• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah responden/narasumber yang menjadi sumber data utama penelitian. Sugiyono (2008, hlm. 221) mengemukakan bahwa penentuan sampel atau narasumber dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum. Penelitian kualitatif mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana responden memandang dan menafsirkan permasalahan dari segi pendiriannya. Oleh karena itu, orang yang akan dipilih untuk dijadikan responden sebaiknya yang memenuhi salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Menguasai ilmu dan pengalaman pada bidang pemeriksaan;

2. Menguasai atau ahli mengenai materi pada bidang infrastruktur jalan dan jembatan;

3. Menguasai atau memahami mengenai perencanaan atau program diklat; 4. Mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai;

5. Bersikap kooperatif.

Subyek penelitian tidak harus banyak dari segi kuantitas, karena yang terpenting adalah kemampuannya memberikan informasi yang dibutuhkan secara mendalam. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti menentukan subyek penelitian dengan teknik purposive sampling yang memfokuskan pada

Asep Wibowo, 2014

Desain kurikulum berbasis kebutuhan pada diklat pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informan-informan terpilih yang kaya dengan informasi untuk studi yang bersifat mendalam.

Subyek penelitian yang dijadikan sebagai narasumber dalam penelitian ini dianggap mampu untuk mengungkapkan gagasan dan pikirannya sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sesuai dengan pendekatan identifikasi kebutuhan belajar dengan model deduktif, penelitian ini menggunakan narasumber dari tiga pihak, meliputi: (1) pihak masyarakat/lembaga kerja, yaitu pihak dari instansi BPK dan instansi pemerintah sebagai masyarakat/praktisi di bidang infrastruktur jalan dan jembatan; (2) pihak pengelola diklat, yaitu dari instansi Pusdiklat BPK; dan (3) pihak calon peserta diklat, yaitu pemeriksa BPK. Terdapat tujuh narasumber yang dijadikan sebagai subyek penelitian yang namanya diungkapkan dengan inisial tertentu agar terjaga identitasnya dan menjaga kenyamanan dalam mengungkapkan informasi dan gagasannya. Berikut ini adalah profil subyek penelitian yang dijadikan sebagai narasumber:

1. DDS, laki-laki 42 tahun, Akuntan, lulusan S1 Akuntansi Universitas Satya Negara Indonesia tahun 1998 dan S2 Manajemen Universitas Satyagama tahun 2003, PNS, Pembina (IV/a), Kepala Sub Auditorat Jabar II BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, mulai bekerja tahun 1994. DDS adalah Kepala Sub Auditorat Jabar II yang dipromosikan pada tahun 2010 dari jabatan sebelumnya Kepala Seksi IV.A..1.2, sebuah unit kerja di Auditama Keuangan Negara IV yang membidangi Kementerian Pekerjaan Umum (PU). DDS dipilih karena bertindak sebagai pihak dari lembaga kerja dan pengguna para pemeriksa di BPK Perwakilan Jawa Barat, dengan demikian diduga bahwa DDS mengetahui kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh pemeriksa agar dapat melakukan tugas pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu, DDS sebagai pejabat eselon III di BPK juga sudah terlibat dan

Asep Wibowo, 2014

Desain kurikulum berbasis kebutuhan pada diklat pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpengalaman puluhan tahun dalam aktivitas pemeriksaan, sehingga DDS diasumsikan sebagai ahli dalam bidang pemeriksaan.

2. SJN, laki-laki 39 tahun, Akuntan, lulusan S1 Akuntansi Universitas Gadjah Mada tahun 2000 dan S2 Akuntansi Universitas Padjadjaran tahun 2010, PNS, Pembina (IV/a), Plt. Kepala Sub Auditorat IV.A.1, mulai bekerja di BPK tahun 1994. SJN adalah Plt. Kepala Sub Auditorat IV.A.1 sebuah unit kerja di Auditama Keuangan Negara IV yang membidangi Kementerian PU. SJN dipilih karena bertindak sebagai pihak dari lembaga kerja dan pengguna para pemeriksa pada Sub Auditorat yang membidangi Kementerian PU, dengan demikian diduga bahwa SJN mengetahui kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh pemeriksa agar dapat melakukan tugas pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan nasional. Selain itu, SJN sebagai pejabat eselon III di BPK juga sudah terlibat dan berpengalaman puluhan tahun dalam aktivitas pemeriksaan, sehingga SJN diasumsikan sebagai ahli dalam bidang pemeriksaan.

3. GML, laki-laki 48 tahun, lulusan S1 Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung tahun 1991 dan S2 Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung tahun 2005, PNS, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, mulai bekerja tahun 1996. GML saat ini juga merangkap jabatan sebagai Plh. Kepala Bidang Teknik Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat. GML dipilih menjadi subyek penelitian karena bertindak sebagai pihak dari masyarakat/instansi pemerintah dan merupakan praktisi yang berpengalaman di bidang infrastruktur jalan dan jembatan, sehingga GML diduga mengetahui jenis-jenis pekerjaan jalan dan jembatan yang paling sering diadakan dan paling banyak menyerap anggaran pemerintah. Selain itu, GML berasal dari latar belakang pendidikan teknik sipil, sehingga diduga bahwa ia merupakan pihak yang ahli pada bidang infrastrukur jalan dan jembatan.

Asep Wibowo, 2014

Desain kurikulum berbasis kebutuhan pada diklat pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. AGS, laki-laki 55 tahun, lulusan S1 Teknik Geodesi Universitas Winaya Mukti tahun 1992 dan lulusan S2 Manajemen Universitas Winaya Mukti tahun 2002, PNS, Kepala Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Kebinamargaan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung, mulai bekerja tahun 1986. AGS dipilih menjadi subyek penelitian karena bertindak sebagai pihak dari masyarakat/instansi pemerintah dan praktisi di bidang infrastruktur jalan dan jembatan, sehingga AGS diduga mengetahui jenis-jenis pekerjaan jalan dan jembatan yang paling sering diadakan dan paling banyak menyerap anggaran pemerintah.

5. MNW, perempuan 39 tahun, Akuntan, lulusan S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran tahun 1999 dan S2 Akuntansi Universitas South Carolina tahun 2002, PNS, Kepala Sub Bagian Program dan Kerjasama Pusdiklat BPK, mulai bekerja tahun 1995. MNW dipilih menjadi subyek penelitian karena bertindak sebagai pengelola diklat dan merupakan praktisi di bidang perencanaan kurikulum diklat. Subbagian Program dan Kerja Sama adalah unit kerja yang bertugas menyusun program/kurikulum diklat pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan. Oleh karena itu, MNW mempunyai pengalaman tentang wujud penyelenggaraan diklat yang telah diselenggarakan serta berbagai hal yang terkait dengan kegiatan diklat. 6. DHT, laki-laki 44 tahun, Akuntan, lulusan S1 Akuntansi Universitas

Sriwijaya tahun 1996 dan S2 Administrasi Publik Universitas Sriwijaya tahun 2008, PNS, Kepala Sub Bagian Evaluasi Program Pusdiklat BPK, mulai bekerja tahun 1997. DHT dipilih menjadi subyek penelitian karena bertindak sebagai pengelola diklat dan merupakan sebagai praktisi di bidang evaluasi program diklat. Oleh karena itu, DHT mempunyai pengalaman tentang wujud penyelenggaraan diklat yang telah diselenggarakan serta berbagai hal yang terkait dengan kegiatan diklat.

Asep Wibowo, 2014

Desain kurikulum berbasis kebutuhan pada diklat pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. ACA, laki-laki 35 tahun, lulusan S1 Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Gadjah Mada tahun 2004, PNS, Anggota Tim Senior di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat, mulai bekerja tahun 2007. ACA dipilih menjadi subyek penelitian karena bertindak sebagai calon peserta diklat, yaitu pemeriksa atau praktisi yang melaksanakan tugas pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan. Informasi dari ACA digunakan untuk mencocokkan dugaan dari pihak lembaga kerja dan pihak pengelola diklat dengan kecenderungan kebutuhan yang diminati calon peserta diklat.

Selain ketujuh narasumber tersebut di atas, juga terdapat beberapa subyek penelitian yang dijadikan sebagai validator draf kurikulum, yaitu: 1. Dosen pembimbing sebagai validator draf desain kurikulum karena

merupakan pihak yang ahli pada bidang kurikulum;

2. RCS, Kepala BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat. RCS dipilih sebagai validator karena merupakan pengguna sekaligus pihak yang ahli di bidang pemeriksaan; dan

3. GTR, Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat. GTR dipilih sebagai validator karena merupakan praktisi dan ahli di bidang infrastruktur jalan dan jembatan.

Dokumen terkait