperdayai oleh komplot an pencuri yang menggoyahkan akal sehat nya.

91

Abu Nawas merencanakan sesuat u. la pergi ke hut an mencari sebat ang kayu unt uk dij adikan sebuah t ongkat yang nant inya bisa menghasilkan uang. . Rencana Abu Nawas t ernyat a berj al an lancar. Hampir semua orang membicarakan keaj aiban t ongkat Abu Nawas. Berit a ini j uga t erdengar oleh para pencuri yang t el ah menipu Abu Nawas. Mereka langsung t ert arik. Bahkan mereka melihat sendiri ket ika Abu Nawas membeli barang at au makan t anpa membayar t et api hanya dengan mengacungkan t ongkat nya. Mereka berpikir kalau t ongkat it u bisa dibeli maka t ent u mereka akan kaya karena hanya dengan mengacungkan t ongkat it u mereka akan mendapat kan apa yang mereka inginkan.

Akhirnya mereka mendekat i Abu Nawas dan berkat a, "Apakah t ongkat mu akan dij ual ?"

"Tidak. " j awab Abu Nawas dengan cuek.

"Tet api kami bersedia membeli dengan harga yang amat t inggi. " kat a mereka.

"Berapa?" kat a Abu Nawas pura-pura merasa t ert arik.

92

"Tet api t ongkat ini adalah t ongkat wasiat sat u-sat unya yang aku miliki. " kat a Abu Nawas sambil t et ap berpura-pura t idak ingin menj ual t ongkat nya.

"Dengan uang serat us dinar engkau sudah bisa hidup enak. " Kat a mereka makin penasaran.

Abu Nawas diam beberapa saat sepert inya merasa keberat an sekali.

"Baiklah kalau begit u. " kat a Abu Nawas kemudian sambil menyerahkan t ongkat nya.

Set elah menerima serat us dinar uang emas Abu Nawas segera melesat pulang. Para pencuri it u segera mencari warung t erdekat unt uk membukt ikan keaj aiban t ongkat yang baru mereka beli. Seusai makan mereka mengacungkan t ongkat it u kepada pemilik kedai. Tent u saj a pemilik kedai marah.

"Apa maksudmu mengacungkan t ongkat it u padaku?" "Bukankah Abu Nawas j uga mengacungkan t ongkat ini dan engkau membebaskannya?" t anya para pencuri it u.

93

"Benar. Tet api engkau harus t ahu bahwa Abu Nawas menit ipkan sej umlah uang kepadaku sebelum makan di sini! "

"Gila! Temyat a kit a t idak mendapat keunt ungan sama sekali menipu Abu Nawas. Kit a malah rugi besar! " umpat para pencuri dengan rasa dongkol.

oo000oo

Menj ebak Pencuri

Pada zaman dahulu orang berpikir dengan cara yang amat sederhana. Dan karena kesederhanaan berpikir ini seorang pencuri yang t elah berhasil menggondol serat us keping lebih uang emas milik seorang saudagar kaya t idak sudi menyerah.

Hakim t elah berusaha keras dengan berbagai cara t et api t idak berhasil menemukan pencurinya. Karena merasa put us asa pemil ik hart a it u mengumumkan kepada siapa saj a yang t el ah mencuri hart a miliknya merelakan separo dari j umlah uang emas it u menj adi milik sang pencuri bil a sang pencuri bersedia mengembalikan. Tet api pencuri it u malah t idak berani menampakkan bayangannya.

Kini kasus it u semakin ruwet t anpa penyelesaian yang j elas. Maksud baik saudagar kaya it u t idak mendapat -t anggapan yang sepant asnya dari sang pencuri. Maka t idak bisa disalahkan bila saudagar it u mengadakan sayembara

94

yang berisi barang siapa berhasil menemukan pencuri uang emasnya, ia berhak sepenuhnya memiliki hart a yang dicuri.

Tidak sedikit orang yang mencoba t et api semuanya kandas. Sehingga pencuri it u bert ambah merasa aman t ent ram karena ia yakin j at i dirinya t ak akan t erj angkau. Yang lebih menj engkelkan adalah ia j uga berpura-pura mengikut i sayembara. Tidak berlebihan bila dikat akan bahwa menghadapi orang sepert i ini bagaikan menghadapi j in. Mereka t ahu kit a, sedangkan kit a t idak. Seorang penduduk berkat a kepada hakim set empat .

"Mengapa t uan hakim t idak mint a bant uan Abu Nawas saj a?"

"Bukankah Abu Nawas sedang t idak ada di t empat ?" kat a hakim it u balik bert anya.

"Kemana dia?" t anya orang it u.

"Ke Damakus. " j awab hakim

"Unt uk keperluan apa?" orang it u ingin t ahu.

95

"Memenuhi undangan pangeran negeri it u. " kat a hakim.

"Kapan ia dat ang?" t anya orang it u lagi.

"Mungkin dua hari lagi. " j awab hakim.

Kini harapan t ert umpu sepenuhnya di at as pundak Abu Nawas.

Pencuri yang selama ini merasa aman sekarang menj adi resah dan t ert ekan. la merencanakan meninggalkan kampung hal aman dengan membawa sert a uang emas yang berhasil dicuri. Tet api ia membat alkan niat karena dengan menyingkir ke luar daerah berart i sama hal nya dengan membuka t openg dirinya sendiri. la lalu bert ekad t et ap t inggal apapun yang akan t erj adi.

Abu Nawas t elah kembali ke Baghdad karena t ugasnya t elah selesai. Abu Nawas menerima t awaran mengikut i sayembara menemukan pencuri uang emas. Hat i pencuri uang emas it u t ambah berdebar t ak karuan mendengar Abu Nawas menyiapkan siasat .

Keesokan harinya semua penduduk dusun diharuskan berkumpul di depan gedung pengadilan. Abu Nawas hadir dengan membawa t ongkat dalam j umlah besar. Tongkat -t ongkat it u mempunyai ukuran yang sama panj ang. Tanpa

96

berkat a-kat a Abu Nawas membagi-bagikan t ongkat -t ongkat yang dibawanya dari runnah.

Set elah masingmasing mendapat sat u t ongkat , Abu Nawas berpidat o, "Tongkat -t ongka-t i-t u -t elah aku man-t rai. Besok pagi kalian harus menyerahkan kembali t ongkat yang t elah aku bagikan. Jangan khawat ir, t ongkat yang dipegang oleh pencuri selama ini menyembunyikan diri akan bert ambah panj ang sat u j ari t elunj uk. Sekarang pulanglah kal ian. "

Orang-orang yang merasa t idak mencuri t ent u t idak mempunyai pikiran apa-apa. Tet api sebaliknya, si pencuri uang emas it u merasa ket akut an. la t idak bisa memej amkan mat a walaupun malam semakin larut . la t erus berpikir keras. Kemudian ia memut uskan memot ong t ongkat nya sepanj ang sat u j ari t elunj uk dengan begit u t ongkat nya akan t et ap kelihat an sepert i ukuran semula.

Pagi hari orang mul ai berkumpul di depan gedung pengadilan. Pencuri it u

Dalam dokumen kisah 1001 malam abu nawas (Halaman 78-130)

Dokumen terkait