• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subyek memiliki dukungan eksternal

Dalam dokumen LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI (Halaman 104-107)

TRANSKRIP WAWANCARA 1 SUBYEK 3

B.1 Subyek memiliki dukungan eksternal

yaitu orang-orang untuk membantu subyek mengatasi masalah. Subyek memiliki hubungan yang dipercaya dengan orang-orang tersebut.

64. Masalah tempat tinggal juga nggak ada ya, tan?

Nggak ada… Ya tinggal sama anak-anak di rumah ini, sudah dari dulu di sini… Sebenernya sempet

kepikiran buat pindah rumah yang lebih kecil karena ini rumahnya besar terus loteng juga jadinya itu repot ngurusinya, bersihinnya juga

kewalahan… Tapi ya anak-anak ndak mau jadi ya

tetep tinggal di sini…Ya sudah…

65. Masalah yang lain dari tante sendiri ada nggak tante?

Emm… Nggak, nggak ada… Cuma tinggal pinter

-pinter aja ngatur keuangan… Supaya cukup buat kebutuhan yang penting-penting biar ndak

minta-minta terus… Nggak enak…

A.1 Subyek mengatur dan bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri.

67. Oke kalo gitu sementara

sampe sini dulu ya tan…

Makasih.

O, sudah? Oke, sama-sama…

Hari, Tanggal : Sabtu, 26 Oktober 2013

Tempat : Tempat tinggal (rumah) subyek

NO. PERTANYAAN JAWABAN KODE TEMA

1. Baik, kita mulai ya tante

wawancaranya… Oke…

2. Gimana kabar tante belakangan ini? Ada perubahan apa nggak?

Kabar tante baik-baik aja… Nggak ada yang

berubah ya... Masih sama...

3. Kegiatan juga masih sama, tan? Masih... Masih bantu-bantu di tempat orang tua terus les jahit juga masih... Buat ngisi waktu luang, buat menghibur diri juga...

4. Rumah makan sudah jalan belum tan?

Ini masih tahap persiapan… Ya ngatur pasokan

mie dari mana, ayam dari mana, gitu-gitu…

Terus lagi nyari pegawai juga…

5. Oo... Baik. Kalo boleh tau dulu tante menikah taun berapa?

Tahun sembilan puluh... 6. Ooo... Berarti sudah dua puluh

tiga tahun ya tante...

Iya... Dua puluh tiga tahun... 7. Baik... Tante kan sudah selama

itu ya sama om terus apa sih dampak peristiwa om nggak ada terhadap kehidupan tante?

Dampaknya... Ya kehilangan suami, kehilangan orang yang disayang dan dicintai dan sebaliknya... Kehilangan sosok yang selama ini ada di kehidupan tante dan sehari-hari kan sama dia... Makanya om meninggal itu ya dampaknya buat pribadi tante cukup terasa... Ya terasa perubahannya, perbedaannya... Dulu ada yang begini begitu sekarang nggak ada lagi... Ya ada

yang hilang gitu intinya... Suami istri itu kan teman berbagi dalam suka dan duka, dari waktu menikah kan sudah dikatakan, senang bersama sedih juga bersama-sama, nah setelah om meninggal ya tante kehilangan teman atau partner berbagi yang utama... Senang sedih nggak bisa berbagi dengan om lagi tapi sama keluarga misalnya ya anak-anak atau anggota keluarga yang lain... Kalo cerita-cerita atau minta pendapat ya sekarang sama mereka...

A.3 B.1 Seeking social support sebagai problem focused coping. Subyek memiliki hubungan yang dipercaya dengan anak-anak serta anggota keluarga yang lain.

8. Baik... Kemudian tante memandang peristiwa meninggalnya om ini gimana sih?

Awalnya itu hampir putus asa ya... Karena mungkin dulu terlalu mengandalkan atau bergantung sama om jadi setelah om meninggal

pikirannya seperti orang putus asa, „Apa aku

bisa menjalani ini semua tanpa W? Selama ini aku termasuk enak-enak aja, santai-santai aja,‟ termasuk tentang ekonomi itu semua dari om… Terus ya mikir, ‟aduh dari mana ini biaya ini biaya itu,‟ pertamanya mikir kayak gitu... Ya setelah dijalani orang tua ternyata mau membantu masalah ekonomi jadi ya beban tante berkurang, gitu... Terus makanya tante mau buka rumah makan, tante pingin mandiri, supaya dampak kehilangan ini nggak terulang lagi, kalo ada apa-apa sama orang tua sedangkan tante bergantung sama mereka kan nantinya sama aja, terulang lagi kebingungan kayak gini... Kan manusia nggak tau apa yang akan terjadi esok hari...

A.3 B.1 Subyek berencana membuka rumah makan, ini merupakan planful problem solving. Memiliki sumber daya eksternal yang berhubungan dengan kesejahteraan.

9. Baik... Menurut tante makna atau pandangan tante terhadap peristiwa om meninggal itu seperti apa?

Ya lama-kelamaan sih bisa berfikir... Mungkin memang sudah jalannya kayak gini... Ya berfikirnya yang positif aja... Kan pernikahan hanya bisa dipisahkan oleh maut, nah ini kan kami dipisahkan oleh maut, kematian kan maut ya... Berarti ya sudah memang begini lah sebuah perkawinan atau sebuah kehidupan kami... Nggak bisa berbuat apa-apa... Ya menjalani aja yang sudah ditetapkan atau ditentukan Tuhan... Manusia nggak bisa apa-apa, cuma bisa pasrah sama yang di atas, berdoa aja supaya kami semua diberkati dengan kesehatan, rejeki, anak yang jauh di Jakarta itu tetep dilindungi, rejekinya lancar, ya gitu lah berdoa saja kepada Tuhan... Percaya semua akan baik-baik saja...

A.3

A.6

B.4

Pasrah kepada Tuhan merupakan salah satu wujud Emotion-Focused Coping. Pandangan subyek mengenai peristiwa kematian suami memudahkan dirinya untuk menerima kenyataan dan menjalani hidup selanjutnya.

Kepercayaan subyek juga mempengaruhi cara berpikir subyek. 10. Berarti tante masih punya

harapan-harapan buat ke depannya gitu ya tante?

Iya, anak-anak kan jalannya apa ee hidupnya masih panjang, jadi ya berdoa dan berharap buat yang terbaik buat mereka... Kalo pekerjaan ya yang baik, menunjang gitu... Kalo jodoh ya semoga dikasih yang terbaik... Ya anak-anak ee apa tante lebih memikirkan tentang anak-anak... Kalo buat tante sendiri sih berharap semoga sehat biar bisa ngeliat nanti anak-anak lulus sekolah, lulus kuliah, kerja, sukses, terus liat mereka menikah, terus liat cucu... Baru tante bisa tenang... (subyek tertawa)

Ya harapannya yang sederhana-sederhana kayak gitu... Terus juga berharap usaha tante

A.1 Adanya

Dalam dokumen LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI (Halaman 104-107)