• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

2.4 Suku India Tamil Malaysia

Berdasarkan sejarah, masyarakat India merupakan keturunan ras Iberian yang tergolong dalam ras Kaukasoid yang diberi nama dengan Dravida. Pada 300 Masihi, orang Aryan berketurunan Kaukasoid menempati Dravida. Pada masa kini, orang India Utara mempunyai ciri Aryan sementara orang India Selatan mempunyai ciri Dravida.28

Kelompok ras mayor di dunia diklasifikasikan sebagai Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, dan Australoid. Masyarakat Malaysia di Semenanjung Malaysia terdiri atas tiga kaum terbesar yaitu Melayu, Cina dan India. Kaum Melayu dan Cina termasuk dalam kelompok ras Mongoloid sedangkan suku India termasuk dalam kelompok ras Kaukasoid.29

Orang India di Indonesia terbanyak tinggal di Pulau Sumatera. Suku India Tamil Malaysia terbagi pada beberapa suku yaitu Tamil, Telugu, Malayali, Ceylon dan lain. Orang India yang datang ke Malaysia kebanyakannya berasal dari India Selatan di mana sebagian besar terdiri dari orang Tamil. Salah satu karateristik ras Kaukasoid adalah mempunyai gigi berbentuk shovel dimana menurut Hashim Yaacob dkk, 51% dari orang India mempunyai gigi berbentuk shovel.9,30

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Pasien datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Diskrepansi

Maloklusi Klas II Maloklusi Klas I Maloklusi Klas III

Gigi Permanen Maloklusi

Anamnesis Analisis

Model Fotografi Analisis Fungsional Analisis Roentgen Analisis

Pemeriksaan Ekstraoral Pemeriksaan Intraoral Diagnosis Ortodonti Gigi Desidui Indeks Pont Analisis Howes Analisis Bolton Analisis Korkhaus Ras

Rasio Anterior Rasio Keseluruhan Suku India Tamil Malaysia

Ras Mongoloid Ras Negroid Ras Australoid Ras Kaukasoid

Keterangan :

Variabel Penelitian

Suku India Tamil Malaysia Mahasiswa FKG USU 1. Suku/Ras

2. Jenis Kelamin (Laki-laki/Perempuan) 3. Usia ≥ 18 tahun

4. Bahan pencetakan 5. Waktu pencetakan

Rasio keseluruhan dan anterior.

Jumlah ukuran lebar mesiodistal gigi.

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir, kebutuhan perawatan ortodonti semakin meningkat dari tahun ke tahun. Perawatan ortodonti meliputi perawatan maloklusi dan posisi gigi. Tujuan perawatan ortodonti adalah untuk mendapatkan susunan gigi yang ideal, struktur yang seimbang dan estetik yang baik. Sejak zaman dahulu, gigi berjejal telah menjadi permasalahan.1,2

Pada tahun 1968, Salzmann mengatakan bahwa maloklusi dapat mempengaruh fungsi bicara dan estetik. Maloklusi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu tulang, gigi, jaringan lunak, lingkungan dan genetik. Menurut Andrews (1972), maloklusi didefinisikan sebagai penyimpangan dari susunan oklusi yang normal. Faktor yang mempengaruhi oklusi normal yaitu tulang, jaringan lunak, dan gigi. Klasifikasi maloklusi diperkenalkan oleh Angle pada tahun 1980-an dan suatu langkah penting dalam perkembangan ortodonti. Klasifikasi Angle terdiri dari maloklusi Klas I, Klas II, dan Klas III. Harris dan Smith (1982), mengatakan bahwa faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi posisi dan oklusi gigi dibandingkan faktor keturunan.3

Salah satu faktor penyebab maloklusi adalah diskrepansi ukuran gigi, dalam hal ukuran, dimana ukuran mesiodistal gigi yang lebih besar atau yang lebih kecil dari normal akan menyebabkan perubahan bentuk lengkung geligi dan inklinasi gigi. Menurut Proffit dkk, Tooth-Size Discrepancy (TSD) didefinisikan sebagai suatu disproporsi antara ukuran gigi seseorang individu. Untuk memperoleh oklusi yang normal, ukuran gigi harus proporsional. Sebagian besar masyarakat memiliki ukuran gigi yang sesuai, tetapi sekitar 5% dari populasi memiliki derajat disproporsi antara ukuran gigi. Disproporsi ukuran gigi ini disebut dengan Tooth Size Discrepancy (TSD) atau penyimpangan ukuran gigi.4,5

yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Prosedur standar tersebut meliputi anamnesis, pemeriksaan intra oral, ekstra oral, analisis fungsional, analisis rontgen, analisis fotografi, dan analisis model yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. Salah satu jenis analisis yang sering dipakai adalah analisis model. Analisis model pada gigi permanen terdiri dari indeks Pont, analisis Korkhaus, analisis Howes dan analisis Bolton.6,7

Pada tahun 1958, Dr. Wayne Bolton memperkenalkan suatu analisis yang biasanya disebut Bolton’s Analysis, dimana Bolton melihat hubungan antara ukuran mesiodistal gigi pada maksila dan mandibula. Analisis Bolton merupakan perhitungan yang sangat berguna untuk diagnosis ortodonti. Analisis Bolton merupakan metode untuk menentukan suatu rasio dari ukuran lebar mesiodistal gigi permanen pada maksila terhadap pada mandibula, yang dikenal juga dengan istilah tooth size discrepancy.8,9

Beberapa penelitian tentang pengujian analisis Bolton telah dilakukan. Banyak dijumpai variasi pada ras-ras yang berbeda, seperti penelitian Munjal S dkk, pada tahun 2006 yang dilakukan pada populasi India Utara dimana hasil berupa rasio anterior 80,47% dan rasio keseluruhan 92,93%. Penelitian Trehan M pada tahun 2012 yang dilakukan pada populasi Jaipur menyatakan rasio anterior 76,82% dan rasio keseluruhan 91,24%. Penelitian Rawar LR dan Jayede PV pada tahun 2013 yang dilakukan pada populasi Kartanaka Utara menunjukkan rasio anterior 76,66% dan rasio keseluruhan 90,92%. Ketiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa analisis Bolton dapat diterapkan. Sementara itu, penelitian Anil S dan Monika M pada tahun 2008 yang dilakukan pada populasi Himachali mendapatkan rasio anterior 77,76% dan rasio keseluruhan 92,02% dimana hasil menunjukkan tidak dapat untuk diterapkan karena terdapat perbedaan bermakna pada gigi insisivus lateralis, premolar dan molar pertama.10,11,12,13

manusia (polytypic) yang disebut dengan ras. Ras biasanya berhubungan dengan daerah geografis tertentu. Kelompok ras di dunia diklasifikasikan sebagai Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, dan Australoid (Aborigin Australia). Kaum India termasuk dalam sub-kelompok Kaukasoid yang disebut sebagai Indo-Dravida. Faktor suku juga mempengaruhi ukuran lebar mesiodistal gigi. Penelitian Thu K.M dkk, pada tahun 2005 yang dilakukan pada suku Cina, Melayu dan India lebar mesiodistal gigi suku Cina lebih besar dari suku Melayu dan Suku Melayu lebih besar dari suku India Tamil Malaysia.14

Penelitian uji validitas analisis Bolton telah dilakukan sebelumnya pada suku Batak dan Deutro Melayu. Penelitian Andrew pada tahun 2007 yang dilakukan pada suku Deutro Melayu mendapatkan rasio anterior 77,91% dan rasio keseluruhan 90,91% menunjukkan bahwa analisis Bolton dapat diterapkan. Hal ini berbeda dengan penelitian Budi pada tahun 2012 yang dilakukan pada suku Batak rasio anterior 79,24% dan rasio keseluruhan 92,19% yang menunjukkan yaitu adanya perbedaan bermakna adanya selisih ukuran lebar mesiodistal antara suku Batak dan ras Kaukasoid pada maksila 1,83 mm dan pada mandibula 2,73 mm.15,16 Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin melakukan uji validitas analisis Bolton pada suku India Tamil Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dokumen terkait