• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Fisika, Kimia dan Biologi Perairan

4.1.9. Total Nitrogen

Keberadaan nitrogen dalam perairan cenderung tidak banyak, hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan bulan Juni 2005 bahwa secara umum total nitrogen pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong dalam konsentrasi yang rendah. Namun, jika dibandingkan antar keduanya, perairan pelabuhan Tanjung priok memiliki kadar total nitrogen yang lebih rendah dibandingkan perairan Muara Gembong (Gambar 12). Hal ini diduga karena adanya kegiatan pertambakan di sekitar perairan Muara Gembong, sebab pada umumnya sisa-sisa pakan dari ikan dapat menambah nitrogen di perairan. Konsentrasi total nitrogen pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok, berkisar antara 0,1737-1,2462 mg/l pada lapisan permukaan; 0,1503-0,7743 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0264-1,6738 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 12). Berdasarkan hasil uji nilai tengah menunjukkan bahwa perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05).

Kisaran total nitrogen pada tiap lapisan perairan Muara Gembong, antara 0,0111-1,0433 mg/l pada lapisan permukaan; 0,0048-0,8045 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0215-0,3650 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 12). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05), kondisi ini tidak berbeda dengan yang terjadi pada perairan pelabuhan Tanjung Priok.

Gambar 12. Konsentrasi total nitrogen di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Secara umum, kadar total nitrogen pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok berbeda nyata antar waktu, kecuali pada lapisan tengah. Kisaran total nitrogen pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok di bulan Oktober 2005, antara 0,1700-2,0530 mg/l pada lapisan permukaan; 0,2140-0,7200 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,3780-1,0750 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 12). Total nitrogen di perairan pelabuhan Tanjung Priok pada pengamatan bulan Oktober 2005 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Konsentrasi total nitrogen tertinggi pada perairan pelabuhan Tanjung priok terjadi pada stasiun 20 yaitu di lapisan permukaan (Gambar 12).

Berdasarkan antar waktu pengamatan, kadar total nitrogen di tiap lapisan perairan Muara Gembong secara umum tidak berbeda nyata, kecuali di lapisan dasar perairan. Konsentrasi total nitrogen di tiap lapisan perairan, berkisar antara 0,2250-4,3350 mg/l di lapisan permukaan; 0,3150-2,1640 mg/l di lapisan tengah; dan 0,3800-1,5400 mg/l di lapisan dasar (Gambar 12). Kondisi total nitrogen

0 1 2 3 4 5 Total nitrogen (mg/l) 0 1 2 3 4 5 J u n i O k t o b e r T i t i k s t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 1 2 3 4 5 Permukaan Dasar Tengah

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

antar lapisan perairan Muara Gembong tidak berbeda dengan perairan pelabuhan Tanjung Priok yaitu tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0,05). Pada hasil pengamatan bulan Oktober 2005, total nitrogen tertinggi terdapat pada stasiun 1 di lapisan permukaan yaitu sebesar 4,335 mg/l (Gambar 12). Tingginya total nitrogen pada stasiun ini, diduga karena berasal dari buangan tambak yang terbawa oleh arus.

Berdasarkan nilai korelasi antar parameter, total nitrogen mempunyai hubungan yang erat dengan salinitas dan ammonium. Kelarutan nitrogen di perairan akan meningkat dengan menurunnya salinitas. Konsentrasi total nitrogen pada pengamatan bulan Juni dan Oktober 2005 cenderung rendah, hal ini sesuai dengan pernyataan Moore (1962), bahwa keberadaan nitrogen di perairan tidak sebanyak keberadaannya di dalam tanah, sebab terkadang gas nitrogen yang ada di perairan akan terlepas ke atmosfer.

4.1.10. Ammonium

Ammonium merupakan salah satu bentuk nitrogen yang bersifat cukup toksik bagi kehidupan organisme di perairan. Berbeda dengan kondisi total nitrogen, ammonium pada perairan pelabuhan Tanjung Priok lebih tinggi dibandingkan dengan perairan Muara Gembong (Gambar 13). Hal ini diduga karena kadar oksigen di perairan pelabuhan Tanjung Priok lebih rendah, dan pembentukan ammonium bergantung akan keberadaan oksigen terlarut. Karena bentuknya tidak stabil di perairan, maka pada saat oksigen terlarut tinggi pembentukan ammonium menjadi lebih sedikit.

Perairan pelabuhan Tanjung Priok memiliki kisaran ammonium di tiap lapisan perairan, antara 0,0155-0,8020 mg/l di lapisan permukaan; 0,0007-0,4538 mg/l di lapisan tengah; dan 0,0291-1,6157 mg/l di lapisan dasar (Gambar 13). Berdasarkan hasil uji nilai tengah menunjukkan bahwa ammonium pada perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Gambar 13 menunjukkan konsentrasi ammonium yang tinggi terdapat pada stasiun 24 dan 25 di dasar perairan, hal ini diduga karena kedua stasiun ini merupakan stasiun yang dekat dengan bermuaranya sungai Ancol, yang membawa buangan bahan organik yang berasal dari daratan (Gambar 13).

Ammonium pada tiap lapisan perairan Muara Gembong sangat rendah, berkisar antara 0,0009-0,0237 mg/l pada lapisan permukaan; 0,0009-0,0298 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0009-0,0579 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 13). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, kadar ammonium pada perairan Muara Gembong sama dengan perairan pelabuhan Tanjung Priok, yaitu tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05).

Gambar 13. Konsentrasi ammonium di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Secara temporal, kondisi ammonium pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong berbeda nyata. Konsentrasi ammonium di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok pada pengamatan bulan Oktober 2005 lebih tinggi dibandingkan dengan pengamatan bulan Juni 2005, dengan kisaran konsentrasi antara 0,1890-1,1800 mg/l di lapisan permukaan; 0,3060-0,5300 mg/l di lapisan tengah; dan 0,2190-1,2270 mg/l di lapisan dasar (Gambar 13). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi ammonium di perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak berbeda nyata antar lapisan

0 . 0 0 . 2 0 . 4 0 . 6 0 . 8 1 . 0 1 . 2 1 . 4 1 . 6 1 . 8 Ammonium (mg/l) 0 . 0 0 . 2 0 . 4 0 . 6 0 . 8 1 . 0 1 . 2 1 . 4 1 . 6 1 . 8 J u n i O k t o b e r S t a s i u n 1 2 2A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 17 18 19 20 21 22 2 3 2 4 2 5 0 . 0 0 . 2 0 . 4 0 . 6 0 . 8 1 . 0 1 . 2 1 . 4 1 . 6 1 . 8 Permukaan Dasar Tengah

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

(p>0,05), kondisi ini tidak berbeda pada pengamatan sebelumnya. Pada pengamatan bulan Oktober 2005 terdapat stasiun yang memiliki konsentrasi ammonium tertinggi, yaitu pada stasiun 15 di lapisan dasar (Gambar 13). Tingginya total nitrogen pada stasiun 15 diduga berasal dari daratan yang masuk ke perairan melalui run off.

Konsentrasi ammonium pada tiap lapisan perairan Muara Gembong, berkisar antara 0,0650-0,1200 mg/l pada lapisan permukaan; 0,0720-0,1400 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0480-0,3320 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 13). Hal ini menunjukkan bahwa pada pengamatan bulan Oktober 2005, perairan Muara Gembong memiliki ammonium lebih tinggi dibandingkan pada pengamatan bulan Juni 2005. Stasiun yang memiliki konsentrasi ammonium tertinggi terdapat pada stasiun 4 yaitu pada lapisan dasar perairan, kondisi ini tidak berubah pada pengamatan sebelumnya dengan konsentrasi sebesar 0,3320 mg/l (Gambar 13). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi ammonium di perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan (p>0,05).

4.1.11. Total Fosfat

Fosfat merupakan salah satu unsur hara yang bersifat esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme di laut. Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Juni 2005, total fosfat di perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong pada umumnya tergolong tinggi (Gambar 14). Namun jika dibandingkan antar kedua perairan, perairan pelabuhan Tanjung Priok memiliki konsentrasi total fosfat lebih tinggi. Kondisi ini terjadi diduga karena pada perairan pelabuhan Tanjung Priok terdapat aktivitas domestik dan industri lebih tinggi dibandingkan dengan perairan Muara Gembong.

Konsentrasi total fosfat pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok di bulan Juni 2005, berkisar antara 0,0009-1,6892 mg/l pada lapisan pemukaan; 0,0210-1,6010 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0390-1,7970 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 14). Pada Gambar 14 terlihat bahwa total fosfat yang berada di dalam area pelabuhan (stasiun 15-25) lebih rendah dibandingkan di luar pelabuhan (stasiun 6-14). Berdasarkan hasil uji nilai tengah menunjukkan

perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05).

Gambar 14. Konsentrasi total fosfat di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Perairan Muara Gembong memiliki kisaran total fosfat di tiap lapisan, antara 0,0009-0,0764 mg/l di lapisan permukaan; 0,0207-0,3162 mg/l di lapisan tengah; dan 0,0076-0,1391 mg/l di lapisan dasar. Total fosfat tertinggi terjadi pada stasiun 2 di lapisan tengah perairan yaitu mencapai 0,3162 mg/l (Gambar 14). Sedangkan pada stasuin 3 dan 4 (dumping site) memiliki konsentrasi total fosfat yang sangat rendah. Perbedaan total fosfat ini diduga karena stasiun 2 menerima masukan buangan dosmetik dari tempat lain bukan berasal dari hasil pengerukan sedimen perairan pelabuhan Tanjung Priok, melainkan diduga berasal dari buangan kegiatan pertambakan yang terbawa oleh arus. Hasil uji nilai tengah menunjukkan bahwa pada perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05).

ADP 0 . 0 0 . 5 1 . 0 1 . 5 2 . 0 Total fosfat (mg/l) 0 . 0 0 . 5 1 . 0 1 . 5 2 . 0 J u n i O k t o b e r S t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 . 0 0 . 5 1 . 0 1 . 5 2 . 0 Permukaan Dasar Tengah

Muara Gembong Tanjung Priok

Baku mutu Biota laut

ALP

Keterangan: ALP = Area Luar Pelabuhan, ADP = Area Dalam Pelabuhan

Tingginya total fosfat pada bulan Juni 2005, diduga karena pada bulan ini kandungan bahan organik cenderung lebih tinggi. Karena total fosfat merupakan jumlah fosfat dalam bentuk organik dan anorganik, dan fosfat organik banyak terdapat pada perairan yang mengandung banyak bahan organik. Hal tersebut dapat terlihat dari konsentrasi COD dan BOD5 dalam jumlah tinggi pada bulan

Juni 2005, hal ini pula diduga yang menyebabkan total fosfat tinggi pada area luar pelabuhan. Kondisi di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong pada bulan Juni 2005 berada dalam kondisi yang tidak baik bagi kehidupan biota laut, karena berdasarkan Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004, perairan laut yang baik bagi kehidupan biota laut memiliki konsentrasi total fosfat tidak lebih dari 0,015 mg/l.

Secara umum, kadar total fosfat pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak berbeda nyata antar waktu, kecuali pada lapisan dasar. Kisaran total fosfat di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Oktober 2005, antara 0,0140-0,1790 mg/l di lapisan permukaan; 0,0040-0,0640 mg/l di lapisan tengah; dan 0,0120-0,1190 mg/l di lapisan dasar (Gambar 14). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, kondisi total fosfat pada bulan Oktober 2005 sama pada pengamatan sebelumnya, yaitu tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Kondisi perairan pelabuhan Tanjung Priok di tiap lapisan tidak berbeda dengan pengamatan sebelumnya, yaitu tidak baik bagi kehidupan biota laut.

Secara umum, total fosfat pada tiap lapisan perairan Muara Gembong tidak berbeda nyata antar waktu, kecuali pada lapisan tengah. Kisaran total fosfat di tiap lapisan perairan, antara 0,0009-0,0350 mg/l di lapisan permukaan; 0,0009- 0,0180 mg/l di lapisan tengah; dan 0,0009-0,0430 mg/l di lapisan dasar (Gambar 14). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi total fosfat di tiap lapisan perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05). Kondisi di lapisan dasar perairan Muara Gembong pada bulan Oktober 2005 berada dalam kondisi tidak baik bagi kehidupan biota laut.

4.1.12. Kadmium (Cd)

Hasil pengamatan pada bulan Juni 2005 menunjukkan kadar kadmium di perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong dalam kondisi yang relatif seragam (Gambar 15). Namun jika dibandingkan antar keduanya, perairan pelabuhan Tanjung Priok memiliki konsentrasi kadmium lebih tinggi yaitu berkisar antara 0,00009-0,00010 mg/l di lapisan permukaan; 0,00009- 0,00020 mg/l di lapisan tengah dan dasar (Gambar 15). Hal ini diduga karena perairan pelabuhan Tanjung Priok merupakan perairan yang aktif untuk kegiatan pelabuhan serta bermuaranya dua sungai yaitu sungai Ancol dan sungai Sunter. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Saeni (1989) bahwa kadmium sebagai zat pencemar umum ditemukan di dalam air dan sedimen pada pelabuhan-pelabuhan sekitar instalasi industri dan dapat ditemukan pada penimbunan sampah-sampah. Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi kadmium antar lapisan terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05).

Gambar 15. Konsentrasi kadmium di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

0 . 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 0 5 0 . 0 0 0 1 0 0 . 0 0 0 1 5 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 2 5 Kadmium (mg/l) 0 . 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 0 5 0 . 0 0 0 1 0 0 . 0 0 0 1 5 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 2 5 J u n i O k t o b e r S t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 . 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 0 5 0 . 0 0 0 1 0 0 . 0 0 0 1 5 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 2 5 Dasar Permukaan Tengah

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

Sedangkan pada tiap lapisan perairan Muara Gembong memiliki kadar kadmium sebesar kurang dari 0,0001 mg/l. Kondisi ini homogen disemua lapisan perairan dan stasiun (Gambar 15). Hal ini sesuai dengan uji nilai tengah bahwa konsentrasi kadmium di tiap lapisan perairan tidak berbeda nya ta (p>0,05).

Kadar kadmium di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong tidak berbeda nyata antar waktu, dengan kadar kadmium pada bulan Oktober 2005 sebesar kurang dari 0,0001 mg/l (Gambar 15). Kondisi ini terlihat dari hasil uji nilai tengah, bahwa kadar kadmium di tiap lapisan perairan tidak berbeda nyata (p>0,05). Secara umum, kondisi kadmium pada pengamatan bulan Juni dan Oktober 2005 dikedua perairan berada dalam kondisi yang sangat rendah. Hal ini diduga karena kadmium cenderung sulit untuk larut dalam air dan mengendap atau bersatu dengan sedimen (Effendi 2000). Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Juni dan Oktober 2005 perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong tergolong sesuai dengan perairan yang diperuntukan bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan, karena perairan yang diperuntukan bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan memiliki kadar kadmium masing- masing sebesar 0,001 mg/l dan 0,01 mg/l (Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004).

4.1.13. Kromium Heksavalen (Cr6+)

Kromium heksavalen bersifat toksik bagi kehidupan biota laut. Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Juni 2005, konsentrasi kromium pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong dalam kondisi yang sama yaitu memiliki kadar kromium sebesar kurang dari 0,001 mg/l. Kadar kromium pada bulan Juni 2005 homogen di setiap stasiun dan lapisan perairan, hal ini terjadi pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong (Gambar 16). Dengan kadar Cr6+ yang rendah pada bulan Juni 2005 menunjukkan kedua perairan berada pada kondisi yang sesuai bagi kehidupan biota laut. Karena kadar kromium yang diperkenankan bagi kehidupan biota laut maksimal sebesar 0,005 mg/l (Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004).

Gambar 16. Konsentrasi kromium di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Secara umum, kadar Cr6+ pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok berbeda nyata antar waktu, kecuali pada lapisan tengah perairan. Perbedaan yang terjadi dapat terlihat dari meningkatnya kadar Cr6+ pada bulan Oktober 2005 (Gambar 16). Tingginya kadar Cr6+ diduga bahwa industri- industri yang berada di sekitar sungai Sunter dan sungai Ancol membuang limbah ke perairan tidak dalam jumlah yang sama setiap hari atau bulannya, sehingga diduga buangan kromium melalui aliran sungai pada bulan Oktober 2005 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Juni 2005. Konsentrasi Cr6+ pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok, berkisar antara 0,0009-0,0400 mg/l pada lapisan permukaan; 0,0009-0,0200 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0009-0,0400 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 16). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi Cr6+ di perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan (p>0,05). Kadar Cr6+ yang tinggi cenderung terjadi pada perairan yang berada di luar area pelabuhan yaitu pada stasiun 9 dan 11 di lapisan

0 . 0 0 0 . 0 1 0 . 0 2 0 . 0 3 0 . 0 4 0 . 0 5 0 . 0 6 Kromium (mg/l) 0 . 0 0 0 . 0 1 0 . 0 2 0 . 0 3 0 . 0 4 0 . 0 5 0 . 0 6 J u n i O k t o b e r S t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 . 0 0 0 . 0 1 0 . 0 2 0 . 0 3 0 . 0 4 0 . 0 5 0 . 0 6 Permukaan Dasar Tengah

Muara Gembong Tanjung Priok

Baku mutu Biota laut

ALP ADP

dasar dan permukaan perairan (Gambar 16). Masuknya Cr6+ pada perairan di luar area pelabuhan Tanjung priok diduga berasal dari industri perakitan mobil dan sepeda di sekitar sungai Sunter yang bermuara di sebelah barat luar area pelabuhan Tanjung Priok (Lampiran 7).

Tidak berbeda dengan kondisi di perairan pelabuhan Tanjung Priok, kadar Cr6+ pada tiap lapisan perairan Muara Gembong berbeda nyata antar waktu. Kisaran Cr6+ pada bulan Oktober 2005 di tiap lapisan perairan Muara Gembong, antara 0,0200-0,0400 mg/l di lapisan permukaan; 0,0100-0,0300 mg/l di lapisan tengah; dan 0,0200-0,0500 mg/l di lapisan dasar (Gambar 16). Hasil ini menunjukan konsentrasi Cr6+ di perairan Muara Gembong lebih tinggi dibandingkan dengan perairan pelabuhan Tanjung Priok. Hasil uji nilai tengah menunjukan konsentrasi Cr6+ pada bulan Oktober 2005 di perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan antar lapisan perairan (p>0,05). Konsentrasi Cr6+ tertinggi terjadi pada stasiun 5 yaitu di lapisan dasar perairan, hal ini diduga karena stasiun 5 merupakan stasiun yang terdekat dengan daratan. Karena selain berasal dari buangan industri, masuknya Cr6+ ke dalam perairan dapat berasal dari peristiwa erosi pada batuan mineral (Palar 2004). Kadar Cr6+ yang tinggi pada bulan Oktober 2005, menunjukkan bahwa kondisi perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong pada bulan ini berada dalam kondisi yang tidak sesuai bagi kehidupan biota laut.

4.1.14. Timbal (Pb)

Hasil pengamatan pada bulan Juni dan Oktober 2005 menunjukkan bahwa konsentrasi timbal dalam perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong dalam jumlah yang sangat rendah yaitu mencapai kurang dari 0,001 mg/l, dan kondisi ini homogen di semua stasiun dan lapisan perairan. Hal ini diduga karena sifat dari timbal yang cenderung tidak mudah larut dalam air dan terserap dengan baik oleh tanah (Effendi 2003). Dengan kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kondisi perairan baik pada perairan pelabuhan Tanjung Priok maupun perairan Muara Gembong tergolong dalam kondisi baik bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan. Karena berdasarkan Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004, perairan yang diperuntukan bagi kehidupan biota laut dan kegiatan

pelabuhan memiliki konsentrasi timbal masing- masing sebesar 0,008 mg/l dan 0,05 mg/l.

4.1.15. Arsen (As)

Berdasarkan hasil pengamatan bulan Juni 2005, konsentrasi arsen pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong tergolong rendah. Konsentrasi arsen pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok, berkisar antara 0,0004-0,0012 mg/l pada lapisan permukaan; 0,0004-0,0015 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0007-0,0017 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 17). Hasil uji nilai tengah menunjukkan konsentrasi arsen antar lapisan terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05).

Kisaran konsentrasi arsen pada tiap lapisan perairan Muara Gembong, antara 0,0004-0,0008 mg/l pada lapisan permukaan; 0,0004-0,0010 mg/l pada lapisan tengah; dan 0,0008-0,0012 mg/l pada lapisan dasar (Gambar 17). Kondisi ini menunjukan bahwa konsentrasi arsen pada perairan Muara Gembong lebih rendah dibandingkan dengan perairan pelabuhan Tanjung Priok (Gambar 17). Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi arsen antar lapisan terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05). Rendahnya konsentrasi arsen pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong menunjukkan perairan keduanya tergolong baik bagi kehidupan biota laut, karena kadar arsen yang aman bagi kehidupan biota laut maksimal sebesar 0,012 mg/l (Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004).

Secara temporal, konsentrasi arsen pada pengamatan bulan Oktober 2005 lebih tinggi dibandingkan pada bulan Juni 2005 baik pada perairan pelabuhan Tanjung Priok maupun perairan Muara Gembong (Gambar 17). Hal ini diduga karena jumlah buangan yang mengandung arsen pada aliran sungai dalam jumlah yang tinggi pada bulan Oktober. Masuknya arsen ke perairan diduga berasal dari industri gelas, tekstil dan cat, selain itu juga berasal dari lahan pertanian yang menggunakan insektisida di sekitar sungai Sunter dan sungai Ancol. Perairan pelabuhan Tanjung Priok memiliki kisaran konsentrasi arsen di tiap lapisan perairan, antara 0,0004-0,0310 mg/l di lapisan permukaan; 0,0004-0,0027 mg/l di lapisan tengah; dan 0,0004-0,0049 mg/l di lapisan dasar (Gambar 17).

Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi arsen di perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan (p>0,05). Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Oktober 2005 tergolong baik di tiap lapisan perairan.

Gambar 17. Konsentrasi arsen di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok (stasiun 6-25) dan perairan Muara Gembong (stasiun 1-5) pada bulan Juni dan Oktober 2005

Perairan Muara Gembong memiliki kisaran arsen di tiap lapisan perairan, antara 0,0004-0,0290 mg/l di lapisan permukaan; 0,0020-0,0870 mg/l di lapisan tengah; dan 0,0004-0,0350 mg/l di lapisan dasar (Gambar 17). Walaupun kisaran arsen berbeda di tiap lapisan, namun berdasarkan hasil uji nilai tengah tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05). Berdasarkan gambar terlihat bahwa konsentrasi arsen tertinggi terdapat di stasiun 2A yaitu pada lapisan tengah (Gambar 17). Hal ini diduga karena adanya arus yang membawa arsen hingga ke stasiun 2A, karena berdasarkan Diniah (1995) logam berat dapat disebarkan oleh turbulensi dan arus laut. Hasil pengamatan pada bulan Oktober 2005

0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 Arsen (mg/l) 0 . 0 0 0 . 0 2 0 . 0 4 0 . 0 6 0 . 0 8 0 . 1 0 J u n i Oktober S t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 . 0 0 0 . 0 2 0 . 0 4 0 . 0 6 0 . 0 8 0 . 1 0 Permukaan Dasar Tengah Baku mutu Biota laut

Muara Gembong Tanjung Priok

ALP ADP

menunjukkan konsentrasi arsen di tiap lapisan perairan Muara Gembong tergolong kurang baik bagi kehidupan biota laut, karena memiliki konsentrasi lebih dari 0,012 mg/l.

4.1.16. Merkuri (Hg)

Hasil pengamatan pada bulan Juni 2005, menunjukkan kadar merkuri di perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong tergolong rendah (Gambar 18). Kisaran konsentrasi merkuri di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok, antara 0,0004-0,0006 mg/l di lapisan (permukaan dan tengah); dan 0,0004-0,0007 mg/l di lapisan dasar. Konsentrasi merkuri tertinggi terjadi pada stasiun 11 di lapisan dasar perairan (Gambar 18). Hal ini diduga bahwa merkuri pada stasiun 11 mendapat masukan dari sungai Sunter yang bermuara di sebelah Barat pelabuhan Tanjung Priok. Walaupun memiliki konsentrasi merkuri yang berbeda di tiap lapisan, namun pada umumnya tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Konsentrasi Merkuri di perairan dapat bersumber dari industri- industri seperti farmasi yang membuang hasil buangannya ke sungai dan terbawa hingga ke perairan laut. Rendahnya konsentrasi merkuri pada perairan pelabuhan Tanjung Priok menunjukkan bahwa perairan ini masih sesuai dengan perairan yang diperuntukan bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan, karena memiliki konsentrasi kurang dari 0,001 dan 0,003 mg/l (Kep. Men. LH No. 51 Tahun 2004).

Kisaran merkuri di tiap lapisan perairan Muara Gembong pada bulan Juni 2005 kurang dari 0,0005 mg/l di lapisan permukaan dan tengah; dan 0,0004- 0,0006 di lapisan dasar (Gambar 18). Hasil uji nilai tengah menunjukkan konsentrasi merkuri tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan (p>0,05). Konsentrasi Merkuri tertinggi terdapat pada lapisan dasar perairan yaitu pada stasiun 1 (Gambar 18). Sama halnya dengan perairan pelabuhan Tanjung

Dokumen terkait