• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Fisika, Kimia dan Biologi Perairan

4.1.1. Suhu

Hasil analisis menunjukkan kondisi suhu pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dengan perairan Muara Gembong baik pada pengamatan bulan Juni 2005 maupun bulan Oktober 2005 relatif seragam di tiap lapisan perairan (Gambar 4). Kisaran suhu di lapisan permukaan, tengah dan dasar pada perairan pelabuhan Tanjung Priok masing- masing antara 28,1–30,1 0C; 29,2–29,6 0C dan 28,4–29,8 0C (Gambar 4). Dilihat secara spasial bahwa suhu di perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Juni 2005 tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05).

Kondisi suhu di tiap lapisan perairan Muara Gembong tidak berbeda nyata (p>0,05), kondisi ini tidak jauh berbeda dengan perairan pelabuhan Tanjung Priok. Kisaran suhu di tiap lapisan perairan Muara Gembong, antara 28,3-29,6 oC di lapisan permukaan; 28,2-29,6 oC di lapisan tengah; dan 28,1-29,6 oC di lapisan dasar (Gambar 4). Menurut Nontji (2005), suhu air pada permukaan di perairan Nusantara kita umumnya berkisar antara 28,0-31,0 oC. Perairan pelabuhan Tanjung Priok maupun perairan Muara Gembong memiliki kondisi suhu yang alami dan berada dalam kisaran kondisi suhu laut Indonesia.

Gambar 4. Suhu di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Secara umum, kondisi suhu antar waktu pengamatan pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong tidak berbeda nyata, kecuali pada lapisan permukaan (Lampiran 3). Perbedaan kondisi suhu yang terjadi pada lapisan permukaan antar waktu pengamatan, diduga dipengaruhi oleh adanya perbedaan intensitas cahaya matahari, sirkulasi udara dan cuaca pada saat pengamatan. Perairan pelabuhan Tanjung Priok pada pengamatan bulan Oktober 2005, memiliki kisaran suhu di tiap lapisan perairan antara 29,2-34,4 oC di lapisan permukaan; 29,2-30,2 oC di lapisan tengah; dan 27,7-30,4 oC di lapisan dasar. Berdasarkan uji nilai tengah menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05), hal ini dapat terlihat pula pada gambar (Gambar 4). 0 10 20 30 40 Suhu oC 0 10 20 30 40 Juni Oktober Titik stasiun 1 2 2A 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12131415 16171819 20 21222324 25 0 10 20 30 40 Permukaan Dasar

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

Kisaran suhu di tiap lapisan perairan Muara Gembong antara 29,1-30,7 oC di lapisan permukaan; 29,1-30,0 oC di lapisan tengah; dan 29,0-31,9 oC di lapisan dasar (Gambar 4). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Kondisi suhu di perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong pada bulan Oktober 2005 tergolong alami dan dalam keadaan baik untuk kehidupan biota laut.

4.1.2. Salinitas

Hasil pengamatan pada bulan Juni 2005 menunjukkan bahwa kondisi salinitas pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong memiliki nilai yang cukup tinggi. Kondisi ini relatif seragam di tiap stasiun (Gambar 5). Pada lapisan permukaan, tengah dan dasar perairan pelabuhan Tanjung Priok memiliki kisaran salinitas, masing- masing antara 26,0-36,0 psu; 33,0-37,0 psu; dan 32,0-37,0 psu. Perbedaan salinitas pada tiap lapisan dapat terlihat pada uji nilai tengah dengan taraf kepercayaan sebesar 0,05 bahwa salinitas antar lapisan tidak berbeda nyata.

Perairan Muara Gembong memiliki salinitas sebesar 34,0 psu pada tiap lapisannya (Gambar 5). Keseragaman salinitas pada tiap lapisan perairan dapat terlihat pula dari hasil uji nilai tengah, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Berdasarkan hasil analisis, salinitas antara perairan pelabuhan Tanjung Priok dengan perairan Muara Gembong pada bulan Juni 2005 berada dalam kondisi alami.

Kondisi salinitas di perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong pada pengamatan bulan Oktober 2005 relatif seragam antar stasiun, kondisi ini tidak jauh berbeda pada pengamatan sebelumnya. Nilai salinitas antar waktu pengamatan di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok berbeda nyata, yaitu cenderung lebih rendah dibandingkan pada bulan Juni 2005 (Gambar 5). Perbedaan salinitas yang terjadi diduga dipengaruhi oleh besarnya jumlah aliran air tawar yang masuk ke perairan laut, baik yang berasal dari aliran sungai maupun air hujan. Walaupun pada bulan Oktober 2005 merupakan musim peralihan, namun curah hujan pada musim peralihan lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau (Tomascik et al., 1997). Salinitas pada tiap lapisan

perairan pelabuhan Tanjung Priok berkisar antara 31,0-35,0 psu pada lapisan permukaan; 32,0-35,0 psu pada lapisan tengah; dan 32,0-36,0 psu pada lapisan dasar (Gambar 5). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, kondisi salinitas antar lapisan perairan pelabuhan Ta njung Priok terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05).

Gambar 5. Salinitas di tiap lapisan perairan pelabuhahan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Berbeda dengan perairan pelabuhan Tanjung Priok, salinitas di tiap lapisan perairan Muara Gembong antar waktu pengamatan tidak berbeda nyata. Kisaran salinitas di tiap lapisan perairan antara 32,0-33,0 psu di lapisan permukaan; 32,0- 33,0 psu di lapisan tengah; dan 32,0-34,0 psu di lapisan dasar (Gambar 5). Hasil uji nilai tengah menunjukkan salinitas antar lapisan perairan di bulan Oktober 2005 tidak memiliki perbedaan yang nyata (p>0,05). Kondisi salinitas di perairan

0 10 20 30 40 Salinitas (psu) 0 1 0 2 0 3 0 4 0 Juni Oktober Stasiun 1 2 2A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 1 22 23 24 25 0 1 0 2 0 3 0 4 0

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong masih berada dalam kondisi yang alami.

4.1.3. Total Suspended Solid (TSS)

Kondisi TSS pada bulan Juni 2005 di perairan pelabuhan Tanjung priok lebih tinggi dibandingkan dengan perairan Muara Gembong (Gambar 6). Hal ini diduga karena perairan pelabuhan Tanjung Priok merupakan tempat bermuaranya sungai Sunter dan sungai Ancol yang dapat membawa sedimen ataupun lumpur ke perairan laut. Kisaran TSS pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok antara 12-89 mg/l pada lapisan permukaan; 11-41 mg/l pada lapisan tengah; dan 12-76 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 6). Berdasarkan hasil uji nilai tengah menunjukkan bahwa kondisi TSS antar lapisan perairan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05). Lapisan permukaan pada stasiun 15 memiliki TSS lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun lainnya yaitu mencapai 89 mg/l (Gambar 6). Hal ini diduga karena stasiun 15 merupakan stasiun yang dekat dengan daratan, sehingga akibat dari pengikisan tanah dapat mempengaruhi nilai TSS pada stasiun 15.

Berdasarkan Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004, kondisi perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Juni 2005 tidak baik bagi kehidupan biota laut. Namun masih dalam kondisi yang baik bagi perairan pelabuhan. Karena perairan yang layak bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan masing- masing sebesar 20 mg/l dan 80 mg/l.

Konsentrasi TSS di tiap lapisan perairan Muara Gembong, berkisar antara 6- 27 mg/l di lapisan permukaan; 4-31 mg/l di lapisan tengah; dan 28-43 mg/l di lapisan dasar (Gambar 6). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, bahwa TSS antar lapisan terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05). Kondisi TSS tertinggi terdapat pada lapisan dasar di stasiun 3 (Gambar 6). Meningkatnya TSS di stasiun ini diduga karena stasiun ini merupakan dumping site yang hingga saat ini masih aktif digunakan untuk membuang hasil pengerukkan sedimen pada kolam pelabuhan Tanjung priok. Parameter TSS merupakan salah satu parameter yang berhubungan dengan BOD. Berdasarkan hasil analisis, pada saat TSS tinggi di perairan, konsentrasi BOD dalam kondisi yang tinggi. Walaupun ada beberapa

Muara Gembong Tanjung Priok

stasiun yang memiliki kadar TSS tinggi pada perairan Muara Gembong, pada umumnya TSS di perairan ini berada dalam kondisi yang layak bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan..

Gambar 6. Konsentrasi TSS di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Kondisi TSS antar waktu pengamatan pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok berbeda nyata, pada bulan Oktober 2005 konsentrasi TSS lebih rendah dibandingkan pada bulan Juni 2005 (Gambar 6). Hal ini diduga karena adanya aktivitas pengerukan sedimen di kolam pelabuhan Tanjung Priok pada musim kemarau (Juni 2005). Aktivitas ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan parameter TSS di perairan pelabuhan Tanjung Priok. Kisaran TSS pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok antara 8-39 mg/l pada lapisan permukaan; 3-32 mg/l pada lapisan tengah; dan 10-50 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 6). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, kondisi TSS di perairan

Permukaan Dasar Tengah 0 20 40 60 80 100 TSS (mg/l) 0 20 40 60 80 100 Juni Oktober Stasiun 1 2 2A 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 13 14 15 16 1 7 18 19 2 0 21 2 2 23 24 2 5 0 20 40 60 80 100 Permukaan Dasar Tengah Baku mutu biota laut Baku mutu pelabuhan

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Oktober 2005 tidak memiliki perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05).

Untuk perairan Muara Gembong, kondisi TSS antar waktu pengamatan di tiap lapisan secara umum berbeda nyata kecuali pada lapisan permukaan (Lampiran 3). Kisaran TSS di tiap lapisan perairan pada bulan Oktober 2005 antara 44-22 mg/l di lapisan permukaan; 3-4 mg/l di lapisan tengah; dan 2-37 mg/l di lapisan dasar (Gambar 6). Kondisi TSS antar lapisan perairan Muara Gembong terdapat perbedaaan yang nyata (p<0,05). Walaupun terjadi perbedaan kondisi TSS antara perairan pelabuhan Tanjung priok dan perairan Muara Gembong, namun pada pengamatan bulan Oktober 2005, kedua perairan ini berada dalam kondisi yang baik bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan.

4.1.4. Minyak

Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Juni 2005, keberadaan minyak di perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong dalam konsentrasi yang sangat rendah (Gambar 7). Namun jika dibandingkan antara kedua perairan, keberadaan minyak tertinggi terjadi di perairan pelabuhan Tanjung Priok dengan kisaran minyak di tiap lapisan perairan antara 0,0009- 0,1900 mg/l di lapisan permukaan; 0,0009-0,2200 mg/l di lapisan tengah; dan 0,0009-0,1500 mg/l di lapisan dasar (Gambar 7). Minyak pada perairan pelabuhan Tanjung Priok cenderung lebih tinggi pada lapisan permukaan (Gambar 7). Hal ini diduga karena minyak pada perairan cenderung mengapung dan membentuk lapisan film pada lapisan permukaan. Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi minyak antar lapisan terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05). Tingginya keberadaan minyak pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dapat berasal dari air ballast yang dikeluarkan oleh kapal-kapal dan dari ceceran minyak di perairan yang dipergunakan sebagai pelumas oleh kapal-kapal (William 1979). Konsentrasi minyak di tiap lapisan perairan Muara Gembong berkisar antara 0,0009-0,1600 mg/l di lapisan permukaan; dan 0,0009 mg/l di lapisan tengah dan dasar (Gambar 7). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi minyak antar lapisan perairan Muara Gembong terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05).

Gambar 7. Konsentrasi minyak di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Secara temporal, pada umumnya keberadaan minyak di perairan pelabuhan Tanjung Priok berbeda nyata, yaitu pada pengamatan bulan Oktober 2005 berada dalam kondisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bulan Juni 2005 (Gambar 7). Perubahan konsentrasi minyak yang terjadi pada bulan Oktober 2005 dapat dipengaruhi oleh faktor angin dan arus yang dapat memindahkan minyak pada permukaan ke tempat lain. Selain itu, berkurangnya keberadaan minyak di perairan laut diduga karena adanya proses dekomposisi oleh mikroorganisme.

Konsentrasi minyak pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok berkisar antara 0,0009-0,0190 mg/l pada lapisan permukaan serta 0,0009-0,0210 mg/l pada lapisan tengah dan dasar (Gambar 7). Berdasarkan uji nilai tengah, keberadaan minyak pada perairan pelabuhan Tanjung Priok di bulan Oktober 2005 tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05).

Kadar minyak antar waktu pengamatan di tiap lapisan perairan Muara Gembong secara umum berbeda nyata, kondisi ini tidak berbeda dengan perairan

ADP 0 . 0 0 0 . 0 5 0 . 1 0 0 . 1 5 0 . 2 0 0 . 2 5 Minyak (mg/l) 0 . 0 0 0 . 0 5 0 . 1 0 0 . 1 5 0 . 2 0 0 . 2 5 J u n i O k t o b e r S t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 . 0 0 0 . 0 5 0 . 1 0 0 . 1 5 0 . 2 0 0 . 2 5 Permukaan Tengah Dasar

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP

Keterangan: ALP = Area Luar Pelabuhan, ADP = Area Dalam Pelabuhan

pelabuhan Tanjung Priok. Kisaran minyak pada tiap lapisan perairan Muara Gembong pada bulan Oktober 2005 antara 0,0009-0,0230 mg/l pada lapisan permukaan; 0,0009 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0009-0,0220 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 7). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi minyak antar lapisan menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05). Hasil pengamatan bulan Juni dan Oktober 2005, menunjukkan perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong berada dalam kondisi yang layak bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan. Karena memiliki konsentrasi kurang dari 1 mg/l (baku mutu biota laut) dan 5 mg/l (baku mutu pelabuhan) (Kep.Men. LH No.51 Tahun 2004).

4.1.5. Derajat Keasaman (pH)

Hasil pengamatan pada bulan Juni 2005, bahwa nilai pH di perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong relatif seragam antar stasiun di tiap lapisan perairan (Gambar 8). Kisaran pH pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok antara 7,09-8,31 pada lapisan permukaan; 7,90-8,18 pada lapisan tengah; dan 7,61-8,15 pada lapisan dasar (Gambar 8). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, nilai pH antar lapisan perairan memiliki perbedaan yang nyata (p<0,05).

Nilai pH pada tiap lapisan perairan Muara Gembong, berkisar antara 8,19- 8,23 pada lapisan permukaan; 8,11-8,21 pada lapisan tengah; dan 7,48-8,25 pada lapisan dasar (Gambar 8). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, nilai pH pada perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Dengan kondisi nilai pH yang relatif seragam, maka baik perairan pelabuhan Tanjung Priok maupun perairan Muara Gembong pada bulan Juni 2005 berada dalam kisaran pH bagi perairan pelabuhan dan kehidupan biota laut, karena menurut Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004 bahwa nilai pH bagi perairan pelabuhan dan kehidupan biota laut masing- masing berkisar antara 6,5– 8,5 dan 7-8,5.

Gambar 8. Nilai pH di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6- 25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Nilai pH antar waktu pengamatan di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak berbeda nyata. Kisaran pH di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Oktober 2005, antara 7,22-8,20 di lapisan permukaan; 7,52-8,18 di lapisan tengah; dan 7,45-8,19 di lapisan dasar (Gambar 8). Hasil pengamatan pada bulan Oktober 2005 menunjukan bahwa pH di perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan (p>0,05).

Nilai pH antar waktu pengamatan di tiap lapisan perairan Muara Gembong berbeda nyata, dengan kisaran pH antara 7,33-7,54 di lapisan permukaan; 7,31- 7,63 di lapisan tengah; dan 7,33-7,61 di lapisan dasar (Gambar 8). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, nilai pH pada perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Kondisi ini tidak berbeda dengan pengamatan pada bulan Juni 2005 (Gambar 8). Hasil pengamatan pada

0 2 4 6 8 1 0 pH 0 2 4 6 8 10 Juni Oktober Stasiun 1 2 2A 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 4 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0 2 4 6 8 10 Permukaan Dasar Tengah

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

bulan Oktober 2005 menunjukan perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong berada dalam kisaran pH bagi perairan pelabuhan dan kehidupan biota laut.

Berdasarkan nilai korelasi bahwa pH berhubungan erat dengan DO, BOD, COD dan beberapa unsur hara seperti fosfat dan nitrogen (Lampiran 4). Nilai pH biasanya akan mengalami penurunan di daerah dekat dengan dasar perairan terutama pada kondisi yang miskin akan oksigen dan pada saat memproduksi H2S.

Selain itu, tingginya nilai pH pada perairan diduga karena proses fotosintesis berlangsung lebih aktif (Davis 1991).

4.1.6. Oksigen Terlarut (DO)

Hasil pengamatan bulan Juni 2005, secara umum menunjukkan konsentrasi DO di perairan pelabuhan Tanjung Priok lebih rendah dari konsentrasi DO di perairan Muara Gembong (Gambar 9). Hal ini diduga karena perairan pelabuhan Tanjung Priok mendapat masukkan bahan organik lebih banyak dibandingkan dengan perairan Muara Gembong. Masukkan bahan organik selain berasal dari kegiatan pelabuhan juga berasal dari dua sungai yang bermuara ke perairan pelabuhan Tanjung Priok, yaitu sungai Ancol dan sungai Sunter. Konsentrasi DO di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok, berkisar antara 0,00-1,77 mg/l di lapisan permukaan; 0,40-1,32 mg/l di lapisan tengah; dan 0,00-1,24 mg/l di lapisan dasar (Gambar 9). Dari hasil pengamatan terlihat bahwa konsentrasi DO cenderung akan semakin menurun dengan meningkatnya kedalaman (Gambar 9). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi DO antar lapisan perairan terdapat perbedaaan yang nyata (p>0,05).

Kondisi konsentrasi DO yang rendah pada perairan pelabuhan Tanjung Priok, menunjukkan tiap lapisan perairan tersebut berada dalam kond isi tidak sesuai bagi kehidupan biota laut. Karena berdasarkan Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004, perairan laut yang diperuntukan bagi kehidupan biota laut memiliki kadar DO lebih besar dari 5 mg/l.

Gambar 9. Konsentrasi DO di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Kisaran DO di tiap lapisan perairan Muara Gembong, antara 6,40-6,80 mg/l di lapisan permukaan; 6,10-6,70 mg/l di lapisan tengah; dan 4,10-6,60 mg/l di lapisan dasar (Gambar 9). Konsentrasi DO pada perairan Muara Gembong tertinggi pada lapisan permukaan dan menurun dengan meningkatnya kedalaman, kondisi ini tidak berbeda dengan perairan pelabuhan Tanjung Priok (Gambar 9). Meningkatnya konsentrasi DO pada lapisan permukaan dapat disebabkan karena adanya difusi oksigen dari udara dan proses fotosintesis berlangsung maksimum pada lapisan ini dibandingkan dengan lapisan di bawahnya. Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi DO pada perairan Muara Gembong terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Tingginya kisaran DO di tiap lapisan perairan Muara Gembong dibulan Juni 2005, menunjukan perairan ini dapat menunjang bagi kehidupan biota laut.

0 2 4 6 8 DO (mg/l) 0 2 4 6 8 J u n i O k t o b e r S t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 21 31 4 1 5 1 6 1 71 81 9 2 0 2 12 22 32 4 2 5 0 2 4 6 8 Permukaan Dasar Tengah Baku mutu Biota laut

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

Kadar DO pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok berbeda nyata antar waktu pengamatan, yaitu pada bulan Oktober 2005 kadar DO lebih tinggi. Kisaran DO di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Oktober 2005, antara 1,60-6,80 mg/l di lapisan permukaan; 3,20-4,80 mg/l di lapisan tengah; dan 1,60-4,00 mg/l di lapisan dasar (Gambar 9). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi DO pada perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Dengan kisaran DO yang rendah, menunjukkan perairan pelabuhan Tanjung Priok di tiap lapisan perairan pada bulan Oktober 2005 tidak layak bagi kehidupan biota laut.

Secara umum, kadar DO pada tiap lapisan perairan Muara Gembong berbeda nyata antar waktu, kecuali pada lapisan dasar. Kadar DO pada tiap lapisan perairan Muara Gembong di bulan Oktober 2005 lebih rendah dibandingkan dengan pengamatan sebelumnya, yaitu berkisar antara 4,80-6,80 mg/l di lapisan permukaan; 1,60-5,60 mg/l di lapisan tengah; dan 1,20-6,40 mg/l di lapisan dasar (Gambar 9). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi DO pada perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Kondisi perairan Muara Gembong di bulan Oktober 2005 pada lapisan tengah dan dasar menunjukan kurang layak bagi kehidupan biota laut karena tidak sesuai dengan baku mutu. Perbedaan konsentrasi DO yang terjadi secara temporal, dapat diduga karena adanya perbedaan bahan organik yang terdapat di perairan. Kondisi ini dapat terlihat dari hubungan antar parameter, bahwa pada saat bahan organik di perairan tinggi dapat mempengaruhi kelarutan oksigen yang ada di perairan karena oksigen digunakan untuk mendekomposisi bahan organik (Lampiran 4).

4.1.7. Biochemical Oxygen Demand (BOD5)

Kadar BOD5 secara tidak langsung menunjukkan kandungan bahan organik

yang ada di perairan. Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Juni 2005, terjadi perbedaan konsentrasi BOD5 yang relatif tinggi antara perairan pelabuhan

Tanjung Priok dengan perairan Muara Gembong. Pada perairan pelabuhan Tanjung Priok memiliki konsentrasi BOD5 lebih tinggi dibandingkan dengan

perairan pelabuhan Tanjung Priok, berkisar antara 2,50-20,50 mg/l di lapisan permukaan; 4,70-15,37 mg/l di lapisan tengah; dan 2,90-17,20 mg/l di lapisan dasar (Gambar 10). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, BOD5 antar lapisan

perairan terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05). Konsentrasi BOD5 tertinggi

terjadi pada lapisan permukaan yaitu pada stasiun 15 (Gambar 10). Hal ini diduga karena stasiun 15 mendapat limpasan bahan organik dari daratan. Kondisi perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Juni 2005 di tiap lapisan perairan menunjukkan masih dalam kondisi yang baik bagi kehidupan biota laut, karena memiliki konsentrasi BOD5 kurang dari 20 mg/l (Kep. Men. LH No.51 Tahun

2004).

Gambar 10. Konsentrasi BOD di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Kisaran BOD5 pada perairan Muara Gembong di tiap lapisan perairan,

antara 1,10-3,10 mg/l di lapisan permukaan; 2,26-2,87 mg/l di lapisan tengah; dan

0 5 1 0 1 5 2 0 2 5 BOD (mg/l) 0 5 10 15 20 25 Juni O k t o b e r Stasiun 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 1 2 1 3 1 4 15 1 6 1 7 1 8 19 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 5 10 15 20 25 Dasar Permukaan Tengah Baku mutu Biota laut

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

2,67-5,54 mg/l di lapisan dasar (Gambar 10). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, BOD5 antar lapisan terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05). Gambar 10

menunjukkan konsentrasi BOD5 tertinggi terdapat pada stasiun 2, sedangkan

stasiun yang berperan sebagai dumping site (stasiun 3 dan 4) memiliki konsentrasi BOD5 yang lebih rendah dari stasiun 2. Meskipun konsentrasi BOD5 pada

perairan Muara Gembong di bulan Juni 2005 rendah, namun kondisinya masih baik bagi kehidupan biota laut.

Hasil pengamatan pada bulan Oktober 2005, menunjukkan adanya perubahan nilai BOD5 baik pada perairan pelabuhan Tanjung Priok maupun

perairan Muara Gembong (Gambar 10). Secara umum, kadar BOD5 pada tiap

lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok berbeda nyata antar waktu, kecuali pada lapisan dasar. Konsentrasi BOD5 pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dibulan

Oktober 2005 mengalami penurunan dengan kisaran konsentrasi di tiap lapisan perairan, antara 1,95-19,38 mg/l di lapisan permukaan; 1,38-11,19 mg/l di lapisan tengah; dan 3,64-14,70 mg/l di lapisan dasar (Gambar 10). Perubahan konsent rasi BOD5 antara bulan Juni dengan Oktober 2005 diduga karena aliran sungai yang

membawa bahan organik ke perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Juni 2005 lebih banyak dibandingkan pada bulan Oktober 2005. Kondisi ini dapat ditunjang dari hasil penga matan Hidayati (2006) bahwa kandungan bahan organik dalam sedimen pada bulan Juni 2005 lebih banyak dibandingkan pada bulan Oktober 2005 (Lampiran 5). Walaupun terjadi perbedaan konsentrasi BOD5 di

tiap lapisan, namun berdasarkan hasil uji nilai tengah me nunjukkan tidak terdapat

Dokumen terkait